KOMPETISI INTERNASIONAL 09
Tableaux Vivants dalam Era Pasca Dhanurendra Pandji
I Seor ang wanita bertopi frigia dengan dada dan kaki telanjang bergerak maju melewati barikade dan tumpukan mayat sambil satu tangannya mengacungkan bendera triwarna yang menjadi bendera nasional setelah Revolusi Perancis 1830. Senapan lontak bermata sangkur tergenggam di tangannya yang lain. Ia memimpin para pejuang revolusi dari berbagai lapisan sosial yang diwakili oleh ragam penutup kepala; seorang borjuis dengan topi silinder, para pekerja dengan baret, dan para pelajar mengenakan topi bicorne tradisional. Ketika kita mengalihkan tatapan ke sudut kanan gambar, tertancap kokoh bendera triwarna lainnya di atas menara Notre Dame yang menandakan suatu episode kejatuhan monarki Bourbon untuk yang kedua kalinya. Niscaya, bila kita mengetik kata kunci “Revolusi Perancis 1830” atau “Revolusi Juli” dalam mesin pencari internet, dengan mudah kita akan menemui sebuah adegan statis—disebut juga tableux vivants—yang menggambarkan kompleksitas gejolak politik Perancis yang terjadi di tengah ideide pencerahan. Adegan statis ini hadir dalam bentuk sebuah lukisan berjudul
102