Foto bersama Anggota DPD/MPR RI. Dr. H.Ajiep Padindang. (Foto: Goenawan Monoharto).
Temmu Pattaungeng
DESA BUDAYA Patimpeng Batulappa
F
estival Mabbarazanji dan Lomba Kreasi menata Male ( telur hias ) diikuti oleh lima desa pada acara “Temmu Pattaungeng 2021 Maulid Nabi Muhammad SAW” di Sao Raja Mattitowalie, Kecamatan Patimpeng, Desa Batulapppa, Kabupaten Bone, Minggu 17 Oktober 2021. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Batulappa, H.A. Haeruddin Malianti Petta Solong, sejumlah pemuka masyarakat, seniman dan budayawan Idwar Anwar, Yudhistira Sukatanya, Goenawan Monoharto, Syahril Daeng Nassa, Rahim Kallo dari Makassar dan warga setempat. Tradisi Mabbarazanji dalam persepsi masyarakat Kabupaten Bone, merupakan wujud kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Suatu ungkapan mencintai Rasulullah dengan cara selalu mengingat, menyebut namanya dan menceritakan kisahnya kepada orang lain. Barzanji sesungguhnya ketika dibaca memuat shalawat nabi. Cara Mabbarazanji Bugis dilantunkan dengan alunan khas yang mendayu. 20 | Macca No. 3/ November 2021
Pembacaan Mabbarazanji di Patimpeng Desa Batulapppa telah diselenggarakan secara berulangkali sesuai keperluan upacara. Tradisi ini dapat ditemukan dalam berbagai acara seperti upacara aqiqah, perkawinan, sunatan, selamatan dan lainnya. Tapi pelaksanaan tradisi ini kian berkurang. “Saya khawatir tradisi Mabbarazanji akan memudar karena menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Datangnya budaya baru seperti musik elekton, perangkat karaoke dan maraknya penggunaan gadget adalah tantangan kronis. Banyak hal yang secara sosiologis mesti disikapi dengan baik. Proses akulturasi Mabbarazanji dengan budaya Bugis lama sesungguhnya memerlukan upaya dan strategi kebudayaan yang persuasif. Tidak mudah melakukan penggantian pembacaan kitab La Galigo dengan tradisi pembacaan Barzanji, apalagi jika dipandang dari pemahaman budaya dan agama secara sempit. Maka salah satunya yang dapat dilakukan dengan