2 minute read

4. Pelanuk dan Seq

Pelanuk sedang berjalan sendirian di tepi sungai kecil. Saat melintas, ia melihat seekor seq (siput) menempel di batu. Pelanuk lalu berhenti dan mengamati Seq yang sedang berjalan lambat sekali di atas lumut. “Ah, bagaimana ia bisa berlari?” pikir Pelanuk dalam benaknya. Pelanuk lalu menegur. “Berapa jumlahmu di sungai?” Lalu Seq memberitahu jika ia hanya sendirian. Mereka kemudian terlibat pembicaraan santai. Lalu Pelanuk mengadu kepada Seq. “Aku dengar, hewan lain di hutan membicarakanku. Mereka bilang kalau aku hanya bisa mengalahkan binatang yang lebih besar. Kalau aku bertanding dengan hewan yang lebih kecil, aku akan kalah. Semakin kecil binatang itu, akan semakin mudah mengalahkanku.” “Memang benar apa yang mereka katakan. Kalau tidak percaya, ayo kita berlomba lari!” tantang Seq penuh semangat. “Ah, mana mungkin kau bisa lari secepat aku! Jalanmu saja lambat. Sejak tadi aku perhatikan, kau tidak beranjak dari tempat ini, ” sergah Pelanuk. “Buktikan saja, kita lomba lari ke hulu sungai!” tantang Seq. *** Pelanuk sangat penasaran. Ia ingin membalikkan apa yang dibicarakan para hewan di hutan sebelumnya. Ia ingin membuktikan bahwa ia akan tetap menang walau berlomba dengan hewan yang lebih kecil dari tubuhnya. Perlombaan pun dimulai. Pelanuk dan Seq langsung berlari menuju hulu. Pelanuk lari sekencang-kencangnya. Sesekali ia menengok ke belakang untuk memastikan apakah Seq mampu mengejarnya. Namun Seq semakin tidak kelihatan karena jaraknya sudah terlalu jauh. Pelanuk lalu santai sambil mencari makan. Setelah dirasa kenyang, Pelanuk berjalan menuju tepi sungai

untuk melihat apakah Seq sudah ada di situ. Lalu Pelanuk berteriak “Seq di mana kau?” Tak lama kemudian terdengar jawaban “Aku di sini. ” Pelanuk kaget luar biasa. Padahal ia sudah berlari lima depa di depannya. Seq tidak kelihatan, ketika ia menengok ke belakang, tapi sekarang Seq sudah tiba mendahuluinya. Pelanuk tidak percaya atas kekalahan itu. Ia tidak puas dan menantang lomba lari lagi. Lomba lari dimulai lagi. Pelanuk lari sekuat tenaga, lebih kencang dari sebelumnya. Ia terus menengok ke belakang untuk memastikan Seq tidak berhasil mengejarnya. Ternyata Seq sudah tidak kelihatan, karena Pelanuk memang sudah lari cukup jauh darinya. Setelah dirasa aman, Pelanuk berhenti. Ia lalu berjalan ke tepi sungai untuk melihat apakah Seq berada di situ. Lalu Pelanuk bertanya “Seq di mana kau?”. Seketika itu pula Seq menjawab “Aku di sini”. Pelanuk terkejut karena tidak percaya. Pelanuk memanggil kembali untuk memastikan bahwa ia tidak salah dengar. Namun ia selalu mendapatkan jawaban yang sama. Seperti perlombaan pertama, ternyata Seq telah tiba terlebih dahulu. Seq memenangkan perlombaan lari. “Ah, kau pembohong. Katanya kau sendiri, ternyata tidak,” kata Pelanuk marah-marah. “Kau juga pembohong,” sergah Seq sambil tertawa terkekeh-kekeh. Pelanuk terdiam. Pelanuk yang selama ini dikenal sebagai hewan paling cerdik, ternyata Seq lebih cerdik. (*)

Advertisement