1 minute read

Sajak-sajak Ima Fatima Hujan di Musim Kemarau Dalam Tenang Kusebut Namamu

Next Article
Rahmawati

Rahmawati

Hujan di Musim Kemarau

Sejenak wajahmu berkelebat Kau datang tepat ketika namamu menjadi puisi, Sungguh rindu mengajarkanku Tentang cara menyebut namamu Sungguh rindu mengajarkanku bagaimana melukis wajahmu Sempurna di atas kertas

Advertisement

Sejenak wajahmu singgah di air tempat membasuh mukaku, Ada rindu di sana tenang seperti air, namun beriak tiada henti Ada namamu di sana lahir sebagai syair merangkai namamu dalam sajak yang berirama

Sejenak wajahmu benam di pikiranku Aku hanya diam menikmati hujan di musim kemarau Sungguh-sungguh aku rindu Teramat rindu

Ingin kuajak kau kemari Duduk di sampingku dan kita bercerita tentang apa saja tentang matahari tenggelam, tentang temaram yang ditawarkan dan tentang hujan pelan yang menantang rindu

Jika tak bertemu biarkan kunikmati Sampai petang menjadi malam Dan kau akan menjadi mimp

Aku rindu Sungguh ini rindu yang tak sederhana

RumahCoklat_300821

Dalam Tenang Kusebut Namamu

Dalam tenang kusebut namamu, Aku di bawah langit tak berembulan Sedikit gerimis menyempurnakan malam, Dan kau datang dengan bayang bayang penuh sayang

Aku dalam rindu padamu berdiskusi tentang kenyataan Bagaimana meramu ketenangan dalam hiruk pikuk kehidupan Yang menjelmakan manusia dalam semua karakternya Dan berinteraksi bersama mereka dalam keseharian

Hidup begitu kita eja dengan sangat hati hati Hurufnya mulai luntur dan kata kata yang dilahirkan sudah bersayap Kita bahkan sudah sulit menemukan kejujuran atas segala keseharian kita Lalu kita tak tahu kemana lagi harus mengembara

Dalam tenang kusebut namamu, Kaulah membawakan segala rindu untukku Kaulah yang bercerita tentang kebaikan itu Padamu aku percaya tentang kejujuran yang langka ini

Inilah kehidupan, segalanya seperti berkawan kawan atau berbantah bantahan Tapi kau membawaku pada pelajaran hidup ini Dan aku jatuh cinta pada cara mengenal hidup seperti yang kau ajarkan

Dalam tenang kusebut namamu, Sebagai rindu atas segala ilmu hidup Sebagai sayang atas segala kehidupan ini

Aku di bawah langit tak berembulan, Diam menyebut namamu, utuh sebagai engkau yang aku cari

RumahCoklat_010921

IMA FATIMAH Lahir di Kendari 23 Mei 1986. guru di SDN 57 Bulu-Bulu Maros. Banyak menulis puisi, cerpen dsb. Bukunya terbit tahun lalu berjudul “Uniknya Rasa”. Tinggal di Makassar

This article is from: