
4 minute read
Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta
“Alhamdulillah, selama masa Covid-19 ini, ITB Ahmad Dahlan Jakarta memperoleh penghargaan sebagai salah satu Kampus Terbaik se-LLDikti Wilayah III DKI Jakarta dalam melakukan inovasi dan berkontribusi pada kegiatan kerelawanan selama masa pandemi,” ujar Dr Mukhaer Pakkanna, SE MM selaku Rektor ITB AD Jakarta saat diwawancarai Reporter Warta PTM, Kamis (23/7).
Advertisement
Berbasis keuangan, perbankan, dan ekonomi sebagai core kompetensi kampus, ITB AD memulai perkembangannya pada 1 Januari 1968 dengan nama Akademi Bank Muhammadiyah (ABM). Semakin berkembang, perguruan tinggi yang berlokasi di Tanggerang Selatan ini merubah nama menjadi STIE Ahmad Dahlan sebelum beralih menjadi ITB Ahmad Dahlan Jakarta. Selain mengubah bentuk dan nama, kampus ini juga bercita-cita untuk melahirkan talenta di bidang socio-entrepreneur dengan kemampuan dan penugasan di bidang bisnis yang dipadukan dengan teknologi.

Rektor ITB-AD Dr. Mukhaer Pakkanna, SE., MM.
Perpaduan Bidang Bisnis, Teknologi, dan Nilai Islam
Dengan 3.875 mahasiswa, kampus ini juga memiliki dua fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Digital dan Fakultas Teknik dan Desain. Beberapa program studi yang dimiliki yaitu S-1 Sistem Informasi, S-1 Teknologi Informasi, S-1 Arsitektur, S-1 Desain Komunikasi Visual (DKV) dan S-1 Manajemen & D-3 Keuangan dan Perbankan. “Sebagai kampus yang ingin memadukan unsur ekonomi, bisnis dan teknologi, maka terobosan-terobasan yang kami lakukan adalah mengubah kurikulum, mengubah mindset, dan orientasi,” ujar Dr Mukhaer.
Menjadikan Badan Pengembangan Usaha (BPU) sebagai bussines center ITB AD juga mengembangkan usahanya dengan beberapa persero. Hal ini dilakukan sebagai ikhtiar agar sumber pendapatan kampus tidak hanya bergantung pada pembayaran uang dan iuran mahasiswa. Dalam aspek kurikulum, kampus ini juga mengemas orientasi kurikulum dengan corak pengembangan dan perpaduan teknologi dan bisnis yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam berkemajuan.

Dr. Mukhaer Pakkanna saat sambutan pada perkulihan perdana ITB-AD Tahun Akademik 2019/2020 di Auditorium Syafruddin Prawiranegara, Gedung ITB-ADKampus Ciputat. ITB-AD siap kembangkan digital campus millennials danmenjadi socio-technopreneur university.
Berorientasi maju ke depan, ITB AD juga telah menerapkan perkuliahan blended learning jauh sebelum adanya Covid-19. Dalam dua tahun terakhir, ITB AD telah mengembangkan platform dalam Learning Management System (LMS) sebagai ekosistem pembelajaran. “Alhamdulilah, saat pandemi Covid-19 terjadi, kami tidak terlalu gagap bertransmisi karena hampir semua dosen sudah familiar dengan platform LMS tadi,” paparnya.
Inovasi di Masa Covid-19
Covid-19 menjadi tantangan pada seluruh perguruan tinggi tak terkecuali ITB AD. Dr Mukhaer menyadari untuk terus memutar otak menghadirkan inovasi agar tetap survive di tengah persaingan kota Jakarta. Beberapa keunggulan yang disiapkan di antaranya adanya platform LMS, program magang kerja, program inkubasi bisnis, kerja sama dengan berbagai instasi swasta dan negeri, meluncurkan strategi promosi melalui media sosial, dan rutin mengadakan diskusi Webinar. Strategi promosi yang dilakukan dengan memanfaatkan kreatifitas media sosial, kerja sama dengan instansi dan sekolah terkait hingga beberapa event dan eksibisi baik ditingkat regional maupun nasional. “Marketing kami siap tempur di jagad maya maupun darat,” papar Dr Mukhaer optimis.
Selain itu, ITB AD juga menawarkan program perkuliahan dengan tiga jenis yakni model offline, blended learning, dan virtual class. “Untuk model virtual class, kami mengajukan izin ke LLDikti Wilayah III karena program ini akan merambah beberapa lokasi di wilayah kampus utama,” tambah Dr Mukhaer.
Kerja Sama sebagai Link and Match Pembelajaran
Mengusung tagline Socio-technoprenerur University, ITB AD berharap dapat menjadi kawah candradimuka dalam melahirkan generasi masa depan. Selain memiliki jiwa entrepreneur atau jiwa mandiri, juga mampu memanfaatkan perkembangan teknologi untuk merespon dinamika zaman dan harus memiliki jiwa sosial, yakni jiwa al ma’aun, jiwa at-ta’awun, dan jiwa al ashr. Selain kurikulum serta pengembangan inkubasi bisnis wirausaha, Dr Mukhaer juga menekankan untuk membangun kerja sama dengan pihak swasta dalam rangka mengembangkan entrepreneur mahasiswa. “Kerja sama ini penting, karena dalam desain Rencana Induk Pengembangan (RIP) ITB AD Jakarta 2019 – 2044, maka pada periode 2019 – 2024 diberi titik tekan pada penguatan kapasitas institusi dan jejaring kerja sama,” papar Dr Mukhaer saat ditanya mengenai urgensi kerja sama.
Pada tahun 2019-2020 ITB AD tidak hanya melaksanakan MoU dengan berbagai universitas luar negeri namun juga mengimplementasikannya dalam bentuk pertukaran mahasiswa, pengiriman dosen untuk studi lanjut, double degree, pelatihan dosen, magang, dan kolaborasi penelitian. Tercatat beberapa universitas yang menjalin kerja sama di antaranya Rajamangala University of Krungthep, Thailand, Taiwan Asia University, National Central University Taiwan, Universitas Teknologi Malaysia (UTEM), UKM Malaysia. Sebelumnya, dengan Coventry University, UK dalam kajian riset Islamic finance.
Hambatan jadi Tantangan
Seperti perguruan tinggi pada umumnya, ITB AD juga memiliki hambatan dari segi sumber daya terutama anggaran dan kompetensi SDM yang terbatas. Namun hal ini bukan menjadi hambatan melainkan tantangan bagi ITB AD untuk menjadi papan loncatan ke depannya. Terbukti saat ini ITB AD telah melakukan rekrutmen yang hasilnya sudah dapat memenuhi kebutuhan SDM. Selain itu, peningkatan mutu juga terus dilakukan dengan cara memberikan bantuan kuliah di dalam maupun luar negeri bagi talenta dosen dan calon dosen yang berprestasi. Saat ini ada 28 orang dosen dan pembibitan dosen yang sedang menempuh pendidikan. Berbeda dengan dosen, mahasiswa ITB AD wajib melakukan magang kerja dan bisnis. Guna meningkatkan kualitas, mahasiswa juga dilatih untuk menyalurkan bakat dan minat serta jiwa kepemimpinan melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Adanya keterbatasan anggaran juga menjadi sebuah tantangan, untuk menjawab hal ini ITB AD turut membuat kerja sama bisnis dan mendirikan berbagai unit usaha pada 2 (dua) lokasi kampus yang dimiliki yakni kampus Ciputat dan Karawaci. “Kerja sama-kerja sama ini tidak semata di bidang bisnis, tapi juga di bidang riset, magang, dan kegiatan akademik yang lain,” paparnya.
