
2 minute read
Pasokan Air Irigasi Dihentikan
KUDUS – Perwakilan petani Desa Wates dan Ngemplak, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus menggeruduk gedung DPRD Kudus, Senin (17/7). Aksi para petani tersebut untuk mengadukan persoalan penghentian pasokan air sistem irigasi Kedungombo yang berakibat mengeringnya ribuan hektar lahan padi.
Nur Ahmad (39), petani
Advertisement
Desa Wates yang juga anggota
Perkumpulan Petani Pengguna
Air (P3A) Sistem Kedungombo mengatakan, saat ini tanaman padi para petani sudah mulai memasuki musim panen.
Namun akibat pasokan air mandek, tanaman padi miliknya terancam kekeringan dan gagal panen. “Jika ini tidak segera ditangani, kami terancam tidak panen,” tandasnya saat berdialog dengan Ketua DPRD Kudus, Masan.
Para petani berharap, DPRD bisa ikut turun tangan mengatasi persoalan ini. Jika pintu air di Bendung Klambu tidak segera dibuka, ancaman gagal panen bisa benar-benar terjadi.
Ditambahkan, imbas penghentian aliran air irigasi selain dirasakan oleh petani Wates dan Ngemplak, juga dirasakan pula sebagian besar lahan padi lainnya di Desa Undaan Lor. “Kami tidak diberi tahu jika pintu air bakal ditutup, sehingga sudah terlanjut menanam padi. Jika sampai gagal panen, maka kami harus menanggung kerugian cukup besar,” tandasnya. n Lihat lapangan Menanggapi keluhan tersebut, Ketua DPRD Kudus Masan berjanji segera menindaklanjutinya. “Besok (hari ini – Red) akan saya cek langsung. Dinas terkait juga akan saya ajak agar bersama-sama melihat kondisi di lapangan, sehingga bisa segera dicarikan solusinya,” katanya. Menurut Masan, kebutuhan air sangat vital untuk keberlangsungan usaha pertanian.
MENGADU: Para petani saat menghadap Ketua DPRD Kudus guna mengadukan persoalan penghentian air irigasi. n Foto: Ali Bustomi-ad
Terlebih wilayah Kecamatan Undaan termasuk lumbung pangan di wilayah Kabupaten Kudus. “Persoalan air seperti ini seharusnya tidak boleh ter- jadi. Apalagi sampai ada ribuan hektare lahan padi yang terancam gagal panen. Tentu akan sangat menyulitkan para petani,” katanya.
Polisi Tangkap Penjudi & Pengedar Obat Ilegal
BLORA – Perang terhadap perjudian terus dilakukan Satreskrim Polres Blora. Kasus terbaru dengan menangkap dan mengamankan tiga orang tersangka, saat mereka sedang mengelar judi kartu (kiyu-kiyu) di rumah Miko, Desa Sambiroto, Kecamatan Kunduran, Blora.
“Perjudian dilarang, kami juga sudah menangkap banyak kasus judi, ternyata masih saja nekat berjudi,” jelas Kapolres Blora AKBP Saptono melalui Kasat Reskrim AKP Herry Dwi Utomo, Senin (17/7).
Tiga tersangka penjudi yang tertanggap dalam pengrebekan, Sarji alias Miko (36), warga Ampel Desa Sambiroto, Blora. Mardi (40) penduduk Jetis Ngarap-Arap, Kecamatan Nga- ringan dan Setyobudiono (44) warga Desa Wonoboyo, Kecamatan Tawangharjo, Grobogan.
Ada informasi serta keluhan dari warga Sambiroto adanya praktik judi kiyu-kiyu, kami turun lidik, dan langsung menggerebegnya,” tambahnya.
Dari tempat kejadian perkara perjudian, polisi mengamankan barang bukti (BB) uang tunai Rp.
1,5 satu set kartu domino Jitak isi 28 lembar. Tersangka dan BB kini diamankan di Mapolres Blora.
“Ketiga pelaku dijerat Pasal 303 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal lima tahun penjara,” tandas Kasat Resklrim AKP Herry Dwi Utomo, SH, MH.
Selain persoalan pasokan air, infrastruktur saluran irigasi ke lahan pertanian juga perlu dicek kembali. Jika memang butuh pembenahan, dinas ter- kait harus segara melakukan pendataan dan pemetaan titik mana yang segera butuh pembenahan untuk diusulkan anggaran perbaikan. n Tom-ad
DIAMANKAN : Untuk proses penyidikan, ketiga tersangka judi kiyu-kiyu di Desa Sambiroto, Kecamatan Kunduran, Blora, kini diamankan di Mapolres setempat. n Foto: Wahono-ad n Jamu Ilegal Di tempat terpisah, Satuan Reserse Narkoba Polres Blora, menyingkap dan menangkap tiga orang tersangka diduga menjual/pengedar obat ilegal tanpa dilengkapi label Departemen Kesehatan juga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Ada laporan dari masyara- kat, kami langsung turun lidik, dan menangkap ketiga pelaku berkut barang bukti,” Kapolres Blora AKBP Saptono melalui Kasat Narkoba AKP Suparlan. Ketiga tersangka penjual/pengedar jamu tanpa izin Depker dan BPOM itu, Maskudi (56), warga Kelurahan Jetis, Kecamatan Blora. Endah Sriwahjuni (46), dan Retno Herawati (54), penduduk Desa Brumbung Kecamatan Jepon, Blora. BB yang diamankan ribuan pil, antara lain 26 renteng pil Sbm, 16 box pirocam 20 mg, 14 botol sodium bicarbonate, 1.030 butir selesfen 100 mg, 700 butir pacetik 500 mg, 1 botol (1000 butir) fita mi ol 500 mg, 1.050 butir Ctm 4 mg, dua botol (1.400 butir) losman dan lainnya.
Tersangka dijerat primer pasal 197 jo pasal 106 ayat (1) subs pasal 196 jo pasal 98 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 36/2009 tentang kesehatan, dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara. n K-9-ad