Seni Instalasi Fotografi
Mencari Hakekat Manusia
Ahmadi Haruna Jurnalis dan Teaterawan. Tinggal di Makassar
S
aya tidak ahli menafsir sebuah karya lukisan maupun foto bahkan saya tidak keberatan jika ada yang menyebut saya gagap dalam menulis kedua bidang seni ini. Namun karena diminta oleh sahabat dan letting saya di bidang jurnalistik, maka sayapun menulis catatan yang sederhana ini TO yang bermakna manusia - begitu judul Pameran Instalasi fotografi Gunawan diselenggarahkan tanggal 12 s/d 19 November 2021 akan dipajang di Benteng Roterdam Makassar, bersama karya sepuluh perupa (termasuk Goenawan) yang tergabung dalam komunitas Makassar Art Initiative Moviment ( MAIM). Bergabungnya fotografer Goenawan Monoharto yang juga Aktor teater ke MAIM dalam event yang luar biasa ini punya catatan tersendiri yang pantas di Apresiasi. Mengapa? ini adalah “duet“ yang fantastis dari dua bidang seni yang berbeda. Lantas apa yang ingin dicapai Pimpinan Umum Majalah Macca ini dalam kolaborasi karya dengan sejumlah perupa? Dari pemburuan insting, saya melihatnya ada dua dimensi. Pertama diluar obyek karya yang dipamerkan adalah adanya sportivitas emosional dengan sahabatsahabat pelukis. Ia juga tak ingin menyia-nyiakan kesempatan dan kepercayaan ikut dalam perhelatan yang bisa disebut akbar dengan karyanya yang juga tidak berlebihan bila disebut unik‘. Dimensi kedua bertolak dari instalasi fotografi yang disuguhkan Gonawan Monoharto ingin memproklamirkan hakekat kehadiran manusia dari pemburuan dan pengalaman sukmanya tentang TO atau manusia.
15 | Macca No. 3/ November 2021
Ijuk dan gambar tangan dalam instalasi fotografi saya menyebutnya sebagai jembatan pemikiran untuk mencapai gagasan yang ingin disampaikan di mana manusia pada dasarnya, berawal putih dan bebas dari dosa namun seiring perubahan dan perjalanan zaman terjadi penyimpanan perilaku hingga terjebak dalam rongga yang bervirus dosa. Goenawan Monoharto menurut Interprestasi saya ingin meruntut “perjalanan Manusia” untuk dimaklumi dan renungi untuk kondisi zaman hari ini. Bisa mengamati media cetak foto out door di atas silk (kain putih yang dibentangkan begitu panjang dengan di atasnya tertindis gambar tangan . Jika disimak lebih dalam gambar-gambar tangan yang terpajang mengambil inspirasi tangan manusia purba dari gua leang leang. Goenawan Monoharto lebih menegaskan lagi kepurbaan dengan hadirnya ijuk yang terurai diselah kain putih dan gambar tangan . Goenawan, ingin mengacak intelektual manusia sekarang diajak untuk menciptakan kondisi hubungan manusia antar manusia pada suasana santun, beretika dan saling sipakatau dan itulah TO. Selain itu, juga fotografer yang memilih sikap seni dengan mencari hakekat, dalam instalasi fotografi-nya Ia juga menawarkan kaca untuk kita bercermin mengenal Identitas yang sebenarnya dalam diri seperti yang di-narasi-kan: Aku ada karena Kau berkata . Sepuluh seniman perupa, Jendri Pasassang, Muhammad Suyudi, Faisal Syarif, Achmad Anzul, Amirullah Syam, Goenawan Monoharto, Ahmad Fausi, Haroen P. Masu’d, Budi Haryawan serta Ikayani dan tim (Rempa), []