
2 minute read
Oleh Yuddin
SASTRA TUTUR BUGIS
Yuddin, S.Pd. Purna Bakti Guru Seni Budaya. Tinggal di Patimpeng-Bone
Advertisement
Massure, sastra bertutur Bugis dengan berirama salah satu Budaya di masyarakat Bugis masa lalu termasuk di daerah Bone. Massure' dilakukan orang-orang dulu di pedesaan pada malam hari di saat akan menurunkan benih di sawah ke esokan harinya, dengan harapan semoga tanamannya dapat tumbuh subur dan panen berlimpah. Massure dilaksanakan di Posi Bola atau di tiang utama tengah rumah (Soko Guru) di mana benih tersimpan untuk ditanam keesokan harinya. Personil Massure' yaitu, satu orang sebagai pembaca kisah atau Sure' dengan tulisan Lontara' berbahasa Bugis dan satu sebagai pengiring musik dengan memakai alat musik tradisional suling lampe atau tanpa iringan. Sedang orang yang hadir sebagai pendengar membentuk lingkaran mengelilingi posi bola. Kadang para hadirin terharu mendengar kisah yang dibaca si pembaca sure, sehingga mereka menangis meneteskan air mata. Naskah Massure yang terkenal adalah, kisah Meong Palo Karellae bersama Sangngiang Sri. Meong Palo Karellae bercerita tentang sekor kucing yang berbulu tiga warna yang dianggap keramat oleh masyarakat Bugis pada masa lampau, merupakan sahabat Sangngiang Sri untuk menjaga padi dari hama tikus. Sedangkan Sangngiang Sri dipercaya oleh masyarakat Bugis sebagai Dewa atau Datu Padi. Kisah ini menceritakan ketakburan manusia di dunia dengan menyisa makanan tak dihabisi bahkan menghaburkan makanan tanpa peduli. Kemudian membenci kucing dan kadang manusia menyakiti kucing membuat Sangngiang Sri murka lalu membawa kucing pergi. Mengakibatkan manusia di dunia mendapatkan mala petaka, dengan hasil panen gagal, lumbung padi habis termakan hama tikus. Ini pesan moral kepada manusia agar menyayangi kucing dan mengharagai padi sebagai sumber pokok kehidupan. Nabi Muhammad Saw. menyayangi kucing, dan menganjurkan umatnya agar tidak menyisa makanan walau sebiji nasipun harus dihabiskan. Makanya ambillah makanan sesuai kemampuan yang bisa dimakan karena itu dalam agama Islam disebut mubasir adalah dosa. Selain itu, ada pula Massure membaca kisah perjalanan Nabi Muhammad Saw. dalam peristiwa Isra' Mi'raj, kisah Daramatasia dan Sure Makkelluna Nabitta. Biasanya dibaca pada peringatan Isra' Mi'raj dan Maulid Nabi Muhammad Saw. di rumah-rumah penduduk tempo dulu dan mengundang para tetangga untuk mendengarnya sambil masing-masing membawa makanan. Sure yang paling terkenal di Sulawesi Selatan adalah Sure'na La Galigo, adalah karya sastra terbesar di dunia mengalahkan naskah/kitab Ramayana di India. Begitu pula Massure' biasa juga dilakukan pada jaman Kerajaan Bone di Saoraja (Istana) atau di lingkungan Kerajaan pada acara-acara tertentu. Begitu pula pada Peringatan Hari Jadi Bone saat ini, setiap tahun diadakan Pargelaran Seni dan Budaya termasuk penampilan Massure ditampilkan seorang pemerhati Seni dan Budaya Yuddin dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Bone. Pertemuan Akbar se dunia Wijanna La Patau Matanna Tikka Raja Bone ke-16, dilaksanakan 2021 November 2021 di Planet Cinema Watampone. Kaitan acara itu diadakan Pameran Pusaka se Sulawesi Selatan dan Pergelaran Seni Budaya termasuk Massure' ditampilkan oleh Yuddin, dengan membacakan Sure Kisah Sejarah "Lisena Wanua Parentana Bone". Dihadiri keluarga keturunan Wijanna La Patau Matanna Tikka.[]