Majalah MACCA Edisi 4, Desember 2021

Page 41

Seni Tradisi

Tafsir Kelong

(Bagian 4)

Oleh Chaeruddin Hakim Berdasarkan uraian di atas, maka religi dan perilaku mempunyai keterkaitan satu sama lain, yang terbagi atas tiga kategori menurut asosianya.

Religi sebagai pembawa kebenaran tertua bagi kepercayaan masyarakat dapat dikaji melalui komponen-komponen religi. 1. Emosi keagamaan

1) Perilaku religi primer. Pengalaman batin yang otentik dari orang yang hebat dikombinasikan dengan dengan usaha apapun yang dilakukan orang untuk mengharmonisasikan

Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia mempunyai sikap serba religi, merupakan suatu getaran yang menggerakkan jiwa manusiaKompoenen emosi keagamaan merupakan komponen utama dari gejala religi, yang membedakan suatu sistem religi

kehidupannya dengan kehebatan itu.

2) Perilaku religi sekunder. Berusaha memperjelas pengalaman konversi untuk mencocokkan kategori perilaku primer. Sebagai akibatnya, inilah yang menyebabkan setiap orang masuk ke rumah ibadah dan secara tegas mempertegas dirinya sendiri untuk menyembah. 3) Perilaku religi tersier. Perilaku religius anak-anak menjadikan mereka pada mulanya bersahabat dengan adat-istiadat dan gagasan tertentu. Ia mungkin tumbuh dalam tipe primer ke mudian ke tipe sekunder. Namun demikian, observasi religius biasanya pertama dipelajari oleh proses persyaratan yang lebih atau kurang mekanis atau palsu. Oleh karena itu, banyak dikatakan bahwa orang tidak mampu memahami pengalaman spiritual yang nyata, tetapi kebanyakan dari mereka menjadi terkejut sendiri, bergerak secara mistik dan berubah, atau mempunyai visi kebenaran yang belum pernah mereka impikan. Suatu sistem religi dalam suatu kebudayaan selalu mempunyai ciri-ciri untuk sedapat mungkin memelihara emosi keagamaan itu di antara pengikut-pengikutnya. Dengan demikian, emosi keagamaan merupakan unsur penting dalam suatu religi bersama dengan tiga unsur lain, yaitu: (1) sistem keyakinan; (2) sistem upacara keagamaan; dan (3) suatu umat yang menganut religi itu, (Koentjraningrat, 1986: 377). 39 | Macca No. 4/ Desember 2021

dari dari semua sistem sosial budaya yang lain dalam masyarakat manusia. 2) Sistem keyakinan Sistem keyakinan dalam satu religi berwujud pikiran dan gagasan manusia yang menyangkut keyakinan dan konsepsi manusia tentang sifat-sifat Tuhan, tentang wujud dari alam gaib (kosmologi), tentang terjadinya alam dan dunia (kosmogoni), tentang zaman akhirat (esyatologi), tentang wujud dan ciri-ciri kekuatan sakti, roh nenek moyang, roh alam, dewa-dewa, roh jahat, hantu, dan mahlukmahluk halus lainnya. Sistem kepecayaan tersebut, biasanya terkandung dalam kesusastrraan suci, baik yang sifatnya tertulis maupun yang lisan.dari religi atau agama yang bersangkutan. Kesusastraan suci itu, biasanya berupa ajaran doktrin, tafsiran, serta penguraiannya dan juga dongeng-dongeng suci dan mitologi dalam bentuk prosa maupun puisi yang menceritakan dan melukiskan kehidupan roh, dewa, dan mahluk-mahluk halus dalam dunia gaib lainnya. 3) Sistem ritus Sistem ritus dan upacara dalam suatu religi berwujud aktivitas dan tindakan manusia dalam melaksanakan pengabdiannya terhadap Tuhan, dewadewa roh nenek moyang, atau mahluk halus lain, dan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Majalah MACCA Edisi 4, Desember 2021 by de la macca - Issuu