
6 minute read
9.4 Arah Pengembangan
Tabel 9. 10 Moneter NSDA Skenario Eco-Sanctuary
Sumber: Analisis Penyusun, 2021
Advertisement
9.4 Arah Pengembangan
Analisis arah pengembangan wilayah pada analisis studio wilayah Kabupaten Sintang ini bersifat general untuk setiap analisis yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya yaitu analysis fisik dasar, sosial kependudukan, perekonomian, saranaprasarana, struktur ruang, dan polar uang. Analisis arah pengembangan Kabupaten Sintang bertujuan untuk acuan dasar untuk proses pengembangan Kabupaten Sintang kedepannya.
9.4.1 Fisik Dasar
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa Kabupaten Sintang dilewati oleh dua sungai besar yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Melawi. Keberadaan dua sungai ini memberikan manfaat bagi masyarakat Kabupaten Sintang. Namun, keberadaan sungai ini juga memunculkan masalah banjir yang diperparah karena aktivitas deforestasi. Kabupaten Sintang memiliki intensitas kejadian bencana alam rutin yaitu Banjir dan Karhutla karena aktivitas alih fungsi lahan dan pembukaan lahan dengan metode yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu terdapat permasalahan terkait pencemaran sungai akibat pertambangan emas secara ilegal. Berikut merupakan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Sintang: 1. Memperketat fungsi pengawasan kepala daerah terhadap proyek investasi yang akan berkembang di Kabupaten Sintang jika terkait pembukaan lahan dan alih fungsi lahan.
2. Penggunaan konsep ketahanan bencana dengan pengetatan zona rawan bencana.
3. Naturalisasi dan normalisasi pinggir sungai. 4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam melakukan pengawasan terkait bencana karhutla.
9.4.2 Sosial Pengembangan
Berdasarkan hasil analisis sosial kependudukan, ditemukan bahwa Kabupaten Sintang sedang mengalami bonus demografi yang digambarkan oleh pola piramida penduduk ekspansif dan dependency ratio sebesar 46,37. Fenomena tersebut memberikan peluang bagi Kabupaten Sintang untuk meningkatkan perekonomian di wilayahnya melalui banyaknya tenaga kerja yang produktif. Akan tetapi, ditemukan permasalahan dimana sumber daya manusia di Kabupaten Sintang belum optimal dilihat dari IPM yang masih di bawah rata-rata Kalimantan Barat dan nasional.
Buruknya sumber daya manusia di Kabupaten Sintang diakibatkan oleh belum optimalnya tingkat kesehatan serta pendidikan yang diterima oleh masyarakat. Dalam bidang kesehatan ditemukan bahwa angka stunting di Kabupaten Sintang mencapai 30,75% yang dapat diakibatkan oleh minimnya pelayanan sanitasi serta belum terpenuhinya kebutuhan nutrisi. Dalam bidang pendidikan ditemukan bahwa selama 5 tahun terakhir angka partisipasi pendidikan menurun, rata-rata lama sekolah yang hanya mencapai 7 tahun atau sekitar kelas 1 SMP, dan angka melek huruf di bawah rata-rata Kalimantan Barat dan nasional.
Berdasarkan temuan tersebut, arah pengembangan di bidang sosial kependudukan perlu difokuskan terhadap peningkatan sumber daya manusia melalui pengoptimalan pelayanan kesehatan serta pendidikan masyarakat Kabupaten Sintang. Dalam bidang kesehatan pemerintah perlu meningkatkan layanan sanitasi, kesehatan, serta aksesibilitas dan pendidikan bagi ibu hamil dan bayi terhadap pangan bergizi dan bervariasi. Dalam bidang pendidikan pemerintah perlu meningkatkan pelayanan sekolah serta pembekalan kerja yang sesuai dengan perilaku dan kebutuhan masyarakat guna meningkatkan produktivitas pekerja di Kabupaten Sintang. Arah pengembangan tersebut dilakukan untuk memfasilitasi generasi selanjutnya agar memiliki kompetensi
dan produktivitas yang tinggi guna menopang perekonomian Kabupaten Sintang. 9.4.3 Perekonomian Wilayah
Berdasarkan analisis ekonomi yang dilakukan, arah pengembangan ekonomi di Kabupaten Sintang adalah: 1. Optimalisasi 5 Sektor Unggulan Perekonomian Kabupaten Sintang Berdasarkan analisis sektor unggulan dengan metode SLQ, DLQ, Shift-share, dan Tipologi Klassen, Kabupaten Sintang memiliki 5 sektor unggulan yaitu sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Konstruksi. Kelima sektor ini mempunyai sifat unggulan mengekspor dan tumbuh secara cepat. Dalam kaitannya dengan pandemi COVID-19, sektor ini dapat diandalkan karena termasuk dalam padat karya yang akan cenderung berkaitan dengan masyarakat secara cepat. Tenaga kerja di Kabupaten Sintang juga memiliki dominasi kontribusi di kelima sektor tersebut sehingga diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian wilayah Kabupaten Sintang. 2. Hilirisasi Industri untuk Menambah Rantai Nilai Ekonomi
Dengan sumber daya alam yang melimpah didukung dengan analisis Neraca Sumber Daya Alam yang dilakukan, Kabupaten Sintang memiliki potensi sektor ekstraktif yang sangat banyak. Untuk saat ini, komoditas pada sektor ekstraktif hanya langsung diperdagangkan dan belum memiliki rantai nilai produk yang berkepanjangan dan berkelanjutan. Hilirisasi industri yang berhubungan dengan sektor ekstraktif dapat meningkatkan nilai jual sebuah produk dengan memperpanjang rantai nilai produk. Hilirisasi industri diarahkan untuk mengakomodasi peran masyarakat sehingga dapat memicu pertumbuhan ekonomi kerakyatan. 3. Klasterisasi Industri untuk Pengolahan Komoditas Industri pengolahan di Kabupaten Sintang memiliki keberagaman komoditas. Keberagaman ini diarahkan dengan memiliki perlakuan yang berbeda sesuai dengan tipe dan ciri pada masing-masing
komoditas. Semisal Kecamatan Kayan Hilir yang memiliki komoditas unggulan berupa padi dan kelapa sawit maka akan dikonsentrasikan terkait dengan segala pendukung produktivitas komoditas tersebut. Klasterisasi ini disesuaikan dengan komoditas yang terunggul di masingmasing daerah. 4. Pemberdayaan UMKM untuk Mendukung Ekonomi Kerakyatan Peran masyarakat dalam pengolahan komoditas ekstraktif diperluas dan diarahkan untuk dapat melibatkan UMKM masyarakat sebagai upaya mendukung ekonomi kerakyatan di Kabupaten Sintang. Pembentukan koperasi berbasis usaha komoditas yang sama dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat menengah kecil. Memperluas wadah kolaborasi ekonomi masyarakat dan mempermudah adanya kegiatan ekspor terkait dengan produk komoditas ekstraktif maupun produk turunannya. 9.4.4 Sarana-Prasarana
Berdasarkan hasil analisis, sebagian besarkuantitas sarana di Kabupaten Sintang sudah mencukupi kebutuhan penduduknya. Akan tetapi, seluruh sarana tersebut belum tersebar secara merata sehingga beberapa wilayah tidak dapat menjangkau sarana tersebut. Selain itu, melalui analisis yang sudah dilakukan sebelumnya, kualitas dan kuantitas prasarana di Kabupaten Sintang juga belum mencukupi. Untuk mencapai tujuan perencanaan Kabupaten Sintang, terdapat beberapa arahan pengembangan untuk pembangunan sarana dan prasarana sebagai berikut: 1. Penyediaan Infrastruktur Jalan yang Merata. Efektivitas penggunaan lahan untuk jalan sangat diperlukan untuk mendukung indikator keberhasilan pada poin aksesibilitas, livabilitas, dengan mempertimbangkan kelestarian. Penyediaan jalan yang merata ini perlu dilakukan agar kegiatan terutama ekonomi dapat dilakukan. Konektivitas yang baik juga dapat meningkatkan penanaman modal. Berdasarkan hasil Forum Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan bersama Kepala Dinas Penataan Ruang dan Pertanahan serta pihak Bappeda Kabupaten Sintang menyatakan bahwa buruknya kondisi jalan Kabupaten Sintang mengakibatkan terhambatnya
pembangunan transportasi umum pada wilayah ini sehingga masyarakat Kabupaten Sintang cenderung lebih memilih menggunakan transportasi pribadi. Dari sini, peran jalan sangatlah penting bagi Kabupaten Sintang untuk diperbaiki.
2. Pemenuhan Infrastruktur Sampah dan IPAL Saat ini, sistem pembuangan sampah masih didominasi dengan cara dibakar, dikubur, dan dibuang ke badan air atau lahan kosong.
Sistem tersebut perlu dihindari dalam mencapai keberlanjutan. Sistem sampah yang di rekomendasikan adalah penyediaan dengan kegiatan daur ulang dan pemilahan. Selain itu perlu juga diadakan IPAL yang memadai. Pengembangan Kabupaten Sintang untuk menjadi
Agropolitan juga membutuhkan IPAL dan infrastruktur sampah yang memadai untuk mengantisipasi berbagai kegiatan industri. 3. Pemisahan Saluran Drainase dengan Saluran Limbah Penambahan drainase perlu dilakukan untuk menghindari banjir berkepanjangan di Kabupaten Sintang. Pemisahan dengan saluran limbah dapat menghindari luapan saluran drainase yang diikuti dengan air limbah.
4. Penyediaan Air Bersih Perlu ditingkatkan kualitas air bersih melalui pengawasan, pengecekan, juga langkah-langkah untuk mengantisipasi menurunnya kualitas air. Hal ini dapat dilakukan melalui standardisasi sesuai dengan AMDAL yang ada. 9.4.5 Struktur Ruang
1. Pengembangan beberapa kecamatan menjadi Pusat Kegiatan Lokal 2. Pengembangan kecamatan di kabupaten Sintang menjadi Pusat Kegiatan
Lokal. Setiap pusat permukiman di Sintang diarahkan untuk mampu berfungsi sebagai pusat kegiatan terutama dalam kegiatan perdagangan agar statusnya dapat menjadi Pusat Kegiatan Lokal. 3. Pemerataan fasilitas
4. Penumpukan sarana dan prasarana di Kecamatan Sintang mengakibatkan dampak akumulasi penduduk, maka dari itu untuk
menghindari overcrowding dibutuhkan fasilitas berkualitas yang mudah diakses dan tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Sintang. 5. Perbaikan tingkat aksesibilitas, konektivitas, dan mobilitas 6. Untuk mendukung kegiatan ekonomi yang sangat potensial, maka dibutuhkan revitalisasi dan juga pembuatan jalan-jalan baru dengan menghubungkan jalan yang belum terhubung untuk mendorong kelancaran kegiatan perekonomian di Kabupaten Sintang. Karena hasil dari analisis menunjukan bahwa tingkat aksesibilitas konektivitas, dan mobilitas di Kabupaten Sintang masih tergolong rendah. 9.4.6 Pola Ruang
Pengelompokan pola ruang rencana terdiri atas fungsi lindung, hutan, dan areal penggunaan lain. Areal penggunaan lain memiliki luasan 875.977 Ha dan merupakan fungsi pola ruang dengan luasan terbesar di Kabupaten Sintang. Diperlukan pendetailan fungsi areal penggunaan lain sehingga dapat diketahui masing-masing kegiatan budidaya yang cocok dilakukan pada areal penggunaan lain tersebut, seperti industri, permukiman, perdagangan jasa, dan sebagainya. Berdasarkan hasil analisis kesesuaian pengembangan lahan sustainable developability, sekitar 48% penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori tidak sesuai dan sesuai bersyarat sedangkan 40% polar uang rencana termasuk dalam kategori tidak sesuai dan sesuai bersyarat. Untuk itu diperlukan monitoring dan evaluasi terkait peruntukan lahan untuk eksisting dan pengembangan berdasarkan kesesuaian kedepannya sehingga sesuai dengan misi kelestarian Kabupaten Sintang. Selain itu, berdasarkan analisis the highest and the best uses tahun 2045, terdapat tiga skenario yang dapat dipertimbangkan dalam pengembangan kedepannya. Selanjutnya arah pengembangan diarahkan sesuai peruntukan the highest and the best uses untuk mengoptimalkan produktivitas lahannya, ketahanan wilayah, dan memenuhi kebutuhan permukiman penduduk tahun 2045.