2 minute read

PERANG MENGKASAR

Entjik Amin

PERANG MENGKASAR

Advertisement

Tersebutlah perkataan anak Mangkasar telah kembali suruhan di kuffar lalu bertitah Sultan yang besar menyuruh membaiki senjata dan pagar

Segala Datu dan Enci’ dan Tuan apa bicara datu’ sekalian baik masuk anak perempuan supaya kita boleh melawan

Akan sembah sekalian hulubalang-hulubalang tuanku jangan berhati mamang jika gempar malam dan siang tutup segala pintu gerbang

Bertitah pula duli makhota baiklah kita atur meriam di atas kota baiklah ingat sekalian kita si kuffar ini sangatlah dusta

Siang dan malam gelap gempita mengatur meriam di atas kota setengah membaiki sekalian senjata dengan ingat sekalian rata

Segala yang duduk di luar kota terlalu sabur berangkat harta ada yang diam ada yang berkata seorang pun tidak berduka cita

Kapitan Amiral hatinya sabar menahan meriam raja Mangkasar sedikitpun tidak gusar diiisi meriam disuruhnya mutar

kira-kira sejam sudah ditembak barulah Welanda membalas pula bahannya gemuruh seperti debak kenalah kota leguh dan leguh

Sangat marah kafir yang dusta menembak menuju istana dan kota pelurunya datang melata-lata seorang pun tidak kena anggota Setelah dilihat Kapitan Jepara Kornelis Sipalman sangat sengsara beraturlah kapal dan kura-kura menembakkan meriam dengan bicara

Dipasangnya pula meriam bersama Anggara kenalah kapal dan kura-kura Welanda dan Bugis berkira-kira dengan Kapitan Jongkor ia berbicara

Setelah hari sudah petang ditembakkan meriam dengan nama si kembang apinya nyala amat cemerlang lalulah mati beberapa orang

Undurlah kapal ke laut dalam serta memasang sekalian meriam dibakarnya bangkai beberapa ayam ada yang makan ada yang diam

Sultan pun segera memberi salin akan yang menembakkan baju dan kain menyukakan hati sekalian yang miskin supaya jangan bekerja yang lain.

Syair Perang Mengkasar, sebuah karya sastra masa lampau. Syair ini sering disinrilikan pada hajatan pernikahan. RRI Nus. IV juga mengudarakan oleh Pasinrili. Syair Perang Mengkasar sebuah kisah sejarah. Penulis syair seorang Melayu, pegawai Raja Gowa Sultan Hasanuddin bernama Entjik Amin. Dalam tulisan Anton Lucas, “Makna Sejarah di dalam Sastra Indonesia Sebelum dan Sesudah Revolusi” menilai Perang Makassar tidak nampak dalam syair Perang Mengkasar. Karena hal tersebut sama dengan penulisan sejarah pada Abad pertengahan di Eropa. Kapitan Jongkor yang disebut dalam syair adalah Captain Joncker yang membantu Belanda dan Kornilis si Palman yang dimaksud adalah Admiral (Laksamana) Cornelis Janszoon Speelman, ungkap Anton Lucas di diskusi sastra tengah Desember 1985 di Dewan Kesenian Makassar, Kisah Perang Mengkasar pernah dipentaskan oleh Rahman Arge, di Benteng Somba Opu tahun 1990-an lalu. Bentuk ungkapannya menjadi lain memang, karena diangkat sebagai pertunjukan teater. Para pemainnya aktor dan aktris teater yang ada di Makassar berjumlah ratusan orang.

This article is from: