APRESIASI
Muda Mengasihi, Muda Mengingat, Jadikan Bumi Terawat
“Suara Kecil dari Bawah, Masyarakat dan Dampak”
EDISI VIII 2024 LPM APRESIASI UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
Scan This See more details on our website
Majalah LPM Apresiasi Edisi VIII 2024
Muda Mengasihi, Muda Mengingat, Jadikan Bumi Terawat
Pelindung Prof. Dr. Drs. Sutoyo, M.Pd.
Penanggung Jawab Dr. Joko Pramono, S.sos, M.si. Pembina Yona Ervina S.I.kom.
Pimpinan Umum Faiza Intan Nurrohmah
Kesekretariatan Wulan Ayu Azhari Bendahara
Mini Aprilia Pimpinan Redaksi Rahmatika Putri Supuasari Pimpinan Penelitian & Pengembangan Laila Nilasari Pimpinan
Jaringan Kerja Bekti Rahmawati
Ketua Pelaksana Hidahlia Adhitya Sekertaris
dan Bendahara Arina Khifata A’yun Hesti
Prihartini Reporter Kufifah Windari Oliviana
Angelicha Zahra Audi Amalia Rizqi Peni Setyowati
Kanaya Riqki Dinda Anjar Alvia Ramadani Editor
Dinda Ratna Diyah Ayu Mutiara Meilana Lutfhia
Fanyna Rania Azri Layouter Pinkan Marisca
Vivia Inggrid Wiri Tanaya Latifah Dena Afrida
Setyaningrum Ilustrator Marwan Fuad Yeremia
Swastika Graciella Restidita Levina Agnes
Gandhi Putra Fotografer Rafi Majid Salsabila
Diva Rifqy Ahmad Maheraja Erlanda Mohd
Bagus Produksi Hasti Nur Evy Nugraheni
1
2 DAFTAR ISI 1 Susunan Panitia 2 Daftar Isi 4 Salam Redaksi 6 Editorial 11 Laporan Utama 16 Laporan Utama 20 Artikel 24 Opini 28 Sosok 32 Potret 34 Artikel II 39 Opini II 44 Puisi 46 Teka Teki Silang 48 Agenda 50 Cerita Pendek 54 Puisi II 56 Opini III 64 Potret
3 66 Komunitas 70 Wawancara 76 Komik 78 Opini IV 81 Ideas 86 Agenda II 88 Komunitas II 92 Opini V 96 Potret 98 Cerita Pendek II
SALAM REDAKSI
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas terselesaikannya majalah ini, yang menjadi wujud kerja keras, dedikasi, dan semangat tanpa henti dari semua pihak yang terlibat.
Dengan penuh semangat, LPM Apresiasi mempersembahkan edisi ke-VIII dari Majalah Apresiasi yang mengusung tema “Muda Mengasihi, Muda Mengingat, Jadikan Bumi Terawat”. Dalam edisi ini, kami mengajak Anda untuk lebih dekat dengan isu-isu lingkungan yang semakin krusial di era modern ini. Pencemaran lingkungan sangat berdampak bagi keanekaragaman hayati, perubahan iklim, serta rusaknya ekosistem yang vital untuk kehidupan. Selain itu, lingkungan yang tercemar juga berdampak bagi kesehatan manusia seperti meningkatnya penyakit pernapasan serta gangguan kesehatan lainnya. Keberlanjutan lingkungan merupakan tanggung jawab kita bersama. Upaya pelestarian dan pemulihan lingkungan menjadi hal yang sangat penting untuk mengurangi dampak negatif tersebut serta menjaga keseimbangan alam. Melalui berbagai artikel, liputan, dan wawancara eksklusif, kami berusaha memberikan pandangan yang luas dan mendalam mengenai berbagai aspek lingkungan.
Kami juga memberikan perhatian khusus pada cerita-cerita inspiratif dari komunitas dan individu yang telah berkontribusi nyata dalam menjaga dan merawat lingkungan. Mereka adalah contoh nyata bahwa setiap aksi, sekecil apapun, dapat memberikan dampak besar bagi keberlanjutan alam. Dengan membaca edisi ini, kami berharap Anda akan terinspirasi untuk turut serta dalam upaya menjaga lingkungan. Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kesetiaan Anda selama ini. Semoga majalah ini dapat terus menjadi sumber inspirasi dan informasi yang bermanfaat bagi Anda.
Mari bersama-sama kita wujudkan dunia yang lebih hijau, bersih, dan lestari, untuk generasi kita dan generasi yang akan datang.
Salam hangat
4
Editorial
Seperti Simfoni Hijau: Mengharmonikan
Kehidupan dengan Lingkungan
Oleh: Rahmatika Putri Supuasari
Editor: Diyah Ayu Wulandari
Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, kita terkadang lupa akan pentingnya hubungan kita dengan alam.
Bumi, bagaikan sebuah simfoni hijau, sebuah metafora yang indah yang menggambarkan keindahan dan keseimbangan antara kehidupan dan lingkungan. Memainkan melodi kehidupan yang indah, namun melodi ini terancam oleh ulah manusia yang tak bertanggung jawab.
Bumi kita terbentuk dalam jangka waktu jutaan hingga milyaran tahun yang lalu, sementara manusia telah lama hidup dengan pola ekstraktif, mengambil keuntungan dari alam tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Hutan ditebangi, sungai tercemar, dan udara dipenuhi polusi. Tindakan ini bagaikan merenggut nada-nada indah dari simfoni hijau, meninggalkan melodi yang disonansi dan penuh kepedihan.
Sebagai makhluk bumi yang paling sempurna seharusnya kita menyadari pentingnya
mengharmonikan kehidupan kita dengan lingkungan di sekitar kita. Kita pun dapat menemukan kembali keseimbangan dengan alam. Kita perlu belajar untuk hidup berdampingan dengan alam, menjaganya, dan memanfaatkannya dengan bijak. Pentingnya memiliki kesadaran yang kuat terhadap lingkungan tidak dapat diragukan lagi. Saat manusia memahami bahwa dia adalah bagian dari alam dan manusia betapa rentannya bumi ini, manusia akan lebih cenderung untuk mengambil langkah-langkah yang proaktif dalam melindungi dan menjaga kelestarian alam. Kesadaran akan lingkungan sama halnya seperti melodi yang terus berdenting, mengingatkan manusia untuk bertindak demi masa depan bumi sebagai tempat tinggalnya.
Dalam mengharmonikan alam yang memukau ini, pengelolaan sampah berkelanjutan menjadi salah satu komponen penting yang akan menyelaraskan kehidupan munusia dengan lingkungan. Melalui langkah-langkah pemilahan, daur ulang, dan pengurangan limbah, kita dapat menciptakan harmoni
6
yang luar biasa dan mengurangi dampak negatif terhadap keindahan alam ini. Peran manusia sangat penting dalam memainkan melodi pengelolaan sampah yang harmonis, menciptakan alam yang tetap bersih, segar, dan menakjubkan.
Mengharmonikan dan merawat sumber daya alam, kita dapat memastikan bahwa melodi kehidupan kita tetap sejalan dengan simfoni hijau ini. Sumber daya alam yang terbatas harus dijaga dengan bijak. Dalam simfoni hijau ini, konservasi sumber daya alam adalah harmoni yang menenangkan. Menggunakan energi secara efisien, mengurangi penggunaan air, dan melindungi keanekaragaman hayati adalah langkah-langkah yang penting dalam menjaga kesinambungan lingkungan.
Air merupakan sumberdaya alam yang sangat vital, sangat diperlukan dan menentukan keberlanjutan kehidupan di muka bumi. Air dengan volume, kualitas, lokasi dan saat tertentu sangat dibutuhkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Akan tetapi dengan volume, kualitas, lokasi dan saat tertentu yang lain, air yang bersangkutan bisa berubah menjadi ancaman yang berbahaya bagi manusia.
Untuk mengupayakan keseimbangan antara kebutuhan dan ancaman yang ditimbulkan oleh
air, diperlukan harmonisasi antara manusia dan lingkungan. Seperti sebuah simfoni yang indah, upayaupaya ini harus berjalan seirama untuk menciptakan sinergi yang menguntungkan bagi semua pihak.
Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan. Ini meliputi konservasi sumber daya air, efisiensi penggunaan air, serta pengolahan dan daur ulang air limbah. Dengan demikian, kebutuhan air bagi kehidupan dapat terpenuhi tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan. Ini meliputi konservasi sumber daya air, efisiensi penggunaan air, serta pengolahan dan daur ulang air limbah. Dengan demikian, kebutuhan air bagi kehidupan dapat terpenuhi tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Pengelolaan limbah juga merupakan bagian penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat mencemari tanah, air, dan udara, menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Oleh karena itu, upaya daur ulang, pengolahan,
7 Editorial
dan pembuangan limbah yang bertanggung jawab harus menjadi prioritas.
Di samping itu, edukasi dan kesadaran masyarakat juga memegang peranan penting. Masyarakat perlu dibekali pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian sumber daya air dan lingkungan, serta memahami peran mereka dalam pengelolaan limbah yang baik. Upayaupaya perlindungan lingkungan, seperti penanaman pohon dan pengendalian polusi, juga turut mendukung keharmonisan antara air, limbah, dan kehidupan.
Melalui kolaborasi dan sinergi antara manusia dan alam, bumi yang harmoni dapat diwajudkan.
Air dan pengelolaan limbah yang baik akan mengharmonikan seluruh aspek lingkungan, sehingga keberlangsungan hidup dapat terjaga dengan baik. Seperti simfoni hijau yang mempesona, mengharmonikan kehidupan dengan lingkungan adalah sebuah tugas yang penting dan mendesak. Dalam memainkan peran kita sebagai bagian dari simfoni ini, kita harus menjaga kesadaran akan lingkungan, mengelola sampah dengan bijak, konservasi sumber daya alam, mendapatkan pendidikan lingkungan yang holistik, dan berkolaborasi dengan masyarakat.
Editorial
Membangun bumi yang harmoni bukan hanya tugas individu, tetapi tanggung jawab kolektif, secara bersama atau secara gabungan. Kita semua harus bersatu padu, bergandengan tangan untuk menjaga kelestarian alam. Langkah-langkah kecil seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membuang sampah pada tempatnya, menghemat energi dan air, menanam pohon di halaman rumah, dan mengikuti kegiatan peduli lingkungan dapat menjadi kontribusi berharga.
Mari kita ciptakan bumi yang sehat dan lestari untuk generasi mendatang. Bayangkan, bumi dengan udara yang bersih, air yang jernih, dan hutan yang lebat. Sebuah simfoni hijau yang indah dan menyejukkan kehidupan di bumi. Ingatlah, alam adalah tempat tinggal kita, dan kita semua bertanggung jawab untuk menjaganya. Mari kita menjadi bagian dari simfoni hijau yang harmonis, demi kehidupan yang lebih baik di masa depan juga menjaga bumi ini sebagai tempat yang indah untuk kita dan generasi mendatang.
8
Laporan Utama
Kasus Pencemaran Yang Dilakukan Oleh PT RUM
Tak Kunjung Menemui Titik Terang Bagi Korban Hingga 7 tahun
oleh : Hidahlia Adhitya Editor: Mutiara Meilana
Sejak awal beroperasi PT Rayon
Utama Makmur (RUM) telah melakukan pencemaran udara dan air bagi warga sekitar. Pabrik tersebut berlokasi di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Pencemaran udara menjadi fokus utama yang paling berdampak bagi warga sekitar, dikarenakan warga sekitar merasakan bau yang sangat tidak sedap, yang berasal dari limbah udara produksi yang dilakukan oleh PT RUM. Pada awalnya di tahun 2019 pihak PT RUM beralasan bahwa penyaring udara untuk pabriknya sedang dipesan. Namun, sampai saat ini penyaring udara tersebut tidak ada. PT RUM juga tidak pernah memiliki izin untuk membuang limbah ke sungai gupit. Sungai tersebut merupakan sungai kelas tiga yang tidak bisa dicemari dikarenakan sungai gupit digunakan warga sekitar untuk mengairi sawah. Sebaiknya PT RUM membuang limbahnya ke sungai bengawan solo, akan tetapi perusahaan tersebut tetap membuang limbahnya ke Sungai Gupit. Tentu saja pembuangan limbah tersebut berdampak ke sawah warga sekitar, “Salah satu kasusnya pernah ada
warga yang mencuci kakinya di Sungai Gupit, dan akhirnya kaki warga tersebut menjadi melepuh dan bernanah” Ungkap Ikbal APBH LBH Semarang. Tidak pernah ada upaya yang dilakukan PT RUM untuk mengurangi pencemaran yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Sejak tahun 2017 warga sekitar telah melakukan penuntutan serta aksi penolakan terhadap PT RUM dengan harapan pabrik itu ditutup untuk selamanya, akan tetapi pemerintah hanya memberikan sanksi terhadap PT RUM untuk menutupnya sementara waktu. Sudah banyak sekali upaya yang dilakukan oleh warga, namun sampai sekarang hasilnya selalu nihil.
“Hakim justru berkata bahwa kami nyaman disini, karena tidak ada yang mengungsi, dan meninggalkan rumah” ujar Mbok Sarmi, salah satu warga.
Bagaimana bisa warga meninggalkan tempat tinggalnya begitu saja, jelas warga sudah lebih dulu tinggal disana daripada berdirinya PT RUM. Pernyataan hakim tersebut
11
juga sangat bertentangan dengan apa yang terjadi, karena nyatanya bertahun tahun warga mengalami ketersiksaan akibat bau yang diakibatkan oleh PT RUM, bau busuk tersebut terasa seperti neraka bagi mereka. Pusing, mual, hingga sesak nafas selalu mereka rasakan setiap harinya, hingga ada yang dilarikan ke rumah sakit setiap seminggu sekali, lantas dimana letak kenyamanan yang dimaksud oleh hakim?
Menurut keterangan warga pada saat PT RUM berproduksi memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan sehari-hari, setiap hari mereka rasakan bau busuk yang sangat menyengat sehingga menghalangi aktivitas warga, dan mereka harus memakai masker setiap harinya. “Suami saya sering masuk rumah sakit pada saat pabrik tersebut berproduksi, kadang suka tiba-jatuh pingsan, tapi semenjak sekarang sedang tidak ada produksi suami saya baik-baik saja” ungkap Mbok Sipon. Anak-anak yang berada di sana juga menjadi seperti kekurangan gizi sebab tidak terlihat bugar, sedangkan kebutuhan gizi mereka sudah terpenuhi dengan cukup, ditambah lagi anehnya anak yang lahir pada saat PT RUM tidak berproduksi justru mereka memiliki badan yang sangat sehat dan bugar.
Teror bau tidak sedap tersebut seolah tidak ada hentinya menghantui warga sekitar. Hingga
Laporan Utama
saat ini bau tersebut terkadang masih dirasakan warga walaupun tidak separah pada saat pabrik tersebut berproduksi. Sebab saat ini PT RUM bukan menutup pabriknya secara permanen melainkan hanya berhenti produksi untuk sementara waktu. Wajar saja jika warga masih dihantui kekhawatiran apabila suatu saat nanti PT RUM kembali berproduksi, warga khawatir harus mengalami hal yang serupa, dimana setiap harinya hidup mereka terasa tidak tenang dan seperti dibelenggu oleh bau yang tidak sedap.
Tidak pernah ada titik terang keadilan bagi korban
Sudah tujuh tahun berlalu, tidak pernah ada titik terang bagi warga untuk mendapatkan keadilan yang semestinya. “Direktur PT RUM justru malah mengatakan bahwa mereka akan berproduksi kembali, dan tidak ada itikad baik untuk mengganti corak produksinya” ungkap Ikbal. Ecoton juga memberikan kesaksian dalam persidangan bahwa mereka sudah meneliti dan hasilnya COD BOD biota sudah melebihi standar baku mutu dan sangat berbahaya, namun anehnya kesaksian tersebut diabaikan oleh hakim. Hakim juga mengatakan bahwa hasil penelitian dari Ecoton tidaklah valid. Hakim tidak pernah mendengarkan kesaksian dari para ahli, mereka hanya mengambil dan mempertimbangkan
12
kesaksian dari pihak PT RUM saja. “Ternyata Hakim tidak memakai aturan PERMA No. 1/2023 dari mahkamah agung, sebetulnya warga akan menang telak apabila hakim memakai hal itu” ujar Ikbal. PERMA No. 1/2023 tersebut dirancang untuk memberikan panduan yang lebih menyeluruh dan terkini bagi para hakim dalam mengadili kasus-kasus yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Menurut hakim, uji baku mutu harus terpenuhi hingga tujuh parameter terlebih dahulu, namun apabila terpenuhi tujuh parameter tersebut berarti itu sudah ada di level yang sangat berbahaya bagi warga, karena baru terpenuhi dua parameter saja itu sudah berbahaya bagi warga sekitar, dan baunya saja sudah mengganggu kesehatan warga. Apabila harus terpenuhi tujuh parameter lantas bagaimana nasib warga, entah masih bisa hidup atau tidak bila hal itu terjadi kepada mereka. Maka, wajar saja jika warga curiga bahwa ada yang salah dari hakim pengadilan, karena seolah seperti ada yang ditutupi dari mereka.
Laporan Utama
“Kalau dilihat PT RUM ini sebetulnya memiliki backingan yang cukup besar, sehingga mungkin saja lembaga peradilan seakan menjadi tutup mata dan bungkam terhadap apa yang terjadi pada warga dan membiarkan kejahatan lingkungan ada” ujar Ikbal.
Lantas dimana peran Lembaga Peradilan dan Hakim yang seharusnya bersikap netral dan tidak boleh memihak, namun ternyata justru hakim tersebut seolah menjadi pengacara dari bagi PT RUM. Melihat dari putusan para hakim selalu ada yang janggal dan keliru, sebab selalu ada pembelaan dari hakim untuk melindungi pihak PT RUM. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangat warga untuk akan selalu menuntut dan mengawal perjuangan mereka terhadap pencemaran lingkungan yang telah dilakukan oleh PT RUM. Kita tidak boleh membiarkan apalagi sampai lepas dari pelaku pencemaran lingkungan sampai mendapatkan kedailan dan sanksi yang sebagaimana mestinya.
Harapan besar warga hanyalah penutupan permanen PT RUM, sebab sejak awal berdirinya pabrik itu tidak pernah memberikan dampak yang positif, atau bahkan membangun perekonomian warga sekitar. Justru berdirinya PT RUM membawa bencana bagi warga sekitar, pencemaran limbah yang dilakukan telah mengganggu
13
kesehatan dan aktivitas warga. Bahkan warga juga mengalami kerugian materil, seperti mengalami gagal panen, yang dimana hal tersebut merupakan salah satu sumber pokok untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, dan karena hal tersebutlah saat ini beberapa warga terpaksa harus merantau untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Sebagai kesimpulan, pencemaran yang disebabkan oleh PT RUM memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Tindakan segera dan terpadu dari seluruh pihak yang terlibat, termasuk pemerintah, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini dan mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan. Hanya dengan bekerja sama kita dapat membangun lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.
Dokumentasi unjuk rasa kepada PT RUM
“Lingkungan hidup yang sehat adalah hak dasar setiap warga negara yang harus dijaga dan dilindungi oleh kita semua.”
- Siti Nurbaya Bakar
14
Laporan Utama
15
Laporan Utama
Laporan Utama
Suara Kecil dari Bawah, Masyarakat dan Dampak
Oleh: Rahmatika Putri Supuasari Editor: Mutiara Meilana
Di balik gemerlap kota, terbentang desa bernama
Gupit yang berada di salah satu Kota Sukoharjo. Desa ini, dikelilingi sawah hijau dan pepohonan rindang, menyimpan keresahan yang menghantui warganya. Raksasa industri di dekat desa, telah mencemari lingkungan dan kesehatan mereka dengan limbah berbahaya PT Rayon Utama Makmur (RUM) sebuah pabrik yang memproduksi serat rayon sintetis berlokasi di Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.
Lingkungan yang sehat dan bersih adalah impian semua orang. Namun, sayangnya, impian itu sirna sejak 2018 ketika bau busuk limbah dari PT RUM mulai menghantui warga di sekitar pabrik. Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran terkait dampak negatif yang ditimbulkan oleh limbah tersebut terhadap kesehatan dan kualitas hidup masyarakat setempat. Keluhan ini bukan baru-baru ini saja, bahkan sejak uji coba pabrik di tahun 2017, warga sudah merasakan dampaknya. Awalnya, hanya 300 warga dari desa terdekat yang
berdemo, namun seiring meluasnya dampak pencemaran, gelombang demo pun semakin besar di bulan Februari 2018. Hingga saat ini, tuntutan warga agar PT RUM menyelesaikan bau busuk yang tak kunjung teratasi masih belum terpenuhi.
Seiring berjalannya waktu, aroma yang tidak sedap itu semakin menyebar dan menjadi semacam momok yang mengganggu kehidupan sehari-hari. Warga sekitar pabrik terpaksa hidup dengan bau tidak sedap yang meresap ke dalam rumah mereka, mengganggu aktivitas masyarakat, dan bahkan mempengaruhi pernafasan mereka. Masyarakat sekitar PT RUM telah berjuang keras untuk menuntut perbaikan dan penanganan serius terhadap masalah ini. Mereka telah mengadakan protes dan mengajukan keluhan kepada pihak berwenang. Namun, tanggapan yang mereka terima belum memuaskan. Pihak pabrik masih belum mampu memberikan solusi yang efektif dan menjamin kebersihan lingkungan sekitar.
Namun, di tengah keputuasaan, masih ada harapan.
16
Masyarakat yang terkena dampak bau limbah telah bersatu untuk memperjuangkan hak mereka untuk hidup dalam lingkungan yang sehat. Mereka terus menyuarakan keprihatinan mereka melalui media sosial, kampanye kesadaran lingkungan, dan kerjasama dengan organisasi lingkungan yang berkomitmen untuk melindungi alam.
Jeritan Hati yang Tak Terdengar
Dalam suasana yang terasa sunyi, ada cerita-cerita yang sering terabaikan. Di balik pabrik PT RUM yang tampak tak berdosa, terdapat suara-suara warga yang terganggu
Laporan Utama
oleh dampak lingkungan yang luar biasa. Dalam wawancara ini, kami mendekati Sarmi dan Sipon, dua warga sekitar yang berani berbicara untuk memperjuangkan lingkungan yang lebih baik. Mereka berbagi pengalaman mereka mengenai bau busuk yang menghantui dan perubahan yang terjadi sejak PT RUM menghentikan produksinya tiga tahun lalu. Sarmi, seorang warga setempat yang hidup di dekat PT RUM, dengan lantang mengungkapkan dampak yang luar biasa dari produksi pabrik tersebut. “Kalau produksi, dampaknya sangat luar biasa, seperti bau busuk yang sangat sangat menyengat 24 jam. Kami warga sekitar sini sangat sangat terganggu dengan adanya produksi PT RUM,” ungkapnya. Bau yang tidak menyenangkan itu telah mengganggu kehidupan seharihari mereka, merasuk ke dalam rumah dan bahkan mempengaruhi kesehatan mereka.
Namun, Sipon memberikan kabar yang lebih positif. “Sudah sejak tiga tahun terakhir ini PT RUM tidak memproduksi lagi. Alhamdulillah lebih baik, sekarang sudah tidak sering bau dan baunya tidak terlalu menyengat karena belum hilang sepenuhnya,” ungkapnya dengan lega. Penghentian produksi PT RUM telah membawa peningkatan yang nyata dalam kualitas udara di sekitar mereka. Meskipun bau limbah masih ada, intensitasnya
17
Foto: Rahmatika
tidak sekuat seperti sebelumnya, memberikan sedikit harapan bagi warga setempat.
Sarmi dan Sipon, warga sekitar PT RUM, mengungkapkan bahwa dampak lingkungan yang paling terasa adalah pencemaran udara. “Bau busuk yang sangat menyengat 24 jam mengganggu kami warga sekitar,” ungkap Sarmi dengan kekesalan di wajahnya. Mereka menjelaskan bahwa bau tersebut berasal dari cerobong kecil-kecil yang ada di lingkungan pabrik. Mereka juga menyoroti keanehan yang mereka temui. “Asap seharusnya keluar melalui cerobong besar, namun kami jarang melihat hal itu terjadi. Tetapi, asap sering keluar melalui cerobong kecil,” tambah Sipon dengan heran.
Ketika ditanya tentang dampak kesehatan yang mereka alami, Sarmi menjelaskan bahwa banyak warga yang mengalami gangguan pernafasan dan masalah kesehatan lainnya. Namun, sulit untuk memastikan apakah itu langsung terkait dengan pencemaran udara dari PT RUM. Sebagai contoh, Suami Sipon sering masuk rumah sakit ketika pabrik masih beroperasi, tetapi setelah produksi dihentikan, kunjungan ke rumah sakitnya berkurang drastis. Akan tetapi penyebab kunjungan ke rumah sakitnya sebelumnya lebih sering berkaitan dengan kebiasaan merokok dan minum kopi. Sipon pun
Laporan Utama
menjelaskan pengalamannya, “Saat PT RUM masih beroperasi, suami saya sering mengalami masalah kesehatan seperti pingsan dan kesulitan bernafas. Namun, ketika pabrik tidak berproduksi, masalah tersebut berkurang drastis.”
Dalam perjalanan wawancara ini, Sarmi dan Sipon berbagi tentang perjuangan mereka untuk mendapatkan perhatian terhadap masalah lingkungan ini. Mereka telah berpartisipasi dalam protes, mengajukan keluhan kepada pihak berwenang, dan menjalin kerjasama dengan organisasi lingkungan. Namun, suara mereka belum sepenuhnya didengar dan perubahan yang signifikan masih belum terjadi.
Di tengah-tengah keindahan langit cerah kala itu, ada cerita perjuangan yang tak tergambarkan. Warga setempat, seperti Sarmi, berhadapan dengan pilihan yang sulit, tinggal di rumah yang mereka cintai sejak kecil atau mengungsi demi melindungi diri dan generasi mendatang dari dampak yang parah. Dalam cerita ini, kami mengulik perjalanan panjang perjuangan mereka melawan dampak PT RUM dan komitmen mereka untuk melindungi rumah mereka. Sarmi dengan penuh emosi mengungkapkan pertanyaannya yang sulit, “Apa yang harus kita lakukan jika kita harus mengungsi selama enam tahun? Rumah ini adalah tempat kelahiran kita, tempat
18
Laporan Utama yang telah menjadi bagian dari hidup kita sejak kecil.” Perasaan bingung dan dilema yang dirasakan oleh Sarmi mencerminkan perasaan banyak warga di Pengkol dan Gupit.
Mengungkapkan
keprihatinannya, wanita yang biasa dipanggil “Mbok Sarmi” ini menjelaskan bahwa dua kelurahan tersebut, Pengkol dan Gupit, adalah yang paling parah terkena dampak dari PT RUM. Pencemaran udara yang persisten telah mengancam kesehatan dan kualitas hidup warga setempat. Namun, warga yang teguh tidak menyerah begitu saja.
Selama bertahun-tahun, warga Pengkol dan Gupit telah berjuang dengan tekun dan penuh semangat untuk melindungi lingkungan mereka dan masa depan mereka. Mereka telah mengadakan protes, mengajukan keluhan kepada pihak berwenang, dan menjalin kerjasama dengan organisasi lingkungan. Semua itu dilakukan demi keadilan dan kesejahteraan semua warga yang terdampak. Perjuangan mereka mendorong solidaritas diantara warga setempat. Mereka saling mendukung, menguatkan, dan melawan bersama-sama. Dalam upaya tersebut, mereka juga mendapatkan dukungan dari kelompok masyarakat lainnya yang memperjuangkan hak-
hak lingkungan dan keberlanjutan. Meskipun jalan masih panjang, warga Pengkol dan Gupit tetap penuh harapan. Mereka berharap bahwa upaya mereka akan diakui dan didengar oleh pihak berwenang. Dengan tekad yang kuat, mereka berusaha untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat, aman, dan berkelanjutan bagi mereka dan generasi mendatang.
Mengakhiri wawancara ini, Sarmi dengan penuh semangat mengatakan, “Kami tidak akan menyerah. Ini adalah rumah kami, tempat kami tumbuh, dan kami berjuang untuk melindunginya. Kami berjuang untuk masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk diri kami sendiri, tetapi juga untuk anak cucu kami dan semua warga yang terkena dampak. Bersama, kami dapat mencapai perubahan yang kami inginkan.”
Dalam perjalanan wawancara ini, Sarmi dan Sipon berbagi tentang perjuangan yang mereka hadapi. Mereka sering menghadapi tantangan dan hambatan, tetapi semangat mereka tidak pernah pudar. Mereka terus berjuang demi masa depan yang lebih baik dengan harapan bahwa generasi mendatang tidak akan mengalami penderitaan yang sama.
19
Perubahan Iklim yang Ekstrem
Menyebabkan Banjir di Demak
Oleh: Wulan Ayu
Editor: Luthfia Fanyna
Peta Kabupaten Demak (Sumber: demakkab.go.id)
Bencana banjir di Demak adalah contoh tantangan global Perubahan Iklim yang membutuhkan komitmen dan tindakan nyata dari semua bagian masyarakat. Tidak mungkin bagi generasi mendatang untuk hidup di lingkungan yang aman dan berkelanjutan jika kita tidak bekerja sama dan bekerja sama. Selain itu, ada kurangnya kesadaran masyarakat sekitar tentang lingkungan yang bersih dan sehat.
Bajir yang terjadi di Demak dipengaruhi oleh siklon tropis, curah hujan yang tinggi telah menyebabkan banjir dari hulu ke
hilir selama beberapa hari sejak
Rabu (13/3) yang menyebabkan tanggul sungai jebol dan melimpas, menyebabkan banjir di beberapa jalan protokol di pusat kota. Banjir yang melanda Kabupaten Demak dan daerah sekitarnya di Jawa Tengah menunjukkan bahwa sistem pengendalian banjir yang ada belum siap untuk menghadapi cuaca ekstrim yang telah lama diprediksi akan meningkat.
Banjir di Demak disebabkan oleh luapan air dari Kabupaten Grobogan dan beberapa tanggul Sungai Wulan dan Sungai Lusi, yang jebol karena tidak dapat menahan
20
Artikel
Pencemaran Lingkungan: Realitas Pahit, Tantangan Nyata,
Aksi Lokal
Oleh: Bekti Rahmawati
Editor: Rania Azri
Ilustrasi pencemaran pingkungan (Sumber: pixabay.com NickyPe)
Isu “permasalahan lingkungan” selalu menjadi concern dari tahun ke tahun. Permasalahan lingkungan ini sangat kompleks. Hal ini umumnya disebabkan oleh tingkah laku manusia sendiri. Adapun dampak terhadap kehidupan yang sangat merugikan bagi lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Terdapat banyak upaya yang sudah dilakukan dalam menghadapi
pencemaran lingkungan ini. Mulai dari perubahan perilaku dari diri sendiri, workshop, kampanye komunitas pecinta lingkungan, sampai undang-undang maupun program yang diluncurkan oleh pemerintah.
Isu permasalahan lingkungan antara lain pencemaran, kepunahan, perubahan iklim,
24
Opini
Muda, Berani dan Berpengaruh: Kisah Hesti Prihartini
Oleh : Kanaya Riqky Aulia, Peni Setyowati
Editor: Diyah Ayu Wulandari
Prestasi merupakan suatu
keberhasilan atau hasil dari
usaha yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi dapat mencakup berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, karier, olahraga, seni, dan banyak lagi. Pentingnya prestasi terletak pada pengakuan atas usaha dan dedikasi seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Prestasi dapat menjadi sumber motivasi dan kebanggaan bagi individu, serta menjadi tolak ukur kemajuan dalam mencapai tujuan mereka. Hesti merupakan mahasiswa berprestasi dari Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang telah meraih banyak prestasi. Beberapa prestasi yang ia raih dalam waktu dekat ini yaitu : (1) terbaik 1 duta peppelingasih provinsi jawa tengah 2023; dan (2) harapan 1 top model cahaya sakti motor kategori dewasa tahun 2023.
“Untuk mendapatkan prestasi tersebut ya yang pertama saya mulai dengan niat lalu menunjukkan aksi. Dengan niat tersebut akhirnya saya mencari banyak info yang update tentang perlombaan perlombaan. Baik info dari sosial media ataupun info dari relasi saya”.
Dokumentasi Hesti Prihartini
Setelah itu kalo perlombaannya sesuai dengan minat dan keinginan saya. Saya mulai mendaftar dan mempersiapkan sebaik mungkin. Dan untuk mendapatkan berbagai prestasi, sebelum mengikuti perlombaan saya selalu meminta doa restu kepada kedua orang tua saya. Karena menurut saya, ketika kedua orang tua merestui apa yang
28
Sosok
33 Potret
Tantangan dan Tindakan:
Menghadapi Pencemaran Lingkungan dalam Era Modern
Oleh: Mini Aprilia
Editor: Luthfia Fanyna
Melindungi Bumi (Sumber: pixabay.com)
Pencemaran lingkungan merupakan masalah yang mendesak dan semakin kompleks di era modern ini. Dalam konteks ini, artikel ini mengkaji tantangan yang dihadapi dalam menghadapi pencemaran lingkungan dan menawarkan berbagai tindakan yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Sejumlah penyebab utama pencemaran lingkungan, seperti
emisi industri dan polusi air, diperinci bersama dengan dampaknya yang merusak terhadap ekosistem dan kesehatan manusia. Selain itu, artikel ini mengidentifikasi beberapa tantangan kunci yang perlu diatasi, termasuk kurangnya kesadaran masyarakat dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, serta kurangnya sumber daya yang ramah lingkungan. Namun, dengan mengadopsi pendekatan yang komprehensif dan melibatkan
34
Artikel
Jeratan Pencemaran: Luka Bumi, Ancaman Masa Depan
Oleh: Laila Nilasari
Editor: Rania Azri
Pencemaran lingkungan menjadi masalah umum yang sering dihadapi oleh banyak negara di berbagai belahan dunia dari dulu hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan industri dan pertumbuhan populasi yang semakin
meningkat, aktivitas manusia yang tidak dapat terkontrol menjadi sebab utama kerusakan pada lingkungan. Aktivitas manusia yang tidak terkontrol bagaikan pisau bermata dua yang telah mengantarkan bumi pada degradasi yang mencemaskan
39
Opini
Bumi terluka (Sumber: Pinterest)
ULANG
Karya : Nasya Shalihah
Malam tenang yang diterangi bulan
Pagi cerah yang di terangi matahari
Kayu yang hangat dibakar api
Dinginnya malam bagaikan es
Mimpi mu tak perlu banyak angan-angin
Doa mu lantunkan lah setiap hari
Usaha mu giat kan lah setiap saat
Ketika langit sudah mengangguk
Doa itu akan terulang bahagia
Beningnya pun jatuh perlaahan
Berulang terus berulang jatuh
Beningnya menciptakan kebahagiaan
Kamu tak henti berterimakasih pada langit
(Sumber: Piniterest)
44
Enviromental Care
46
ACROSS
3. Pohon yang menjadi simbol perubahan iklim dan kelestarian lingkungan adalah....
4. Benda yang dapat didaur ulang untuk mengurangi limbah adalah....
5. Gas yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang berkontribusi pada pemanasan global adalah.....
7. Benda-benda plastik yang dibuang sembarangan dapat mencemari ....
8. Satu dari tiga “R” dalam upaya mengurangi limbah adalah....
10. Proses di mana air hujan berubah menjadi uap kembali ke atmosfer disebut....
13. Bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan disebut....
DOWN
1. Sebuah tindakan untuk menjaga kelestarian lingkungan yang dilakukan oleh banyak orang secara bersama-sama disebut....
2. Proses di mana air hujan berubah menjadi uap kembali ke atmosfer disebut....
6. Tindakan membuang limbah cair ke sungai atau laut adalah contoh dari .... lingkungan
8. Satu dari tiga “R” dalam upaya mengurangi limbah adalah....
9. Kebakaran hutan yang besar sering kali disebabkan oleh .... manusia.
11. Hewan yang sudah hampir punah karena perburuan ilegal dan hilangnya habitatnya adalah ....
12. Tempat untuk membuang sampah agar tidak mencemari lingkungan disebut….
47
48
Foto Bersama LPM Apresiasi
Milad LPM Apresiasi
Diklat LPM Apresiasi
Kunjungan media
49 Agenda
Apresiasi
media LPM Apresiasi
Buka puasa bersama LPM Apresiasi
Upgrading LPM Apresiasi
Bersama Alam
Karya : Recpalen
Editor: Luthfia Fanyna
Halo!Perkenalkan,
aku Agam. Sekarang aku sedang bersembunyi di balik semak-semak bersama kedua sobatku, Abet dan Domu. Di depan kami, berjarak kurang lebih sepuluh meter, alat-alat besar teronggok. Matahari terik membakar kulit kehitaman kami, membuatnya semakin gosong. Pukul dua belas siang.
“Hei, mereka sedang apa?” “Makan siang. Lihat saja piring-piring dan cangkir yang mereka bawa, juga aroma lezat ini. Aduh, membuatku lapar saja.”
Suara bisik-bisik dua sobatku terdengar. Angin yang berhembus tidak hanya membawa rasa sejuk, tetapi turut menyeret
50
Cerita Pendek
Ilustrasi anak-anak (Sumber: Pinterest )
aroma masakan masuk ke dalam hidung kami. Domu benar, akupun ikut lapar demi mencium aromanya. Gulai ikan? Duh, enak sekali.
Dua hari yang lalu aku melihat kendaraan-kendaraan besar melewati perkampungan kami, terus maju hingga tak terlihat setelah berbelok menuju bukit barisan. Aku yang saat itu tengah menemani Adam—adik bungsuku—bermain di teras rumah seketika termangu, sibuk memperhatikan kendaraankendaraan besar. Hebat sekali. Bersih. Mengkilap terkena cahaya matahari.
Sorenya, sepulang Mamak dan Bapak menggarap ladang, aku antusias menceritakan kendaraankendaraan besar yang kulihat. Aku mengoceh sambil menggendong Adam, tidak peduli jika suara nyaringku mengusik tidurnya. Namun, tidak seperti biasa, Mamak dan Bapak tidak antusias menanggapi keantusiasanku. Terlebih lagi Mamak, lihatlah wajah Inangku yang terlipat masam.
“Jangan senang, Agam. Pemilik kendaraan besar itu besokbesok akan membuat kita kesulitan,” tandas Mamak dengan nada tak bersemangat.
Malam harinya, selepas makan bersama, barulah aku mengetahui penyebab kekesalan
Cerita Pendek
Mamak sore tadi. Angin malam bertiup tenang. Perkampunganku gelap, hanya ada kelip lampu petromak dari rumah-rumah tetangga. Suara jangkrik ramai bersahutan.
“Kendaraan-kendaraan yang kau lihat siang tadi milik orangorang dari kota. Mereka datang berbondong-bondong, membawa alat-alat canggih. Mereka menggali tanah di bukit barisan. Mengecek.” Bapak menjelaskan, ditemani secangkir kopi buatan Mamak. Aku masih mendengarkan, menunggu Bapak melanjutkan.
“Selesai mengecek mereka menemui Tohas, kepala kampung kita. Katanya mereka akan menambang tanah di bukit barisan itu, mengeduk isinya. Tidak ada penolakan karena mereka bukan hendak meminta izin, mereka hanya memberi tahu. Esok pagi akan datang alat-alat berat dari kota, juga berpuluh-puluh pekerja tambang. Esok pagi mereka akan membuat lubang-lubang besar di bukit barisan, menggalinya. Mamak kau kesal, Agam. Perkara tambang ini panjang dampaknya.”
Bapak menghela napas panjang. Pandangannya jauh menembus pohon-pohon di bukit barisan.
Maka di sinilah aku, Abet dan Domu yang penasaran dengan
51
Ilustrasi plastik dengan peringatan (Sumber: Pinterest)
Krisis Pencemaran Lingkungan dan Kasus
Timah Ilegal : Urgensi Hukum yang Mengikat
dan Manifestasi Perilaku Pro Lingkungan di Ruang Publik
Oleh : Aldera Jean Pramudita Editor: Rania Azri
Di antara manusia dan lingkungan mengalami perkembangan, Manusia mengalami perkembangan seiring perkembangan dalam lingkungan, begitu pula lingkungan, lingkungan dapat pula berkembang seiring perkembangan manusia. Dimana perkembangan tersebut melahirkan polaritas (perbedaan) antara satu individu atau lingkungan dengan individu atau lingkungan lainnya. Kontak manusia dengan lingkungan dimulai dengan penginderaan dan berkembang ke bawah alam kesadaran, proses mekanisme ini juga dipengaruhi oleh berbagai aspek, termasuk ingatan akan pengalaman sebelumnya, minat, sikap, motivasi, dan kecerdasan. Hasil dari proses tersebut berupa penilaian terhadap hal-hal yang dipersepsikan, dan pola perilaku yang berbeda muncul sebagai hasil penilaian tersebut. Oleh sebab itu, interaksi antara manusia dan lingkungan merupakan esensi penting. Mencakup dua poin penting yaitu interaksi antara manusia ke lingkungan dan interaksi antara
lingkungan ke manusia.
Namun yang perlu digaris bawahi, apabila kita membahas mengenai lingkungan maka fokus utama yang dijadikan esensi adalah manusia dan hubungannya dengan alam. Antara manusia dan alam seharusnya terjalin hubungan yang harmonis, tugas manusia pada dasarnya adalah mengelola alam dan mengantarnya pada tujuan penciptaannya.
Bertolak belakang dengan real life, justru semakin banyak masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan. Unfortunately, most humans don’t seem to understand that ‘habitat’ is not an app that can be re-downloaded. Banyak dari kita tidak menyadari betapa berharganya lingkungan dan berperilaku seolah-olah lingkungan tidak akan memberikan balasan atas apa yang kita perbuat. Saat ini yang terjadi adalah tidak semua individu sadar dan mau mengubah perilaku mereka secara positif untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Hal ini turut diperparah dengan hukum atau
57
Opini
64
65
Gerakan Peduli Lingkungan
Duta Pepelingasih Jawa Tengah
Oleh: Alvia Ramadani, Dinda Anjar Kinanti Editor: Dindha Ratna
Duta Pepelingasih dan Motivasi untuk Bergabung
Kelvin Galuh, Duta Pepelingasih Jawa Tengah mengungkapkan motivasi dan perjalanannya dalam menghadapi berbagai permasalahan lingkungan di Jawa Tengah. Duta Pepelingasih sendiri merupakan salah satu organisasi atau komunitas di bawah naungan Kemenpora yang bergerak di bidang lingkungan.
Kelvin bergabung dengan komunitas tersebut sejak tahun 2020, dengan latar belakang Mahasiswa Ilmu
Kelautan. Selama praktikum di lapangan, ia menemukan banyak sekali sampah. Menurut Kelvin, banyak sekali daerah di Jawa Tengah yang sangat potensial untuk pariwisata, rekreasi, dan pendidikan namun belum bisa dioptimalkan karena terkontaminasi sampah. Hal ini mendorongnya untuk melakukan penelitian mengenai sampah bersama teman-temannya di dalam kampus maupun di luar kampus.
Kelvin menyoroti bahwa permasalahan sampah ini berdampak besar bagi masyarakat,
66
Komunitas
Dokumentasi Pepelingasih
Balai Besar Wilayah Sungai
Bengawan Solo
Oleh: Zahra Aulia, Amalia Rizqi
Editor: Diyah Ayu Wulandari
Dokumentasi BBWS
Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa, dan mengalirkan udara dari daerah aliran sungai (DAS) seluas ± 16.100 km2, mulai dari Pegunungan Sewu di sebelah barat-selatan Surakarta, ke laut Jawa di utara Surabaya melalui alur sepanjang ± 600 km.
Berdasarkan Permen PUPR
Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, pasal 5 disebutkan bahwa Tugas dan Fungsi Balai Besar Wilayah Sungai salah satunya adalah menyelenggarakan fungsi pengelolaan sistem hidrologi dan pengelolaan sistem informasi sumber daya air.
Apa saja upaya dari Balai Bengawan Solo untuk mengidentifikasi dan mengukur tingkat pencemaran lingkungan di sekitar sungai?
70
Wawancara
76
KOMIK
77
KOMIK
Sedang Menonton Film tentang Kebengisan Kapitalisme dalam Menyiksa Bumi
Oleh: Akhmad Idris
Editor: Dindha Ratna
Di pertengahan tahun 2022 lalu, dunia dipaksa ‘geleng-geleng kepala’ oleh Corona. Namun, ada sebuah satire unik yang beredar di lini masa tentang hal yang perlu disyukuri atas wabah yang tengah terjadi, yakni pemulihan kesehatan bumi. Hal yang lebih membahagiakan lagi, harian Tehran Times mengungkapkan
bahwa kondisi emisi gas rumah kaca di bulan Maret 2020 sama dengan kondisi emisi gas rumah kaca pada 30 tahun yang lalu atau tepatnya di tahun 1990-an. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mudah saja, karena para manusia secara ‘terpaksa’ harus berdiam diri di dalam rumah dan berhenti mengusik
78
Opini
What Every Environmentalist Needs to Know About Capitalism (Sumber: pangobooks.com Katie Warren)
Amati, Renungi, Beraksi
Oleh : Faiza
Intan Nurrohmah Editor: Mutiara Meilana
Bumi memiliki salah satu bagian bernama “Lingkungan Hidup” yang berisi tentang kehidupan makhluk hidup seperti manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda lain yang terdapat di dalamnya.
Semuanya saling bekerja sama membentuk kehidupan yang seimbang antar berbagai macam manfaatnya. Hidup terus berjalan, dunia terus berkembang, kebutuhan semakin kompleks sehingga perputaran kerjasama semua bagian Lingkungan Hidup terus menerus terjadi. Ditambah dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan kehidupan semakin mudah untuk dijalani.
Manusia adalah salah satu bagian dari Lingkungan Hidup yang banyak mengambil peran dalam keberlangsungan proses kerjasama. Dimana manusia sebagai peran paling rumit kebutuhannya.
Rumit berarti akan selalu ada kebutuhan-kebutuhan baru yang diinginkan sebagai bagian penunjang kehidupannya. Manusia adalah makhluk dengan tingkat konsumtif tinggi yang akan selalu bertambah seiring keinginannya
yang bermunculan. Perlu diketahui, keinginan manusia sangat mempengaruhi perubahan yang akan terjadi pada makhluk lain.
Sebagai contoh, keinginan dalam memenuhi kebutuhan pangan akan mempengaruhi pada sumber pangan yang ada seperti, sumber nabati dan hewani. Kebutuhan pangan yang terus bertambah akan memunculkan banyak inovasi pangan yang pasti menambah tingkat konsumtif manusia akan sumber pangan. Contoh lain seperti kebutuhan akan gaya hidup yang semakin meningkat. Fenomena yang saat ini terjadi adalah manusia menjadi mudah dipengaruhi dalam hal memenuhi gaya hidup. Sikap hedonisme yang muncul di dalam diri manusia meningkatkan keinginan untuk mengikuti gaya hidup daripada mengikuti kebutuhannya.
Namun, dibalik kebutuhan yang terus meningkat, pada kenyataannya juga memiliki dampak yang lagi-lagi menjadikan lingkungan sebagai sasarannya. Di sini saya menyoroti akan keberadaan industri pabrik yang semakin banyak didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pabrik menjadi industri
81 Ideas
Upgrading LPM Apresiasi
Oprec LPM Apresiasi
86
Pemuda Punya Peran Penting
Terhadap Lingkungan
Oleh:
Kufifah Windari, Oliviana Angelicha Editor: Dindha Ratna
Dokumentasi Youthranger
Menjaga lingkungan adalah salah satu tugas kita sebagai warga negara, karena lingkungan yang sehat dan lestari merupakan dasar dari kehidupan yang berkualitas. Dimas Dwi Pangestu merupakan seorang Mahasiswa Politeknik Kesejahteraan Bandung yang aktif terlibat dalam organisasi internal maupun eksternal. Dimas saat ini menjabat sebagai Founder Trash Ranger Indonesia, sebuah komunitas yang
fokus pada sosial dan lingkungan.
“Kita pernah bikin aksi penggalangan dana, kemudian bakti sosial taman mangrove dan saat itu kita datang ke Lombok dalam waktu 5 hari, dana terkumpul Rp40.000.000,00 dan kita donasikan ke teman-teman yang berada di Lombok”, jelas Dimas. Bahkan saat ada COVID-19, Dimas tetap mengikuti kongres karena selain menjadi Founder Trash Ranger
88
Komunitas
Indonesia, ia juga mendirikan sebuah organisasi lain yaitu Ruang Singgah. Ruang Singgah ini merupakan upaya kolaborasi aksi berbagi yang disebut Digital Bergerak, isu digital kreatif dan fokusnya pada menggali potensi lokal untuk memperkenalkan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Trash Ranger Indonesia didirikan pada bulan juni 2023 secara konkret untuk mengkampanyekan isu lingkungan dan sampah secara berkelanjutan dengan 7 pilar yaitu Renewable Energy (energi terbarukan), Clean Up & Waste Management, Food Waste sampah sisa makanan yang masih sering dibuang secara tercampur dan menumpuk di TPA (tempat pembuangan akhir), Limbah Kosmetik, Sustainable Lifestyle gaya
hidup yang berkelanjutan, Penelitian Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat untuk mengembangkan bahan pengganti plastik yang tepat, dan pilar terakhir yaitu Pencemaran & Polusi. Meskipun belum lama didirikan Trash Ranger mempunyai massa yang besar dan banyak event yang dilakukan baik di tingkat daerah maupun nasional.
Dimas yang memiliki hobi travelling ini, pernah merasakan dampak polusi udara saat pulang dari Jakarta sekitar pukul 08.00 WIB. Ia mengira bahwa Jakarta berkabut, namun ternyata polusi udara bukan kabut. Selain itu, ia juga pernah menyaksikan kerusakan alam berupa kerusakan karang yang ada di salah satu Pantai. “Saya sudah menemukan banyak contoh nyata pencemaran lingkungan
89 Komunitas
Penggunaan Smartphone mengubah
Lanskap Perfilman di Indonesia
Oleh: Gabriella
Editor : Dindha Ratna
Penggunaan smartphone telah menandai tonggak penting dalam evolusi perfilman di Indonesia. Dulu, dunia perfilman merupakan domain eksklusif yang hanya dapat diakses oleh studiostudio besar dengan anggaran produksi yang besar dan tim profesional yang terampil. Proses pembuatan film memerlukan investasi besar dalam peralatan kamera yang mahal, tim produksi yang terlatih, serta lokasi syuting yang sesuai. Namun, dengan kemunculan smartphone yang dilengkapi dengan teknologi kamera yang semakin canggih, paradigma ini berubah secara drastis.
Tidak dapat disangka bahwa kemajuan teknologi, khususnya dalam hal perangkat pintar seperti smartphone, telah memperluas aksesibilitas dalam pembuatan film. Sebelumnya, menjadi pembuat film adalah impian yang sulit dijangkau bagi banyak orang, terutama mereka yang memiliki keterbatasan finansial. Namun, dengan smartphone, pintu menuju dunia perfilman telah terbuka lebar bagi siapa pun yang memiliki semangat dan kreativitas untuk menceritakan kisah mereka sendiri.
Perubahan ini menciptakan demokratisasi sejati dalam industri perfilman. Kini, siapapun dengan smartphone dapat menjadi sutradara, penulis skenario, dan editor film mereka sendiri. Tanpa terikat oleh anggaran produksi yang besar, para pembuat film independen memiliki kesempatan yang sama untuk mengekspresikan visi mereka dalam bentuk film. Tidak lagi tergantung pada studio besar atau individu dengan sumber daya finansial yang melimpah, teknologi smartphone telah menghadirkan revolusi dalam hal kreativitas dan aksesibilitas.
Tentu saja, meskipun ada keuntungan besar dalam hal aksesibilitas, penggunaan smartphone dalam perfilman juga membawa sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah kualitas gambar yang mungkin kurang memuaskan dalam kondisi pencahayaan yang kurang ideal. Hal ini dapat mengakibatkan
ketidakpuasan dalam produksi film, terutama jika standar kualitas visual tidak terpenuhi. Meskipun teknologi kamera smartphone terus
92
Opini
Cerita Pendek
Sudut Surakarta
Oleh: Latifah Dena
Editor: Luthfia Fanyna
Ilustrasi tangan dengan pecahan kaca (Sumber: Pinterest)
Rintik air mengetuk payung merah sang pemuda dengan berisik. Sepatu lusuh ia kenakan untuk menapak di jalanan kota Surakarta yang cukup riuh ini. Tangannya menggenggam erat gagang payung dengan sedikit gemetar kedinginan. Hembusan angin membuatnya mempercepat langkah kakinya. Tapak sepatu
lusuhnya berhenti menapak ketika netranya melihat tempat tinggalnya sudah di depan mata.
Rasanya ia tak ingin masuk kembali ke dalam rumah itu, namun tak ada tempat lain untuk ia singgah dan menetap. Sang pemuda berjalan ragu menuju pintu berwarna putih tersebut. Pintunya tak terkunci, itu menandakan bahwa orang tuanya berada di rumah. Seingatnya, terakhir kali orang tuanya bertemu, pertemuannya diakhiri dengan pertengkaran yang menyeret namanya. “Kamu itu seharusnya ngurus anak! Bukan malah keluyuran nggak jelas!” suara menggelegar itu terdengar berapi-api. Matanya menatap nyalang wanita di depannya.
Tak terima dibentak, si wanita menimpali, “Kamu aja nggak pernah pulang! Pergi sama jalang sialan itu!”
Topik ini selalu di ulang berkalikali, rasanya sudah muak untuk mendengarnya. Si pemuda berjalan mengendap-endap, berusaha berjalan pelan menaiki tangga berharap orang tuanya terlalu sibuk bertengkar sehingga tak melihatnya pulang. Namun sayang, usahanya gagal. “Bagas!” interupsi wanita yang masih terlihat ayu itu.
98