
Spotlight Update




@tularnalar 10 min ago

@tularnalar 10 min ago


@tularnalar
check our website
@tularnalar
check our website

@tularnalar 10 min ago

@tularnalar
check our website






@tularnalar 10 min ago
@tularnalar 10 min ago
@tularnalar
check our website
@tularnalar
check our website
@tularnalar 10 min ago
@tularnalar
check our website
Halo, Kawan Tular Nalar!
Tidak terasa ya kita sudah memasuki pertengahan tahun 2024. Bagaimana nih perjalanan kawan-kawan selama setengah tahun ini? semoga diisi oleh kegiatan-kegiatan produktif ya, seperti Tular Nalar yang menjalani setengah tahun ini dengan beragam kegiatan seru dan produktif. Nah, bulan Juni ini juga menjadi bulan yang spesial bagi Tim Program Tular Nalar lho! kira-kira apa saja yang membuat spesial?
Pertama, di bulan Juni ini Tular Nalar secara resmi membuka Sekolah Kebangsaan (SK) dan Akademi Digital Lansia (ADL) batch kedua yang selama ini sudah ditunggu-tunggu kawan-kawan Tular Nalar semua. Momen ini dikemas dengan nama “Road To SK-ADL 2024”.
Rangkaian kegiatan Road To SK-ADL ini dimulai dengan acara Kick Off Training Of Trainers (TOT) yang dilaksanakan pada tanggal 9 Juni 2024 yang diikuti oleh 150 peserta. Para peserta tersebut merupakan penanggung jawab mitra Tular Nalar dari berbagai daerah di Indonesia. Pada acara ini, para mitra mendapatkan informasi tentang bentuk persiapan dan pelaksanaan kelas SK dan ADL pada batch 2 nanti. Informasi ini menjadi penting bagi para mitra karena pada batch 2 ini, terdapat pendekatan dan mekanisme yang berbeda dengan SK & ADL batch 1. Selain untuk me-refresh dan memperkenalkan kembali program SK dan ADL bagi para mitra lama dan mitra yang baru bergabung, acara Kick Off ini menjadi forum tanya jawab bagi para mitra terkait informasi-
informasi yang mereka butuhkan dalam mempersiapkan dan melaksanakan program SK dan ADL nantinya.
Acara Kick Off ini sendiri dibuka oleh Septiaji Eko Nugroho atau Mas Zack sebagai PMEL Expert Tular Nalar serta Santi Indra Astuti atau Teh Santi sebagai Program Manajer Tular Nalar yang menyambut teman-teman mitra. Baik Mas Zack maupun Teh Santi memperkenalkan Tular Nalar beserta kegiatan serta capaian-capainnya. Hal ini dilakukan karena pada acara ini para peserta tidak hanya diikuti oleh mitra lama saja namun juga terdapat peserta yang baru bergabung menjadi keluarga besar Tular Nalar.
Dalam rangka menyambut para mitra baru, Mas Giri Lumakto selaku koordinator Tim Kurikulum memaparkan bentuk materi kelas SK dan ADL, serta Uni Rita Gani selaku koordinator Tim Community Outreach memberi pemaparan tentang informasi terkait persiapan dan pelaksanaan bagi mitra.
Alasan kedua kenapa bulan ini menjadi spesial tentu saja adalah karena diselenggarakannya TOT pertama batch 2, yang pastinya telah lama ditunggu-tunggu oleh kawan-kawan Tular Nalar.
Acara TOT pertama batch 2 ini dilangsungkan pada tanggal 15 Juni 2024. Walaupun dilaksanakan secara daring, acara ini berlangsung meriah dengan antusasime para peserta. Hal ini dapat dilihat dari jumlah peserta yang menyentuh angka 500 peserta. Jumlah ini menjadi yang terbanyak sepanjang diselenggarakannya TOT Program Tular Nalar.
Pada acara TOT ini tim Program Tular Nalar memperkenalkan materi panduan pelaksanaan. Ini adalah hal baru yang dilakukan oleh tim Program Tular Nalar. Panduan pelaksanaan ini berisi beragam informasi yang dapat dijadikan sebagai pedoman para mitra dalam mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan SK dan ADL. Mulai dari bentuk dan
Selain dua kegiatan yang dijelaskan sebelumnya, di bulan ini Tular Nalar juga tetap aktif mengisi program Jawa Barat Hari Ini yang disiarkan langsung oleh TVRI Jawa Barat pada jumat, 21 Juni 2024. Kali ini Tular Nalar diwakili oleh Mas Seto Prayogi selaku Program Officer Tular Nalar. Pada talkshow tersebut, Mas Seto membawakan tema “Cek Dua Sisi Sebelum Berbagi”. Tema tersebut membicarakan tentang kemampuan berfikir kritis dalam dunia digital. Mas Seto membahas pentingnya menyaring informasi yang ada di sosial media sebelum membagikan ke orang lain dengan mencontohkan fenomena yang sedang ramai terjadi dan dampaknya bagi diri sendiri serta orang lain. Ikuti pembahasannya di rubrik Tiba-tiba Belajar pada halaman 07.
format pelatihan, tools yang diperlukan, hingga informasi tentang alokasi waktu pelatihan. Panduan pelaksanaan ini menjadi hal yang penting untuk dimiliki oleh para mitra dan harapannya para mitra dapat terbantu selama melakukan persiapan dan pelaksanaan kelas SK maupun ADL.
TOT kali ini berjalan sangat seru karena antusiasme yang tinggi dari para peserta. Hal ini terlihat salah satunya dari ramainya chat dari para peserta, baik yang sekedar menyampaikan salam maupun yang bertanya dan berdiskusi terkait program pelatihan SK dan ADL. Tidak hanya itu, para peserta juga aktif mengisi pre test dan post test saat pelaksanaan TOT. Antusiasme dari kawan-kawan Tular Nalar ini menjadi semangat bagi tim program untuk menularkan pengetahuan literasi digital ke masyarakat luas.
Bulan Juni ini juga diisi oleh acara workshop Divisi Media Relations, Sekretariat, serta Divisi Konten & Media Sosial Tular Nalar. Acara yang berlangsung dari tanggal 4-5 Juni di Magelang ini dilakukan sebagai ajang koordinasi dan sinergi antar divisi yang ada pada Program Tular Nalar. Tujuannya agar setiap divisi tersebut dapat melahirkan program kerja-program kerja yang semakin seru kedepannya untuk kawankawan Tular Nalar.
Momen perayaan Hari Raya Idul Adha serta Hari Sosial Media Nasional yang juga sama-sama dirayakan pada bulan ini membuatnya menjadi lebih meriah. Selain itu, bulan Juni ini juga menjadi momentum untuk mengawali keseruan kelas-kelas Tular Nalar pada bulan-bulan berikutnya. Makanya, jangan sampai ketinggalan update selanjutnya ya!
Sejak tahun 2015, tanggal 10 Juni selalu menjadi hari yang istimewa di Indonesia. Hari itu diperingati sebagai Hari Media Sosial Nasional.
Seberapa Sopankah Kita?
Perayaan ini bukan sekadar seremonial belaka, tapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat dalam bermedia sosial.
Tujuannya sih sederhana namun mendalam. Sebagai pengingat agar kita semua bisa memanfaatkan medsos secara positif, baik untuk diri sendiri, orang lain, maupun bagi para pelaku usaha. Terutama di era digital yang semakin canggih ini, penting sekali bagi kita untuk memahami bagaimana bermedsos dengan bijak.
Peningkatan Pengguna Media Sosial
Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan medsos di Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hasil riset terbaru dari Meltwater dan We Are Social, pada Januari 2024, Indonesia memiliki 139 juta pengguna medsos. Angka ini setara dengan 49,9 persen dari total populasi negara kita.
Data ini menunjukkan bahwa medsos telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seharihari masyarakat Indonesia. Dari sekadar berbagi momen sehari-hari, hingga menjalankan bisnis, media sosial menawarkan berbagai macam peluang.
Namun di balik semua kelebihannya, terdapat tantangan besar yang masih kita hadapi, yaitu penyebaran hoaks. Meskipun angka penyebaran hoaks tahun ini telah menurun bila dibandingkan dengan data tahun 2019, kita tidak boleh lengah. Penyebaran informasi palsu atau hoaks masih menjadi perhatian penting, terutama di medsos.
Mengapa demikian? Karena dampak dari hoaks tidak hanya merugikan individu, tetapi juga bisa memicu kerusuhan sosial, menciptakan ketakutan yang tidak perlu, dan bahkan merusak reputasi seseorang atau suatu kelompok.
Ada fakta menarik juga nih, Kawan Tular Nalar. Dalam laporan Digital Civility Index (DCI) yang dirilis oleh Microsoft pada tahun 2020, tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya diukur. Hasilnya menunjukkan bahwa netizen Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara, alias paling tidak sopan di wilayah tersebut!
Microsoft menyusun DCI dengan skala 0-100 poin, di mana semakin rendah nilainya, maka tingkat kesopanan semakin baik, begitu pula sebaliknya. Survei ini dilakukan terhadap 16.051 responden berusia 18-74 tahun di 32 negara pada 22 April - 15 Mei 2020. Tingkat kesopanan warganet Indonesia memburuk delapan poin ke angka 76, di mana semakin tinggi angkanya, tingkat kesopanan semakin buruk.
Aduh... malu juga ya... hihihi. Ini menunjukkan betapa pentingnya kita untuk memperbaiki diri dalam berkomunikasi di dunia maya. Tak jarang, kita mungkin tergoda untuk melontarkan komentar pedas atau membagikan informasi yang belum tentu benar hanya karena dorongan emosi sesaat.
Oleh karena itu, Hari Media Sosial ini menjadi momen yang tepat bagi kita semua untuk merenung dan memperbaiki cara kita bermedsos.
Dengan meningkatkan literasi digital, berpikir kritis, dan berhati-hati dalam membagikan informasi, kita bisa menciptakan lingkungan media sosial yang lebih positif dan konstruktif. Dan yang terpenting, hindari ujaran kebencian agar medsos benar-benar bisa menjadi tempat yang menyenangkan dan bermanfaat bagi kita semua.
Selamat Hari Media Sosial Nasional, mari kita bermedia sosial dengan lebih bijak dan bertanggung jawab!
Lansia menjadi salah satu lapisan masyarakat yang sangat rawan dalam perkembangan dunia digital terutama terkait penyebaran hoaks. Terbaru, Isu hoaks 2024 tentang pemilu juga ikut menjadi perhatian banyak orang. Ini membuat banyak sekali lembaga dan organisasi memberikan perhatian untuk para lansia, salah satu adalah Indonesia Ramah Lansia atau biasa disingkat IRL.
Sesuai dengan namanya, Indonesia Ramah Lansia sendiri adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada kontribusi untuk mewujudkan kawasan ramah lanjut usia. Tentu program ini sangat berfokus pada pengembangan dan membuat bagaimana lansia tetap bisa produktif di usia yang sudah uzur
Indonesia Ramah Lansia sendiri berdiri pada tahun 2018 di Sleman, DI Yogyakarta oleh Ibu Dwi Endah, MPh pada tahun 2018 Lalu mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah Indonesia Ramah Lansia Jawa Barat. Indonesia Ramah Lansia Jawa Barat sendiri menjadi perwakilan IRL yang memiliki 91 Sekolah Lansia se Jawa Barat Lalu apa sih Sekolah Lansia itu?
Kurikulum dalam Sekolah Lansia sendiri dibangun untuk memberikan tingkatan bagi lansia yang mengikuti sekolah ini hingga akhirnya bisa menjadi Duta Lansia. Untuk menjadi Duta Lansia sendiri, harus melewati beberapa tingkatan dalam kurikulum Sekolah Lansia ini. Dimulai dari Standar 1 atau biasa disingkat S1 yang nantinya akan diwisuda setelah satu tahun. Lanjut Standar 2 atau S2. Tidak ada wisuda disini, hanya saja para peserta akan diajak untuk outbound bersama. Lanjut Standar 3 atau S3 sebelum akhirnya dikukuhkan menjadi Duta Lansia
Setelah menjadi Duta Lansia, harapannya para lansia ini bisa memberikan apa yang mereka dapat selama mengikuti Sekolah Lansia, kepada lansia lain yang baru saja mengikuti ini. Sekolah Lansia ini dilaksanakan setiap satu bulan sekali, tapi memang selalu rutin dan ramai. Materinya juga terbagi dari berbagai hal, terutama tentang bagaimana para lansia ini meluncur di dunia digital Hal ini tentu yang membuat Tular Nalar sangat apresiasi terhadap Indonesia Ramah Lansia.
Literasi digital menjadi begitu penting karena paparan hoaks kepada lansia masih sangat tinggi di Indonesia Dalam agenda pemilu 2024, fokus utama terkait paparan hoaks lebih banyak menyorot ke para lansia ini selain juga para pemilih pemula. Tular Nalar dan tentu IRL tentu ikut andil dalam penanganan kasus hoaks ini Kolaborasi Tular Nalar dan IRL dimulai dengan menjadi reviewer kurikulum Akademi Digital Lansia (ADL) progam literasi digital lansia milik Tular Nalar. Salah satunya yang menjadi reviewer Dr. Susiana Nugraha, SKM., MN yang sekarang juga menjadi Brand Manager IRL Jawa Barat. ADL ini akan dimulai dibulan Juli 2024.
Sekolah Lansia sendiri adalah salah satu program yang dibuat oleh IRL yang dibangun untuk memberdayakan para lansia diberbagai wilayah. Sekolah Lansia sendiri memiliki struktur dan kurikulum yang ditata oleh Indonesia Ramah Lansia sedemikian rupa untuk memberikan kemudahan dalam kordinasi. Kepengurusan IRL sendiri tidak banyak, sehingga butuh beberapa relawan yang mau ikut serta dalam mewujudkan ini Dalam struktur Sekolah Lansia, ada beberapa hal yang cukup menarik. Salah satunya adalah adanya Kepala Sekolah dan Wali Kelas dalam setiap sekolah yang ada di Indonesia dalam naungan IRL tadi. Para Kepala Sekolah dan Wali Kelas ini memiliki pekerjaan juga. Ada yang ibu Kades, Lurah dan bahkan juga Professor. Yang membuatnya lebih menarik, mereka semua bertindak sukarela dan tidak dibayar.
Selain Sekolah Lansia, ada juga beberapa program menarik dari IRL seperti Pelatihan Cargiver Informal, Advokasi untuk Pengembangan Kawasan Ramah Lansia, Pemberdayaan Ekonomi Lansia, Lansia Peduli dan Peduli Lansia, serta Lansia Ramah Lingkungan. Semua program ini tentu ditujukan untuk lansia dalam menjadi usia tuanya dengan lebih baik
“Digital literasi itu sangat penting bagi para lansia ini. Tentu utamanya terkait masalah kesehatan. Kesehatan mental untuk tentu akan sangat berdampak juga untuk kesehatan fisik para lansia ini.” Terang kak Tresna, sekertaris IRL Jawa barat menutup perbincangan kami sore itu.
Memasuki sesi terakhir untuk edisi TN Award 2023, kali ini kami berbincang dengan salah satu mitra pelaksana
Sekolah Kebangsaan yang juga pernah dimuat di TN Buletin edisi 1, yaitu Japelidi (Jaringan Pegiat Literasi Digital). Tapi yang spesial kali ini diadakan oleh salah satu perwakilan Japelidi yang ada di Sumatera, tepatnya provinsi Bengkulu. Kak Lisa Andrianti, perwakilan sekaligus PIC Sekolah Kebangsaan Japelidi Bengkulu, menyempatkan waktunya di malam hari, untuk sejenak berbincang dengan kami dan menceritakan keseruan Sekolah Kebangsaan disana, hingga bisa menjadi salah satu pemenang Tular Nalar Award 2023
Kak Lisa Andrianti, atau kerap disapa Kak Lisa adalah dosen di Fisipol Universitas Bengkulu, Jurusan Ilmu Komunikasi Lahir di Bengkulu, dan hijrah ke Bandung untuk melanjutkan kuliah di Universitas Islam Bandung (Unisba). Beliau lulus sekitar tahun 2005. Setelah lulus dari Unisba, beliau langsung kembali ke Bengkulu, mendaftar PNS, lolos, dan langsung menjadi salah satu dosen Universitas Bengkulu. Di tahun itu, lulusan S1 masih diperbolehkan mendaftar menjadi pengajar di Universitas. Belum terlalu lama mengajar, bu Lisa melanjutkan study S2 dan S3 nya di Universitas Indonesia. Dia lulus S2 tahun 2008, sedangkan S3 pada tahun 2014.
Berbicara terkait almaternya di Unisba, tentu akrab dengan Program Manager Tular Nalar 3.0, Santi Indra Astuti atau akrab disapa Teh Santi, yang ternyata menjadi pengajar, bahkan menjadi dosen favorit Kak Lisa. Namun, perkenalan beliau dengan Tular Nalar bukan dari Teh Santi, melainkan dari rekan-rekan beliau saat menyelesaikan study S3-nya. Tahun 2018, salah satu kenalan beliau yang mengajar di Universitas Diponegoro, Ibu Lintang Rahmi Aji yang juga aktif di Japelidi mengajak beliau untuk bergabung di Japelidi. Saat itu Kak Lisa diperbantukan un digital, dan kebe Provinsi Bengkul Japelidi dimulai hin
Japelidi sendiri ju seperti ibu Rita G Community Outr disebutkan. Kede familiar dengan k Kebangsaan yang menjadi bagian d dengan kawan-ka beliau melihat rek tentang kegiatan mereka. Saat itu membuat beliau in
Baru di tahun 2023, Rita Gani, atau biasa disapa Uni Rita malah menawarkan ke Kak Lisa untuk menggelar Sekolah Kebangsaan yang diinisiasi oleh Japelidi, terkhusus Japelidi Bengkulu. Gayung bersambut, Kak Lisa mengiyakan tawaran tersebut
Mengajak beberapa akademisi dan juga mahasiswa tingkat akhir dari Universitas Bengkulu, beliau mengadakan Sekolah Kebangsaan Japelidi Bengkulu dengan cukup meriah Bertempat di aula Kantor Gubernur. Tim Japelidi Bengkulu menyempatkan diri untuk melakukan audiensi ke Pemprov setempat. Tujuannya agar pemerintah juga ikut andil dalam kegiatan ini Hasilnya, perwakilan dari Pemerintah Provinsi Bengkulu ikut membuka acara dan memberi sambutan di Sekolah Kebangsaan yang diadakan Japelidi Bengkulu. Selain itu, Bawaslu dan KPU juga ikut hadir dalam acara tersebut, mengingat saat itu masih dalam suasana pilpres, sehingga acara tersebut sangat relate dengan apa yang selalu dicanangkan Bawaslu dan KPU tentang Pencegahan Hoaks.
Dengan total peserta lebih dari 100, Japelidi Bengkulu memenuhi sasaran. Mereka mengundang beberapa sekolah di Bengkulu untuk ikut serta menjadi peserta terutama yang pemilih pemula Antusiasme peserta juga sangat kental
Yang membuat mereka cukup deg-degan adalah jarak waktu persiapan dengan pelaksanaan yang hanya 2 minggu. Efiensi waktu menjadi sangat penting disitu Bagaimana mereka mengatur jadwal dan bisa mengundang berbagai kalangan patut diapresiasi.
Bagi Kak Lisa dan seluruh tim Japelidi Bengkulu, kegiatan seperti ini sangat penting karena para peserta secara langsung diberi gambaran tentang pencegahanpencegahan di dunia digital. Menurut Kak Lisa, para pemilih pemula khususnya di Bengkulu sudah cukup terliterasi
itu sangat perlu ditingkatkan. Mereka kebanyakan hanya terliterasi dibagian hiburan saja, tapi tidak secara edukasi. Apa lagi melihat ganget di jaman sekarang menjadi hal yang lumrah untuk anak Harapannya setiap gerakan yang dilakukan oleh temanteman berlanjut dengan penerapan tepat tentang apa yang sedang dihadapi oleh masyarakat
Lisa Andrianti
PIC Sekolah Kebangsaan Japelidi Bengkulu
Apa kabar, Kawan Tular Nalar!
Masih hangat di ingatan kita, sebuah c Cerita ini bermula ketika sebuah vide anjing.
Tanpa pikir panjang, beberapa influencer dan figur publik langsung memposting ulang video tersebut. Mereka mengecam tindakan satpam itu dengan keras, padahal mereka belum tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi. Netizen ramai-ramai mengutuk satpam dan perusahaannya. Satpam yang awalnya hanya melakukan tugasnya akhirnya jadi korban karena informasi yang tidak tepat. Bahkan, perusahaan tempatnya bekerja pun kena imbas, kehilangan kontrak dengan pihak mal di mana kejadian tersebut berlangsung. Ternyata setelah ramai hujatan dan persekusi, pak satpam ini melakukan klarifikasi. Tindakannya dilakukan untuk melindungi kucing yang sedang diserang anjing. Video lengkap berisi keseluruhan kejadian pun ditampilkan.
Sayangnya kebenaran ini terlambat diketahui publik, karena video yang viral hanya menampilkan satu sisi cerita. Betapa banyaknya kesalahpahaman yang bisa terjadi jika kita tidak hati-hati dalam menilai informasi.
3 Kacau dan Prinsip Wakuncar
Kawan Tular Nalar, masih ingat kan, pada edisi buletin Tular Nalar perdana, kita membahas model hoaks yang mudah dikenali untuk pengindraan, yaitu 3 Kacau IDE. Ayoo, apa saja? Iya, Kacau Isi, Kacau Diri, dan Kacau Emosi. Kasus ini menunjukkan semua jenis kekacauan tersebut.
Dalam postingan video viral itu, banyak netizen yang langsung berkomentar negatif tanpa memahami situasi sebenarnya. Ini memperburuk keadaan, dengan hujatan yang diterima pak satpam dan perusahaannya.
Padahal jika kita semua mempraktikkan prinsip Wakuncar, mungkin situasi ini bisa dihindari. Apa itu Wakuncar? Bukan yang versi dangdutan ya kawan-kawan, hehehe.
Wakuncar ala TN adalah singkatan dari "Waspadai, Kunjungi, dan Cari” Waspadai: Jangan langsung percaya pada informasi yang diterima. Kunjungi: Periksa sumber informasi yang dapat dipercaya. Cari: Mencari informasi dari orang terdekat atau mencari pembanding.
Andai para influencer tersebut tidak asal share dan menyimpulkan sesuai imajinasi mereka, tentu kasus ini tidak akan menjadi petaka bagi pak satpam dan perusahaannya. Ditambah lagi, netizen Indonesia ini pernah dinobatkan menjadi negara paling tidak sopan di Asia Tenggara. Kebayang kan, komentarkomentar warganet terhadap pribadi pihak yang terlibat? Bahkan setelah berkilah mencari pembenaran, walau pada akhirnya influencer tersebut meminta maaf, postingannya pun dibanjiri komentar-komentar negatif. Ya... jejak digital itu kejam, kawan-kawan.
Kejadian ini mengingatkan kita semua akan pentingnya literasi digital dan berpikir kritis. Di tengah arus informasi sangat cepat dan mudah tersebar, kita harus lebih bijak dalam menilai dan menyebarkan informasi. Jika tidak, konsekuensinya bisa sangat besar, seperti kehilangan pekerjaan, kerugian ekonomi, dan dampak psikologis yang parah. Jangan mudah terbawa arus emosi dan berita yang belum terverifikasi kebenarannya. Jangan sampai kita menjadi bagian dari masalah, tetapi jadilah bagian dari solusi dengan selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya.
Nah, Mas Seto Prayogi tempo hari membahas tentang hal ini di Live Zoom TVRI, lho! Kita bisa tonton ulang di tautan ini ya: [Live Zoom TVRI - Jabar Juara Lahir Batin]
Menjadi Netizen yang Bijak dan Bertanggung Jawab
Di tengah maraknya berita dan informasi yang beredar di media sosial, kita semua dituntut untuk lebih bijak dalam menyikapinya. Informasi yang salah bisa berdampak buruk bukan hanya pada individu yang menjadi korban, tetapi juga pada kita sebagai penyebar. Seperti yang kita lihat dalam kasus ini, satpam yang sebenarnya tidak bersalah menjadi korban hujatan publik karena informasi yang tidak lengkap. Yang memviralkan juga akhirnya kena batunya, dirujak warganet.
Menghadapi informasi di dunia digital itu perlu sikap kritis dan bijak. Jangan mudah percaya dan langsung menyebarkan tanpa verifikasi. Setiap informasi yang kita terima harus diwaspadai, dikunjungi sumbernya, dan dicari kebenarannya. Hanya dengan cara ini kita bisa mencegah penyebaran informasi yang salah dan menghindari dampak negatifnya.
Ingat prinsip Wakuncar sebelum membagikan informasi. Waspadai setiap informasi yang diterima, kunjungi sumber terpercaya, dan cari kebenarannya. Dengan demikian, kita dapat menjadi bagian dari solusi dan bukan masalah.
Bagi masyarakat yang menjadi korban bully digital akibat informasi yang salah, Mas Seto memberikan semangat untuk bangkit dan tetap kuat menghadapi tantangan. "Bangkit lagi dan hadapi tantangan dengan kepala tegak. Edukasi diri dan orang sekitar tentang pentingnya verifikasi informasi."
Semoga melalui pembahasan ini, kita semua bisa lebih bijak dalam menyikapi informasi di era digital. Jangan sampai kita menjadi bagian dari masalah, tetapi jadilah bagian dari solusi dengan selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum membagikannya. Ayo cek dua sisi sebelum berbagi!
Hai, Kawan Tular Nalar!
Kembali lagi dengan Citra di sini. Kali ini saya ingin sharing tentang buku dan e-book. Bibliosmia.
Saya selalu jatuh cinta pada aroma buku baru. Bibliosmia adalah nama aroma tersebut. Ada kepuasan tersendiri ketika membuka halaman pertama, seakan membawa saya masuk ke dunia yang baru.
Waktu di Sekolah Dasar, perpustakaan bagi saya adalah semacam safe area. Rak-rak tinggi penuh buku, rasa penasaran yang membuncah setiap kali menemukan judul yang menarik, dan keasyikan mendalami setiap cerita yang tersaji. Buku-buku menjadi teman setia, membentuk imajinasi dan cara berpikir saya. Beranjak ke SMP dan SMA, mulai berkurang rupanya keintiman dengan buku-buku di perpustakaan. Hahaha... kegiatan fisik makin banyak!
Karena faktor ekonomi, buku baru adalah sesuatu yang terhitung mewah bagi saya waktu itu. Setelah mulai berkerja, saya balas dendam dengan membeli buku sesukanya.
Seiring berjalannya waktu, teknologi berkembang pesat. Kehadiran internet dan gadget mulai mengubah cara kita mengakses informasi. Namun bagi saya, buku fisik tetap menjadi pilihan utama.
Saat sedang gandrung dengan serial Eragon karya Christopher Paolini, saya kesulitan mendapatkan rilisan baru seri ke tiga, dengan judul Brisingr. Hasrat untuk segera membaca lanjutan cerita makin kencang, tapi kondisi dompet saat itu tidak memungkinkan untuk memesan online dari penerbit di luar negeri.
"Ah, apa rasanya membaca tanpa menyentuh kertas," pikir saya skeptis sekaligus menghibur diri.
Tapi terbayang terus seperti apa kelanjutannya. Jadi dengan menarik nafas dalam-dalam, dimulailah perkenalan saya dengan e-book. Brisingr adalah e-book pertama yang saya miliki dan baca sampai tuntas.
Proses beradaptasi ke e-book tidak begitu mulus buat saya. Awalnya ada rasa canggung. Tidak ada suara halaman yang dibalik, tidak ada aroma kertas yang khas. Serasa kehilangan sentuhan emosional dengan buku fisik. Bagi seorang pencinta buku, setiap buku punya cerita. Ada kenangan di balik setiap coretan di halaman, tanda tangan penulis saat acara peluncuran, atau bahkan pembatas buku di halaman favorit.
Namun saya menemukan cara baru untuk pengalaman saya: catatan digital. Di setiap e-book, saya bisa menambahkan catatan, memberi highlight pada bagian yang menarik, dan membagikannya ke medsos.
Kendala berikutnya adalah mata lebih cepat lelah, terutama setelah berjam-jam menatap layar. Maka, saya belajar untuk mengatur pencahayaan, memilih waktu yang tepat untuk membaca, dan mengistirahatkan mata secara berkala.
Setelah melewati berbagai kendala dan penyesuaian, saya akhirnya menemukan keseimbangan antara membaca buku fisik dan e-book. Keduanya memiliki keunikan dan manfaat masing-masing. Buku fisik tetap memiliki tempat khusus di hati saya, terutama untuk koleksi klasik dan favorit. Sementara itu, e-book menjadi pilihan praktis untuk bacaan harian dan eksplorasi literatur baru.
Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa perubahan tidak selalu berarti kehilangan. Dengan literasi digital yang baik, kita bisa menikmati teknologi tanpa mengorbankan esensi dari apa yang kita cintai.
Salah satu kutipan favorit saya dari Carl Sagan berbunyi, “We live in a society exquisitely dependent on science and technology, in which hardly anyone knows anything about science and technology. ”
Kutipan ini semakin relevan di masa kini. Memahami teknologi dan cara kerjanya membantu kita mengoptimalkan manfaatnya dan menghindari jebakannya.
H A L . 0 9 | T N B U L E T I N # 9
Setelah juara 1, 2 dan 3, ada juga juara favorit di lomba poster TN x Siberkreasi Berikut hasil karyanya
Nama : Mohammad Wiga Winaka
Karya : Ruang Cuan Digital
Nama : Wendi widhy anugrah
Karya : Buka Peluang, Bukan Batasan Inklusi Digital Bagi Disabilitas
Nama : Alisha Putri Husnaini
Karya : Kembangkan Konten Inovasi, Menjadi Sumber Inspirasi
Nama : Ilham Ramadhan
Karya : Kesehatan Mental di Ruang Digital
Nama : Wendi widhy anugrah
Karya : AI Berlebihan Membunuh
Pikiran
Nama : Abizar Baehaqi
Karya : Gerbang Gerbong Kejahatan
Kawan Tular Nalar, berikut pengumuman untuk lomba poster
Kawan Tular Nalar, berikut pengumuman untuk lomba poster
Tular Nalar 2024. Gimana? Keren-keren bukan.
Tular Nalar 2024. Gimana? Keren-keren bukan.
Kami sangat berharap dengan adanya kompetisi ini, akan
Kami sangat berharap dengan adanya kompetisi ini, akan memacu kreatifitas banyak orang untuk membuat dan memacu kreatifitas banyak orang untuk membuat dan menyuarakan pentingnya literasi digital dan juga penanganan menyuarakan pentingnya literasi digital dan juga penanganan hhoaks. oaks.
Tentu, hal ini semoga tidak hanya sampai disini tapi juga bisa
Tentu, hal ini semoga tidak hanya sampai disini tapi juga bisa
ditularkan ke banyak orang, supaya orang tidak hanya tahu, tapi
ditularkan ke banyak orang, supaya orang tidak hanya tahu, tapi juga paham. Sama seperti tagline Tular Nalar, bukan sekedar juga paham. Sama seperti tagline Tular Nalar, bukan sekedar ppaham. aham.
Ada Lagi?
Kawan Tular Nalar, Kawan Tular Nalar, mari bersama-sama mari bersama-sama meramaikan dunia literasi meramaikan dunia literasi digital dan berpikir kritis. digital dan berpikir kritis. Kami Kami sangat ingin mendengar suara sangat ingin mendengar suara kkalian! alian!
Yuk, sumbangkan konten Yuk, sumbangkan konten berupa cerita, informasi, berupa cerita, informasi, infografis, poster, atau karya infografis, poster, atau karya seni apapun yang seni apapun yang berhubungan dengan berhubungan dengan
Tular Nalar, literasi digital, Tular Nalar, literasi digital, berpikir kritis, atau konten berpikir kritis, atau konten pengindraan hoaks. pengindraan hoaks.
Setiap apa yang kamu buat, Setiap apa yang kamu buat, sekecil apapun, tentu akan sekecil apapun, tentu akan sangat bermakna untuk sangat bermakna untuk bangsa dan negara terutama bangsa dan negara terutama dalam rangka pencegahan dalam rangka pencegahan hhoaks. oaks.
Kawan Tular Nalar,
Emailkan ke : tularnalar.id@gmail.com;
CC ke : tularnalar@gmail.com
Subject : MedRel - Buletin - [Nama-Judul Konten] Kami tunggu, yaa!
Terima kasih telah menyimak Buletin kami Semoga setiap kisah, informasi, dan wawasan yang kami bagikan bisa menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan berharga untuk kita semua Penting untuk diingat, kemampuan berpikir kritis dan literasi digital bukan hanya sebatas keahlian, tetapi juga sebagai kekuatan yang membentuk masyarakat yang cerdas dan siap menghadapi tantangan dunia digital Ayo, teruslah semangat, kreatif, inovatif, dan kolaboratif untuk menciptakan perubahan positif Sampai jumpa di edisi selanjutnya!
~ Tim Program Tular Nalar
@TularNalar Ikuti kami di Ikuti kami di
https://linkin bio/tularnalar
Road to SK-ADL 2024 Road to SK-ADL 2024