
2 minute read
Warga Waduk Kedungombo Geruduk DPRD
SRAGEN – Puluhan warga Waduk Kedung Ombo (WKO) geruduk gedung DPRD Sragen, Senin (17/7). Kedatangan mereka menuntut uang lahan pengganti dan dugaan tindak lanjut tindak kekerasan, selama proses pembebasan lahan yang berlangsung bertahun-tahun lalu.
Warga yang berjumlah sekitar 50 orang tersebut, sebagian besar berasal dari Kecamatan Sumberlawang dan Miri. Mereka meminta dukungan anggota dewan, berkenaan masalah uang tunggu.
Advertisement
Aktifis pendamping warga dari Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah Salatiga, Edy Susanto, mengatakan yang hadir tersebut merupakan korban yang terdampak proyek WKO.
”Saat ini yang hadir sekitar 50 orang, namun ada sekitar 16.000 KK, yang secara langsung terdampak proyek pembangunan WKO,” ujarnya.
Menurut Edy, sebagian mereka masih tinggal di sabuk hijau, wilayah yang seharusnya memang tak boleh ditempati. Namun warga terpaksa masih tinggal di wilayah sabuk hijau itu.
Ditegaskan, kedatangannya bersama warga untuk memohon dukungan, terkait tuntutan mereka soal uang tunggu lahan pengganti. ”Kami meminta dukungan DPRD, untuk warga yang terdampak WKO. Kami meminta ganti lahan, uang tunggu, dan penyelesaian kasus pelanggaran HAM,” ujarnya.
■ Tak Layak Dikatakan, mereka menuntut, lantaran ganti rugi yang diterimanya, dinilai sangat tak layak. Pada saat itu, nilai ganti rugi hanya Rp 250 per m2. Selain juga mendapat intimidasi dari aparat. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Hariyanto, yang memimpin pertemuan dengan warga menyampaikan, pihaknya tetap akan mengawal persoalan WKO ini. Sedangkan terkait masalah pelanggaran HAM, menjadi perkara dan sudah ditangai oleh Komnas HAM. ”Hari ini, kami bertemu dengan perwakilan dari WKO. Setelah ini, kami akan coba berkoordinasi dengan pihak eksekutif,” katanya. Sementara itu, Sekda Sragen Tatag Prabawanto mengatakan, pihaknya masih akan melihat perkembangan terlebih dulu. Dikatakan, kejadian itu sudah lama dan harus dipelajari kasus per kasus.
”Itu waktu kejadian Kedungombo, menjadi kewenangan pemerintah di tingkat atas kami,” ujarnya.
1.040 Calhaj Kab Magelang Siap Berangkat
MUNGKID- Jemaah calon haji (calhaj) asal Kabupaten Magelang tahun ini tercatat ada sebanyak 1.040 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 20 persen dibanding yang berangkat selama empat tahun terakhir sekitar 900 orang.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Magelang, Khudaefah, mengatakan, semua sudah melunasi ongkos naik haji (ONH). Begitu halnya urusan paspor seluruh calhaj yang diurus ke Kantor Imigrasi Wonosobo, sudah beres.
Dalam keberangkatannya nanti, mereka tergabung dalam empat kelompok terbang (kloter) yakni, 12, 58, 59 dan 60. “Kloter 12 akan diterbangkan pada 30 Juli 2017, sedang tiga kloter lainnya pada 14 Agustus 2017,” katanya, Senin (17/7).
Jadi, menurut Khudaefah, semua calhaj yang didomimasi kaum manula itu tinggal mempersiapkan diri masing-masing, baik kondisi kesehatan fisik maupun mental serta perbekalan lain seperti pakaian ganti maupun obat-obatan. Selain itu, kata dia, ada jatah cadangan sekitar 29 kursi. Kursi cadangan tersebut disiapkan bila ada yang mengundurkan diri karena berbagai hal. Misal, sakit, meninggal atau sebab lain sehingga batal berangkat ke Tanah Suci.
Namun, sesuai kebijakan pemerintah sudah membuat kebijakan untuk memprioritaskan bagi calhaj yang sudah lanjut usia (lansia). “Selain ditentukan berdasarkan nomor urut pendaftaran, kuota tambahan hanya untuk calhaj lansia,” katanya.■ TB-ad
