4 minute read

Gambar 7. 39 Konsep Agropolitan

Gambar 7. 39 Konsep Agropolitan

Sumber: Soenarno, 2003

Advertisement

7.5.2.2 Infrastruktur Pendukung Pertanian

Infrastruktur yang dimaksud digunakan untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis yang utuh dan holistic pada kawasan agropolitan berua dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang sistem agribisnis hulu seperti bibit, benih, mesin, peralatan pertanian, pupuk, dan lainnya. Selain itu terdapat juga dukungan sarana dan prasara untuk menunjang subsistem pertanian guna peningkatan produksi dan produktivitas usaha budi daya. Dan yang terakhir adanya dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung subsistem agribisnis hilir berupa industri pengolahan hasil pertanian sebelum dipasarkan guna memperpanjang rantai nilai dan nilai tambah dari komoditas pertanian tersebut.

7.5.2.3 Sistem Agribisnis

Agribisnis merupakan kegiatan usaha yang meliputi mata rantai produksi, pengelolaan sampe ke pemasaran yanga da kaitannya dengan pertanian (Soekartawati, 2005). Sistem agribisnis mengedepankan keterkaitan antara kegiatan usaha yang menunjang pertanian dan kegiatan yang ditunjang oleh pertanian. Menurut Sutawi (2002) terdapat 5 sub sistem dari sistem agribisnis yaitu sub sistem agribisnis hulu (industri yang menghasilkan barang modal bagi pertanian), sub sistem usaha tani (kegiatan yang menggunakan barang modal dan sumber daya alam untuk menghasilkan komoditas primer), sub sistem pengolahan (industri yang mengolah komoditas primer menjadi barang setengah jadi atau jadi, sub sistem pemasaran (kegiatan untuk memperlancar pemasaran komoditas) dann sub sistem jasa.

7.5.2.4 Sektor Unggulan

Sektor unggulan perekonomian adalah sektor yang memiliki ketangguhan dan kemampuan tinggi sehingga dapat dijadikan sebagai tumpuan harapan pembangunan ekonomi. Sektor unggulan dapat dikatakan sebagai tulang punggung dan penggerak perekonomian, sektor kunci, dan sektor pemimpin perekonomian suatu wilayah. Dikutip berdasarkan pendapat Departemen Pertanian (2015) struktur perekonomian suatu wilayah atau daerah dapat dicerminkan melalui sektor unggulan sebagai suatu karakteristik dari perkonomian wilayah tersebut. Pengemabangan ekonomi di Indonesia saat ini difokuskan pada pengembangan sektor ekonomi unggulan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat luas dan potensi masyarakat sekaligus sesuai dengan sumber daya ekonomi lokal. Menurut Sambodo dalam Usya (2006), suatu sektor dapat dikatakan sebagai sektor unggulan jika memenuhi beberapa persyartan seperti:

a. Sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi b. Sektor tersebut mampu menyerap tenaga kerja yang relative besar c. Sektor tersebut memiliki keterkaitan ekonomi kedepan dan kebelakang (forward-backward linkages) d. Sektor tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi

7.5.3 Kajian Dokumen

7.5.3.1 RTRW Kabupaten Sintang Tahun 2016-2036

Tujuan dari penataan ruang Kabupaten Sintang yaitu “Untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Sintang yang aman, nyaman, produktif dan berkualitas menuju kabupaten mandiri, demokratis, dan sejahtera berbasis pertanian, perkebunan dan pariwisata yang didukung oleh sistem permukiman dan pengelolaan sumberdaya yang berdaya saing dan berkelanjutan, serta pengembangan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan”. Tujuan tersebut secara jelas memberikan arahan penataan ruang Kabupaten Sintang akan berbasis pada pertanian dan perkebunan dimana berkaitan dengan konsep pengembangan kawasa agropolitan. Salah satu strategi yang direncanakan yaitu “mengarahkan pengembangan budidaya pertanian dan perkebunan sesuai

dengan rencana perkebunan kabupaten di luar kawasan lindung dan kawasan berfungsi lindung dan mengarahkan pada komoditi unggulan daerah untuk meningkatkan perekonomian wilayah kabupaten serta mendukung perwujudan Kabupaten Sintang sebagai daerah agribisnis”.

Pada rencana pola ruang Kabupaten Sintang Tahun 2016-2036, kawasan budidaya yang direncakan salah satunya kawasan peruntukan peruntukan permukan perdesaa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang salah satunya meliputi kawasan Agropolitan di Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Dedai, dan Kecamatan Sungai Tebelian. Selain itu pemerintah kabupaten juga menetapkan kawasan strategis yang terdiri atas kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, dan kawasan strategis kabupaten. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagaimana yang dimaksud pada poin tersebut salah satunya meliputi Kawasan Agropolitan yang terdapat di Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Dedai dan Kecamatan Sungai Tebelian.

7.5.3.2 RPJPD Kabupaten Sitang Tahun

Berdasarkan RPJPD Kabupaten Sintang Tahun 2006-2025 memuat visi pembangunan “Kabupaten Sintang Tahun 2006-2025 yaitu Kabupaten Sintang Maju, Mandiri, dan Sejahteran Tahun 2025” . Dalam mewujudkan visi tersebut ditempuh elalui 8 misi pembangun namun disini hanya disembutkan pada misi yang berkaitan dengan topik pembahasan yaitu misi nomer 1 yang menitik beratkan percepatan pertumbuhan ekonomi pelalui peningkatan inevstasi yang diorientasikan pada peningkatan kemampuan produksi pertanian dan perkebunan serta pengolahan hasil akhir produk. Misi ini dirasa dapat terwujud dan bersinergi dengan konsep pengembangan kawasan agropolitan pada kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi.

7.5.3.3 RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2021-2026

Visi pembangunan dalam dokumen RPJMD pada periode 2021-2026 adalah “Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sintang yang Cerdas, Sehat, Rukun, Sejahtera, Maju dan Lestari didukung Penerapan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Dan Bersih pada Tahun 2026”. Pada visi ini terdapat aspek sejahtera dimana kebutuhan masyarakat terpenuhi secara optimal, adil

dan merata. Masyarakat Kabupaten Sintang yang lebih sejahtera akan dicapai melalui berbagai upaya yang difokuskan pada (1) Pembangunan perekonomian daerah berbasis potensi lokal yang berdaya saing tinggi dan (2) Pengembangan investasi yang berbasis potensi lokal melalui perwujudan sinergitas UMKM dan dunia usaha skala menengah dan besar.

Selain itu salah satu cara untuk mewujudkan visi tersebut yang tertuang dalam misi adalah mengembangkan ekonomi Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pedesaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, yaitu mendorong peningkatan kegiatan ekonomi sesuai dengan potensi ekonomi daerah dan desa untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis perdesaan dengan konsep agropolitan secara tidak langsung menjadi mandate Kabupaten Sintang yang berujung pada penetapan strategi dan arah kebijakan.

7.5.4 Metode Penelitian

7.5.4.1 Metode Penelitian

Data yang dikumpulkan bersifat sekunder dan merupakan data yang berkaitan dengan perekonomian, sektor industri, serta data sarana prasarana. Data berasal dari berbagai sumber, antara lain BPS, Bappedalitbang Kabupaten Sintang, dokumen perencanaan, peraturan perundang-undangan, website resmi pemerintah dan berbagai literatur online.

7.5.4.2 Metode Pengolahan Data

Metode pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Analisis Deskriptif dilakukan dengan menganalisis, menggambarkan, dan melihat keterkaitan dari berbagai data untuk menghasilkan suatu gambaran akurat mengenai kesiapan Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi sebagai kawasan agropolitan Kabupaten Sintang.

7.5.4.3 Metode Analisis Data

Metode Analisis Data yaitu dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Metode LQ dan Metode Growth Share. Selanjutnya, dilakukan analisis AHP guna menentukan atau menilai prioritas setiap variable

This article is from: