Warkop Phoenam di jalan Jampea No. 5c, dianggap the legend oleh peminum kopi di Makassar, (Foto: Goenawan Monoharto)
WARKOP PHOENAM THE LENGEND
A
walnya bernama ‘Phoenam Cold Drinks’. Didirikan tahun 1946 di kawasan Jalan Nusantara. Liong Thay Hiong mendirikan kedai ini sebagai tempat singgah para pelaut yang kapalnya bersandar di pelabuhan Makassar. Seorang pamannya, Prof Dr Tae Pen Liong yang berpendidikan tinggi yang memberi nama warkop tersebut Phoe Nam. Sesuai namanya Phoenam dalam bahasa Tionghoa artinya terminal atau tempat transit yang berarti persinggahan selatan. Setelah penataan ruang di wilayah jalan Nusantara, tahun 1994 Warkop Phoenam pindah ke jalan Jampea yang kemudian menjadi pusatnya. Kini di Makassar bisa dijumpai sejumlah cabang, seperti jalan Boulevard dan jalan Ratulangi. Pernah juga ada di Mall Panakukang. Satu cabang lainya di jalan KH Wahid Hasyim Jakarta. Sejak 2006 nama Phoenam kini telah dipatenkan. Menu andalan Warkop Phoenam adalah kopi atau kopi susu yang diolah secara manual. Citarasa khas racikannya terbukti mampu bertahan hingga puluhan tahun. Tampilan permukaan kopi nampak berbuih ala penampakan kopi tarik. Selain kopi ada juga menu lain seperti teh susu, telur ayam setengah matang dan roti bakar lapis selai kaya. Makanan varian lainnya adalah roti bakar lapis mentega, telur matasapi/dadar/rebus, keju, corned Beef, cokelat, kacang, ikan tuna, nenas atau strawberry. Selain roti bakar kini juga tersedia roti goreng, mie goreng juga mie rebus dan lainnya.
7 | Macca No. 4/ Desember 2021
Tampilan Phoenam berkesan klasik. Pelayanannya bernuansa sederhana dan kekeluargaan. Harga kopi dan penganan yang dijajakan terbilang terjangkau. Itu salah satu daya tarik Phoenam hingga disukai pelanggannya. Mereka yang datang boleh dikata adalah pelanggan lama. Mereka itu yang mengenalkan Phoenam pada kerabat bahkan keluarganya. Meski resto dan kedai kopi modern kian banyak tumbuh menjamur di Makassar namun keberadaan Phoenam tetap tidak sampai tergerus, karena sudah memiliki segmen penggemar tersendiri. Phoenam setia menyajikan setiap racikan kopi, dengan rasa khas hasil ketrampilan tangan pembuatnya. Jika kedai kopi modern mengolah variasi kopi memakai mesin, Phoenam tetap selalu mengandalkan keahlian tangan. Tradisi meracik ini berlanjut hingga ke penerusnya yang kini merupakan generasi kedua. Masih konsisten menjaga cara meracik kopi secara tradisional. Dengan harga kopi dan penganan ringan yang relatif terjangkau. Phoenam senantiasa menjadi kedai klasik yang ramai dikunjungi. Sajiannya dianggap berkelas. Waktu berkunjung ke Phoenam di jalan Jampea, kecamatan Wajo, Makassar, dapat dimulai dari pukul 5.30 pagi sampai jam 7 malam. Asyiknya datang pagi hari. Tempat ini menjadi spot pertemuan berbagai pihak dari beragam latar belakang. Ada ASN, jurnalis, pebisnis, hingga politisi dan olahragawan. Seperti lazimnya warkop yang dijadikan tempat berbagi informasi. (Yudhistira Sukatanya) []