1 minute read

Jembatan Ditinggikan, Rawan Kemacet an an

PANDEANLAMPER- Pakar Hidrologi Nelwan

Kusnomo menilai, normalisasi Banjir Kanal Timur (BKT) yang akan dimulai Agustus mendatang, bukan masalah kecil. Sebab, berdampak pada ekonomi dan gangguan kemacetan lalu-lintas.

Advertisement

“Kalau normalisasi BKT benar-benar dilaksanakan dan mengangkat jembatan untuk ditinggikan maka akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat dan mengganggu lalu lintas,” katanya kepada Harian Wawasan, Senin (17/7). Selain itu, kata Nelwan, masalah sosialnya juga terlalu berat. Kesiapan tempat relokasi juga perlu dipertimbangkan. PKL Barito yang dulu menempati di lokasi tersebut berdasarkan SK walikota sehingga juga perlu dipertimbangkan. n Cepat Idealnya, katanya lagi, normalisasi BKT tidak terlalu lebar dan menggusur hunian di bantaran sungai. Tetapi, dasar sungai perlu pelicinan sehingga aliran air dengan cepat mengalir hingga ke hulu sungai.

“Kalau Jembatan Majapahit ditinggikan maka lalu lintas dari arah timur ke barat atau sebaliknya, akan terjadi kerawanan kemacetan. Dalam kondisi biasa saja, jalan tersebut seringkali terjadi kemacetan, lalu lintas,” katanya.

“Kalau dasar sungai dilakukan pelicinan dengan dicor, maka aliran sungai akan lebih cepat mengalir hingga sampai ke hulu,” tambahnya.

Nelwan mengakui bahwa sejak tahun 1970 hingga sekarang, Sungai Banjir Kanal Timur tidak pernah dilakukan pengerukan. Padahal, setiap tahun sekali terjadi pendangkalan 1 juta meter kubik.

“Lalu bagaimana, bila dari tahun 1970 hingga sekarang tidak pernah dilakukan pengerukan sedimentasi sungai tersebut,” ucapnya.

Ia mengaku tidak jelas siapa yang berkewajiban terhadap pengerukan pendangkalan sungai. Padahal, sungai tersebut di bawah wewenang BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Pemali Juwana.

Bersambung ke hlm 19 kol 2

CANDISARI- Aksi pencurian terjadi di rumah kos di Jalan Sriwijaya 5B, Candisari. Dalam aksinya itu, pelaku yang diduga lebih dari satu orang berhasil membawa kabur dua sepeda motor sekaligus.

Motor yang digasak pencuri

Honda Vario H-5729-RJ milik

Tikawati Pamudy Astuti (25), warga Jogokoyo, Wonosalam, Demak dan Honda Beat H5823-EK milik Nita Andelia Mandasari (22), warga asal Salatiga.

MENCIUT: Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) selain menciut juga terjadi pendangkalan yang hebat lantaran tidak pernah dilakukan perawatan dan pengerukan, Senin (17/7). n Foto: Unggul Subagyo-Ks

Dua Motor di Garasi Kos Dijarah Maling

Peristiwa ini oleh korban dilaporkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Semarang, Senin (17/7). Saat melapor kepada petugas Tikawati mengatakan pencurian tersebut terjadi saat korban hendak berangkat kerja terperanjat kaget, melihat di garasi motor miliknya sudah tidak ada.

“Mau ambil motor terus berangkat kerja, tapi motor sudah tidak ada,” ungkap karyawati tersebut. Padahal, lanjut dia, sebelum ditinggal untuk masuk kamar dan istirahat sepeda motornya tersebut dalam kondisi terkunci.

n Kunci Stang

“Sekitar pukul 21.26 WIB, motor saya tinggal di garasi. Lalu saya kunci setang setelah itu baru masuk kamar,” ujarnya. Namun ternyata hal yang dilakukannya itu tak membuat sepeda motornya aman dari incaran pencuri.

“Heran padahal sudah saya kunci setang tapi motor tetap hilang,” jelasnya. Yang semakin heran, saat dia yang masih

This article is from: