FESTIVAL BUDAYA, SEPERTI APA? Badaruddin Amir Pemangku Budaya. Tinggal di Barru
H
ampir setiap tahun ada daerah yang melaksanakan festival kebudayaan. Tidak terkecuali tahun ini. saat covid-19 merebak sebagai pagebluk. Festival terus saja berjangsung -meski dalam skala yang terbatas dan dengan protokol kesehatan yang ketat: pakai masker, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun. Beberapa festival demi gaung yang lebih luas juga menyelenggarakannya dengan cara kombinasi daring-luring. Tapiseperti apakah festival budaya itu sesungguhnya? Pada umumnya kita mengenal festival itu sebagai ajang hiburan. Karena itu festival selalu bertabur dengan berbagai asesoris kegemerlapan. Glamour. Sebuah pesta yang meriah -tak boleh ada yang sedih di dalamnya. Festival sudah dikenal sejak era kejayaan Yunani (Yunani Klasik) yang berlangsung sekitar abad ke-5 sampai abad ke-4 SM, biasanya dilaksanakan sebagai pesta kemenangan usai peperangan menaklukkan sebuah wilayah. Di sana tarian dipertunjukkan, obor-obor dinyalakan, genta dan alat musik lainnya dibunyikan. Bahkan pesta sexpun menyertainya.
Sex pada peradaban kuno ini bukanlah sesuatu yang ditabukan. Simbol-simbol kelamin (patung penis atau patung phallus) menjadi bagian dari “budaya benda” menghiasi taman-taman kerajaan. Demikian juga dengan 11 | Macca No. 2/Oktober 2021
pesta-pesta sexnya. Ada Peradaban Etruscan yang berasimilasi ke dalam Republik Romawi pada abad ke-4 SM, para perempuan bertelanjang dan selalu siap bertukar pasangan pada pesta sex. Demikian juga pada karnaval (carnival) di era itu adalah sebuah momentum kebebasan -- dalam arti sebebasbebasnya. Arthur Edward Waite, dalam bukunya, A New Encyclopedia of Freemasonry mengatakan, “Festival berarti pesta seks dan minuman anggur.” Di sana ada kebiasaan memasang gambar dan patung dewa Priapus dengan penis menegang di taman-taman guna memperingatkan penerobos. Sang dewa dipercaya mengutuk para penerobos dengan hukuman seksual yang ganas. Kata “festival” sendiri berasal dari bahasa Latin dari kata dasar “fiesta”. Dalam bahasa Indonesia disebut “pesta”. Festival diartikan sebagai “pesta besar” atau yang meriah yang biasanya diadakan dalam rangka memperingati sesuatu yang dianggap penting dan bernuansa kemenangan. Itulah sebabnya festival di beberapa daerah diadakan sebagai rangkaian hari jadi suatu daerah, karena hari jadi dianggap bernuansa kemenangan. Maka festival pun disadari atau tidak disadari sering menjadi pesta glamour, pesta yang gemerlapan, penuh dengan