
4 minute read
Kinerja
PTMA Harus Jadi Pemimpin Perubahan

Webinar Forum Guru Besar Muhammadiyah (FGBM), Selasa (11/07).
Advertisement
Selasa (11/07), Forum Guru Besar Muhammadiyah (FGBM) bersama Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menyelenggarakan Webinar Nasional dengan tema “Masa Depan Pendidikan Indonesia”. Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr Muchlas MT mengatakan tema yang diangkat pada webinar pertama ini sangat relevan dengan keadaan pendidikan Indonesia. Baginya, pendidikan saat ini sedang mengalami disrupsi yang disebabkan oleh teknologi informasi dan adanya pandemi. “Oleh karenanya diperlukan satu usaha yang sistematis dan taktis untuk menjadikan dunia pendidikan kita adaptif terhadap berbagai P enyebaran virus Covid-19 di Indonesia tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tetapi juga berdampak ke semua lini, baik pendidikan, ekonomi, sosial, keamandisrupsi,” pungkasnya.
Turut hadir sebagai narasumber Prof Herry Suhardiyanto PhD ketua FGBM, Prof H Lincolin Arsyad PhD ketua Majelis Diktlitbang PPM, Prof Warsito PhD Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI Paris, Prof Dr Mustari Atase Pendidikan & Kebudayaab KBRI Bangkok, Din Wahid PhD Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI Dan Haag, Imran Hanafi PhD Atase Pendidikan & Kebudayaan KBRI Canberra, dan Prof Dyah Aryani Perwitasari PhD Guru Besar UAD.
Prof Herry mengungkapkan sangat bersyukur dengan adanya narasumber yang berasal dari Atase Pendidikan & Kebudayaan dari beberapa negara. Dengan begitu, para narasumber dapat menjabarkan bagaimana keadaan pendidikan di negaranegara setempat dan solusinya. “Mudah-mudahan dengan demikian kita akan mendapatkan banyak pelajaran dan saling elaborasi untuk memajukan pendidikan Indonesia ke depannya,” ujarnya.
Ia mengajak PTMA untuk saling memberikan upaya dan konvergensi yang mengarah pada tujuan tertentu yaitu cita-cita proklamasi. Ia juga memastikan agar seluruh PTMA memiliki visi yang sejalan dan sinkron dengan Persyarikatan. “Ada baiknya kita menjadi lead the change, jangan sampai kita diformat perubahan. Mari bersama PTMA menjadi pemimpin perubahan bangsa dalam mencerdaskan kehidupannya,” tutup nya. []APR
Majelis Diktilitbang PPM Gelar Riset Nasional Covid-19

Poster Riset Nasional Covid-19.
Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tetapi juga berdampak ke semua lini, baik pendidikan, ekonomi, sosial, keamanan, dan juga budaya. Tatanan masyarakat yang sangat kompleks ini menyebabkan akhir Covid-19 di Indonesia belum bisa diprediksi. “Melihat situasi saat ini, kami Majelis Diktilitbang PPM ingin menggandeng banyak pihak untuk mengambil peran dalam program penanggulangan pandemi, salah satunya dengan melakukan penelitian kolaboratif,” tutur Ahmad Muttaqin, PhD pada Sosialisasi Riset Covid-19 secara daring, Senin (22/06).
Majelis Diktilitbang PPM mengadakan riset tentang Covid-19 melalui dua skema, yakni umum dan khusus. “34 kampus PTMA yang sampai saat ini telah mendaftarkan diri akan menjadi mitra utama dan masuk ke dalam skema khusus. Sedangkan skema umum bisa diperebutkan seluruh dosen PTMA se-Indonesia,” tambah Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang PPM tersebut.
MSPP Batch 3 Resmi Ditutup Secara Daring

Penutupan MSPP batch 3, Jumat (7/8).
Jumat (7/8), Majelis Diktilitbang PPM bekerja sama dengan Majelis Pendidikan Kader (MPK) PPM dan LAZISMU menyelenggarakan penutupan Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) batch 3 secara daring. MSPP merupakan program untuk kader Muhammadiyah maupun dosen PTMA dalam mempersiapkan studi ke luar negeri secara intensif. Dalam sambutannya Dr Ari Anshori, MAg, selaku ketua MPK PPM menyampaikan MSPP sebagai salah satu usaha menciptakan kader berkarakter kuat maupun berwawasan Islam. Peserta MSPP dibekali kepemimpinan, perencanaan pembelajaran, dan strategi untuk memperoleh beasiswa di luar negeri.
Hal senada diungkapan Ketua LAZISMU, Prof Hilman Latief. Ia percaya beberapa tahun ke depan para peserta MSPP dapat meraih prestasi yang lebih hebat lagi dan bahkan menjadi pemimpin. Menurutnya program ini tidak hanya mengenai beasiswa tetapi juga tentang kepemimpinan. “MSPP batch sebelumnya sudah menghasilkan alumni-alumni yang berhasil menjadi penerima beasiswa di berbagai benua seperti Eropa, Amerika, Asia, dan sebagainya,” ujar Prof Hilman. Prof Lincolin Arsyad selaku Ketua
Majelis Diktilitbang PPM juga mengapresiasi terselenggaranya program MSPP. Program ini terbukti memberikan hasil baik yang nyata bagi Muhammadiyah. Ia berharap ke depannya kuota beasiswa bisa lebih ditingkatkan dari tahun-tahun sebelumnya. Tercatat 24 alumni yang berhasil memperoleh beasiswa luar di antaranya Belanda, Thailand, China, Taiwan, Malaysia, dan beasiswa dalam negeri lainnya.
Pada kesempatan yang sama, kelompok peserta yang melakukan pelatihan intensif di Pare meluncurkan buku testimoni berjudul lhlam Ma’aya The Garland of MSPP Batch 3 Pare Stories & Memories. Buku dengan kisah dan cerita peserta MSPP ini menjadi investasi penting untuk meningkatkan pendidikan bangsa Indonesia khususnya warta Muhammadiyah. [] GTA,APR
PTMA Terus Tingkatkan Kolaborasi Internasional

Hari pertama webinar internasional, Senin (20/7).
Majelis Diktilitbang PPM menyelenggarakan Webinar “Pendidikan dan Pembelajaran Selama dan Pasca Pandemi Covid-19: Best Practice dan Sharing antara PTMA dan Universitas di Filipina”, Senin-Jumat (20-24/7). Kegiatan ini sebagai wujud kerja sama dengan KBRI Manila, Centro Escolar University (CEU), dan Polytechnic University of the Phillipines (PUP). Selama lima hari, perwakilan dari PTMA, CEU, dan PUP mempresentasikan berbagai macam tema yang telah ditentukan.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedubes RI Manila Dr Lili Nurlaili, MEd, menyebutkan kegiatan ini merupakan implementasi dari nota kesepahaman yang pernah ditandatangani beberapa PTMA dengan CEU dan PUP pada tahun 2018. Lebih lanjut, Lili berharap webinar ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua pihak.
Hal senada juga diungkapkan Prof Edy Suandi Hamid Wakil Ketua Majelis Diktilitbamg PPM. Implementasi ini sangat penting, utamanya bagi Muhammadiyah dan PTMA. Saat ini Muhammadiyah memiliki 163 PTMA dengan jumlah universitas sebanyak 60. “Kami ingin menciptakan universitas yang kompetitif, unggul, dan progresif. Diharapkan semua PTMA dapat membangun kolaborasi internasional sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh dosen dan mahasiswa,” paparnya
Pada hari pertama, webinar mengusung tema “Covid-19 Beyond the Pandemic Issue: Impact to Education Sector”dengan keynote speaker diisi oleh Manila Dr Lili Nurlaili, MEd. Sedangkan guest speaker terdiri dari Tusino, MPdBI (UM Purworejo), Syahrul, SPd, MPd (UM Kupang), dan Prof Adriann R. Guinto, (PUP). []GTA