USMAN SAHABU BARISTA TRADISIONAL SESUAI PESANAN
D
i bilangan utara nama Usman cukup populer di kalangan penikmat kopi. Ia dinilai peracik kopi yang handal karena paham selera konsumen yang memesan kopi racikannya. Usman sendiri saat ditanya kemahirannya menyesuaikan dengan konsumen, karena sebelum melayani mereka menanyakan terlebih dahulu tentang keinginannya, apa kopi yang diinginkan racikannya “tipis” atau “tebal” atau “standar”. nah dari jawabannya, barulah Usman meracik. "Begitu pelanggan duduk, saya temui dan tanyakan seleranya. Jika mereka berkomentar di luar sana selalu
pas sajian yang saya berikan, Alhamdulillah," katanya, sering dipanggil Usman Assalam. Gelar Usman di belakang nama aslinya tergantung Warkop di mana mereka lagi bertugas/ bekerja sebagai peracik, istilah gaulnya barista, saat ini ia diposisi warkop Assalam jalan Tinumbu depan SD inpres Layang, makanya ia kadang disebut namanya Usman Assalam. Selera peminum/penikmat kopi bervariasi. lima konsumen masuk ke warkop, selera mereka berbeda. “Agar bisa tetap berkunjung kita harus berikan pelayanan yang baik. Selera sangat absurd. Jadi kita berupaya berikan keinginan, hingga penikmat selalu ke warkop. " Ya, tanpa ada rasa bangga, saya bersyukur, konsumen kopi yang dulu ditempat lain, setelah pindah warkop mereka juga ikut Ini tentu karena adanya rasa dan aroma lain yang dirasakan pada racikan yang saya suguhkan Kalau tidak mustahil" ungkapnya. Beberapa penikmat kopi yang nongkrong di Assalam Warkop, ternyata hanya satu dua orang saja berdomisili di sekitar Jln Tinumbu selebihnya ada dari Antang dan Perumnas Hertasning. "Saya sudah kenal berpuluh tahun dengan Pak Usman Sahabu, dulunya masih meracik di warkop sana (menunjuk ke Selatan), selera saya cocok dengan campurannya, "ucap Nurdin pensiunan Diknas prov. Sulsel. Demikian pula komentar Sultan seorang wiraswasta tinggal di Galangan kapal, Ia mengakui tidak sedikit Warkop dilewati, cuma terlanjur senang buatan 10 | Macca No. 4/ Desember 2021
Usman “Assalam” Sahabu, Barista Tradisional kopi Usman hingga dirinya setiap hari nongkrong di Assalam. Lantas bagaimana racikan kopi hitam dengan kopi susu? Usman, Ayah dari tiga orang anak ini mengaku jauh beda. Racikan kopi hitam punya takaran khusus jika ingin dicampur susu, “Tidak banyak warkop yang paham,”. Ya ia tahu kopi susu padahal takaran susu, kopi dan gulanya harus seimbang hingga ketiganya bersenyawa dalam larutan air panas. Bila tidak pas, kopi susu bisa terasa manis sekali atau pahit. Di sini dibutuhkan kejelian dan pengalaman panjang agar takarannya setiap meracik seimbang, tandas Usman yang kadang sehari melayani peminum kopi ratusan orang. Di Makassar centra warkop paling banyak sekitar jalan Tinumbu, Bandang, pasar Cidu hingga pasar Pannanpu, dan warkop di sini berbaris baris meski tak satupun yang tampak sunyi. Mereka setiap hari ratarata dibanjiri pengunjung dari berbagai wilayah dan bermacam-macam komunitas. Beberapa organisasi maupun kelompok memboking tempat di warkop yang lengkap fasilitasnya untuk rapat maupun melaksanakan diskusi sambil ngopi. Persaingan fasilitas warkop juga harus diakui sangat kompetitif. Selain letak strategis paling diutamakan cita rasa racikan sang barista (peracik), ini harus dimiliki. Lantas apakah bisnis warkop memang sangat menjanjikan keuntungan sehingga begitu menjamur? Usman Sahabu memapar, keuntungan tidak seperti yang dibayangkan. Untung ada namun tidak “wah”. Menggiurkan sesuai dengan tampilan suasananya."