4 minute read

Jalan Curug Sewu-Kalices Rawan Laka

KENDAL - Jalan kabupaten penghubung antara objek wisata Curug Sewu dengan Desa Kalices rawan kecelakaan. Penyebabnya, jalan yang dikelola Kabupaten Kendal itu selain terlalu kecil juga banyak gerowongan akibat gerusan air di tepi jalan. Bahkan sejumlah pengendara dan mobil beberapa kali terperosok di jalan tersebut.

Salah satu pengguna jalan, Aris Munandar (40) mengatakan, jalan penghubung Curug Sewu dengan Desa Kalices memang berbahaya dan rawan kecelakaan. Dikatakan, jalan tersebut sebenarnya juga penghubung antara Kecamatan Patean dengan Kecamatan Gemuh. “Jalan tersebut merupakan akses penting bagi masyarakat Pa- tean karena menghubungkan dengan Kecamatan Gemuh dan sebagai jalur pintas menuju Kota Kendal,” ujarnya. Sedangakan Kades Kalices, Rokhandi mengatakan, pihaknya memang sering mendapatkan laporan jalan tersebut

Advertisement

n Sering Longsor

sering terjadi kecelakaan baik motor maupun mobil. Padahal jalan tersebut merupakan akses wisata menuju objek wisata Curug Sewu. Menurutnya, jalan tersebut terlalu sempit karena lebarnya kurang dari tiga meter. Kondisi itu diperparah dengan minimnya lampu penerangan. “Jalan ini juga sulit untuk papasan kendaraan. Salah satu mobil harus berhenti kalau papasan, sehingga saat malam sangat rawan kecelakaan dan membahayakan pengguna jalan,” ujarnya. Dikatakan, sebenarnya jalan yang rawan kecelakaan mulai dari Desa Curug Sewu sampai dengan Dukuh Cipluk yang berada di Desa Sidokumpul. Rokhandi mengaku, jalan tersebut sangat penting bagi warga karena banyak dimanfaatkan anak sekolah dan mengangkut hasil pertanian warga sekitar.

Untuk meningkatkan kelancaran transportasi dan perekonomian masyarakat pihaknya mengharap jalan tersebut segera diperluas, diberi lampu penerang jalan dan diberikan senderan agar jalan yang tergerus tak lagi membahayakan pengguna jalan. “Kami harap Pemkab Kendal bisa segera memperbaikinya agar perekonomian di Kecamatan Patean terus meningkat,” harapnya. n Mar/SR

TUNJUK GERUSAN: Kades Kalices, Rokhandi didampingi warganya menunjukkan tapi jalan yang tergerus saluran irigasi sehingga membahayakan pengguna jalan. n Foto: Agus Umar/SR

Jalan Godong-Penawangan Ditalud

GROBOGAN - Akses jalan provinsi Godong-Penawangan yang selalu longsor dilakukan perkuatan menggunakan talud berkekuatan tinggi. Tanah gerak yang selalu mengakibatkan kerusakan jalan kendati sudah dilakukan pembetonan dilakukan penguatan dengan pemasangan tiang pancang.

“Penguatan dilakukan pada jalan sepanjang 200 meter dari soil test memiliki bidang longsor dengan kedalaman sekitar 10 meter,” ungkap Kepala BPT Jalan

Wilayah Purwodadi Dinas

Pekerjaan Umum, Bina Mar ga dan Cipta Karya Pemprov Jateng, Barkah Widiharsono melalui Kasi Jalan, Purwadi saat dihubungi di kantornya, Senin (17/7).

Purwadi menjelaskan, perku tan diperlukan lantaran jalan diapit dua irigasi berkapasitas besar. “Jika tidak dilakukan per kuatan akan terus pecah kendati telah dibeton sekali pun,” tambahnya.

Pemasangan tiang pancang menggunakan alat berat ditempatkan di titik rawan longsor. Titik jalan yang rawan longsor berada di pinggir sungai. Pemasangan tiang pancang sudah dilakukan sejak beberapa hari lalu. Ada puluhan tiang pancang dari beton yang sudah ditempatkan di bahu jalan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pemasangan tiang pancang sedalam 15 meter ini dilakukan untuk mencegah

Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Pemprov Jateng melakukan penguatan akses jalan Godong-Penawangan yang sering longsor.n Foto: Felek Wahyu/SR jalan longsor. Hal itu dilakukan karena posisi jalan letaknya berada di dekat sungai. “Setelah terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan tanah, kedalaman bidang longsor di area tersebut adalah 10 meter. Jadi kita buat tiang pancang sedalam 15 meter. Dismping itu, kondisi sungai di selatan jalan cukup dalam. Jadi, untuk memperkuat fondasi jalan tidak cukup di talud tetapi harus memakai tiang pancang biar kuat,” jelasnya. Guna memperkuat tiang pancang, nantinya seluruh tiang pancang disatukan dengan dibuatkan talud.

Proyek yang menghabiskan anggaran senilai 1,8 miliar ini direncanakan selesai 22 Sep-

Ayo Ngopeni Sampah Agar jadi Berkah

DEMAK - Kebersihan bagian dari iman. Maka kalau (kebersihan) tidak dilaksanakan, hilanglah sebagian iman.

Pada launching gerakan tember tahun ini. n Lalin Tersendat Akibat aktivitas pemasangan tiang pancang itu, arus lalu-lintas sedikit tersendat. Sebab, posisi alat berat memakan hampir separuh ruas jalan. Kondisi ini menyebabkan kendaraan harus berjalan bergantian. Untuk menghindari kemacetan panjang, ada beberapa warga yang membantu pengaturan arus lalu-lintas.

‘Satu Sampah Sejuta Masalah. Letakkan Sampah pada Tempatnya’ Bupati HM Natsir menyampaikan, meski hanya sejumput sampah namun jika dibiarkan akan menjadi sejuta masalah. Meski tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun gerakan membuang sampah pada tempatnya harus dilakukan.

“Semua ada awalnya. Dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat. Mulai dari kamar mandi hingga tempat suci.

“Kalau telat didenda seperseribu dari nilai kontrak,” terangnya.

“Sedikit macet, di sini tadi menungggu 10 menit,” jelas Diran, sopir truk yang kebetulan melintas. n lek/SR

TMMD Harus Bermanfaat Bagi Warga

GROBOGAN - Digelarnya TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-99 di Desa Karangsari, prajurit yang tergabung dalam satuan tugas (satgas) diharapkan memiliki semangat juang dan tak kenal lelah serta terus bekerja memberikan pengabdiannya ke pada masyarakat dan memberi contoh untuk selalu bekerja dengan giat.

Dengan cuaca di wilayah pegunungan Kendeng yang terkadang ku- rang bersahabat dan memiliki panas cukup ting gi diharapkan anggota Satgas TMMD tak menyerah. “Dalam bekerja untuk suksesnya kegiatan TMMD dan seluruh sasaran fisik harus selesai tepat waktu.

Kami bersama masyarakat Desa Karangsari akan memberikan yang terbaik dalam TMMD Reguler Kodim Purwodadi sehingga akan membawa manfaat bagi masyarakat Desa Karang- sari,” ungkp Kapten Inf Santoso, perwira lapangan TMMD. n Kedekatan

Kemanungalan TNI dan rakyat tercermin salam TMMD Karangsari. Se perti pelaksanaan kegiatan program yang mengambil sasaran lokasi di Desa Karangsari yang mana sasaran pengecoran jalan mendapat perhatian dari seluruh komponen masyarakat.

Dengan adanya TMMD ini telah membawa dampak yang besar bagi masyarakat khususnya dalam hal kedekatan, kebersa maan dan Kemanunggalan antara TNI dengan rakyat.

“Melalui program TMMD terlihat kemanung galan TNI dan rakyat. Terbukti mereka dengan saling bahu membahu dalam pelaksanaan pengecoran jalan. ‘’Kemanunggalan TNI dan rakyat terwujud nyata dan tak lagi terbantahkan,” tegas Kapten Inf Santoso, Danramil 13/Brati disela-sela ke- giatan pengecoran jalan. n lek/SR

Mulai dari lingkungan terdekat, hingga bersih hati,” kata bupati, Senin (17/7). Hadir pada kesempatan tersebut Wabup H Joko Sutanto serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Demak Drs Agus Musyafak. Meski ‘goal’ atau tujuan akhirnya adalah diraihya Adipura, namun bupati ingin penghargaan kebersihan lingkungan perkotaan tersebut diperoleh tidak dengan ‘purapura’. “Saya ingin gerakan kebersihan dilakukan bukan karena merasa diwajibkan, namun karena kebersihan mejadi bagian dari kebutuhan. Maka itu mari merubah mindset, ayo ngopeni sampah agar menjadi berkah,” imbuh bupati.

Sehubungan itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agus Musyafak menjelaskan, untuk mendukung program Bupati HM Natsir dan Wabup H Joko Sutanto itu gerakan bersih bersama telah dilaksanakan oleh kalangan PNS di semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Target awal adalah lingkungan kantor masing-masing dan semua fasilitas umum (fasum).

Termasuk di dalamnya Gerakan Jumat Bersih dan lima menit pungut sampah setelah apel serta membawa pohon atau tanaman one man one woman one tree dengan tanggung jawab menjaganya tetap hidup oleh yang bersangkutan. Di samping itu, Lanjut Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah Berbahaya dan Beracun, Kurnia Zauharoh SE MM, Dinas Lingkungan Hidup juga mendukung gerakan bersih lingkungan melalui program sekolah adiwiyata. Yakni program pengelolaan lingkungan bersih, hijau, asri dan nyaman berbasis sekolah, dan sejauh ini telah ada 34 sekolah berstatus Sekolah Adiwiyata mulai tingkat kabupaten, provinsi, nasional hing- ga mandiri. n ssi/SR

EDUKASI SEJAK DINI: PNS berserta anak-anak mereka saat memeragakan model edukasi peduli lingkungan sejak dini dengan membuang sampah pada tempatnya.n Foto: sari jati/SR

This article is from: