
3 minute read
Inovasi
Umsida Ciptakan 4 Teknologi di Masa Pandemi

Tim Umsida menjelaskan salah satu alat temuan
Sumber foto: Jawa Post
Advertisement
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) adakan sosialisasi kegunaan perangkat hasil riset di masa Covid-19, Senin (27/07). Empat karya terdiri dari self paced learning and outcome based education berupa modul pembelajaran berisi rekaman selama Covid-19 yang dapat diakses mahasiswa tanpa menghabiskan kuota. Selanjutnya yaitu aplikasi bernama lapisan bumi dan bencana sebagai solusi pembelajaran seputar bumi dan bencana alam yang dapat diakses pula secara offline.
Inovasi ketiga, alat pembaca pemakaian listrik jarak jauh yang dikenal dengan kWh Covid-19. Aplikasi ini sebagai solusi bagi masyarakat yang mengeluh adanya kenaikan listrik dikarenakan petugas pencatat meteran harus bekerja dari rumah selama pandemi. Alat ini mampu merekam pemakaian listrik setiap satuan waktu dan akan mengirimkan data melalui internet ke tempat lain. Terakhir, wastafel otomatis touchless dengan sel surya yang dapat meminimalkan sentuhan tangan.
Hana Catur Wahyuni Wakil Rektor I Umsida berharap inovasi yang diciptakan dapat menjadi kontribusi Umsida pada masyarakat di masa pandemi. “Keempat perangkat tersebut memiliki potensi besar dalam membantu masyarakat untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan wabah virus Covid-19,” paparnya. []APR
BioTools dan BioStraw Ramah Lingkungan

BioTools dan BioStraw
Mahasiswa Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (UNISA) menciptakan inovasi baru, yaitu BioTools dan BioStraw. BioTools merupakan peralatan makan dari mangkuk dan sendok yang bisa dikonsumsi langsung setelah digunakan. Sedangkan BioStraw, sedotan ramah lingkungan yang terbuat dari tepung tapioka. Inovasi ini datang dari dua tim yang beranggotakan Panji Agung Nugroho, Gradia Martin Jati Pramareti, Marwah Amalia, Annisa Ul Fitriyah, Muh Arif Pikahulan, dan Ineke Asri Mawaddah. Keenam mahasiswa tersebut berasal dari Prodi S-1 Bioteknologi UNISA angkatan 2019.
Dijelaskan Panji, awal mula munculnya ide BioTools setelah melihat video di Youtube mengenai sendok yang bisa dimakan. Ia lalu berpikir di Indonesia belum ada yang mengimplementasikan ide tersebut. “Sedangkan untuk BioStraw ide awalnya dari banyaknya masalah yang ditimbulkan sedotan plastik, sementara alternatif yang tersedia kami anggap masih belum efektif,” tambah Panji Agung Nugroho saat dihubungi lewat Whatsapp.
Pembuatan BioStraw menggunakan bahan dari tepung tapioka yang menghasilkan struktur sedotan yang cukup kuat. Selain itu tepung tapioka relatif mudah didapat dan bersifat ramah lingkungan karena dapat terurai. Sementara, untuk BioTools bahan utamanya adalah tepung gandum utuh dan bekatul, karena keduanya memiliki kandungan serat tinggi sehingga saat dibentuk menjadi peralatan makan akan memiliki struktur yang kuat dan cukup tahan air.
Ke depannya, Panji menuturkan kedua produk tersebut akan dikenalkan secara luas. Adanya mitra dapat mendukung produksi dan penjualan menjadi lebih merata. “Terakhir adalah mencari metode produksi yang efisien sehingga dapat diproduksi dalam jumlah besar dan dapat memenuhi kebutuhan pasar,” tutup Panji. []GTA
Konsep Baru B2C Relationship Community

Foto Dr. Haris Hermawan, SE M.
Sumber foto: Times Indonesia
Dr. Haris Hermawan, SE MM resmi meraih gelar Doktor di Universitas Muhammadiyah Jember, Minggu (26/07). Mengangkat konsep B2C Relationship Community, hasil penelitian Dr Haris merupakan penemuan baru yang mengarah pada kualitas hubungan dari bisnis ke konsumen terhadap loyalitas pelanggan pada industri roti. “Saat ini perkempbangan media sosial sangat pesat, namun hal ini belum dimanfaatkan oleh pengusaha roti sebagai alat marketing," ujarnya.
Ia mengungkapkan konsep ini dapat menjadi solusi dan peluang baru bagi pemberdayaan individu yang tujuannya untuk saling bekerja sama dan berkarya satu sama lain. “Sehingaga pada akhirnya dapat mencapai suatu keuntungan dengan memanfaatkan teknologi di mana pun berada,” tambahnya.
Ke depannya, penelitian ini akan dikembangkan melalui post doctoral fellow oleh International Institute of Islamic Thought (IIIT) Washington DC dengan mentoring Prof Dr Habib Chirzin. “Penelitian ini juga mendapat apresiasi untuk joint reseach dari Wakil Rektor 1 Institut Teknologi TELKOM Surabaya Dr Bambang Lelono Widjiantoro,” papar Kaprodi Manajemen Fakultas Ekonomi ini. []ABI