Majalah MACCA Edisi 4, Desember 2021

Page 20

BORDERLAND KAMPUNG MIRING Menggugah Keprihatinan Lewat Gambar Bergerak

S

am Ancoe Amar dan Zulkarnain Gobel barangkali hanya dua dari ratusan lebih pekerja film di seluruh Indonesia. Cerita berikut ini adalah sepenggal dari upaya mereka, pelaku kreatif di bidang audio-visual, menyiasati jerat dampak pandemi Covid-19. Berjarak sekitar 1.605 kilometer dari ibu kota Jakarta, sebuah permukiman miskin di Kecamatan Mariso, Makassar, menggelitik kepedulian Sam Ancoe Amar. Satu dari wilayah permukiman di Mariso, cerita dia, terletak di antara jalanan kampung dan pesisir pantai. Warga lekat dengan kemiskinan, dengan denyut kehidupan bertumbuh dari bisnis peredaran narkoba. Kondisi pandemi Covid-19 mengusik kenyamanan Sam, yang sebelumnya menjalani keseharian di Depok, Jawa Barat dan Jakarta. Semenjak terjadi pandemi, dia mencoba menjauhi episentrum penularan virus SARS-Cov-2 di seputaran Jabodetabek. Awal Agustus lalu, dia lalu mencoba menggerakkan semangat rekan-rekannya di Makassar—asal tanah kelahirannya—untuk membuat karya positif dan inovatif. Label “kampung miring” yang distigmakan publik atas sebuah kampung di Mariso, lantas menjadi obyek video dokumenter Sam dan temannya sesama filmmaker. Film ini dijuduli Kampung Miring (Borderland). Sam menjelaskan, sudah sejak lama kampung kecil di Mariso menjadi permukiman yang menyimpan kisah kelam warga bergulat dengan narkotika dan penyalahgunaan obat-obatan. Bagi Sam, persoalan ini tidak cukup mampu diselesaikan oleh warga kampung itu sendiri. Dia menggambarkan, betapa banyaknya warga dari kalangan muda dan anak, baik laki-laki ataupun perempuan, di situ terlibat penyalahgunaan narkoba. 18 | Macca No. 4/ Desember 2021

Robertus Roni Setiawan, I am a journalist concerned in socio-cultural issue with over 3 years of working experience in mass media and publishing company. I graduated from Department of Communication Studies, Faculty of Social and Political Sciences Universitas Gadjah Mada. (foto: Dokumentasi)

Di sisi lain, sebagian komunitas religius dari warga setempat berusaha keluar dari kondisi buruk yang melilit kesejahteraan mereka akibat peredaran narkoba yang membuat candu. “Para tetua dan remaja yang tergolong religius sudah mulai jengah. Kampung bergerak melawan ‘pandemi’ narkoba ini sebuah inspirasi bahwa ada sebuah gerakan sosial yang tidak terdeteksi,” kata Sam, saat dihubungi, Senin (21/9) lalu. Selama ini, menurut Sam, isu penyalahgunaan narkoba di Makassar minim dalam mengungkap sisi perjuangan para penyintas atau pemakai narkoba yang ingin sembuh dan berhenti dari ketergantungan. Sementara kasus-kasus kriminalitas dan penangkapan pelaku penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Makassar relatif tinggi. Situasi tersebut, menurut Sam, semestinya tidak boleh terabaikan dari perhatian publik. Terlebih dengan tingginya volume pemberitaan mengenai pandemi Covid-19. “Warung narkoba di Makassar ini sebetulnya pandemi juga, dan ini menyerang segala lapisan sosial kehidupan,” ungkapnya. Menggandeng Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan, Sam mengembangkan konsep produksi film pendek dokumenter yang bersifat informatif dan edukatif. Hal ini didasari temuan Sam dan tim produksinya mengenai fakta bahwa selama


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Majalah MACCA Edisi 4, Desember 2021 by de la macca - Issuu