terlalu kren buat saya namun saya ucapkan syukur dan Alhamdulillah. Yang pasti Tuhan memberikan semacam hidayah - dimana tangan ini bisa meracik benda untuk dimodel jadi sebuah perhiasan atau manik budaya " ungkapnya sambil memperlihatkan tangannya yang lembut dan piawai melekuk-lekukkan besi ringan dan pita berwarna-warni Dikelilingi para parner kerjanya sekitar 6 orang Iapun kemudian membeberkan masalah teknik membuat dan memasarkan produknya yang selain untuk daerah Sulawesi, karyanya menembus Jawa dan Bali. Diakui potensi diri yang ada pada dirinya tumbuh secara alamiah juga diperoleh dengan otodidak. Secara formil tak ada kursus resmi atau semacam pelatihan seperti kebanyakan perajin yang ada di beberapa daerah. Bantuan pemerintahpun tak pernah didapatkan, meski berulangkali sering didata. " kami bersama rekan-rekan bekerja mandiri. Modal secukupnya, yang kami perkuat adalah kualitas dan melayani order dengan tepat waktu " ungkapnya. Menurut, lelaki yang demam lagu spanyol ini, disituasi covid yang membumi pemasaran asesoris pesta pernikahan/perkawinan sangat terasa turunnya omzet pemasaran bahkan diakui menurut hingga 60 persen dari biasanya.Meski demikian produk mereka bersama karyawannya tidak di hentikan, mereka menunggu hingga situasi kembali pulih." Pandemi memang pukulan berat namun tidak harus berhenti berkarya.Tuhan mengangkat rezekinya -Tuhan pula menurunkan rezeki kembali kepada hamba yang diinginkan.Artinya kita harus terus bertawakal " ungkapnya. Produk Mustafa yang selama ini banyak menghiasi etalase pedagang asesoris manik manik budaya, diantaranya, Gelang atau ponto nandar dan bugismakasssr.pamoleang doe, kas kecil.Bosara. sigara kepala.patonro untuk ganrang bulo Diakhir perbincangan ketika ditanya adanya penilaian warga akan lemahnya kerlingan pemerintah terhadap usaha menengah kecil untuk bidang perajin/pemahat asesoris budaya, dengan spontan membenarkan, " saya pikir tidak salah, soalnya memang tidak ada perhatian pemerintah, dia cuma membahasakan untuk injeksi dana namun kenyataannya nihil.Akibatnya pergeseran model dan bentuk manik - manik budaya ke bahan yang tidak sesuai dengan tradisi, menjamur dipasaran.Dan ini adalah merusak akar budaya secara tidak disadari pemerintah " tandasnya.[] 32 | Macca No. 4/ Desember 2021
SULSEL KUAT AKAR BUDAYA LITERASI
S
ulawesi Selatan punya akar budaya literasi yang kuat. Bisa dilihat dari kearifan lokalnya, ini dikemukakan Rusdin Tompo, dalam Roadshow Pengembangan Kegemaran Membaca bertema “Kearifan Lokal untuk Mendukung Literasi”, diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Sulawesi Selatan, di Hotel Arthama, Makassar, Kamis, 4 November 2021. Istilah yang miliki, seperti caradde, macca, panrita, tergambar tradisi daerah ini memberi apresiasi pada kepandaian dan kapasitas intelektual. “Kita punya karya, bahkan maha karya, seperti pinisi, aksara lontara, epos La Galigo, dan produk kebudayaan lain menunjukkan tingginya peradaban kita,” katanya. Tokoh-tokoh yang dapat menjadi role model gerakan literasi, di antaranya Karaeng Pattingalloang yang menguasai beberapa bahasa asing, Retna Kencana Colliq Pujie’ berjasa mengumpulkan dan menyelamatkan naskah “La Galigo”, dan La Patello’ Amanna Gappa yang menghimpun hukum pelayaran dan hukum perniagaan. Kegiatan yang dipandu oleh Syamsul Arif, Pustakawan Madya DPK Provinsi Sulawesi Selatan menghadirkan Duta Literasi Digital Sulawesi Selatan, Upi Asmaradhana. Dalam pemaparannya, founder Kabar Group Indonesia (KGI) itu menjelaskan pentingnya generasi muda memiliki kecakapan digital. Disampaikan, dunia digital punya banyak tools, sisa dimanfaatkan untuk memajukan peradaban. Dalam era Big Data, kata Rusdin, bukan hanya bisa memanfaatkan data yang ada tapi juga menciptakan data, lewat konten-konten kreatif yang dibuat. Upi Asmaradhana mengatakan, membaca itu dasar dari literasi digital. Hanya saja bisa membedakan
