S ajak -S ajak Entjik Amin
PERANG MENGKASAR Tersebutlah perkataan anak Mangkasar telah kembali suruhan di kuffar lalu bertitah Sultan yang besar menyuruh membaiki senjata dan pagar Segala Datu dan Enci’ dan Tuan apa bicara datu’ sekalian baik masuk anak perempuan supaya kita boleh melawan Akan sembah sekalian hulubalang-hulubalang tuanku jangan berhati mamang jika gempar malam dan siang tutup segala pintu gerbang
Bertitah pula duli makhota baiklah kita atur meriam di atas kota baiklah ingat sekalian kita si kuffar ini sangatlah dusta
Setelah dilihat Kapitan Jepara Kornelis Sipalman sangat sengsara beraturlah kapal dan kura-kura menembakkan meriam dengan bicara Dipasangnya pula meriam bersama Anggara kenalah kapal dan kura-kura Welanda dan Bugis berkira-kira dengan Kapitan Jongkor ia berbicara Setelah hari sudah petang ditembakkan meriam dengan nama si kembang apinya nyala amat cemerlang lalulah mati beberapa orang Undurlah kapal ke laut dalam serta memasang sekalian meriam dibakarnya bangkai beberapa ayam ada yang makan ada yang diam Sultan pun segera memberi salin akan yang menembakkan baju dan kain menyukakan hati sekalian yang miskin supaya jangan bekerja yang lain.
Siang dan malam gelap gempita mengatur meriam di atas kota setengah membaiki sekalian senjata dengan ingat sekalian rata Segala yang duduk di luar kota terlalu sabur berangkat harta ada yang diam ada yang berkata seorang pun tidak berduka cita
Syair Perang Mengkasar, sebuah karya sastra masa lampau.
Kapitan Amiral hatinya sabar
bernama Entjik Amin. Dalam tulisan Anton Lucas, “Makna
menahan meriam raja Mangkasar sedikitpun tidak gusar diiisi meriam disuruhnya mutar kira-kira sejam sudah ditembak barulah Welanda membalas pula bahannya gemuruh seperti debak kenalah kota leguh dan leguh Sangat marah kafir yang dusta menembak menuju istana dan kota pelurunya datang melata-lata seorang pun tidak kena anggota 24 | Macca No. 4/ Desember 2021
Syair ini sering disinrilikan pada hajatan pernikahan. RRI Nus. IV juga mengudarakan oleh Pasinrili.
Syair Perang Mengkasar sebuah kisah sejarah. Penulis syair seorang Melayu, pegawai Raja Gowa Sultan Hasanuddin Sejarah di dalam Sastra Indonesia Sebelum dan Sesudah
Revolusi” menilai Perang Makassar tidak nampak dalam syair
Perang Mengkasar. Karena hal tersebut sama dengan penuli san sejarah pada Abad pertengahan di Eropa.
Kapitan Jongkor yang disebut dalam syair adalah Captain
Joncker yang membantu Belanda dan Kornilis si Palman yang dimaksud adalah Admiral (Laksamana) Cornelis Janszoon Speelman, ungkap Anton Lucas di diskusi sastra tengah Desember 1985 di Dewan Kesenian Makassar,
Kisah Perang Mengkasar pernah dipentaskan oleh Rahman Arge, di Benteng Somba Opu tahun 1990-an lalu. Bentuk
ungkapannya menjadi lain memang, karena diangkat sebagai pertunjukan teater. Para pemainnya aktor dan aktris teater yang ada di Makassar berjumlah ratusan orang.