Gambar 7. 24 Grafik Akses Kesehatan Desa Kabupaten Sintang
Sumber: Analisis Penyusun, 2021
Grafik di atas merupakan olahan dari data survei potensi desa tahun 2019. Sebanyak 89% desa di Kabupaten Sintang belum memiliki sarana kesehatan. 43% desa memiliki aksesibilitas kesehatan yang sulit sedangkan 28% lainnya memiliki aksesibilitas sangat sulit. Berdasarkan Bupati Sintang Jarot Winarno, terdapat beberapa permasalahan mendasar yang menyebabkan masalah kesehatan di Kabupaten Sintang, seperti: kemiskinan, kurangnya ketahanan pangan dan gizi, kesehatan lingkungan, sanitasi, penyiapan air bersih, dan stunting. Akses infrastruktur jalan juga menjadi masalah karena kualitas jalan yang buruk menyebabkan 22 puskesmas di Kabupaten Sintang tidak mampu menjangkau 391 desa yang ada. Dengan demikian, diperlukan analisis infrastruktur pendukung kesehatan dan kebersihan di lingkungan masyarakat. a. Kondisi drainase masih mengandalkan parit dan bersifat konvensional dimana air hujan menyatu dengan air limbah sehingga ketika curah hujan tinggi berpotensi mengakibatkan luapan air drainase dan limbah. Sebanyak 84,4% drainase dalam kondisi tidak baik. b. Belum terdapat SPAL dan IPLT sesuai standar, aksesibilitas masyarakat ke jamban sehat hanya mencapai 61,6%, rasio penduduk masih BABSS tahun 2018 mencapai 75%. c. Menurut Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2021-2026, akses air bersih masyarakat masih tergolong dalam kategori buruk (<50%). Tahun 2020, rumah tangga 298