
5 minute read
- Membaca dalam Dunia Siswa dan Masyarakat
Sinta Rahmalia
Menurut Santosa, dkk (2012: 63), membaca adalah kegiatan memahami bahasa tulis yang disampaikan oleh penulis. Sedangkan menurut Solchan T.W., dkk (2010:7.30), membaca merupakan suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh peneliti melalui media kata-kata atau bahasa tulis menurut Tarigan, (dalam Nani, 2014:12). Dapat disimpulkan, membaca merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menggali informasi melalui sebuah tulisan. Manfaat dari membaca tidak hanya untuk mendapat kesenangan saja, tetapi membaca dapat meningkatkan pengetahuan, mendapat informasi baru, meningkatkan kemampuan dalam membaca dan dapat membantu menyelesaikan suatu pekerjaan. Kegiatan membaca dapat berjalan dengan semestinya tentu dengan adanya minat baca. Secara sederhana, minat baca merupakan perasaan yang kuat, senang dan sukarela seseorang dalam memahami sebuah bacaan. Minat baca mempunyai pengaruh yang besar terhadap minat membaca. Karena apabila seseorang membaca tanpa adanya minat, maka kegiatan membaca tersebut tidak akan dilakukan dengan sepenuh hati. Dari hal tersebut tentu manfaat membaca tidak akan didapat secara maksimal. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat baca dalam di seseorang, salah satunya adalah dengan adanya kecocokan antara selera seseorang dengan tulisan yang akan dibaca. Begitupun jika tidak ada kecocokan antara bacaan dengan selera seseorang, maka minat baca juga bisa menghilang. Sementara itu, terdapat pula faktor-faktor lain yang menghambat minat membaca seseorang. Dwi Sunar Prasetyono (2008: 15) mengatakan bahwa mengikuti kebiasaan umum dan merasa malas merupakan salah satu faktor yang membuat kita enggan melakukan aktivitas membaca. Sedangkan Ketua Harian Komunitas Minat Baca Indonesia (KMBI) Provinsi Lampung, Gunawan Handoko, menilai terdapat tiga faktor yang dapat memengaruhi dan menghambat minat baca masyarakat. Pertama, yakni sistem pembelajaran di Indonesia yang belum membuat siswa / mahasiswa harus membaca buku lebih banyak dari apa
Advertisement
yang diajarkan dan mencari informasi atau pengetahuan lebih dari apa yang diajarkan di kelas. Kedua, yakni banyaknya hiburan di televisi dan permainan di rumah atau di luar rumah yang membuat perhatian anak atau orang dewasa untuk menjauhi buku. Faktor teraknhir, adalah penyalahgunaan teknologi internet. Dengan kemajuan teknologi saat ini, tentu ada banyak hal yang dapat dinikmati melalui internet. Bahkan membaca buku tidak lagi harus datang ke perpustakaan dan harus membawa buku secara nyata, kegiatan membaca dapat dilakukan di manapun bahkan dapat dilakukan hanya menggunakan gawai, tanpa buku fisik dan hanya mengandalkan jaringan internet. Tentu hal tersebut sangat memengaruhi minat baca seseorang terutama minat baca terhadap buku fisik. Mereka hanya perlu mengunduh aplikasi yang menyediakan bacaan seperti novel online, komik online atau bahkan berita yang dimuat secara online di situs-situs internet. Namun, banyak juga yang malah menyalahgunakannya untuk melihat situs-situs pornografi yang seharusnya tidak diakses. Karena melalui internet, usia dapat dimanipulasi sehingga banyak anak anak kecil yang dengan mudahnya mengakses hal hal tidak senonoh melakui jejaring internet. Hal tersebut juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan minat baca anak menjadi rendah, karena anak manjadi kecanduan terhadap hal-hal tidak senonoh dan menjadi malas membaca.
Siapa yang memiliki peran dalam meningkatkan minat baca?
Tentu ada beberapa pihak yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan minat baca, baik bagi siswa maupun bagi masyarakat. Diantaranya adalah guru dan pustakawan. Untuk peran guru sendiri dalam meningkatkan minat baca yaitu sebagai inovator, fasilitator dan motivator. Sebagai inovator, guru berperan untuk selalu memberikan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran. Sebagai fasilitator, guru mempunyai peran untuk memfasilitasi bahan bacaan bagi siswa. Sedangkan sebagai motivator, guru mempunyai peran dalam mendorong siswa untuk mau membaca sehingga dapat menumbuhkan minat baca melalui metode- metode yang digunakan oleh guru tersebut. Untuk peran pustakawan dalam meningkatkan minat baca masyarakat sendiri adalah menyiapkan masyarakat sejak dini dengan mengenalkan, melatih dan membimbing sesuai kebutuhan masingmasing. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menyiapkan bahan-bahan bacaan yang disediakan di perpustakaan, mendekorasi perpustakaan menjadi tempat yang nyaman untuk membaca, menyiapkan jadwal bagi pembaca dan membuat kegiatan menarik yang berkaitan dengan membaca. Selain guru dan pustakawan, orang tua juga memiliki peran besar dalam menin- gkatkan minat baca anak. Dengan memberikan buku bacaan yang bervariasi di rumah, memberikan jadwal bagi anak untuk membaca buku, dan mengawasi kegiatan anak ketika di rumah.
Lalu, apa upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan minat baca, baik untuk siswa maupun masyarakat?
Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca, baik pada siswa maupun pada masyarakat. Untuk meningkatkan minat baca pada siswa dapat dilakukan dengan menyiapkan berbagai buku yang tepat dan menyediakan tempat yang nyaman. Banyak siswa yang malas untuk datang ke perpustakaan sekolah, hal

tersebut bisa terjadi bukan hanya karena siswa tidak memiliki minat baca sama sekali. Bisa saja buku yang disediakan tidak sesuai dengan selera baca siswa. Siswa juga bisa merasa tidak nyaman dengan keadaan perpustakaan, sebagai pengelola perpustakaan tentu perlu memperhatikan hal-hal di atas agar dapat menimbulkn minat baca siswa. Upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan pendeketan terhadap siswa. Sekiranya hal apa saja yang menjadi daya tarik siswa untuk membaca sebuah buku, dengan begitu perpustakaan dapat menyediakannya. Tentu hal ini bisa dilakukan dengan meyebar kuesioner atau dengan sharing santai dengan siswa-siswa yang ada di perpustakaan. Tidak begitu berbeda dengan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa, upaya pustakawan untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Mengenali pengunjung
Sebagai pengelola perpustakaan, tentu sangat penting untuk mengenali masyarakat yang berkunjung. Bukan mengenali dalam hal pribadi namun mengenali dari segi profesi, dengan mengenali profesi maka pengelola dapat menyediakan bacaan yang sesuai dengan pengunjung. Bacaan juga dapat disesuaikan dengan lokasi perpustakaan tersebut. Jika perpustakaan berlokasi di desa, maka pengelola perpustakaan dapat menyediakan bacaan yang bermanfaat bagi masyarakat desa.
Melengkapi koleksi buku dan bacaan lain
Pengunjung yang datang ke perpustakaan memiliki tujuan agar dapat menambah wawasan atau informasi. Dengan mengelompokan daftar bacaan, tentu sangat memudahkan pengunjung dalam memilih buku bacaan yang diinginkan. Selain itu, dengan menyediakan koran harian juga dapat menarik minat baca pengunjung yang datang ke perpustakaan.
Mengadakan kegiatan atau perlombaan
Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan dan lomba yang berkaitan dengan membaca. Contohnya, mengadakan lomba menulis cerpen, lomba membaca secara nyaring (Read Aloud), lomba menulis puisi, dsb. Hal ini dapat diterapkan kepada masyarakat luas terlebih para siswa, dengan harapan dapat mendorong mereka untuk berkunjung ke perpustakaan dan membiasakan diri untuk membaca buku minimal satu bulan satu buku. Mengatur ruangan Penataan ruang juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap seberapa sering masyarakat dan siswa berkunjung ke perpustakaan. Pustakawan dapat menyediakan tempat yang homie sehingga pengunjung akan betah di perpustakaan dan nyaman untuk membaca terutama bagi para siswa. Juga menyediakan bilik-bilik tertentu untuk para pengunjung yang ingin membaca juga bekerja dan mengerjakan tugas.
Membuat komunitas dalam perpustakaan
Komuniktas ini dimaksudkan agar masyarakat yang datang ke perpustakaan memiliki teman diskusi, sehingga tidak merasa sendiri dan tidak, mudah bosan. Dengan adanya komunitas ini, tentu kegiatankegiatan yang dibuat dapat tersebar luas dan dapat menarik minat masyarakat lain untuk datang ke perpustakaan dan melakukan kegiatan literasi. Berikut tadi merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menarik minat baca baik siswa maupun masyarakat. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan tingkat minat baca masyarakat Indonesia terlebih para pelajar, calon pemimpin bangsa, dapat meningkat.