3 minute read

Musim Tanam Pertama, Bupati Surati BBWS

PATI-Menghadapi persiapan musim tanam (MT) pertama untuk padi yang biasanya mulai

Oktober 2017 hingga Maret 2018, khususnya di wilayah Pati selatan, Bupati Haryanto mengirim surat ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana. Hal tersebut berkait dengan permintaan para petani di wilayah tersebut, agar gelontoran air dari Waduk Kedungombo bisa mulai dilakukan per 1 September 2017.

Advertisement

Padahal, sampai saat ini masih terus dilakukan perbaikan jaringan saluran mulai dari Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, Juwana (Jratunseluna) yang dijadwalkan berlangsung selama tiga bulan, dimulai sejak 1 Juli lalu. Dengan demikian, besar kemungkinan permintaan gelontoran air oleh warga pada awal September belum bisa dilakukan.

Akan tetapi, kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Muchtar Effendi, permohonan pembukaan suplesi air irigasi dari Waduk Kedungombo hendaknya dipertimbangkan lagi. Yakni, dilakukan pada awal September sehingga perbaikan saluran agar bisa sesuai target maksimal 30 persen bisa dikerjakan dengan sistem lembur.

Untuk saat ini, pelaksanaan perbaikan itu sudah berlangsung dijaringan irigasi untuk saluran primer Kalmbu-Gebang, dan pekan lalu sudah sampai di Desa Wotan, atau saat ini bahkan sudah sampai di Baleadi, Kecamatan Sukolilo, Pati. Atau aternatif lain, pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk tenaga dan alat berat ditambah lagi agar bisa lebih cepat selesai sampai di hulu per akhir Agustus mendatang.

Jika pola kerja bisa dimaksimalkan, maka untuk jaringan irigasi Klambu-Gebang akan bisa melayani pelaksanaan MT per- tama untuk areal 10.000 s/d 12.000 hektare. ‘’Dengan demikian, para petani akan bisa tanam lebih awal sehingga bila antara Desember mendatang terjadi banjir para petani sudah bisa panen,’’ujarnya. n Penjelasan Pertimbangan lain, masih kata dia, belum dubukanya gelontoran air dari Waduk Kedungombo untuk Pati selatan sampai awal

September, hal itu akan berdampak terhadap tercapainya target luas tambah tanam (LTT) program nasional. Yakni, melalui upaya khusus (Upsus) padi, jagung, kedelai (Pajale). Karena itu, harapan para petani tersebut hendaknya benarbenar mendapat perhatian dari pihak yang berkompeten. Sebab, untuk Pati selatan sampai saat ini masih menghadapi permasalahan banjir saat musim hujan, karena bila curah hujan cukup tinggi di kawasan Lereng Muria maupun Pegunungan Kendeng utara, pembuangan airnya tetap di alur Kali Juwana.

Hal itu masih ditambah lagi, buangan air dari hulu melalui dam pengendali Wilalung, kebanyakan juga ke alur kali tersebut.

‘’Dengan demikian, hal wajar jika permintaan air dari Kedungombo bisa digelontorkan pada awal September sehingga para petani bisa mulai melaksanakan MT pertama lebih awal.’’

Diminta tanggapan secara terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Bina Manfaat Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

(DPUTR) Kabupaten Pati, Sumarto mengatakan, menyikapi permasalahan tersebut pihaknya yang selalu mengikuti rapat koordinasi dengan pihak BBWS tampaknya akan sulit. Penjelasan berkait dengan pelaksanaan proyek perbaikan jaringan irigasi Waduk Kedungombo sudah berulang kali disampaikan oleh pihak yang berkompeten.

Sebab, perbaikan tersebut sudah dimulai sejak Tahun 2015 sehingga akian berakhir tahun ini, sehingga diharapkan benar-benar tuntas. ‘’Apalagi, jika hal itu tidak bisa tercapai maka selamanya tidak akan mendapatkan alokasi anggaran lagi, dan hal itu sudah kami sampaikan kepada atasan untuk dilaporkan kepada Pak Bupati,’’katanya. n SMNetwork/ad

LINTAS GENERASI: Nampak para wakil rakyat lintas generasi saat berjabat tangan usai acara halal bihalal. n Foto: Ali Bustomi-ad

Para Kandidat Cabup

Terlihat Rukun

KUDUS – Halal bihalal DPRD Kudus yang digelar Senin (17/7), terbilang cukup istimewa, lantaran mengundang para mantan anggota DPRD Kudus dari empat periode. Reuni anggota dewan DPRD tersebut berlangsung gayeng lantaran beberapa di antara yang datang mulai memproklamirkan diri untuk mencalonkan diri sebagai bupati Kudus 2018.Acara halal bihalal tersebut mengundang para anggota DPRD Kudus mulai periode 1999-2004, 2004-2009, 2009-2014 dan periode 2014-2019. Hampir sebagian besar tokoh yang pernah menyandang predikat wakil rakyat dalam periode tersebut ikut hadir menyemarakkan acara.

Beberapa nama yang cukup dikenal dalam perpolitikan Kudus ikut hadir seperti Herris Paryono, Khurnaen, Eddy Yusuf, serta sejumlah nama politisi kawakan lainnya.Meski sama-sama berlabel politisi, namun tak semua dari mereka ternyata saling mengenal. Pasalnya, banyak anggota dewan sekarang yang memang terhitung masih berusia muda.

”Tahun 1999 mungkin saya baru lulus SMA dan belum tahu menahu soal politik. Jadi, kebanyakan ya nggak kenal,” kata Joko Siswanto, anggota DPRD periode sekarang. Hal senada juga disampaikan Setya Budi Wibowo. Politisi PKS yang telah telah menjabat sebagai anggota DPRD mulai periode 2004 hingga sekarang, sangat gembira bertemu dengan tokoh-tokoh yang dulu pernah menjadi teman sejawatnya. ”Kalau saya rata-rata kenal baik hampir semua yang hadir,” katanya.

n Membangun Kudus

”Saya melihat di sini banyak tokoh-tokoh yang disebutsebut akan menjadi calon bupati. Ada masa Akhwan (Akhwan Sukandar), mas Hartoyo (Noor Hartoyo), pak Bowo (Setya Budi Wibowo), maupun pak Ilwani dan Mawahib,” kata Ketua DPRD Kudus, Masan dalam sambutannya. Menurut Masan, selain ajang silaturahmi, pertemuan semacam ini bisa juga menjadi sarana untuk ‘ngangsu kaweruh’ antara wakil rakyat sekarang dengan wakil rakyat lama. Sebab, para politisi kawakan tentu memiliki segudang pengalaman yang bisa ditularkan ke generasi berikutnya.”Banyak kandidat calon bupati yang hadir di sini, dan semuanya rukun.Kami berharap hal ini akan terus berlanjut sampai Pilkada mendatang,” tukasnya. n Tom-ad

This article is from: