Sukaberitakita ed90 2018

Page 1

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

SURAT KABAR BERITA KITA

1


2

SURAT KABAR BERITA KITA

Dari Redaksi

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Lebih Awal Lebih Baik L

ISSN 2086-60287 Diterbitkan PT. Berita Kita Primamedia Akte Pendirian Nomor 7 Notaris Sri Windarti Rahayu, SH, M. Kn Badan Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI Nomor AHU 0036015 AH.01.01 2017 Daftar Perseroan Nomor AHU 0102765.1.11 Tanggal 21 Agustus 2017 SIUP No. 517/3264/11.01.Mikro/IX/2017 TDP No. 11.01.1.46.11660 NPWP 82.791.378.1-517.000 Rekening Bank Mandiri No. 136-00-1646472-6 Atas Nama PT. Berita Kita Primamedia Terdaftar pada Data Pers Nasional 2011 (Dewan Pers) Halaman 161 Nomor 5 Tahun 2011

Pendiri Tohar Tokasapu Pemimpin Umum Agus Yulianto Pemimpin Perusahaan Wahyudi Hr Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab Mutohar TS Wakil Pemimpin Redaksi Addy Susilobudi Redaktur Pelaksana Robinson Simarmata Redaktur Robinson Simarmata, Agus Yuliyanto, Agoes Dhewa Reporter Budi Hari Pujiono, Hermawan (Semarang) Ahmad Syarifudin, Eko Budi Ariyanto (Demak) Antok SP, Hana Ratri Septyaning W (Grobogan) Bambang Dwi Purnomo, Cecep Tri W (Blora) Tommy Aksono Mahartomo (Rembang) Dentang HW (Pemalang) Alex M. Thohirin, Dhani (Brebes-Bumiayu) Tri Warno S (Banjarnegara) Kontributor Undang A. Azis, Sopiyan, Ikhsan Jafar S (Priangan Timur; Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Kota Banjar, Pangandaran) Konsultan Keredaksian Handry TM, Sriyanto Saputro Konsultan Hukum Dio Hermansyah SH, Zaenal Abidin Petir SH, MH

ayanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Semarang mulai 05 Januari 2018 telah menayangkan paket lelang proyek di lingkungan Pemkot Semarang. Bahkan memasuki minggu ke-3 Januari, setidaknya sudah ada 14 paket yang tayang. Padahal tahun 2017, lelang baru muncul akhir Januari. Pelelangan lebih awal, tentu pertanda baik. Robinson Simarmata Jangan sampai terulang Wartawan BERITA KITA pemotongan waktu pelaksanaan proyek karena mengejar deadline akhir tahun anggaran, seperti proyek Pasar Simongan. Dengan penayangan lelang secara teratur dan berkesinambungan sejak awal Januari hingga Desember, tentu kontrol dan pengawasan pengerjaan proyek oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) bisa lebih ketat karena jumlah proyek yang diawasi tidak terlalu banyak pada waktu bersamaan. Kontraktor pun bisa mendapatkan material dengan harga wajar. Karena hukum pasar berlaku untuk semua komoditi. Termasuk komoditi utama proyek yaitu pasir, batu dan semen. Ketika permintaan terhadap material tersebut sangat tinggi pada akhir tahun, barang menjadi sulit dicari. Kalau pun dapat, harganya mahal. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena proyek-proyek pemerintah dilelangkan hampir bersamaan pada akhir tahun anggaran. Belum lagi cuaca. Mengingat Indonesia berada pada garis khatulistiwa, maka secara umum hanya mengenal dua musim. Yaitu musim kemarau mulai bulan Februari hingga September. Musim hujan bulan Oktober sampai Maret. Meski acap terjadi anomali cuaca yang sulit diprediksi, tetapi siklus umum seperti itu. Sehingga waktu terbaik menggarap proyek adalah Februari hingga September. Bila rentang waktu yang ada dikelola secara terencana, maka pembangunan akan berlangsung sesuai

harapan. APBD Kota Semarang tahun 2018 sebesar Rp 5,17 triliun. Jika anggaran ini terserap maksimal, gebyar pembangunan akan kian nyata. Walau mungkin Kota Semarang belum bisa menjadi pesona Asia, tetapi setidaknya bisa setara dengan kota besar lain di Indonesia. Kita sudah lama mengimpikan Semarang menjadi Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri dan Sehat). Memang tidak mudah mewujudkannya. Butuh partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Menjaga keamanan, tidak semata diukur dari proporsional tidaknya jumlah aparat kepolisian dengan jumlah penduduk. Tetapi lebih pada kesadaran warga melalui Pemolisian Masyarakat (Community Policing) atau Polmas. Menciptakan ketertiban juga demikian. Secara sederhana, tertib kita maknai menaati aturan hukum dan norma-norma yang hidup di masyarakat. Tentu penegak hukum dan tokoh masyarakat diharapkan menjadi tauladan. Janganlah pula penegak hukum dan tokoh masyarakat mempertontonkan perilaku sebaliknya. Sekedar contoh. Masyarakat pejalan kaki diminta tertib menggunakan trotoar. Tapi trotoar telah berubah menjadi tempat parkir, lapak pedagang, pos polisi, shelter busway. Akhirnya pejalan kaki terpaksa tidak tertib, menggunakan badan jalan berebut kesempatan melintas dengan kendaraan bermesin meski harus bertaruh nyawa. Kelancaran pada layanan birokrasi juga sangat penting. Joke yang menyebut kalau bisa dipersulit mengapa dipermudah harus diganti dengan layanan prima; transparan, cepat, lancar. Sebuah kota disebut asri apabila penataan dan pengelolaan lingkungannya indah dan sedap dipandang mata. Hal itu sedang diupayakan Pemerintah Kota Semarang melalui pembangunan taman dan ruang terbuka hijau yang tersebar merata di semua kecamatan. Hanya saja dalam pelaksanaan, ada yang ternoda karena pengerjaan taman tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Menjaga kesehatan dan kebugaran masyarakat juga tak bisa diabaikan. Dengan kesehatan yang prima, seseorang bisa melakukan aktivitas secara maksimal. Bila Kota ATLAS bisa diwujudkan, layaklah kita menyandang sebutan Semarang HEBAT. (*)

Idrus Marham diangkat jadi Menteri Sosial Kabinet Kerja Selamat mengemban amanat, kerja nikmat tanpa keringat

Kapolri minta Satgas Pangan pantau distribusi beras Distribusi aman kalau Mapolsek jadi gudang penyimpanan

KPK ingin diberi kewenangan tangani korupsi sektor swasta Jangan kuatir, tambah kewenangan, tambah anggaran

Sejak natal harga beras terus naik Kalau sudah naik, malas turun

Wapres JK minta masyarakat tidak perlu khawatir hadapi tahun politik Masyarakat lebih kuatir hadapi kelangkaan gas dan kenaikan harga beras

Ketua MK Terancam Sanksi Berat Melanggar tanpa batas, perlukah dibuatkan hak imunitas Hasil pemeriksaan kesehatan Cagub Cawagub Jateng tidak ada sinyal negatif Semoga sinyalnya bertahan sampai akhir jabatan

Grafis - Layout Daniel S, Abien Sur Halaman Cover Warna 1 Hal Warna Cover Belakang ....................Rp. 5.000.000 ½ Hal Warna Cover Belakang ....................Rp. 3.000.000 ¼ Hal Warna Cover Belakang ....................Rp. 2.000.000 Iklan Kuping Cover Depan ..........................Rp. 1.000.000 Iklan Kuping Cover Belakang ..................Rp. 750.000

Administrasi Aab Abdul Jalil Periklanan Hening Iss Samanto Sirkulasi Wahyu W Alamat Redaksi Sambiroto RT.01 RW.01 Semarang 50276 (Gang Puskesmas) Telp./Fax. 024-76740042 Email: sukaberitakita@gmail.com PERHATIAN SEMUA WARTAWAN SURAT KABAR BERITAKITA DIBEKALI KARTU PERS DAN NAMANYA TERCANTUM DI DALAM BOK PENGELOLA/SUSUNAN REDAKSI

KIOS KORAN BU SUNU

Halaman Dalam Hitam Putih 1 Halaman Hitam Putih .............................Rp. 3.500.000 ½ Halaman Hitam Putih .............................Rp. 2.000.000 ¼ Halaman Hitam Putih .............................Rp. 1.250.000 1/8 Halaman Hitam Putih .......................Rp. 750.000

Sebelah RM Sarwo Eco Demak

KIOS KORAN PAK ZAENUDIN Belakang Kantor KPUD Demak

AGEN KORAN BLORA Jalan Gunung Slamet Lorong 1 No. 3 Blora

Adverotial 1 Halaman Advertorial ..............................Rp. 2.500.000 ½ Halaman Advertorial .............................Rp. 1.500.000 ¼ Halaman Advertorial .............................Rp. 1.000.000


EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Opini Pendidikan

Pengajaran Sastra Mau ke Mana? Oleh : Gunoto Saparie

S

ampai hari ini program pengajaran apresiasi sastra Indonesia dipadukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Model pengajaran apresiasi sering banyak berupa hafalan, kering, dan impersonal. Akibatnya, pengajaran sastra masih kurang menarik bagi para siswa. Cara guru mengajar yang tidak memotivasi siswa, kurang akrabnya siswa dengan karya sastra, membuat pengajaran sastra tidak sampai kepada sasaran. Ketidakberhasilan pengajaran apresiasi sastra Indonesia juga disebabkan belum ditetapkannya alokasi waktu, untuk pengajaran apresiasi sastra Indonesia sebagai mata ajar yang mandiri. Sampai kini sastra diajarkan sebagai sambilan dalam mengajarkan bahasa Indonesia. Dengan demikan, secara tidak langsung bentuk evaluasi pengajaran bahasa akan mempengaruhi bentuk evaluasi pengajaran sastra. Atau bisa jadi evaluasi pengajaran sastra ditumpangkan ke dalam evaluasi pengajaran bahasa. Menurut Boen S. Oemarjati, selama ini sastra diomprengkan pada pengajaran bahasa. Kalau dalam kehidupan seharihari pekerjaan omprengan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar katimbang pekerjaan sesungguhnya, tidaklah demikian halnya dengan pengajaran yang dipraktikkan dengan cara mengompreng. Pengajaran merupakan kegiatan dan proses pembinaan dan pengembangan. Karena

Dari sejumlah kekayaan yang ada dalam khazanah sastra Indonesia, hanya sebagian kecil yang dimasukkan dalam kurikulum. Padahal sastra, selain dapat menggiring anak untuk gemar membaca dan menulis, juga dapat menjadi wahana penanaman nilai-nilai kehidupan bagi manusia yang berbudaya. Harus diakui, selama ini guru seolah terpasung kreativitas dan jiwa inovasinya dalam melaksanakan tugasnya bila hasil upayanya hanya selalu dikaitkan dengan hasil Ujian Nasional. Banyak pihak yang menghakimi guru hanya berdasarkan pencapaian nilai Ujian Nasional yang mampu diraih oleh siswanya. itu, jika dilaksanakan menurut sistem omprengan, maka proses tersebut mengalami distorsi. Kedudukan sastra dalam kurikulum kita dinilai masih dipandang dengan sebelah mata. Pelajaran sastra belum mandiri, belum memiliki otonomi untuk mengatur dirinya sendiri. Ia masih nunut dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal berdasarkan kenyataan di lapangan, tidak semua guru Bahasa Indonesia mampu menyajikan pengajaran apresiasi sastra dengan baik. Guru yang mahir mengajarkan bahasa belum tentu mampu tampil memikat saat mengajar sastra. Menyajikan puisi, misalnya, selain dituntut menguasai materi ajar, guru juga harus mampu memberikan contoh yang memikat dan sugestif di depan siswanya saat membaca puisi. Hal ini sulit dilakukan oleh guru bahasa yang kurang memiliki minat serius dan “talenta� yang cukup tentang sastra. Dalam pembelajaran bahasa atau sastra pada khususnya, siswa bukan hanya dituntut untuk memahami teoriteori sastra tetapi siswa lebih dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengapresiasi karya sastra. Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran apresiasi sastra Indonesia ini, maka kehadiran buku-buku sastra mutlak harus dipenuhi, agar siswa memiliki kesempatan untuk berakrab dengan karya sastra. Mustahil pengajaran apresiasi sastra Indonesia itu akan berhasil sesuai harapan jika siswa tidak berhadapan langsung dengan karya sastra tersebut. Pengalaman membaca sastra merupakan penentu dalam mengapresiasi karya sastra. Perombakan Total Kita tahu, Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

mengalami perombakan total dalam Kurikulum 2013 ini, selain Matematika dan Sejarah. Kalau dalam Kurikulum 2006 mata pelajaran Bahasa Indonesia lebih mengedepankan pada keterampilan berbahasa (dan bersastra), maka dalam Kurikulum 2013 ini Bahasa Indonesia dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar. Hal ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa kemampuan menalar peserta didik Indonesia masih sangat rendah. Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks. Belajar Bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia untuk menyampaikan materi pelajaran. Akan tetapi, perlu juga dipelajari soal makna atau bagaimana memilih kata yang tepat. Berbasis Teks Selama ini pembelajaran Bahasa Indonesia memang tidak dijadikan sarana pembentuk pikiran, padahal teks merupakan satuan bahasa yang memiliki struktur berpikir yang lengkap. Karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia harus berbasis teks. Melalui teks maka peran Bahasa Indonesia sebagai penghela dan pengintegrasi ilmu lain dapat dicapai. Pembelajaran teks membawa anak sesuai perkembangan mentalnya, menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Adalah kenyataan, masalah kehidupan sehari-hari tak terlepas dari kehadiran teks. Untuk membuat minuman atau masakan, perlu digunakan teks arahan dan prosedur. Untuk melaporkan hasil observasi terhadap lingkungan sekitar,

SURAT KABAR BERITA KITA

3

teks laporan perlu diterapkan. Untuk mencari kompromi antarpihak bermasalah, teks negosiasi perlu dibuat. Untuk mengkritik pihak lain pun, teks anekdot perlu dihasilkan. Selain teks sastra non-naratif itu, hadir pula teks cerita naratif dengan fungsi sosial berbeda. Perbedaan fungsi sosial tentu terdapat pada setiap jenis teks, baik genre sastra maupun nonsastra, yaitu genre faktual (teks laporan dan prosedural) dan genre tanggapan (teks transaksional dan ekspositori). Materi pembelajaran Bahasa Indonesia membuat muatan Kurikulum 2013 penuh struktur teks. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memang baik. Namun, di lapangan peserta didik menjadi jenuh karena setiap kali harus berhadapan dengan teks, teks, dan teks. Di samping itu, materi sastra yang sangat bermanfaat untuk mengembangkan karakter dan budi pekerti peserta didik banyak dihilangkan. Kurikulum 2013 melakukan reduksi secara besar-besaran terkait dengan jenis teks sastra. Dari sejumlah kekayaan yang ada dalam khazanah sastra Indonesia, hanya sebagian kecil yang dimasukkan dalam kurikulum. Padahal sastra, selain dapat menggiring anak untuk gemar membaca dan menulis, juga dapat menjadi wahana penanaman nilai-nilai kehidupan bagi manusia yang berbudaya. Harus diakui, selama ini guru seolah terpasung kreativitas dan jiwa inovasinya dalam melaksanakan tugasnya bila hasil upayanya hanya selalu dikaitkan dengan hasil Ujian Nasional. Banyak pihak yang menghakimi guru hanya berdasarkan pencapaian nilai Ujian Nasional yang mampu diraih oleh siswanya. Bila siswanya meraih nilai Ujian Nasional yang tinggi, maka hal ini dijadikan indikator bahwa guru yang bersangkutan telah cukup berhasil dalam melaksanakan pembelajaran. Anggapan yang demikian berakibat banyak guru cenderung pada pelatihan mengerjakan soal kepada siswanya. Kecenderungan semacam ini justru mencederai tujuan dan hakikat pembelajaran apresiasi sastra. Secara teknis, guru-guru bahasa (Indonesia) pada umumnya tidak otomatis juga mampu menjadi guru sastra. Akibatnya, pembelajaran apresiasi sastra akan cenderung bersifat teknis-teoretis. Lebih ironis lagi bila guru sendiri tidak menyukai sastra sehingga tak pernah menambah wawasan sastranya dengan membaca buku-buku sastra berkualitas. Bagaimana siswa akan mencintai sastra, jika guru tidak mampu menjadi contoh bagi siswanya? (*)


SURAT KABAR BERITA KITA

Laporan Utama

Pengerjaan luar ruang Pasar Simongan, Selasa, 16-01-2018 (BERITA KITA/Rosi)

4

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

v

Semarang, BERITA KITA emasuki minggu ketiga Januari 2018, pengerjaan proyek pembangunan Pasar Simongan belum juga rampung. Padahal proyek ini menggunakan anggaran tahun tunggal 2017. Ketika BERITA KITA ke lokasi, Selasa (16/1/ 2018) pembangunan dalam ruangan yang akan dijadikan kios dan los, belum terlihat tanda-tanda memasuki tahap penyelesaian atau finishing. Demikian juga pembangunan belakang gedung masih layaknya proyek yang baru menang tender. Sementara pemandangan di depan, tepatnya di pertigaan Jalan Raya Simongan – Jln WR Supratman, terlihat deretan lapak relokasi pedagang menggunakan separoh badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan. Kemacetan kian parah karena kurangnya kesadaran pembeli yang memarkir kendaraan dekat los tempat dia belanja, bahkan ada yang tidak turun dari kendaraan, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan.

M

Setidaknya itulah penampakan pembangunan Pasar Simongan yang dipotret BERITA KITA. Sayangnya, ketika beberapa pekerja ditanya siapa pimpinan proyek yang bisa dimintai konfirmasi terkait kapan target penyelesaian pekerjaan, para pekerja kompak mengaku tidak tahu. Demikian juga ketika ditanya apakah Konsultan Pengawas sedang berada di lokasi, para pekerja mengaku tidak tahu. Dengan kondisi ini, otomatis memperpanjang derita pedagang di tempat penampungan sementara yang sudah mereka tempati sejak Mei 2017. Sebagaimana umumnya pasar penampungan sementara, memang tidak serapih lapak permanen. Selain kesemrawutan di lokasi, bila hujan turun, kadang air mengalir dari bawah kios sehingga bisa merusak barang dagangan. Maklum, badan jalan raya. DIPERPANJANG Pemenang tender proyek ini adalah PT Dinamika Persada Sehati dari Pati, Jawa Tengah dengan harga penawaran Rp

5.451.699.000,00 dari pagu Rp 6.000.000.000,00. Sedangkan Satuan Kerja (Satker) pengendali proyek adalah Dinas Perdagangan Kota Semarang. Sejak awal, proyek ini sudah memperlihatkan gelagat tersendat. Menurut Kepala Dinas Perdagangan, Fajar Purwoto, anggaran SiLPA dari Kemenerian Perdagangan baru turun bulan Juli. Setelah dana tersedia, kemudian dilelangkan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Masih menurut Fajar, saat dilelangkan sempat dua kali mengalami perubahan. Sehingga penandatanganan kontrak mundur. Otomatis mengurangi durasi waktu pengerjaan. Harusnya 90 hari kerja, menjadi 70 hari terhitung mulai 18 Oktober 2017 - 26 Desember 2017. Tentu penetapan waktu 70 hari sudah atas kesanggupan vendor. Ternyata hingga batas waktu yang ditetapkan yaitu 26 Desember 2017, menurut Kepala Dinas Perdagangan, Fajar Purwoto, baru terselesaikan sekitar 57% dan diberi toleransi perpanjangan waktu mulai 27-31 Desember 2017 untuk

menyelesaikan. Karena tak kunjung selesai, maka terhitung tanggal 2 Januari 2018, telah dilakukan pemutusan kontrak dengan progress pekerjaan sekitar 60%. “Yang kami usulkan untuk dibayarkan adalah sebesar 60% itu,� kata Fajar. Tanda tanya besar yang menggelayut adalah; kalau memang pemberi pekerjaan hanya akan membayarkan 60% sesuai volume per 31 Desember, lalu mengapa pekerjaan bisa berlanjut sampai sekarang? Uang siapa itu? PEDAGANG PASRAH Terkait pembangunan pasar yang tak kunjung rampung, Ketua Paguyuban Pasar Simongan, Fathur mengaku memasrahkan sepenuhnya kepada instansi tekait. Biar Dinas Perdagangan dan pihak kontraktor yang berkordinasi. Pedagang tidak sampai mengurusi sejauh itu. Fathur mengaku mendengar keluhan sebagian pedagang, terutama yang berada di pertigaan jalan


Laporan Utama

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Fathur, Ketua Payuguban Pedagang Pasar Simongan. (BERITA KITA/Rosi)

Pengerjaan dalam ruang Pasar Simongan, Selasa, 16-01-2018 (BERITA KITA/Rosi)

Simongan – Jalan WR Supratman. Karena berada di tikungan, kendaraan tidak berani berhenti sehingga pembeli menjadi sepi. Tapi sebagian pedagang masih merasa nyaman berjualan menggunakan badan jalan. “Keluhan parkir dan macet memang sering kita dengar. Kami sadar berjualan di badan jalan. Berjualan di badan jalan permintaan pedagang saat sosialisasi, agar mudah terlihat oleh pembeli. Setelah Dinas Perdagangan berkordinasi dengan instansi lain, permintaan kami disetujui sampai bulan Desember 2017. Kalau proyek pembangunan pasar sudah selesai, seluruh pedagang berjanji siap masuk ke lokasi pasar yang disediakan,” kata Fathur. Menanggapi informasi kian banyak jumlah pedagang baru di Pasar Simongan, Fathur tidak menampik. Tapi lagi-lagi dia memasrahkan penataannya ke Dinas Perdagangan. “Biar Dinas Perdagangan nanti yang atur penempatannya. Saya yakin Dinas punya cara terbaik melakukan penataan,” pungkasnya. Rosi

SURAT KABAR BERITA KITA

Informasi Lelang Sumber: Lpse.semarangkota.go.id Kode Lelang Nama Lelang (Lelang Ulang) Keterangan Tahap Lelang Saat Ini Instansi Satuan Kerja Kategori Metode Pengadaan Metode Dokumen Anggaran Nilai Pagu Paket Jenis Kontrak Pembebanan Tahun Anggaran Sumber Dana Kualifikasi Usaha Lokasi Pekerjaan

3538108 Pembangunan Pasar Rakyat Simongan Lelang sudah selesai Pemerintah Daerah Kota Semarang DINAS PERDAGANGAN Pekerjaan Konstruksi e-Lelang Umum Metode Kualifikasi Pascakualifikasi Satu File Metode Evaluasi : Sistem Gugur 2017 - APBN Rp 6.000.000.000 Nilai HPS Paket Rp 5.731.144.000 Cara Pembayaran Harga Satuan Tahun Tunggal Pengadaan Tunggal Perusahaan Non Kecil Simongan - Semarang (Kota)

Tahap Lelang Saat Ini Tahap Pengumuman Pascakualifikasi Download Dok. Pengadaan Pemberian Penjelasan Upload Dokumen Penawaran Pembukaan Dok. Penawaran

Mulai 25 Sept 2017 25 Sept 2017 27 Sept 2017 27 Sept 2017 04 Okt 2017

Sampai 01 Okt 2017 01 Okt 2017 27 Sept 2017 04 Okt 2017 11 Okt 2017

History Perubahan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Evaluasi penawaran Evaluasi Dokumen Kualifikasi Pembuktian Kualifikasi Upload Berita Acara Hasil Pelelangan Penetapan pemenang Pengumuman Pemenang Masa Sanggah Hasil Lelang Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa Penandatanganan Kontrak Pemenang Lelang Nama Lelang Kategori Instansi Satuan Kerja Pagu HPS Nama Pemenang Alamat NPWP Harga Penawaran

04 Okt 2017 04 Okt 2017 05 Okt 2017

11 Okt 2017 11 Okt 2017 11 Okt 2017

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

05 Okt 2017 05 Okt 2017 05 Okt 2017 12 Okt 2017

11 Okt 2017 11 Okt 2017 11 Okt 2017 16 Okt 2017

Tidak Tidak Tidak Tidak

17 Okt 2017 18 Okt 2017

20 Okt 2017 21 Okt 2017

Tidak ada Tidak ada

ada ada ada ada

Pembangunan Pasar Rakyat Simongan Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Daerah Kota Semarang DINAS PERDAGANGAN Rp 6.000.000.000,00 Rp 5.731.144.000,00 PT DINAMIKA PERSADA SEHATI DS.SAMBIREJO RT01/RW01 KEC.TLOGOWUNGU KAB.PATI - Pati (Kab.) - Jawa Tengah 74.759.671.6-507.000 Rp 5.451.699.000,00

5


6

Laporan Utama

SURAT KABAR BERITA KITA

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Fajar Purwoto, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang

Ini Bukan APBD Kota Semarang U ntuk mengetahui duduk persoalan dan tindakan yang akan diambil Satker pengguna anggaran, BERITA KITA menemui Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fajar Purwoto, Kamis (18/ 1/18) di kantornya. Berikut petikannya.

Sudah memasuki minggu ke-3 Januari, proyek Pasar Simongan tak kunjung selesai. Apa masalahnya? Sebelumnya perlu kami jelaskan bahwa anggaran pembangunan Pasar Simongan bukan APBD Kota Semarang tapi bantuan dari Kementerian Perdagangan. Hal ini sebagai realisasi janji Presiden Jokowi tahun 2016 yang akan membangun 5.000 pasar tradisional. Kota Semarang mendapat jatah satu pasar, yaitu Pasar Simongan. Dana dari Kementerian Perdagangan baru turun pada bulan Juli. Setelah ada dana, proyek kita lelangkan. Dalam proses lelang, mengalami gagal dua kali sehingga jangka waktu pengerjaan makin pendek. Karena menggunakan tahun tunggal, masa pengerjaan yang harusnya 90 hari menjadi hanya 70 hari. Terhitung mulai 18 Oktober 2017 26 Desember 2017. Dan kontraktor menyanggupi untuk menyelesaikan dengan waktu yang tersedia. Sebenarnya sejak awal kami terus melakukan pemantauan. Dan setelah H10 dari batas waktu, kami sudah

ingatkan kontraktor untuk cepat menyelesaikan pekerjaan, termasuk dengan lembur. Pihak kontraktor berjanji siap menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Tapi hingga batas 26 Desember belum selesai juga dan kontraktor minta toleransi perpanjangan waktu mulai 27-31 Desember 2017. Permintaan itu kita penuhi. Tapi nyatanya, hingga akhir tahun proyek baru selesai sekitar 57%-60%. Dan sesuai prosentase pekerjaan 60% itulah yang kami ajukan untuk dibayarkan. Kemudian kami berkordinasi dengan Kementerian Perdagangan. Lalu diadakan pertemuan dengan Direktur Kementerian dengan pihak kontraktor. Saat itu pihak kontraktor meminta perpanjangan waktu, sebagaimana diatur dalam Perpres No 4 tahun 2015 tentang pengadaan barang/ jasa pemerintah. Karena masih ada celah hukum, kami tidak bisa melarang. Kalau kami melarang warga negara menggunakan haknya, kami bisa digugat ke pengadilan melalui Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN). Meski demikian, mulai tanggal 02 Januari 2018, rekanan sudah dikenai denda satu permil perhari.

Batas maksimal penyelesaian 20 Januari 2018. Kalau tidak selesai, tanggal 21 Januari semua peralatan akan saya minta dikeluarkan dari lokasi. Saya akan tegas. Kalau saya tidak tegas, bila nanti ada dampak hukum akibat keterlambatan, kami bisa repot. Belum lagi suara masyarakat yang sudah demikian gencar mengeluhkan kemacetan.

Tadi Anda mengatakan, biaya yang diusulkan untuk dibayarkan adalah 60%. Kalau proyek ternyata rampung 100% tanggal 20 Januari nanti, siapa yang menanggung kekurangan biayanya? Itu urusan kontraktor. Kami tetap hanya mengusulkan pembayaran 60% atau sekitar Rp 4 milyar. Sisanya Rp 1,5 milyar akan kita kembalikan ke Kementerian Perdagangan sebagai SiLPA. Memang keterlambatan ini

disebabkan banyak faktor. Misalnya, dalam gambar harus menggunakan keramik merk Millenium. Padahal di Kota Semarang merk tersebut sulit dicari. Tapi karena yang membuat Detail Engineering Design (DED) adalah Kementerian Perdagangan di Jakarta, ya kami tidak bisa berbuat banyak. Apakah kontraktor akan di black list? Yang punya kewenangan melakukan black list adalah pemberi pekerjaan dalam hal ini Kementerian Perdagangan. Kami hanya bisa mengusulkan. Dan pasti kami mengusulkan perusahaan itu di black list. Keterlambatan pekerjaan ini sangat merugikan pedagang dan masyarakat. Padahal pedagang di Pasar Simongan luar biasa baik. Selama 3 kali kami melakukan sosialisasi, tidak ada penolakan. Semua mendukung program pemerintah. Justru karena pedagang di sana baik, saya semakin geretan melihat proyek tak kunjung selesai. Rosi

Sampai kapan batas toleransi perpanjangan yang disepakati?

Kondisi relokasi Pasar Simongan, Selasa, 16-01-2018 (BERITA KITA/Rosi)


Laporan Utama

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Ketua LPMK Ngaliyan, Soewondo Koesoemo (BERITA KITA/Rosi)

Lurah Ngaliyan, Nur Kholis (BERITA KITA/Rosi)

SURAT KABAR BERITA KITA

7

Lurah Bangetayu Wetan, A Edy Marsudi (BERITA KITA/Rosi)

Proyek Taman Ngaliyan Mengecewakan Semarang, BERITA KITA ebagaimana diwartakan BERITA KITA edisi sebelumnya, proyek pembangunan Taman Belakang Kecamatan Ngaliyan, Taman Bangetayu, Taman Meteseh dan Taman Kedondong mendapat sorotan masyarakat, terutama karena progress pelaksanaan yang lambat. Bahkan Taman Belakang Kecamatan Ngaliyan, hingga minggu pertama Januari 2018 masih dalam tahap pengerjaan meski menggunakan APBD 2017. Menanggapi kondisi itu, Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Ngaliyan, Soewondo Koesoemo, mengaku sejak awal sudah kecewa dengan pembangunan tersebut. Apalagi LPMK tidak dilibatkan dalam perencanaan. LPMK tahu akan ada pembangunan taman Ngaliyan sekitar awal Oktober 2017, saat diundang ke kantor Kecamatan Ngaliyan. Dalam undangan disebut sosialisasi. Tapi pada kenyataan, bukan sosialisasi, bukan rembugan tapi sekedar pemberitahuan. Karena pembicara mengatakan di Lapangan Ngaliyan akan dibangun taman namanya Taman Wayang nilai proyeknya sekitar 3,6 milyar. Pemenang lelangnya pun sudah disebutkan. “Kami kecewa, karena tidak dilibatkan dalam perencanaan. Padahal saat Musrenbang (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan) selalu ditekankan bahwa pembangunan harus bottom – up. Dari bawah ke atas. Masyarakat berperan penting dalam hal memberi ide gagasan sampai dengan mengevaluasi program pembangunan di wilayahnya. Posisi pemerintah hanya sebagai fasilitator,” kata Soewondo, Rabu (17/1/18). Sementara dalam hal pembangunan Taman Kecamatan Ngaliyan, hanya given. Diberikan tanpa melibatkan penerima. Soewondo, menuturkan, ketika pertemuan di kantor kecamatan Oktober lalu, memang sudah muncul berbagai pertanyaan, mengapa tidak ada komunikasi dengan warga. Mengapa informasinya begitu mendadak. Karena ‘sosialisasi’ baru dilakukan bulan Oktober, sementara dana yang digunakan tahun tunggal APBD 2017, sehingga waktu pelaksanaan kurang dari tiga bulan. Padahal dana proyek cukup besar, mencapai Rp 3,3 milyar. Menjawab pertanyaan demikian,

S

pejabat yang menjadi pembicara Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah mengatakan, maket (gambar, dengan harga penawaran Rp perencanaan) taman tersebut sudah lama. 3.309.563.000,00. Tapi pernyataan itu justru makin memperlihatkan kesalahan. Kalau betul BERPATOKAN PADA RAB DAN GAMBAR maket sudah lama, harusnya pemerintah Lurah Ngaliyan, Nur Kholis, ketika punya waktu cukup untuk sosialisasi. ditanya apakah puas dengan hasil Tapi mengapa tidak dilakukan? pekerjaan Taman di depan kantornya, dia “Dalam hati saya bertanya; lama itu mengatakan, patokannya adalah RAB dan sejak kapan? Karena saya sudah gambar. Kalau sudah sesuai dengan RAB memasuki periode kedua menjabat dan gambar, puas tidak puas ya harus sebagai Ketua LPMK Ngaliyan. Belum puas. Yang mengetahui RAB dan gambar pernah diajak rembugan tentang bukan pihak kelurahan, sehingga dirinya perencanaan proyek itu. Bahkan, tanpa merasa tidak tepat memberi penilaian. bermaksud menyombongkan diri, kalau Tapi terlepas dari RAB dan gambar, pun saya tidak menjadi Ketua LPMK, Lurah mengaku secara kasat mata masih rasanya pantas diundang dalam banyak kekurangan. Termasuk tanaman perencanaan pembangunan sebagai tokoh rumput. Masih banyak tempat-tempat masyarakat. Saya lahir di rumah ini. Dan yang harusnya ditanami rumput, hingga ayah saya dulu Lurah Ngaliyan. Sehingga kini belum ada rumputnya. saya mengikuti perkembangan Kelurahan Sementara Lurah Bangetayu Wetan, A Ngaliyan,” kata pensiunan salah satu Edy Marsudi, yang dimintai komentarnya perusahaan BUMN ini. terkait proyek Taman Bangetayu seharga Kekecewaan berikutnya adalah Rp 2,6 milyar yang berlokasi di dekat melihat hasil pekerjaan. Mungkin karena kantornya, meski tidak ingin pelaksanaan terburu-buru, banyak yang mengomentari, dia mengaku mendengar menyangkut estetika kurang diperhatikan. banyak pertanyaan dari masyarakat Tapi karena Taman Ngaliyan, hanya given, sekitar. warga tidak bisa berbuat apa-apa. “Saya merasa tidak punya “Kami berharap pihak auditor kewenangan mengomentari. Hanya saja pemerintah dan penegak hukum bisa kami berharap, dalam masa perawatan memeriksa pelaksanaan proyek tersebut. ini pekerjaan bisa lebih baik. Terutama Apakah hasil pekerjaan sesuai dengan lampu kurang terang bahkan beberapa perencanaan atau tidak. Memang saya lampu yang mati supaya segera diganti tidak berlatar belakang tekhnik sipil. Tapi secara kasat mata, proyek itu mengundang banyak pertanyaan. Kalau saya lihat pembangunan yang paling nyata hanya paving melingkar dan pembuatan saluran. Padahal uang yang digunakan tiga ribu tiga ratus juta lebih. Jumlah yang tidak sedikit. Uang itu bersumber dari APBD Kota Semarang. Artinya, uang yang dikumpulkan dari pajak warga Kota Semarang. Sehingga semua warga Kota Semarang berhak ikut mengawasi penggunaannya,” tandas Soewondo. Pagu proyek Taman Belakang Kecamatan Ngaliyan Rp 4.870.000.000,00. Tender dimenangkan oleh PT. Tanjung Harapan Makmur yang beralamat di Jl. Abdul Azis RT. 3 Taman Bangetayu, redup Kumai Hilir, Kumai – Kabupaten

atau diperbaiki,” katanya. Demikian juga jalan ke Puskesmas yang selama ini dipakai untuk mobilitas kendaraan proyek mengalami kerusakan. “Kami berharap sebelum akhir bulan perbaikan jalan ke Puskesmas bisa dimaksimalkan. Karena jalan tersebut merupakan akses utama ke ruang IGD. Sekarang mobil ambulance Puskesmas terpaksa dipindah parkirnya. Padahal keberadaan mobil ambulance sangat vital manakala ada warga yang membutuhkan pertolongan darurat,” kata Lurah. Lurah pun bercerita, bagaimana pihaknya sangat mendukung pekerjaan Taman Bangetayu. “Kami sudah berusaha memfasilitasi kontraktor. Misalnya kami siapkan ruangan tempat penyimpanan barang seperti semen dan peralatan. Listrik dan air juga dari kita. Tapi hasilnya seperti itu,” kata Lurah lirih. Yang paling disoroti warga terkait Taman Bangetayu, mengapa saluran air di taman tersebut posisinya lebih tinggi dari lapangan. Sehingga saat hujan turun, lapangan menjadi tergenang. Pagu proyek Taman Bangetayu Rp 2.900.000.000,00 dengan pemenang lelang PT Monodon Pilar Nusantara, beralamat di Jln TWK Hasyim Banta Muda No. 3, GP Mulia, Kec Kuta Alam Kota Banda Aceh, Nangro Aceh Darussalam (NAD) dengan harga penawaran Rp 2.616.406.000,00. Rosi


8

SURAT KABAR BERITA KITA

Kar tun Kita

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

n ABDUL

ARIF

n SURATNO

n

BUDI HARI PUJIONO

n DARSONO

n DARSONO

n SURATNO

Redaksi Kartun Kita menerima kiriman sumbangan karya dari para kartunis. Gambar dikirim ke email sukaberitakita@gmail.com. Sertakan nama, alamat lengkap, dan nomor telepon/HP.


EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Kar tun Kita

SURAT KABAR BERITA KITA

n PARTONO

n JITET KUSTANA

n

BUDI HARI PUJIONO

n PARTONO

n SUDARMANTO

n JITET KUSTANA

n ABDUL

ARIF

Redaksi Kartun Kita berhak memilah dan memilih karya yang sesuai muatan media ini. Redaksi tidak bertanggungjawab terhadap karya yang menyinggung Sara dan pribadi seseorang

9


Warta Kita

10 SURAT KABAR BERITA KITA

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

Jangan Bikin Petani Sengsara STOP IMPOR BERAS

Demak, BERITAKITA emerintah berencana mengimpor beras khusus untuk menjaga stok dan menstabilkan harga beras yang saat ini melonjak di pasaran. Rencananya, beras khusus yang diimpor dari Vietnam dan Thailand memiliki volume 500 ribu ton dan akan sampai di Indonesia akhir Januari ini. Langkah tersebut diambil sebagai solusi efektif dalam waktu singkat. Pasalnya, harga beras pada awal tahun ini melebihi harga pada periode yang sama tahun lalu. Kebijakan itu, mendapat sorotan anggota DPRD Demak, H Danang Saputro SH (45). Aggota Fraksi Partai Gerindra itu berpendapat, kebijakan itu akan menyengsarakan petani di Kabupaten Demak. “Perkiraaan kami, pada akhir Januari atau awal Februari, petani di Kabupaten Demak, Kudus, Jepara dan Grobogan memasuki masa panen dan pada bulan Maret akan terjadi panen raya. Kalau pemerintah tetap melakukan impor beras, maka petani akan merugi yang berdampak tidak sejahtera,” tandas Danang. Apalagi, tambahnya, saat ini harga obat obatan seperti insektisida sangat

P

mahal dan subsidi pupuk dikurangi, maka secara otomatis petani membeli pupuk non subsidi dengan harga mahal. Kalau beras impor jadi diturunkan di Indonesia, harga padi dan beras akan hancur di bawah

harga eceran teringgi Rp 9.450. “Ironisnya, kalau bulan Maret terjadi panen raya, dipastikan petani di Demak dan sekitarnya akan menangis karena harga gabah dan beras jatuh,” ungkapnya seraya meambahkan, untuk menstabilkan harga beras dan mengamankan petani, pemerintah harus mengambil langkah strategis, mengadakan operasi pasar. Selain itu juga membeli beras atau gabah dari petani untuk dibawa ke Bulog. Dengan langkah tersebut, kata Danang, maka petani akan sejahtera. Tetapi kalau pemerintah tetap mengimpor beras dari luar, petani akan menjerit. Terlebih Indonesia dikenal dengan swasembada pangan, namun harus mendatangkan beras dari Thailand dan Vietnam. “Dibanding Vietnam, kualitas beras Indonesia lebih bagus, harusnya Indonesia mengekspor bukan mendatangkan. Maka kami minta pemerintah mengurungkan niatnya untuk impor beras atau stop impor beras, agar H Danang Saputro SH, Anggota Fraksi Gerindra DPRD Demak. petani lebih sejahtera,” pungkas Danang. agus

Banda Desa Minim, Botosengon dan Kembangan Tetap Membangun

Suhardi, Kades Kembangan

A. Randiansah, Kades Botosengon Asrori, Sekdes Botosengon

Demak, BERITAKITA emajuan dan keberhasilan desa, membutuhkan dukungan beberapa pihak. Seperti di Desa Botosengon, Kecamatan Dempet dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang. Meski banda desa di desa tersebut sangat minim, namun tak menyurutkan niat untuk membangun desa. “Minimnya banda desa tidak jadi soal dalam membangun desa. Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin desa yang cerdas, peduli, serta mampu mengembangkan potensi desa sehingga mampu mendongkrak perekonomian masyarakat,” tandas Ahmad Randiansah (26) Kepala Desa Botosengon. Di Botosengon, menurut Kades Randiansah ada beberapa bidang yang harus diperhatikan dan ditingkatkan. Antara lain bidang pertanian, usaha kecil atau home industri, serta potensi desa lainnya. Bila hal itu diperhatikan, kata Randiansah akan berbuah keberhasilan. “Ini semua tidak luput dari campur tangan atau bantuan dari Pemkab Demak maupun masyarakat. Di Botosengon, pendapatan banda desa per tahun jumlahnya kurang signifikan untuk melakukan pembangunan desa. Seperti pembangunan jalan dan infrastruktur pertanian perlu dukungan pemerintah. Tetapi setelah adanya dana desa dan alokasi dana desa (ADD), semuanya bisa

K

teratasi,” jelas Kades Randiansah didampingi Sekdes Asrori. Kades Ahmad Randiansah menyebutkan, mayoritas warganya sebagai petani dan sebagian lagi bermata pencaharian sebagai buruh. Untuk pertanian, dari segi pengairan lancar tanpa kendala, karena beberapa waktu lalu normalisasi saluran sekunder sudah terealisasi dan manfaatnya telah dirasakan warga setempat. Berkembang Pesat Terkait dana desa tahun 2017 telah dilaksanakan dengan alokasi untuk pembangunan talud batas wilayah dengan desa Kedungori. Talud berfungsi untuk mengantisipasi jika banjir, air tidak

masuk ke sawah. Selain itu juga program pemberdayaan masyarakat yang dialokasikan untuk belajar stir mobil, peningkatan SDM Linmas dan pelatihan pemadaman api jika terjadi kebakaran. Minimnya pendapatan dari banda desa juga dialami Desa Kembangan, Kecamatan Bonang. Hal itu diakuai Suhardi, Kepala Desa Kembangan. “Hasil banda desa di desa kami memang minim. Untuk membangun desa, kami hanya mengandalkan dana desa dan bantuan dari Pemkab, Pemprov maupun bantuan dari Pemerintah Pusat,” ungap Suhardi. Satu hal yang disyukuri Suhardi selaku kades, meski banda desa minim, namun ansuas dan kebersamaan masyarakat setempat dalam membangun desa sangat tinggi. Bahkan berkat doa dan usaha masyarakat, geliat mbangun desa di Desa Kembangan tidak kalah dengan desa lain. “Ada yang patut kami banggakan, meski minim banda desa minim, tapi pembangunannya sangat pesat. Setelah ada dana desa yang dikucurkan Pemerintah Pusat, pembangunan di desa kami berkembnag pesat,” kata Suhardi yang jadi kades dua periode seraya menambahkan, pelaksanaan kegiatan selalu berpedoman pada hasil musyawarah desa yang melibatkan semua elemen masyarakat. agus

Rukinem, Plh. Kades Kuripan

Desa Kuripan Giat Membangun Demak, BERITAKITA udah saatnya Desa Kuripan, Kecamatan Karangawen, Demak, bangkit dan warganya bersama membangun desa dengan segala potensi yang ada. Pembangunan di Desa Kuripan menurut pelaksana harian (Plh) Kepala Desa Kuripan Rukinem (56) yang juga Sekdes setempat, senantiasa melibatkan warga. “Kami paham, dalam membangun desa, partisipasi warga sangat menentukan tingkat keberhasilan dan kemajuan desa. Mustahil bila desa bisa maju tanpa partisipasi masyarakat,” Rukinem seraya menambahkan, jika desanya saat ini sedang giat giatnya melakukan pembangunan di segala bidang. Tidak hanya membangun infrastruktur yang berupa pembangunan fisik, namun pembangunan non fisik juga dilakukan dengan program pemberdayaan masyarakat. Pemerintah Desa Kuripan tahun ini merencanakan kegiatan pembangunan di segala sektor yang diprioritaskan pada sarana infrastruktur jalan. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat, tahun ini direncanakan dilakukan bimbingan teknis (Bintek) Bumdes, Bintek Siskuades, peningkatan PKK dan Bintek penguatan sumber daya manusia kelembagaan. Untuk kegiatan fisik, akan dibangun gedung perpustakaan. Selain itu, Pemerintah Desa Kuripan akan memberi bantuan berupa 10 rumah tidak layak huni melalui program bedah rumah, masing masing akan mendapat bantuan Rp 10 juta. “Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat Desa Kuripan untuk merapatkan barisan dan bersama sama membangun desa. Karena desa merupakan tulang punggung pemerintahan kabupaten dan kota, biar tahu kalau sekarang desa lebih maju,” kata Rukinem. agus

S

Pembangungan di Donorejo Meningkat Demak, BERITAKITA ana desa yang dikucurkan pemerintah pusat, sangat bermanfaat bagi warga, terutama yang berkait dengan peningkatan pembangunan infrastruktur. Seperti di Desa Donorejo, Kecamatan Karangtengah, Demak, yang setiap tahun selalu berbenah. Sejak dana desa dikucurkan, sarana dan

D

prasarana di Donorejo makin lengkap. “Setiap tahun kami melengkapi sarana dan prasarana desa yang secara langsung bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Nur Hasyim Kepala Desa Donorejo, seraya menambahkan anggaran dana desa di Desa Donorejo sepenuhnya digunakan untuk kepentingan warga. Tahun ini, pembangunan yang sudah

dilaksanakan di Donorejo ada 13 titik. Di antaranya pembangunanj betonisasi jalan, saluran pertanian atau tersier, pengurukan, talut dan pembangunan fisik lainnya. Menurut Nur Hasyim, dengan adanya pembagunan desa yang setiap tahunnya terus meningkat diharapkan desa semakin maju dan kesejahteraan rakyat semakin meningkat. udin


Warta Kita

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

SURAT KABAR BERITA KITA

11

Pemkab Dukung Pengembangan Industri Kreatif Desa Botoreco Blora, BERITA KITA ertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi di Kabupaten Blora salah satunya berasal dari sektor industri kreatif dan usaha kecil menengah (UKM). Agar sektor industri kreatif terus tumbuh dan berkembang dengan baik, Pemkab Blora terus melakukan identifikasi dan pendataan untuk memberikan dukungan pengembangan hingga pemasaran. Seperti yang dilakukan Wakil Bupati Blora H. Arief Rohman M.Si Selasa (16/1/ 2018) di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran. Wabup sengaja mendatangi Soim (36), salah seorang pelaku industri kreatif yang menghasilkan kerajinan pahatan hiasan dinding dari bahan bonggol pohon bambu. Soim, lelaki paruh baya yang baru empat bulan melatih imajinasinya secara otodidak untuk menghasilkan pahatan patung bonggol bambu sejenis pring ori. Tanpa konsep, Soim langsung memahat bonggol bambu yang diperoleh dari ladang sesuai bentuk yang diinginkan dengan tanpa menghilangkan akar bambu.

P

Kondisi mobil saat dan seuasai mobil terbakar

Mobil Milik Bidan Terbakar Blora, BERITA KITA ebuah mobil Honda Jazz warna putih mendadak terbakar di Jl. Raya Jepon jurusan Jatirogo, tepatnya di wilayah Desa Gombang, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, karena saat terbakar, kondisi jalan sedang sepi, namun seluruh bodi mobil hangus dilalap si jago merah. Kapolsek Bogorejo Polres Blora AKP Djamrozie Ghozali, SH mengatakan kejadian bermula saat mobil melintas dari Jepon menuju Bogorejo sekira pukul 07.00 WIB, Senin 15 Januari 2018. “Mobil dengan Nomor Polisi AD9378-GM terbakar, api keluar dari bagian mesin depan. Dugaan sementara akibat konsleteng arus listrik dari Accu,” kata AKP Djamrozie. Setelah api berhasil dipadamkan petugas Pemadam Kebakaran Blora, Polisi mengamankan bangkai mobil guna kepentingan olah tempat kejadian perkara (TKP). Diketahui mobil yang terbakar tersebut milik Dyah Muktiningsih (42) seorang Bidan yang bekerja di Puskesmas Desa Puledagel, Kecamatan Jepon. Korban saat dimintai keterangan mengatakan, awalnya ia tidak menaruh curiga dengan kondisi mobil yang keseharian ia tumpangi untuk bekerja itu. Dyah kaget ketika melintas di TKP dihentikan seorang warga yang melihat kepulan asap di bagian mesin. Kemudian Dyah gugup dan keluar mobil serta menjauh dari mobilnya. “Secara cepat letupan mesin dan percikan api membesar langsung membakar habis mobil saya,” kata Dyah seraya menambahkan, saat berangkat dari rumah, semua berjalan seperti biasa. Bahkan seperti biasanya, ia juga mengecek kondisi mobil. Namun ketika sampai di TKP mesin mobil sudah berasap. Dari kejadian itu korban mengalami kerugian materil sekitar Rp 200 juta. bambang dp

S

“Awalnya saya mencari rumput, kemudian melihat ada bonggol bambu yang bentuknya bagus. Bonggol saya ambil dan saya pahat menjadi bentuk wajah orang primitif. Hasilnya bagus dan diminati orang, sehingga saya teruskan untuk membuat ini,” ujar Soim seraya menambahkan, kerajian itu untuk hiasan dinding, biasa digantung di pilar atau depan rumah. Dalam sehari Soim bisa menghasilkan empat pahatan bonggol bambu berbentuk patung. Hanya saja Soim agaknya terkendala dengan pemasaran produk kreatif yang ia hasilkan. Pasar produk tersebut masih lokal di sekitar Blora. “Harganya mulai Rp 100 ribu, tergantung tingkat kerumitannya. Kalau tidak diplitur ya dilapisi melamin agar mengkilat,” ucap pria yang tinggal di RT02 RW04 Dukuh Kawisan, Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran ini. Wakil Bupati Arief Rohman yang datang ke rumah Soim bersama Kepala Desa Botoreco, Mulyadi langsung memberikan arahan agar Soim terus

Wabup Blora, H. Arief Rohman M.Si berjanji memberikan pendampingan dan pelatihan pada Soim.

Toko Sembako Dikuras Rampok Uang Ratusan Juta dan Perhiasan Amblas Blora, BERITA KITA ebuah toko emas dan sembako di Kabupaten Blora Senin dini hari (15/ 01/2018) menjadi korban perampokan. Pemilik toko Berlian (72) disekap dan diikat di kamar mandi. Perampok berhasil membawa kabur uang Rp. 100 juta dan emas batangan. Kejadiannya baru diketahui Senin pagi saat adik korban bernama Onggo Suseno curiga, saat dihubungi kakaknya tidak mengangkat telpon. Kemudian Onggo bersama anaknya menuju rumah korban yang juga dijadikan toko. Rumah korban sepi dan terkunci dari dalam. “Saya masuk melalui pintu belakang dan mendapati kakak saya dalam kondisi telungkup disekap dengan mulut dilakban serta kedua kaki dan

S

Soim, saat mematung bonggol bambu.

mengembangkan usaha kreatifnya. Orang nomor dua di Kabupaten Blora itu juga membeli dan memesan lima patung hasil karya Soim sebagai contoh untuk dipasang di rumah dinasnya. “Saya ambil lima ya Mas, nanti biar saya pasang di rumah dinas atau kantor. Akan saya bantu memasarkan biar banyak dikenal masyarakat,” ucap Arief seraya menandasakan, bahwa kerajinan kreatif seperti karya Soim harus terus didukung dan dikembangkan. Wabup Arief juga berharap kepada Soim agar bisa mengajari menularkan kemampuannya itu ke beberapa pemuda di desanya sehingga jumlah perajin bisa bertambah dan mengurangi pengangguran. “Kemampuan pahatnya sudah bagus. Bonggol bambu yang selama ini banyak dimanfaatkan untuk membuat kentongan dan patung bebek, ternyata disini bisa dibuat bentuk lain yang tidak kalah artistik. Agar hasilnya bisa lebih baik lagi, nanti Pemkab bisa memberikan pendampingan atau pelatihan,” pungkas Wabup Arief. bambang dp penyelidikan. Korban dirawat intensif di RS Permata Blora. Kapolsek Blora kota AKP Sudarno mengatakan, kasus tersebut masih dalam penyidikan. Sedangkan Kasat Reskrim Polres Blora AKP Herry Dwi Utomo saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Hingga kini tim Satreskrim masih melakukan penyelidikan dan pengumpulan data. bambang dp

tangannya diikat di kamar mandi dan mengalami luka di bagian kepala,” jelas Onggo Suseno yang melaporkan kejadian tersebut ke aparat Polsek Kota. Aparat kepolisian dari Polres Blora dan Polsek Blora kota yang datang tempat kejadian perkara (TKP) langsung melakukan olah TKP dan meminta keterangan sejumlah saksi. Sejumlah barang bukti juga dibawa petugas untuk dilakukan Sejumlah Polisi mendatangi rumah korban untuk olah TKP.

Petani Tambak Betahwalang Dapat Bantuan dari Belanda Demak, BERITAKITA etani tambak di Desa Betahwalang, Kecamatan Bonang, Demak yang tegabung dalam kelompok tani “Sido Makmur” menerima bantuan dari Belanda sebesar Rp 411.950.000. Menurut Busro selaku Ketua Kelompok Tani Sido Makmur, dana tersebut sepenuhnya akan digunakan untuk kemajuan kelompok tani dan anggotanya serta bermanfaat untuk

P

warga Betahwalang. “Sebelum menerima dana bantuan, kami telah bermusyawarah dengan pihak terkait untuk membuat sejumlah program dan telah disetujui oleh pemerintah desa. Adapun program kegiatan tersebut di antaranya pembuatan jalur hijau, budidaya ikan bandeng dan udang, serta hutan mangrove,” tandas Busro. Dana bantuan dari Belanda itu juga akan dimanfaatkan untuk program

ekonomi produktif kelompok yang diharapkan bisa membantu petani tambak terkait modal usaha. Busro menambahkan, saat ini kelompok tani Sido Makmur beranggotakan 30 orang, yang semuanya merupakan petani tambak di Desa Betahwalang. Kepala Desa Betahwalang, Khoirul Umam sangat mendukung program tersebut, yang menurutnya bisa meningkatkan kesejahteraan petani

tambak. Bahkan Khoirul berencana membuat Peraturan Desa (Perdes) terkait adanya tambak yang tak bertuan. Pasalnya, di Desa Betahwalang, ada sejumlah tambak yang tak bertuan. “Dengan adanya Peraturan Desa, kami berharap dapat menyelesaikan konflik yang terkait dengan pengelolaan tambak, khususnya tambak yang tidak bertuan,” ungkap Khoirul Umam, Kepala Desa Betahwalang. udin


12 SURAT KABAR BERITA KITA

Warta Kita

Menristekdikti Tertarik Kembangkan Buah Blora, BERITA KITA enteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pada hari Kamis (11/1/2018) melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Blora dengan didampingi dua Dirjen Kemristekdikti, peneliti IPB, UGM dan LIPI. Kedatangan Nasir di Blora disambut Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si mewakili Bupati Djoko Nugroho. Setibanya di Blora, Menteri yang identik dengan baju putih ini meninjau kebun buah yang ada di Dukuh Klapanan, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan untuk melakukan panen klengkeng dan melihat komoditas buah unggulan lainnya. Buah tersebut merupakan hasil inovasi teknologi hortikultura. Di antaranya alpukat berukuran jumbo yang beratnya bisa mencapai 2,5 kg per buah, jambu kristal dan durian. Berada di kebun buah yang terletak di tepi Waduk Greneng itu, Menristekdikti berdialog dengan para petani buah yang bekerja di kebun tersebut. Menteri yang berasal dari PKB itu tertarik untuk mengembangkan sektor hortikultura ke arah agrowisata berbasis riset dan teknologi. Usai dari kebun buah, Menristekdikti beserta rombongan bertolak ke Pabrik Inseminasi Buatan (IB) peternakan sapi milik Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Blora yang ada di

M

Blora, BERITA KITA nam Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) di wilayah Kabupaten Blora, yaitu KPH Blora, Cepu, Randublatung, Mantingan, Kebonharjo dan Ngawi menggelontorkan dana sharing produksi kayu dan non kayu kepada 68 Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), Selasa (16/1). Pembagian dana sharing dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Penyerahan secara simbolis dilakukan Bupati Blora, Djoko Nugroho

E

Desa Sambongrejo, Tunjungan. Mereka mencoba teknologi IB yang sedang dikembangkan di Blora dalam program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB). Menristekdikti juga tertarik untuk turut mengembangkan peternakan sapi di Blora yang populasinya lebih dari 230 ribu. “Blora ternyata potensinya luar biasa. Blora yang dahulu dikenal sebagai daerah kering ternyata mampu menghasilkan buah yang luar biasa. Ini harus dikembangkan, apalagi lahan di kebun buah ini masih luas. Ada sekitar 300 hektar,” ujarnya. Kedepan ia ingin buah dari Blora benar-benar bisa jadi “Blora” akronim dari Buah Lokal Nusantara yang dikenal luas. Salah satunya dengan cara menggandeng Kementerian LHK dan Kementerian Pertanian agar bisa dilakukan perluasan kebun melalui Perhutanan Sosial. Mengingat di sekitar kebun masih banyak lahan hutan milik Perhutani. “Nanti akan saya komunikasikan dengan Menteri LHK dan Mentan agar Blora bisa menjadi pusat buah unggulan hasil inovasi para petani. Negara yang maju itu karena inovasinya baik. Saya rasa inovasi di Blora ini perlu didukung untuk berkembang,” lanjut Nasir.

dari IPB, UGM dan LIPI untuk membantu melakukan pengembangan peternakan berbasis teknologi. Menteri Nasir ingin sapi-sapi di Blora bisa dikelola dengan sentuhan teknologi, sehingga bisa lebih berguna, tidak hanya dagingnya saja namun juga hingga kotorannya. “Saya tidak ingin membantu dana, tapi saya bantu dengan teknologi. Dengan sentuhan teknologi peternakan, saya ingin kedepan sapi Blora bisa lebih baik lagi. Peternakan yang terintegrasi dengan pertanian dan perkebunan. Tidak hanya berorientasi pada daging saja, namun

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

teknologi pangan dan pengelolaan kotorannya juga diperhatikan,” terang Nasir. Para petani dan peternak sapi yang dihadirkan dari berbagai desa tampak antusias dan senang mendengarkan pemaparan dari Menristekdikti. Diantaranya adalah petani peternak dari Desa Palon Kecamatan Jepon yang sudah berhasil melakukan ternak sapi dengan sistem komunal. Wakil Bupati H. Arief Rohman M.Si mengucapkan terimakasih kepada Menristekdikti dan rombongan yang telah bersedia melakukan kunjungan ke Blora di tengah kesibukan kerjanya bersama seluruh Dirjen. “Saya mewakili Bupati Djoko Nugroho, atas nama Pemkab Blora mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada Pak Menristekdikti yang telah bersedia datang ke Blora dan mengupayakan pengembangan sektor hortikultura dan peternakan. Semoga hasilnya nanti berguna untuk kemajuan Blora,” ucap Arief Rohman. Turut hadir dalam acara tersebut jajaran Forkopimda Kabupaten Blora, Sekda Drs.Bondan Sukarno MM, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ir.Reni Miharti M.Agr.Bus, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Ir. Wahyu Agustini SE, M.Si dan beberapa OPD. Kunjungan kerja Menristekdikti diakhiri silahturahmi bersama tokoh agama di Ponpes Khozinatul Ulum Kaliwangan asuhan KH Muharror Ali. bambang dp

Bantu Teknologi Terkait peternakan sapi di Blora, Menristekdikti sengaja mengajak peneliti

Puluhan LMDH Terima Dana 3,5 M di Pendopo rumah dinas bupati kepada perwakilan LMDH dari masing-masing KPH. Mereka didampingi Expert Perlindungan Hutan Perum Perhutani Regional Jateng serta Kepala BPH 1 Wilayah Blora dan Grobogan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah. “Atas nama seluruh masyarakat, Pemerintah dan LMDH kami ucapkan

terima kasih kepada Perum Perhutani atas pemberian dana sharing ini,” ujar Bupati Djoko Nugroho seraya berpesan, gunakan dana tersebut dengan baik, sesuai aturan dan Insya Allah akan membawa kemakmuran bagi masyarakat. Djoko Nugroho juga berterima kasih kepada Dinas LHK Prov. Jateng yang telah memberikan bantuan bibit hortikultura bagi LMDH. Karenanya, bupati minta Dinas Pertanian Kabupaten Blora untuk memberikan pendampingan kepada LMDH agar bantuan bibit berhasil guna. Expert Perlindungan Hutan Perum Perhutani Regional Jateng, Weda Panji Hudaya, S.Hut yang hadir mewakili Kepala Divisi Regional Jateng Perum Perhutani mengatakan, tahun ini terdapat sumber sharing baru, yaitu Sharing Pengelolaan Wisata sebesar Rp. 3.683.168. Menurut Weda, jumlahnya memang masih relatif kecil, karena baru mulai tahun 2017. Dalam acara itu juga dilakukan penandatanganan MoU antara Perum Perhutani dengan Polres Blora dalam rangka pengamanan hutan. Selain itu juga diberikan penghargaan dari Perum Perhutani Divisi Regional Jateng kepada Kapolres Blora yang berhasil melakukan pengamanan hutan di wilayah Blora.

Hadir pada acara tersebut Forkopimda Blora, Sekda Drs. Bondan Sukarno, MM, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Blora Ir. Reni Miharti M.Agr.Bus dan Ketua Forum Komunikasi PHBM Kabupaten Blora Slamet Pamudji, SH, M.Hum. Adapun penerima dana sharing Perum Perhutani dengan total dana Rp. 3.590.480.919 adalah; KPH Blora Rp. 212.715.766 dibagikan untuk 21 LMDH, KPH Randublatung Rp. 2.003.657.368 (19 LMDH), KPH Cepu Rp. 844.322.379 (17 LMDH), KPH Kebonharjo Rp. 200.623.904 (1 LMDH), KPH Mantingan Rp. 323.824.140 (3 LMDH), dan KPH Ngawi Rp. 5.337.362 (7 LMDH). Sedangkan penerima dana sharing wisata; LMDH Tani Jati Mulya Desa Kedungwungu, Kecamatan Todanan. Penerima bantuan bibit hortikultura, Desa Tunjungan 4.000 bibit durian, Desa Sambongrejo 900 bibit blimbing madu, 700 bibit jeruk pamelo, 900 bibit jambu citra. Desa Bedingin menerima bibit mangga, matoa dan rambutan masingmasing 400 batang. Desa Gayam 1.150 bibit jambu kristal dan Desa Ngliron 600 bibit jeruk siam. bambang dp


Warta Kita

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

SURAT KABAR BERITA KITA

13

Program PTSL Bisa Lepas dari Jerat rentenir yang sigifikan. “Terutama dalam memberikan penjelasan dan pemahaman dalam proses sertifikasi tanah di tingkat desa. Selain itu kepala desa juga mempunyai peran penting sebagai penanggung jawab kegiatan. Ini merupakan tantangan bagi kami di tengah keterbatasan sumber daya manusia dan waktu,” ungkap Khaeroni. Kunci sukses pelaksanaan program PTSL di Desa Surodadi, kata Khaeroni, karena pemerintah desa selalu transparan dan semua sektor dilibatkan. Seperti melibatkan perangkat desa, BPD, RT, RW dan tokoh masyarakat menjadi

M. Khaeroni, Kepala Desa Surodadi beserta sejumlah perangkat desa.

Demak, BERITAKITA rogram Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap ( PTSL) yang dulu dikenal dengan nama Prona adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Program tersebut ditujukan bagi semua obyek pendaftaran tanah di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Demak. Tujuan PTSL, untuk percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah rakyat secara pasti, sederhana, cepat,

P

lancar, aman, adil dan merata. Sehinga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Suksesnya program PTSL tidak lepas dari peran kepala desa. Hal itu seperti pelaksanaan PTSL di Desa Surodadi, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak. Kepala Desa Surodadi, M. Khaeroni (40) didampingi beberapa stafnya mengatakan, saat ini desanya mendapat aliokasi PTSL 250 bidang sertifikat dan minat masyarakat sangat tinggi. Menurutya, dalam pelaksanaan PTSL peran kepala desa memiliki peran

Peresmian Pendopo Camat Bogorejo Blora, BERITA KITA upati Blora Djoko Nugroho, Rabu malam pekan lalu menghadiri tasyakuran peresmian gedung baru Pendopo Kantor Camat Bogorejo yang dikemas dengan acara Pentas Wayang Kulit, dengan dalang Ki Suprayitno S.Pd. Acara dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Bogorejo, Kepala UPTD Pendidikan, Kepala UPT Puskesmas, dan Kades seKecamatan Bogorejo. Peresmian dilakukan dengan pemotongan tumpeng oleh Camat Bogorejo Teguh Tri Handoyo SE. Potongan tumpeng diberikan kepada Ketua Peguyuban Kepala Desa se-Kecamatan Bogorejo. Teguh dalam sambutannya mengatakan, pentas wayang kulit

B

merupakan wujud syukur atas selesainya pembangunan pendopo kantor camat. “Wayang Kulit ini merupakan gotong royong dari seluruh Kades se-Kecamatan Bogorejo untuk menghibur warga yang kangen dengan kesenian tradisional. Melalui pertunjukan wayang kulit ini kita pupuk rasa kebersamaan untuk membangun Bogorejo yang lebih baik di tahun 2018,” tandas Teguh. Bupati Djoko Nugroho mengucapkan selamat atas diresmikannya pendopo baru tersebut. Bupati juga berterima kasih kepada seluruh warga Bogorejo yang selama ini telah berhasil menciptakan suasana kondusif. “Saya minta dalam Pilgub 2018 yang tinggal beberapa bulan, kondusifitas dapat terus ditingkatkan,” pinta Bupati. cecep

satu tim yang kompak. Sehingga tahap pra sertifikasi seperti sosialisasi dan pemberkasan berjalan lancar. Dalam sosialisasi juga disampaikan tata cara pengajuan pendaftaran sertifikat tanah serta resiko hukumnya jika terjadi penyelewengan. Sehingga tahap demi tahap bisa diselesaikan dengan baik. “Suksesnya program PTSL dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena setelah memiliki sertifikat masyarakat bisa memperoleh pinjaman ke Bank yang bunganya relatif kecil dengan agunan sertifikat tanah,” pungkas Khaeroni. agus

Warga Bunderan Dilatih Membuat Telur Asin Asap Demak, BERITAKITA erencanaan pembangunan di desa merupakan model pembangunan partisipatif, yakni suatu sistem pengelolaan pembangunan secara bersama sama, berdasar musyawarah, mufakat dan gotong royong. Pasalnya, penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa harus mampu mengakomodasi aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikatakan Marjuki (44) Kepala Desa Bunderan, Kecamatan Wonosalam, Demak, didampingi Sulkan, Ketua tim pengelola kegiatan (TPK) setempat. Menurut Marjuki, desa harus mampu mengakomodasi aspirasi dan mewujudkan peran aktif masyarakat untuk turut bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pembangunan desa yang partisipatif. “Pemerintahan Desa Bunderan bersama lembaga desa lainnya tiap tahun dalam menentukan skala prioritas pembangunan selalu mengutamakan musyawarah untuk mufakat yang tertuang dalam rembug desa. Tahun ini disepakati dana desa diprioritaskan untuk melanjutkan betonisasi jalan utama sepanjang 104

P

meter dan lebar 5 meter,” kata Marjuki. Kades Marjuki menjelskan, bahwa Desa Bunderan hanya mempunyai satu ruas jalan utama. Karenanya, setelah jalan utama dikerjakan, dilanjutkan dengan betonisasi sejumlah jalan kampung. Yakni di wilayah RW.2 yang meliputi RT.7, RT.6, dan RT.5 dengan rata rata panjang 36 meter, 50 meter dan 53 meter dengan lebar yang variatif. Ketua TPK Desa Bunderan, Sulkan menambahkan, pada tahun 2018 Pemerintah Desa Bunderan akan membangun jalur alternatif yang menghubungkan Desa Bunderan dengan Desa Kerangkulon, Desa Doreng, Desa Kalianyar dan jalan ke arah Dempet. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Desa Bunderan mengadakan pelatihan pembuatan telur asin asap dan bothok telur asin. “Pelatihan membuat telur asin asap dan bothok didanai dari alokasi dana desa 2017 sebesar Rp 12 juta. Kami mengundang motivator dari Semarang, Dwi Mulyati dan El Fata. Kami juga membentuk Bumdes sebagai lokomotif pemasaran produk unggulan Desa Bunderan,” jelas Sulkan. agus

Kapolres Pimpin Sertijab Sembilan Kapolsek Blora, BERITA KITA apolres Blora AKBP Saptono, SIK, MH, Selasa (16/01/18) pagi memimpin upacara serah terima jabatan (sertijab) sembilan Kapolsek, yang berlangsung di halaman Mapolres. Hadir pada kesempatan itu Wakapolres Kompol Indriyanto, Kabag, Kasat, Perwira

K

Staf, Kapolsek se jajaran Polres Blora, Bhayangkari setempat serta personil Polres dan PNS. Sembilan kapolsek yang sertijab adalah, Kapolsek Blora dari AKP Sudarno, SH kepada AKP Slamet, SH, M.Si, Kapolsek Cepu dari AKP Slamet, SH, M.Si kepada AKP Slamet Riyanto, SH, Kapolsek

Marjuki, Kepala Desa Bunderan dan Sulkan Ketua tim pengelola kegiatan (TPK).

Randublatung dari AKP Slamet Riyanto, SH kepada AKP Supriyo, S.Sos, Kapolsek Tunjungan dari AKP Supriyo, S.Sos kepada AKP Sugito, SH, Kapolsek Jati dari AKP Sugito, SH kepada AKP Joko Priyono SH, Kapolsek Jepon dari AKP Joko Priyono, SH kepada AKP Sudarno, SH. Berikutnya Kapolsek Kunduran dari AKP Agus Budiyana, SH kepada AKP Untung Haryadi SE yang sebelumnya menjabat sebagai Kasubbag Dal Ops Bag Ops Polres Blora, Kapolsek Japah dari Kompol Daryoto kepada AKP Agus Budiyana, SH yang sebelumnya Kapolsek Kunduran, Kapolsek Kedungtuban dari AKP Sugiharto yang mendapat tugas baru sebagai Kasubbag Hukum Polres Blora kepada Iptu Suharto yang sebelumnya Kaurmintu Sat Reskrim Polres Blora.

Dalam sambutan dan amanatnya Kapolres Blora AKBP Saptono mengatakan, pergaintian jabatan atau mutasi merupakan hal biasa dalam suatu organisasi, tak terkecuali di lingkungan Polri. Sebagi bentuk penyegaran dan pengembangan karier anggota kedepannya. Dengan pergantian jabatan diharapkan membawa perubahan dan penyegaran dalam pelaksanaan tugas operasional, sehingga kedepan Polri akan baik dan maju. Mengakhiri sambutannya, Kapolres Saptono berpesan pada peserta upacara agar lebih bekerja keras, meningkatakan kerjasama dengan seluruh instansi terkait dan masyarakat dalam menghadapi Pilkada 2018 agar tercipta situasi aman dan kondusif. bambang dp


14 SURAT KABAR BERITA KITA

Pendidikan

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

MTs Nurul Huda Sukodono Cetak Lulusan Berimtaq Demak, BERITAKITA adrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Huda Desa Sukodono, Kecamatan Bonang, Demak merupakan salah satu Lembaga Pendidikan Islam swasta tingkat menengah pertama di bawah pembinaan Kementerian Agama (Kemenag) Demak. Kepala MTs Nurul Huda Sukodono, H Jazeri mengatakan, MTs yang dipimpinnya didirikan pada tahun 2010. “Lembaga Pendidikan Islam dibawah naungan Yayasan Nurul Huda ini didirikan oleh tokoh ulama KH Abdul Hamid dan masyarakat Sukodono,” tandas Jazeri seraya menambahkan, saat ini MTs Nurul Huda mempunyai 167 siswa yang terbagi dalam enam rombongan belajar dengan tenaga pengajar sebanyak 18 guru, semua sesuai kompetensinya dan berijazah S1.

Karena itu, lanjut Jazeri, meski banyak sekolah sederajat di sekitar Sukodono, namun setiap penerimaan siswa baru, jumlah pendaftar di MTs Nurul Huda selalu stabil. Dalam menunjang tercapainya tujuan pendidikan mencetak anak didik berakhlakul kharimah, berimtaq, mampu menghayati dan mengamalkan ajaran agama berhaluan ahlussunnah waljama’ah, pihaknya selalu mengedepankan fungsi koordinasi dan transparan dalam segala hal. MTs Nurul Huda juga banyak meraih prestasi non akademik. Antara lain, meraih juara I putra Hand Ball tingkat kabupaten dan juara III putri. Untuk cabang olah raga Catur menjadi juara III tingkat kabupaten. Hanya saja Jazeri mengeluhkan minimnya sarana

Semarang, BERITA KITA udayawan kondang dan seorang pengusaha jamu terkenal, Jaya Suprana pernah menjuluki Semarang sebagai ibukotanya kartun dunia. Pasalnya, sudah banyak seniman kartun yang namanya mendunia berasal dari kota lumpia ini. Seniman kartun atau kartunis asal semarang lahir dari berbagai profesi. Salah satunya Suratno, seorang PNS atau aparatur sipil negara (ASN), guru di SMP Negeri 17 Semarang. Di sela waktu mengajar, Ratno menggambar kartun dan menghantarkannya meraih berbagai penghargaan, juara lomba kartun internasional di berbagai belahan dunia. Di antaranya pernah juara di Serbia, Korea dan sejumlah negara lainnya. Keahlian Ratno dalam menggambar kartun kini diajarkan dan ditularkan ke anak didiknya di SMPN 17 Semarang lewat

Lewat Ekskul, Ratno Cetak Kartunis Dunia

M

B

Semarang, BERITA KITA os Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Melati RW.05 Kelurahan Sampangan, Kota Semarang, mengenalkan bahanbahan jamu atau obat tradisional kepada anak didiknya. Setelah anak didik kenal dengan bahan-bahan untuk membuat jamu, mereka juga diajari atau praktek cara membikin jamu tradisional. Satu persatu bahan jamu berupa kencur, jahe, dan kunir diperlihatkan pada anak usia dini. Mereka antusias mengikuti kegiatan. Bahkan mereka berebut untuk meraba dan mencium bahan-bahan jamu. Dalam praktek membuat jamu, bahan-bahan dicampur gula aren dan ditumbuk di lumpang oleh anak-anak. Setelah halus, rempah diseduh dengan air hangat dan jadilah jamu. Anak-anak antusias minum jamu buatannya sendiri. Berbagai macam ekspresi wajah lucu diperlihatkan anak-anak saat meminum jamu. Menurut Bunda Isna salah seorang pengajar di PAUD Melati, kegiatan itu bertujuan agar anak didik mengenali bermacam tumbuhan di lingkungan sekitar yang dapat digunakan untuk jamu. Pengenalan lingkungan bagi anak usia dini, kata Bunda Isna sangat perlu. Anak usia dini, sebisa mungkin harus dekat dengan lingkungan atau alam sekitar mereka, sehingga mental dan keberanian anak akan bertambah dan anak tidak minder. Karema itu dalam pengajaran sehari hari di Pos PAUD Melati, yang beralamat di Jl. Lamongan Barat 13 RW.05 Kelurahan Sampangan,

P

ekstrakulikuler menggambar kartun. “Alhamdulillah ekstra kurikuler menggambar kartun di SMPN 17 mendapat apresiasi positip dari anak didik dan orang tua siswa,” kata Suratno yang juga

prasasrana di sekolahnya yang tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah. “Kami berharap agar pemerintah, terutama Pemkab Demak memperhatikan dan membantu sekolah swasta. Karena selama ini madrasah kami tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah. Padahal di desa sebelah juga ada MTs yang hampir setiap tahun dapat bantuan,” ungkap Jazeri. Meski MTs Nurul Huda belum pernah mendapat bantuan, terutama bantuan sarana prasarana dari pemerintah, namun Jazeri selaku kepala sekolah selalu berusaha meningkatkan kecerdasan yang berimbang. Yakni, kecerdasan kognitif dan karakter, sehingga tercipta siswa berprestasi dan berbudi luhur. agus

penggemar motor antik seraya menambahkan ekskul yang diadakan setiap hari Rabu sore bertempat di ruang perpustakaan SMPN 17. Kegiatan tanpa dipungut biaya alias gratis itu dilaksanakan selepas pelajaran sekolah. Tidak hanya diikuti siswa SMPN 17, tapi juga terbuka untuk siswa sekolah lain. Baik siswa SD maupun SMA. Obsesi Suratno dengan diadakan ekstra kurikuler menggambar kartun, untuk mencetak kartunis muda di Kota Semarang. Hal itu dibuktikan Ratno dengan keberhasilan beberapa anak didiknya di kontes atau lomba kartun internasional. Anak didik Ratno juga sudah banyak menghiasi list partisipan contes kartun yang diadakan di berbagai dunia. Keberhasilan anak didik itu tak lepas dari metode pengajaran yang

Pos PAUD Melati RW.05 Sampangan

Perkenalkan Bahan dan Cara Bikin Jamu

menerapkan sistim teori dan praktek. “Setelah teori, semisal menggambar

suasana di kolam renang, hari berikutnya anak-anak kami ajak ke kolam renang

H. Jazeri SPdI, Kepala MTs Nurul Huda.

diterapkan Ratno. Dalam mengajar seni menggambar kartun, Suratno kadang kala mendatangkan kartunis Semarang untuk berbagi ide dan teknik menggambar kartun. Seperti pada Rabu sore pekan kemarin, beberapa kartunis ternama di Kota Semarang bergabung dengan anak didik Suratno. Mereka antara lain kartunis kondang langganan juara Jitet Koestana pemengan rekor MURI dengan 150 lebih menjadi juara kartun internasional. Abdul Arief pendiri komunitas Gold Pencil yang konsen terhadap kemajuan dunia kartun internasional dan Boedy HP dari Semarang Cartoon Club (SECAC). Satu hal yang membuat Suratno bangga, disamping siswanya banyak yang menjuarai kontes kartun internasional, tapi juga ada beberapa anak didik Ratno yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah memperlihatkan kemampuannya menggambar kartun. Dia Queentsa Chaquita bocah kelahiran 2011 itu menurut Ratno bakat menggambar kartunnya di atas rata-anak seusianya. “Queentsa juga sangat antusias dalam mengikuti kontes kartun international. Nama Queentsa banyak menghiasi list partisipan contes kartun international. Nama Queentsa bersanding dengan nama nama kartunis top dunia,” pungkas Ratno. budi hp sungguhan. Sehingga anak mengenal fisik atau bentuk asli dan suasana kolam renang. Artinya, anak tidak mengetahui kolam renang hanya dalam gambar,” kata Bunda Saras, guru PAUD Melati. PAUD Melati RW.05 diampu empat pengajar. Yakni, Bunda Nina, Bunda Atik, Bunda Saras dan Bunda Isna. Bermacam kegiatan ada di PAUD Melati, di antaranya setiap bulan paling sedikit dua kali melakukan kegiatan parenting bina keluarga balita (BKB) berupa pemeriksaan kesehatan secara rutin. Kegiatannya lainnya, penyuluhan gizi seimbang dengan mendatangkan seorang dokter anak yang juga dihadiri orang tua murid. Kegiatan home visit atau kunjungan ke rumah anak didik juga diterapkan di PAUD Melati. “Tujuan home visit untuk mengetahui perkembangan dan karakter anak di rumah,” kata Bunda Saras. Setiap melakukan kegiatan, tambah Bu Isna, PAUD Melati selalu melibatkan komite selolah. PAUD Melati juga berintegrasi dengan Posyandu setempat. Setiap hari Sabtu minggu ketiga, anak didik Pos PAUD Melati diajak ke Posyandu untuk timbang badan, cek pertumbuhan badan dan cek kesehatan. “Pengecekan kesehatan di Posyandu ditangani Ibu Sri Rahayu, seorang bidang dari Puskesmas dan dibantu segenap pengurus Posyandu,” jelas Bunda Isna seraya menambahkan, kegiatan yang dilakukan Pos PAUD Melati di luar sekolah cukup banyak. Misalnya mengunjungi panti asuhan dan kunjungan ke panti lansia. budi hp


Legislatif

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

SURAT KABAR BERITA KITA

15

KEGIATAN ANGGOTA DPRD PROVINSI JAWA TENGAH

Ketua Komisi D Alwin Basri meninjau proyek PLTU Batang. (Foto: Warta DPRD Jateng/Prisciklla)

PT Bhimasena harus Peduli Masyarakat

K

omisi D DPRD Jateng, Kamis pekan lalu mengunjungi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2x1.000 MW di Ujungnegoro, Batang. Rombongan

diterima PT Bhimasena Indonesia Power selaku anak perusahaan PLN yang membangun pembangkit listrik tersebut. Ketua Komisi D Alwin Basri mengemukakan, tujuan kunjungan untuk

melihat perkembangan proyek nasional itu. Setelah pembebasan lahan selesai, mestinya sekarang fokus pada pembangunan konstruksi PLTU. Namun secara fisik proses pembangunan konstruksi belum ada perkembangan signifikan. Anggota Komisi D lainnya, Iskandar, menambahkan dalam proyek pembangunan harus ada nilai tambah pada lingkungan sekitar dan masyarakat setempat. Hal ini penting karena berdampak pada kelangsungan proyek. “Jika ada pekerjaan yang bisa dikerjakan warga sekitar sebaiknya diberikan saja,” kata Iskandar. Menanggapi hal itu, Trisna Rianta Genaral Manager Civil dari PT Bhimasena mengatakan, selama proses pembangunan konstruksi tidak ada hambatan. Hanya saja saat ini kendala nonfisik adalah menghadapi respons masyarakat setempat. Terlebih mengenai dampak lingkungan yang ada di sekitar pabrik yang dinilai menganggu kenyamanan masyarakat. bk

BBPUAT harus Balekambang Realisasikan Target

K

omisi C DPRD Jateng berharap Balai Budidaya Pembibitan Unggas dan Aneka Ternak (BBPUAT) Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jateng, pada tahun 2018 dapat merealisasikan target PAD Rp 935,75 juta. Pasalnya pada realisasi PAD tahun lalu gagal mencapai target, hanya 79,4 persen. Penegasan itu disampaikan Sekretaris Komisi C DPRD Jateng, Tety Indarti saat kunjungan kerja ke BBPUAT Disnakkeswan Jateng Balekambang, Surakarta, Selasa pekan lalu. Anggota Komisi C Sarwono memberikan saran, demi peningkatan PAD agar dibuat sistem inti-plasma, BBPUAT menjadi intinya dengan melibatkan peternak sekitarnya sebagai plasmanya. BBPUAT masih

mencapai target. memiliki lahan berlebih yang bisa Menjawab anggota Komisi C, Kepala dimanfaatkan. Maka jika sistem itu bisa BBPUAT Agus Purwanto menjelaskan soal diterapkan dan tidak melanggar aturan target yang menetapkan Disnakkeswan maupun tupoksi, PAD meningkat. Sedangkan anggota Komisi C lainnya, Jateng, pihaknya hanya melaksanan. Agus berjanji untuk menyampaikan hal itu Maria Tri Mangesti mempertanyakan pada rapat koordinasi. Sedang tentang asumsi atau dasar penetapan target, target 2018, pihaknya berjanji untuk apakah hanya potensi atau dengan merealisasikan 100 persen. bk pencapaian tahun sebelumnya. Pasalnya, setelah memcermati angka-angka target 2018, yakni untuk Maron (ayam lokal) dan Banyubiru (itik) targetnya naik, padahal tahun lalu kedunya tidak mampu Kunjungan kerja Komisi C ke BBPUAT Solo. (Foto: Warta DPRD Jateng/Sunu AP)

Sekretaris Komisi A, Ali Mansyur. (Foto: Warta DPRD Jateng/Ariel Noviandri)

Politik Uang Sudah Tersistem

K

omisi A DPRD Jateng berkunjung ke Kantor Panwaslu Kota Tegal, Senin pekan klemarin, untuk melihat persiapan pengawasan proses Pilwalkot dan Pilgub Jateng. Saat pertemuan dengan jajaran Panwaslu, Sekretaris Komisi A DPRD Jateng Ali Mansyur mengatakan Panwaslu harus lebih memfokuskan pengawasan terhadap persoalan money politic atau politik uang. “Setiap kali Pilkada persoalan tersebut selalu muncul karena, sudah tersistem. Untuk itu, Panwaslu dapat bekerja lebih keras agar dapat meminimalisir praktek money politic. Inilah peran penting Panwaslu karena selama ada Pilkada angka money politic tidak terukur,” kata Ali Mansyur. Menanggapi hal itu, Ketua Panwaslu Kota Tegal Akbar Kusharyanto mengatakan, pihaknya selalu berkomitmen untuk melakukan gerakan anti-politik uang. Pihaknya selalu melakukan sosialisasi untuk terus menghindari politik uang. Panwaslu Kota Tegal juga mendirikan Pojok Pemilu untuk mendukung sosialisasi pengawasan. bk

Pemkab Tegal Kembangkan Desa Wisata

K Sekretaris Komisi B, Messy Widiastuti. (Foto: Warta DPRD Jateng/M. Faiz Fuadi)

omisi B DPRD Jateng berkunjung ke Kabupaten Tegal dalam rangka monitoring desa wisata. Rombongan dipimpin Sekretaris Komisi B DPRD Jateng, Messy Widiastuti. Asisten Pembangunan Sekda Kabupaten Tegal Moh. Nur Ma’mun menjelaskan, Pemkab Tegal telah melakukan pengembangan desa wisata dengan total anggaran Rp 500 juta.

Pada tahun 2017, Pemkab Tegal memfasilitasi pengembangan wisata alam di Desa Cempaka Kecamatan Bumi Jawa. Tahun 2018, kata Nur Ma’mun, Pemkab Tegal bekerjasama dengan konsultan dari Banyuwangi untuk memfasilitasi pengembangan desa wisata di Kabupaten Tegal, yang akan dilaunching pertengahan 2018. Desa-desa yang akan dilaunching

Disnaker Wajib Pantau Penerapan UMK 2018

K

omisi E DPRD Jateng mendorong Dinas Ketenagakerjaan Kota Tegal untuk terus memonitor perusahaan setelah diberlakukannya UMK 2018 per 1 Januari 2018. Diharapkan perusahaan tidak ada yang melanggar keputusan gubernur soal penentuan nilai upah. Hal itu diungkapkan Abdul Hamid Sekretaris Komisi E DPRD Jateng saat kunjungan ke Kota Tegal, Selasa pekan kemarin. Rombongan dewan diterima Imam Badarudin Asisten Pemerintahan Sekda Kota Tegal didampingi Kepala Dinas Tenagakerja dan Perindustrian Kota Tegal Markus Wahyu Priyono serta Sri Primawati Sekretaris Dinas Sosial Kota Tegal.

Jajaran Komisi E membahas pengawasan UMK 2018. (Foto: Warta DPRD Jateng/Choirul)

Anggota Komisi E DPRD Jateng Nur Khasanah menitikberatkan pada sosialisasi peluang tenaga kerja dalam

dan luar negeri yang bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan Provinsi dan memberikan pembekalan dan

menjadi desa wisata di Kabupaten Tegal pada 2018 antara lain Desa Cempaka (wisata alam), Desa Muncanglarang (wisata alam), Desa Semedo (bakaran), Desa Cangkring (Sarung Tenun), Desa Cigedong, Desa Harjosari (Krupuk Kuning), Desa Bengle, Desa Boperes (makanan khas), Desa Giren dan Desa Cikura sebagai desa wisata religi. bk bantuan alat. Menurut Nur Khasanah, sudah ada beberapa hal yang dilakukan DPRD Jateng, maka dewan mendorong agar ada sinergi antara Pemprov dan Pemkot. Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kota Tegal Markus Wahyu Priyono mengungkapkan, pada akhir Nopember 2017 pihaknya telah menyelenggarakan Job Fair untuk memberikan kesempatan pada pencari kerja agar bisa mendapatkan pekerjaan sesuai kualifikasi dan kompetensinya. “Dari Kegiatan itu kami menargetkan sekitar 1.000 orang pencari kerja, namun ketika kami pantau ternyata sudah sampai 1500 orang lebih. Selain itu kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengurangi pengangguran di Kota Tegal,” tandas Markus. bk


Pariwara

16 SURAT KABAR BERITA KITA

mengembangkan sektor wisata, Pemerintah Kota Semarang tak bisa bekerja sendiri, apalagi dengan adanya keterbatasan anggaran yang dimiliki. “Semua pihak harus begerak bersama untuk berkolaborasi, baik itu pemerintah dengan swasta, pemerintah dengan masyarakat, atau juga masyarakat dengan swasta. Dan pembangunan ruang aktifitas terbuka ini menjadi salah satu sarana pendukung terciptanya kolaborasi tersebutý”, jelasnya. “Di Kota Semarang ini banyak sekali kegiatan masyarakat yang dapat didorong menjadi sebuah komoditi wisata. Misalnya kalau di Thailand ada Festival Perang Air Songkran yang sukses menarik wisatawan untuk datang kesana, di Kota Semarang juga ada kegiatan perang air yang rutin diselenggarakan masyarakat bernama Gebyuran Bustaman. Kegiatan-kegiatan masyarakat seperti inilah yang akan fokus kami angkat untuk dapat menjadi daya tarik wisata Kota Semarang”, tutur Hendi optimis.

Walikota Semarang Hendrar Prihadi bersama Ferdinan Simbolon di Taman Halmahera. (Dok. Pribadi)

Walikota Tinjau Proyek Taman Semarang, BERITA KITA alikota Hendrar Prihadi terus mengupayakan Kota Semarang untuk dapat bertransformasi menjadi daerah tujuan wisata unggulan di Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan mendorong partisipasi masyarakat di Kota Semarang untuk menginisiasi kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat wisatawan datang

W

Pemenang Lelang Nama Lelang Kategori Instansi Satuan Kerja Pagu HPS Nama Pemenang Alamat

NPWP Harga Penawaran Pemenang Lelang Nama Lelang Kategori Instansi Satuan Kerja Pagu HPS Nama Pemenang Alamat NPWP Harga Penawaran

ke Kota Semarang. “Pada tahun kemarin kami telah membangun 24 ruang terbuka untuk aktifitas warga di 16 Kecamatan, terdiri dari 19 taman dan 5 lapangan olahraga. Targetnya di tahun ini sudah dapat dimaksimalkan sebagai sarana untuk masyarakat menyelenggarakan kegiatankegiatan menarik”, tutur Walikota Semarang yang juga akrab disapa Hendi tersebut saat

Pembangunan Taman Unta Raya Gayamsari Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Daerah Kota Semarang DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Rp 2.400.000.000,00 Rp 2.399.472.000,00 CV.SUMBER ENERGI Jl.Sapta Marga III No.210 RT03RW01 KEL JANGLI KEC.TAMBALANG Semarang (Kota) - Jawa Tengah 75.853.737.7-517.000 Rp 2.169.304.000,00

Pembangunan Taman Halmahera Semarang Timur Pekerjaan Konstruksi Pemerintah Daerah Kota Semarang DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN Rp 900.000.000,00 Rp 858.540.000,00 CV. Karya Kita Bersama UDAN RIRIS IV NO. 12 RT. 6 RW. 17 TLOGOSARI KULON PEDURUNGAN - Semarang (Kota) - Jawa Tengah 73.870.415.4-518.000 Rp 727.260.000,00

EDISI NO. 90 16 - 31 JANUARI 2018

mengunjungi Taman Citra Satwa di Jalan Unta Rayaý, Gayamsari, Kota Semarang, Selasa (16/1). Selain Taman Citra Satwa sendiri, setidaknya ada 2 ruang aktifitas terbuka warga lainnya yang dikunjungi oleh Hendi, yaitu Taman Halmahera di Jalan Halmahera, Semarang Timur dan Lapangan Futsal Lamper Tengah di Jalan Lamper Tengah, Semarang Selatan. Dalam kunjungannya itu, Hendi tampak berkeliling untuk mengecek kesiapan masing-masing ruang terbuka tersebut sebagai sarana penyelenggaraan kegiatan masyarakat. “Saya cek memang ada beberapa hal yang harus disempurnakan, salah satunya penerangan lampu yang saya minta untuk segera disediakan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pada malam hari”, aku Hendi. Terkait hal tersebut, Sekretaris Dinas Tata Ruang Kota Semarangý, Irwansyah yang mendampingi Hendi dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa adanya beberapa fasilitas pendukung yang belum disediakan tersebut adalah karena keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemerintah Kota Semarang. “Tapi tadi sesuai arahan Pak Wali, di tahun anggaran 2018 ini akan kami sempurnakan dengan menambah lampu sampai rumput sintetis untuk lapangan olahraga”, jelas Irwansyah. Dalam kesempatan tersebut, Hendi menegaskan jika dalam

REKANAN BANGGA Rekanan yang mengerjakan proyek Taman Halmahera adalah CV Karya Kita Bersama. Kepada BERITA KITA, Ferdinan Simbolon selaku pimpinan CV Karya Kita Bersama mengaku bangga, lokasi proyek yang dia kerjakan mendapat apresiasi dari Walikota. “Surprise kali kurasa mendapat apresiasi langsung dari Pak Walikota disaksikan pejabat lain termasuk Kepala Disperkim Pak Muntohar,” kata Simbolon dengan logat Batak yang masih kentara. Simbolon bercerita, memang setelah pekerjaan proyek Taman Halmahera diserah terimakan ke Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim), dia sudah mendengar selentingan apresiasi dari pejabat Disperkim. Fotofoto Taman Halmahera sering di share di grup medsos. Tapi informasi tersebut direspon biasa saja. Memang sudah tugas rekanan melakukan yang terbaik. Bahkan dia mengaku tidak kali ini saja pekerjaannya diapresiasi pejabat. Tahun 2016 lalu ketika menang tender mengerjakan proyek rehab salah satu SDN di daerah Tlogosari. Oleh Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Pedurungan selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom) juga memberi apresiasi secara tertulis yang menyatakan hasil pekerjaannya dinilai bagus. “Pengakuan tertulis dari Kepala UPTD selaku PPKom dan apresiasi langsung dari Bapak Walikota akan kami jadikan motivasi untuk tetap mendukung proyek pembangunan Kota Semarang,” pungkasnya. (Portal Pemkot/Rosi/Adv)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.