
2 minute read
CAMAT UJUNGTANAH DAPAT KADO PUISI
informasi yang benar dengan misinformasi, disinformasi dan hoaks. Mestinya, kegemaran membaca bisa lebih baik karena semua bahan bacaan sudah ada dalam genggaman. Dengan digitalisasi perpustakaan, katanya, sebenarnya sangat membantu untuk mengakses bahan-bahan bacaan secara jauh lebih mudah. Digitalisasi buku-buku bertema lokal juga akan meningkatkan minat anak muda pada budaya daerah. Nur Akbar dari Komunitas Tombolo Pao berpendapat, meski fitrah manusia sebagai makhluk pembelajar namun tidak semua orang menyadari manfaat membaca. Sehingga, perlu ada kesadaran diri dan strategi untuk mendekatkan masyarakat pada bahan-bahan bacaan. Rusdin Tompo sebagai aktivis hak anak, beberapa metode yang digunakan untuk membangun kesadaran kritis anak dilakukan dengan memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan sekolah. Dia menyarankan agar kita menghidupkan buku jadi kegiatan-kegiatan kreatif supaya menarik minat anak-anak untuk membaca. Rezky Amalia Syafiin, Duta Baca Sulawesi Selatan, 2018-2020, mengaku banyak diberi ruang dan akses untuk menjalankan tugasnya sebagai Duta Baca untuk mengembangkan kegemaran membaca dan membangun gerakan literasi di daerah ini. Roadshow Pengembangan Kegemaran Membaca ini diadakan selama dua hari oleh DPK Provinsi Sulawesi Selatan. Acara pada hari pertama dibuka oleh Kepala DPK Provinsi Sulawesi Selatan, Mohammad Hasan Sijaya, SH, MH. Peserta terdiri dari pustakawan, komunitas penggiat literasi, dan simpul literasi digital binaan DPK Provinsi Sulawesi Selatan.[]
Camat Ujungtanah, Ibrahim Chaedar Said, S.IP,M. Si, mendapat kado istimewa dari penyair Ahmadi Haruna berupa karya puisi., rangkaian ulang tahun ke 414 Kota Makassar, Pemberian bingkai puisi pada Camat Ibrahim Chaedar Said menambah daftar deretan panjang nama-nama orang berprestasi yang pernah diberikan Ahmadi Haruna, teaterawan dan wartawan senior sulsel ini. Penulis menuturkan materi yang diungkapkan dengan bahasa yang sederhana dalam puisi, merupakan hasil pergumulan dari berbagai intipan kerja seorang Kepala wilayah khususnya menangani upaya pemutusan Covid 19 dan soal Kantibmas yang diolah jadi sebuah karya sastra " saya banyak mengikuti dan mencatat beberapa inovasi yang dilakukan terhadap warganya, terutama dimasa pandemi, juga strategi dalam upaya menciptakan rasa aman di Ujungtanah. Saya tidak begitu akrab beliau, namun semasa Sekcam, kemudian sebagai camat dan beberapa bulan bergeser dan kembali lagi pimpin Kecamatan paling utara Makassar hari ini, pergerakan kepemimpinannya saya mengikutinya, Nah selaku pekerja seni - saya mencoba mengolahnya menjadi karya puisi dengan judul MANGKASARA SAMBORIKU" ini sebagai lonceng untuk menghentakkan warga lebih cinta dengan kotanya, kota dunia Makassar." tandas Ahmadi Haruna. Menurut penyair Sulsel ini, puisinya lahir tanpa pretensi macam-macam.Ia menegaskan, dalam hidup ini seseorang memerlukan catatan perjalanan hidupnya, dan saya punya talenta diberikan oleh Allah SWT kemampuan menulis catatan seseorang maka lahirlah puisi untuk pak Ibrahim Chaedar. Di HUT Makassar tidak terlalu luar biasa bahkan wajar saya mengganjar beliau dengan mengganjar cindera mata berupa untai kata pada beliau ' untuk dipahami puisi kadang lebih tajam dari ucapan lisan' ungkap Ahmadi Haruna yang dalam waktu dekat akan lonching buku Menembus mimpi buat Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Sementara menurut Aswar kordinator peliputan wilayah Makassar utara Majalah Macca yang menyerahkan kado puisi diruang kerjanya" respont Camat Ujungtanah sangat luar biasa menerimanya,
Advertisement