5 minute read

#PacaranMingguIni

Next Article
Curhat

Curhat

Apa sih maksudnya #PacaranMingguIni?

Kalau kamu sering mengikuti postingan saya di media sosial, pasti sudah lumayan familiar, ya dengan hashtag #PacaranMingguIni. Sebuah hashtag yang disematkan untuk menandai ketika saya pacaran sama suami. Biasanya, pertanyaan-pertanyaan ini yang sering saya terima dari para followers saya tentang hashtag tersebut.

Advertisement

Kenapa pacaran?

Karena ya memang harus berduaan. Tidak boleh diganggu sama anak, orang tua, mertua, saudara, teman, tetangga. Apalagi sama anaknya orang tua mertua dari saudaranya teman tetangga. #halah

#ribet

Kenapa minggu ini?

Karena kegiatan ini dijadwalkan rutin setiap minggu alias seminggu sekali. Beneran? Iya, bener. Dulu waktu suami masih ngantor, jadwalnya setiap Jumat malam, supaya Sabtu—Minggu full buat anak. Sekarang karena mostly Senin—Jumat kami sudah bareng anak-anak terus, jadi dijadwalkan Sabtu siang/sore.

Nggak bosen, gitu?

Ya ampun sis, kalau pacaran yang menyenangkan saja bosen, gimana ngelakuin hal-hal lain yang nggak menyenangkan? Pacaran itu kan reward, hadiah setelah melakukan kewajiban-kewajiban kita sebagai orang tua dan suami/istri.

Trus kalau pacaran anaknya sama siapa?

In our case, we’re lucky to have a solid support system. Kami punya asisten rumah tangga dan personal assistant yang bisa diandalkan. Punya orang tua/ mertua yang tinggal satu kota. Banyak saudara yang juga tinggal satu area. Jadi, nggak ada masalah.

Lha, kalau nggak punya support system, gimana?

Ya ... memang agak susah sih, tapi jangan menyerah!

Dulu saya juga pernah kok bertahun-tahun jadi fulltime ibu rumah tangga tanpa ART, tanpa personal assistant, dan tanpa baby sitter. Cara pacaran saya zaman dulu itu ya ngobrol atau nonton bareng pas anak-anak sudah tidur.

Kalau ditinggal pacaran, anak-anaknya suka protes nggak?

Nggak. Kami memang sengaja membangun kebiasaan pacaran meski kami sudah menikah dan punya anak. Dari kegiatan orang tuanya itu, anak-anak bisa melihat bahwa hal tersebut sebagai kebutuhan yang wajar. Karena anak-anak juga sudah cukup besar, kami beri pengertian kalau pacaran rutin setelah menikah itu penting buat menjaga kesehatan pernikahan. And we want them to keep this value.

Pacaran setelah nikah tuh ngapain aja sih?

Ya, mirip kayak pacaran sebelum nikah. Bedanya, kalau mau lanjut ke kamar, ya halal saja. Hahaha. Biasanya, kami melakukan hal-hal yang kami senang bareng-bareng. Suami senang nonton, ya saya temani nonton. Saya seneng makan bareng, ya kita makan bareng.

Terus apa manfaatnya?

Wah, pastinya banyak, ya. Pertama, refreshing . Bebas tugas dari rutinitas pekerjaan, baik kantor maupun rumah tangga. Kedua, melancarkan komu- nikasi. Uneg-uneg minggu itu bisa dikeluarkan dengan santai tanpa baperan. Ketiga, memperkuat relasi. Kita jadi tahu apa maunya pasangan kita.

Tapi, pasanganku tuh nggak romantis, mana mau dia pacaran!

Menurutmu, suami saya aslinya romantis? Oh, tidak sama sekali. Hahaha. Bayangin, saya tuh baru dikasih kado ulang tahun setelah sepuluh tahun menikah! Itu juga karena dikomporin anak-anak. Hahaha. Ngasih-ngasih surprise juga baru beberapa tahun belakangan ini kok.

Lantas bagaimana cara membujuk pasangan yang nggak romantis itu biar mau rutin pacaran?

Mulai dengan menemaninya melakukan hal-hal yang dia sukai. In my case, saya tahu suami suka nonton.

Ya, saya pun menemani suami nonton, meski saya nggak selalu suka filmnya, apalagi thriller, duh! Sebelum atau sesudah nonton kita makan bareng, nah itu saya suka karena saya bebas curcol, hehe.

Nggak bangkrut tuh pacaran mulu tiap minggu?

Ya, kan pacaran nggak harus selalu keluar uang atuh neng, akang. Bisa olahraga keliling komplek. Bisa foto-foto di taman. Bisa ibadah bareng, atau kayak temanku, Edy Sulistyo dan istrinya yang jalan kaki keliling mal menjelang malnya tutup karena apartemen mereka ada di atas mal.

Intinya, banyak cara menuju peraduan pacaran halal. Coba saja dulu diagendakan. Siapa tahu malah ketagihan. Saya tuh dulu gampang uring-uringan. Darah BaBel ala Ahok mengalir setiap kali nggak sabaran. Sejak rutin pacaran, puji Tuhan jadi lebih mudah dijinakkan. Hehehe.

Remember!

Happy wife = happy kids = happy family

Yuk, luangkan waktu untuk pacaran setelah menikah. Jangan lupa berbagi kebahagiaanmu sama pasangan dengan hashtag #pacaranmingguini lalu tag Instagram saya @nuniektirta biar yang lain juga ketularan bahagia :) Selamat pacaran!

How to Arouse Your Spouse?

Saya

menulis ini sambil tersenyum-senyum sendiri. Malam itu saya ketawa cekikikan dikelitikin suami sampai teriak kegelian. Candaan itu terhenti karena si bungsu ketuk pintu, ia mengira ada kegaduhan aneh. Tahunya emak bapaknya lagi main kelitikan kayak anak-anak Ucul, si kucing Persia beranak tiga. Sepuluh menit sebelumnya, suami baru saja hendak memasang earphone untuk menonton Netflix dari komputernya. Saya bicara dengan nada suara merajuk manja, “Sini dooong, istrinya ditemenin, disayang-sayang. Udah ditinggal kerja dari jam 8 pagi baru pulang jam 9 malem, kan istrinya kangennnn ....”

Suami menghampiri saya, duduk dan bersender di sofa. Saya meraih tangannya dan meletakkannya di atas kepala saya. “Naaahhh, gituuu... ubun-ubunnya diuyel-uyel biar ademmm,” ujar saya sambil memeluknya erat dan menguyel-uyel perutnya yang membulat. Hormon oksitosin mengalir deras memenuhi hipotalamus pada otak kami.

Lima menit selanjutnya kami gemes-gemesan. Tapi tenang, tidak ada adegan yang perlu disensor kok. Hanya ada percakapan dagelan suami istri yang terdengarnya seperti becandaan, tetapi tidak semua pasangan bisa mengomunikasikan topik itu dengan baik: how to arouse your spouse.

Istri : “Jadi begini lhooo, disayang-sayang duluuu, diajak ngobrol duluuu...”

Suami : “Lha kalo aku sentuh mesti melengos jadinya kumales.”

Istri : “Lagian asal main sergap aja, emangnya aku kucing.”

Suami : “Kan sama aja, ujung-ujungnya ke sana.”

Istri : “Buat laki-laki sama aja, buat wanita mah bedaaa.”

Siami : “Apa bedanya?”

Istri : “Kan udah sering kuajarin moso lupa melulu.”

Suami : “Kan kita baru nikah 13 tahun.”

Istri : “Hyaa itu dia, udah 13 tahun.”

Suami : “BARU 13 tahun, optimis dong.”

Istri : “Eaaaa. Ya, intinya untuk “mengakses” wanita, caranya ya disayang dulu, diajak ngobrol dulu, jangan langsung diserbu. Coba perhatiin aja, tiap abis pacaran pasti dapet jatah kan.”

Suami : “Nggak juga, kadang biasanya Mommy ketiduran.”

Istri : “Eh iya juga ya, hahaha. Tapi, berarti pilihan Daddy untuk nggak ke bioskop semalem udah tepat. Jadi nggak kecapean karena pulangnya kemaleman, hehehe.”

Suami : “Ya untung aja filmnya lagi nggak ada yang bagus. Eh, emang Mommy beneran nggak mau ya nonton film Escape Room?”

Istri : “Emoh. Sinopsisnya aja ngerikno gitu. E-poster-nya nggak menarik blas, orang teriak-teriak. Gitu mau dapet jatah, ya nggak bisalah. Udah ilfil duluan. Kayak waktu di Portugal, udah siap eh malah nonton film teriak-teriak, ya sudahlah lupakan, syebel.”

Suami : “Emang iya ya?”

Istri : “Hyaaa, gimana. Makanya kenapa aku gak mau ada TV di kamar kan.”

Suami : “Ya udah berarti kalau nginep di hotel cari yang nggak ada TV-nyaa. Eh, emangnya ada?”

Istri : “Adalah, Airbnb aja. Kayak yang di Berkeley, eh di Burlingame waktu itu.”

Suami : “Itu ada TVnya kok! Di lantai bawah.”

Istri : “Ya kan di luar kamar, bukan di dalam. Suasana peraduan jangan dirusak sama tontonan apalagi yang teriak-teriak. Bikin illfeel.”

Suami : “Peraduan tuh apaaa lagi?”

Istri : “Tempat mengadu ....”

***

ATTENTION is ...

To listen and not only hear when your woman is speaking.

To ask “how are you, how are your feeling today?” during the day.

To bring her favorite food & drink out of the blue.

AFFECTION is ...

To be with her when she’s down.

To hug her when she’s upset or sad or mad.

To take care of her when she’s sick because even vvip treatment from the best hospital couldn’t make her feel better than you do.

APPRECIATON IS ...

To share domestic duties without grump especially when you never thank her for doing it all the time.

To support her when she needs a break from daily routines for a while. To tell her if you’re unhappy when she has done something wrong instead of keep silent or even backstabbing her by telling it to others and keep her clueless.

This article is from: