Majalah HIMMAH No. 01/Thn. L/2017 – Buruh Lemah Semakin Dilemahkan

Page 115

|SO SOK|

Muhidin M. Dahlan sedang membaca buku-buku miliknya di Yayasan Indonesia Buku, Sabtu (14/01). Dia lahir tanggal 12 Mei 1978 dan sekarang aktif di bidang literasi. RB Radix Sabili D. P. | HIMMAH

Membaca, Menulis, Titik! Berbeda dari penulis lainnya, Muhidin M. Dahlan sang penulis kontroversial mampu menguak sisi lain seorang muslim. Oleh: Regita Amalia C. Pria asal Donggala, Sulawesi Te­ ngah itu memiliki perawakan tidak terlalu tinggi. Kulitnya sawo matang dan memiliki rambut keriting yang diikat. Ia ramah pada siapa saja. Hal itu tergambar ketika ia menyambut kedatang­an saya di Gedung Bale Black Box, Pojok Barat Perpustakaan ISI, Sewon, Bantul. Dia adalah Muhidin M. Dahlan, seorang penulis esai dan cerita. Kiprahnya ia mulai sejak tahun 1998 sampai saat ini. Sapaan akrabnya Gus Muh. Menjadi seorang penulis merupakan citacitanya dari awal kuliah. Gus Muh lahir 39 tahun silam di tengah keluarga yang sangat mendukung kemauan kerasnya. Ia kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk meneruskan kuliah. Di kota tersebut ia berkhidmat pada dunia baca tulis

dan total dalam melakoninya. Gus Muh kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Yogyakarta jurusan Teknik Bangunan (1997-2000). Ia juga sempat kuliah di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengambil studi Sejarah Peradaban Islam (20002001). Namun keduanya tidak ia selesaikan. Gus Muh tetap memilih jalan menjadi seorang penulis. Saat berhenti kuliah, orang tua tidak menuntut apa-apa. “Kalo saya lanjut kuliah mungkin saya sekarang kerja di Papua atau Sulawesi, menjadi orang kaya, menjadi kontraktor dan punya mobil banyak,” kata Gus Muh. “Tapi saya melepas semua kesempatan itu dan memilih yang lain.” Di usia 19 tahun ia mulai belajar

menulis secara otodidak dan banyak membaca karya tulisan orang lain. Karena suka menulis, saat masuk IKIP, ia langsung mendaftar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Ekspresi IKIP Yog­ yakarta (1997-2000). “Motivasi saya masuk LPM bukan sekedar mencari kawan, tapi agar punya batu loncatan yang kuat untuk menjadi seorang penulis,” tuturnya. Beberapa isu diangkat Gus Muh dalam tulisannya. Isu seperti politik, keislaman, sosial, budaya, pers, kebudayaan, ideologi, menghiasi setiap tulisannya. Karya Gus Muh sampai saat ini terkumpul 17 buku. Karyanya yang cukup terkenal yaitu Inilah Esai dan Ganefo. Novel yang berjudul Tuhan Izin­kan Aku menjadi Pelacur merupakan karya paling terkenal dan iden-

HIMMAH Edisi 01/Thn.Thn.L/MEI 2017

113


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Majalah HIMMAH No. 01/Thn. L/2017 – Buruh Lemah Semakin Dilemahkan by LPM HIMMAH UII - Issuu