Majalah Apresiasi Edisi VI

Page 15

Artikel

Kebodohan Pecandu Buku Frank Furedi

S

abtu, 1 November 2014. Saya sedang mencari buku di Barnes & Noble, Fifth Avenue, Kota New York. Seketika, perhatian saya tertuju pada koleksi volume yang dibuat dengan indah. Saya melihat lebih dekat dan menyadari bahwa buku-buku ini adalah bagian dari kategori Leatherbound Classic. Seorang asisten toko memberi tahu saya bahwa sampel bagus semacam itu akan turut memperindah koleksi buku saya. Sejak pemberitahuan ini, saya diingatkan berkalikali bahwa buku sangat penting sebagai simbol penyempurnaan budaya. Meskipun kita musti hidup di era digital, pemaknaan simbolis dari buku terus-menerus menikmati penilaian budaya. Itulah sebabnya, ketika saya melakukan wawancara televisi di rumah atau di kantor universitas saya, saya seringkali diminta untuk berdiri di depan rak buku saya dan berpura-pura membaca salah satu teks. Sejak penemuan sistem aksara paku di Mesopotamia sekitar 3500 SM dan hieroglif di Mesir sekitar 3150 SM, pembaca teks yang serius telah menikmati aklamasi budaya. Papan tanah liat dengan tanda-tanda tertulis dianggap sebagai artefak yang berharga dan terkadang sakral. Kemampuan untuk menguraikan dan menafsirkan simbol

dan tanda dipandang sebagai pencapaian yang luar biasa. Hieroglif Mesir dianggap memiliki kekuatan magis dan—hingga hari ini—banyak pembaca menganggap buku sebagai media untuk mendapatkan pengalaman spiritual. Semenjak teks memiliki begitu banyak makna simbolis, maka apa yang orang baca dan bagaimana mereka membaca—secara luas—dianggap sebagai fitur penting dari identitasnya. Membaca selalu menjadi penanda karakter. Itulah sebabnya, orang sepanjang sejarah telah menginvestasikan sumber daya budaya dan emosional yang cukup besar demi menumbuhkan identitas sebagai pecinta buku. Di Mesopotamia kuno; dimana hanya ada sekelompok kecil juru tulis yang bisa menafsirkan papan-papan aksara paku, prestise yang luar biasa diperoleh para penafsir tanda ini. Pada titik inilah, kita mempunyai satu petunjuk paling awal tentang kekuatan simbolis dan hak istimewa yang dinikmati oleh pembaca. Sebagai pembaca yang pecemburu, para ahli baca-tulis yang ambisius melindungi otoritas budaya mereka dengan membatasi akses ke pengetahuan magisnya. Pada abad ke-7 SM, ketika penulisan Kitab Ulangan Perjanjian Lama disokong Raja Yo13


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Majalah Apresiasi Edisi VI by LPM Apresiasi - Issuu