
2 minute read
Beracun
kulit terasa gatel dan panang,” kata Komandan Sar Pantai Parangtritis, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Ali Joko Sutanto, Senin (17/7).
Menurut Joko, semua wisatawan yang tersengat ubur-ubur beracun langsung, diberi pertolongan pertama oleh petugas Sar di bantu oleh petugas medis yang selalu siap ketika kunjungan wisatawan membludak. “Korban sudah kita beri obat tradisional untuk meredakan rasa panas dan gatal pada bagian tubuh yang tersengat ubur-ubur,” terangnya.
Advertisement
Dikatakan, setiap bulan Juli hingga Agustus ketika suhu laut dingin, ubur-ubur beracun akan muncul ke permukaan laut dan terbawa gelombang ke tepi pantai.
“Kita sudah memperingatkan wisatawan untuk menjauhi ubur-ubur yang ben tuknya seperti gelembung balon berukuran kecil dan berwarna putih keunguan dan terdapat lendirnya,” terangnya.■ ali-ad
Lumpuh, Rina Butuh Uluran Tangan
SRAGEN — Rina Hariyani (27), warga Dukuh Kwangen
RT 4, Kelurahan Ngembat
Padas, Kecamatan Gemolong, menderita lumpuh layu sejak usia 3 tahun. Gadis malang itu, benar-benar membutuhkan uluran tangan. Sehari-harinya gadis tersebut, hanya bisa tergolek di ranjang, tanpa bisa melakukan sesuatu. “Dia mengalami lumpuh layu sejak berumur tiga tahun. Dulu anak saya itu, pernah jatuh, saat bermain. Setelah itu, dia sering jatuh dan mengalami step,” kata Suhari (67), ayah kandung Rina kepada wartawan, Senin (17/7).
Masih kata Suhari, awalnya, ketika Rina sedang bermain di samping rumah, tiba-tiba jatuh. Setelah itu, di hari-hari berikutnya, dia sering jatuh mendadak dan langsung step.
Keadaannya bertambah parah dan terus berlanjut hingga sekarang ini, dia menjadi lumpuh total, tak bisa bergerak ataupun berbicara. Rina hanya bisa memanggil kedua orang tuanya, untuk minta makan dan minum. Sehari-harinya, Rina hanya di rawat oleh Ginem (51), ibunya.
Kesehariannya Rina hanya tergolek di tempat tidur, Rina terpaksa diberi pempers, agar tidak mere- potkan, saat buang hajat. Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum saja, keluarga ini juga mengalami kesulitan.
Sementara Suhari, sang ayah sehari-hari hanya, bekerja sebagai tukang becak di Pasar Gemolong. Penghasilannya jauh dari cukup. Orangtuanya hanya bisa berharap. Ada uluran tangan dari pemerintah dan berupaya agar putrinya tersebut bisa sembuh. “Harapan saya hanya supaya Rina bisa sembuh dan bisa seperti anak pada umumnya,” kata Suhari. Dia mengaku, meski sudah memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS), keluarganya tetap membutuhkan bantuan dan uluran tangan serta dukungan, untuk pengobatan Rina agar bisa sembuh.■
K-25-ad
Sedangkan adanya warga yang masih berada di sabuk hijau, menurutnya perlu dipertimbangkan. Pasalnya, kawasan sabuk hijau, harusnya steril dari kegiatan manusia yang mungkin bisa mengganggu ekosistem maupun kehidupan di sekitar waduk.
”Kami membaca kebijakan pemerintah pusat, kita sebagai fasilitator,” ujarnya ■ K-25-ad
Lima Kelurahan Peroleh Perangkat Gamelan
SOLO-Lima kelurahan di wilayah KOta Surakarta memperoleh perangkat gamelan slendro/Pelog dari pem kot. Penyerahan perangkat alat musik tradisionil kepada kelurahan Karangasem, Manahan, Nusukan, Keprabon dan Joyosuran, dilakukan Walikota FX Rudy Hadiyatmo dalam upacara yang berlangsung di halaman Balaikota setempat, Senin (17/7),Walikota ketika ditemui usai acara penyerahan gamelan meminta agar gamelan yang telah dimiliki dioptimalkan penggunaannya guna melestarikan budaya Jawa. Dengan penyerahan yang berlangsung berarti sudah sebanyak 17 kelurahan mem peroleh bantuan dari Pemkot Surakarta. Penggunaan gamelan dipastikan bisa optimal manakala masing masing kelurahan dari 51 wilayah yang ada telah mendapatkan bantuan peralatan tradisionil Jawa dimaksud.
Hal ini karena nantinya akan digelar Festival Gamelan dimana setiap kelurahan mendapat giliran memainkan peralatan tradisionil dimaksud. Dengan cara ini maka gamelan di Kota Surakarta akan terus berbunyi.
Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya akan mempercepat pemberian bantuan kepada masing-masing kelurahan sebanyak 10 unit/tahun. “Dalam APBD Pe- rubahan tahun 2017 pihaknya akan mengajukan lima unit lagi,” terangnya. Pada kesempatan terpisah Kepala Dinas Kebudayaan Sis Ismiyati mengata kan, program penganggaran gamelan dimulai tahun 2014. Dengan demikian hingga kini sudah 16 dari 51 kelurahan di Surakarta telah mendapatkan bantuan gamelan.■ K-2-ad