Beritakita ed72 (juni 2015)

Page 1

Nostalgia Agoes Dhewa EDISI NOMOR 72 [25 JUNI - 10 JULI 2015]

Bambang; PT IPU Langgar HPL

Yusril; Bambang Ngawur Meski perkaranya masih disidangkan di Pengadilan Negeri Semarang, namun di luar persidangan, sengketa PT Indo Perkasa Usahatama melawan Gubernur Jateng atas lahan di kawasan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Jateng semakin memanas. Suasana makin panas menyusul pernyataan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Bambang Sadono di Kantor Gubernur Jateng, usai mengikuti pertemua Rabu pekan silam. Pertemuan itu diinisiasi DPD melalui Badan Akuntabilitas Publik (BAP). Tujuannya untuk mencari solusi bersama atas sengketa yang berlarut-larut.

Dari Pemprov Jateng hadir Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko, Direktur Utama PT PRPP Titah Listyorini, dan Wakil Kepala Polda Jateng Brigjen Pol Musyafak. Pertemuan juga dihadiri wakil dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) Jateng, Kantor Pertanahan Semarang, dan Kejaksaan Tinggi Jateng. Namun PT IPU justru menolak hadir. Bambang Sadono menengarai, PT IPU telah memanfaatkan

Lama menanti kepada siapa rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan diberikan, kini terjawab. Hendrar Prihadi alias Hendi, direkomendasi DPP PDIP untuk maju Pilwakot Semarang 2015. Hendi akan berpasangan dengan Hevearita Gunaryanti alias Ita. Penetapan Hendi dan Ita diputuskan di rapat DPP yang dipimpin Ketua Umum PDIP, Megawati, Kamis 25 Juni 2015. Segera Bentuk, .......... hal. 14

Ganjar akan Kawal Johar

Update informasi Anda melalui media online. klik www.beritakitanews.com

pengelolaan kawasan di sekitar PRPP tidak sesuai peruntukan. Kawasan PRPP Jateng, kata Bambang, seharusnya dikelola untuk mendukung pengembangan pusat rekreasi dan promosi pembangunan Jateng, bukan diperjualbelikan untuk permukiman. Karena itu DPD melalui Badan Akuntabilitas Publik (BAP) ikut turun tangan membantu menyelesaikan permasalahan, agar kasusnya tidak berlarut-larut. Menurut Bambang, PT IPU menjual tanah itu tidak sesuai peruntukan. Dari segi hak pengelolaan lahan (HPL) tidak boleh, karena peruntukannya bukan perumahan. Sedangkan Proses Persidangan, .................................... halaman 4


2

TABLOID BERITAKITA

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

PARIWARA

SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN

(SETDA)

(PEMKAB) DEMAK

(PEMKAB) DEMAK

KABUPATEN DEMAK

DISHUBKOMINFO

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

H. SINGGIH SETYONO

H. AGUS NUGROHO LP

H. HARI ADI SUSILO

PLT. Sekda Demak

Kepala Dishubkominfo

Kadis Perikanan & Kelautan

PEMERINTAH KABUPATEN

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN

(PEMKAB) DEMAK

DINAS PENDUKCAPIL

(PEMKAB) DEMAK

DISPERINDAGKOP

BAPELUH DAN KETAHANAN PANGAN

H. EKO PRINGGOLAKSITO

H. AGUS SUKIYONO

H. AFHAN NOOR

WAHYU TRI HAPSARI

Kepala Disperindagkop

Sekretaris Dinas

Kepala Dinas

Kepala Bapeluh dan KP

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

KANTOR PERTANAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

KANTOR DIKLAT DAN LITBANG

KEMENTRIAN AGAMA

KEMENAG KABUPATEN DEMAK

DYAH SUHITARASMI, SH, M. Kn

HADI WALUYO

HM. THOBIQ

Kepala Kantor Pertanahan Demak

Kepala Kantor

Kepala Kemenag Demak

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BAGIAN HUMAS SETDA

BAGIAN PEMERINTAHAN UMUM SETDA

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BAGIAN PEMBANGUNAN SETDA

DARYANTO

EDY SUNTORO

H. AGUS MUSYAFAK

Kabag Hubungan Masyarakat

Kabag Pemerintahan Umum

Kepala Bagian Pembangunan

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BAGIAN UMUM SETDA

PDAM DEMAK

PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK

BIDANG PENGAIRAN DINAS PUPPE DEMAK

UMAR SURYA

H. QOMARUL HUDA

H. SUTIYONO

Kepala Bagian Umum

Direktur PDAM Demak

Kepala Bidang Pengairan


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

PARIWARA

DPC PARTAI KEBANGKITAN BANGSA KABUPATEN DEMAK

DPC PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN KABUPATEN DEMAK

TABLOID BERITAKITA

DPC PARTAI GERINDRA KABUPATEN DEMAK

H. NURULLAH YASIN

H. ALI SA’DI

H. MASKURI

Dewan Syuro DPC PKB Demak

Ketua DPC PPP Kabupaten Demak

Ketua DPC Partai Gerindra Demak

KOMISI B

DPD PARTAI AMANAT NASIONAL

KOMISI C

DPRD KABUPATEN DEMAK

KABUPATEN DEMAK

DPRD KABUPATEN DEMAK

H. MUTOHAR

H. FARODLI, S. PdI

H. SUDARNO

Ketua Komisi B DPRD Demak

Anggota DPD PAN Demak

Ketua Komisi C DPRD Demak

FRAKSI PARTAI GERINDRA

FRAKSI PARTAI GOLKAR

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

DPRD KABUPATEN DEMAK

DPRD KABUPATEN DEMAK

DPRD KABUPATEN DEMAK

MARWAN

SANIPAN

PARSIDI, ST, MT

Fraksi Partai Gerindra DPRD Demak

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Demak

Fraksi PKB DPRD Demak

FRAKSI PARTAI PDI PERJUANGAN

FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

DPRD KABUPATEN DEMAK

DPRD KABUPATEN DEMAK

FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN DPRD KABUPATEN DEMAK

FAOZAN

NUR FADLAN, S. Ag

H. ABU SAID

Anggota Fraksi PDIP DPRD Demak

Fraksi PKB DPRD Demak

Ketua Fraksi PPP DPRD Demak

YAYASAN & MTS

SULTAN FATAH KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

YAYASAN KRATON GLAGAH WANGI DHIMAK

YAYASAN AL HASANIYAH JRAGUNG, KARANGAWEN, DEMAK

H. Drs. MUHAMAD KHALIM, SH, M. Hum

R. SUMITO

KH. ZAENAL MUHTAROM HASAN, M. Pd

Kepala MTs Sultan Fatah Guntur

Ketua Yayasan Kraton Glagah Wangi

Ketua Yayasan Al Hasaniyah Jragung

3


4

TABLOID BERITAKITA

WARTAKITA

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

kampus. Hal itu dimaksudkan agar supaya bisa dinilai keabsahan bukti-bukti yang dimiliki kedua belah pihak. Kalau perlu, kata Agus, digelar di kampus Universitas Indonesia, dan pihaknya sanggup membiayai. Pihak PT IPU minta supaya bukti yang dimiliki DPD bisa dibawa. Terpisah, Bambang mengatakan, pihaknya merasa tidak berpihak. Bambang menilai komentar sebelumnya, bahwa PT IPU menyalahi peruntukan HPL. Mengenai tempat rapat kerja DPD yang digelar di Pemprov Jateng, Bambang mengaku bahwa pihaknya diundang oleh pemprov atas usulan DPD. Ketua BAP DPD RI Abdul Gafar dan Bambang Sadono, memberikan keterangan pers.

Wagub Jateng Heru Sudjatmoko.

Proses Persidangan Jangan

Ditarik ke Ranah Politik K

etua BAP DPD RI Abdul Gafar Usman mengatakan, dari pertemuan itu didapat informasi bahwa kawasan PRPP terdaftar sebagai aset Pemprov Jateng dengan bukti administrasi delapan sertifikat hak pengelolaan lahan (HPL). Namun sertifikat HPL yang dimiliki Pemprov Jateng hanya fotokopi. Sedangkan yang otentik atau aslinya tidak ada dan kini sedang dicari. Gafar menegaskan, pihaknya tidak berniat mengintervensi proses hukum PRPP yang sedang berlangsung di PN Semarang. Tujuannya hanya mencari solusi di luar proses yuridis. Wakil Gubernur Jateng Heru Sudjatmoko meyakini bahwa Pemprov Jateng adalah pemilik hak tanah kawasan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) dan sekitarnya. Pegangannya adalah sertifikat HPL yang diberikan negara. Heru mendukung

P

elaksanaan pencairan hibah dan bantuan sosial (bansos) tahun 2014 sesuai Peraturan Gubernur Nomor 42 Tahun 2013 yang berdasarkan pada Permendagri No 32 Tahun 2011 dan Permendagri No 39 Tahun 2012 bertujuan agar pelaksanaan hibah dan bansos tepat sasaran, bermanfaat, serta tertib administrasi dan akuntabel. “Khusus pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa penerapan UU Nomor 23 Tahun 2014 jauh lebih rumit. Karena mensyaratkan kepada calon penerima bansos untuk berbadan hukum,” tandas Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memberikan penjelasan pada sidang paripurna dengan agenda jawaban gubernur atas pandangan fraksifraksi DPRD Jateng terhadap pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Pemprov Jateng tahun anggaran 2014, Jumat (19/6). Sehubungan dengan hal itu, lanjut Ganjar, pihaknya berharap dukungan dari semua pihak,

langkah DPD melalui Badan Akuntabilitas Publik untuk mencari solusi sengketa PRPP. Tidak Beralasan Menanggapi komentar anggota DPD RI, Bambang Sadono, yang menyatakan PT IPU melakukan pelanggaran HPL dalam sengketa lahan tersebut, penasehat hukum PT IPU Yusril Izha Mahendra melalui rekannya, Agus Dwiwarsono, menyatakan pendapat yang disampaikan Bambang Sadono tersebut ngawur dan tidak beralasan. Disebutkan, jika PT IPU melakukan pelanggaran peruntukan HPL yang harus dipertanyakan adalah kenapa tidak ada koordinasi antara Pemkot Semarang dengan Pemprov Jateng dalam penyusunan Perda yang mengubah peruntukan lahan tersebut. Bahkan menurut tim penasehat

hukum PT IPU, hal itu merupakan bentuk keberpihakan DPD RI kepada Pemprov Jateng. Dia meyatakan bahwa statemen Bambang Sadono terlalu prematur karena menyimpulkan secara sepihak tanpa sepengetahuan PT IPU. Karena itu dalam pertemuan tersebut pihaknya tidak dapat hadir. “Ketidakhadiran kami dalam rapat kerja DPD RI karena kami sangat menghormati lembaga negara tersebut supaya tidak terlibat atau dimanfaatkan oleh pihak yang mengatasnamakan masyarakat,” tandas Agus. Bahkan dengan tegas Agus menyatakan, pernyataan Bambang yang tanpa klarifikasi terlebih dahulu, sudah terlalu berani menarik proses persidangan ke dalam ranah politik, dan bisa disimpulkan ada intervensi dari pihak Bambang Sadono. Karenanya, Agus minta Bambang untuk menggelar dengar pendapat secara akademisi di

Jadi Aset Pemerintah Ahli hukum agraria Nur Hasan Ismail yang juga guru besar Universitas Gajahmafa (UGM) Yogyakarta menyatakan, tanah negara jangan dimaknai sebagai tanah milik negara, tapi tanah yang dikuasai negara. Kalau keterkaitannya sama pemerintah, maka tanah itu bisa jadi aset. Pernyataan itu diungkapkan Nur Hasan saat memberikan keterangan dalam sidang gugatan perbuatan melawan hukum atas hak pengelolaan lahan (HPL) seluas 237 hektare yang diatasnamakan Pemprov Jateng. Hasan merupakan saksi ahli yang dihadirkan tergugat I, yakni Gubernur Jateng. Menurut Nur Hasan, aset dikenal dalam peraturan pemerintah sebagai benda bergerak dan tidak bergerak. Tanah status pemerintah, termasuk aset bagian dari pemerintah daerah. Adapun bentuk pengamanan asetnya harus disertifikatkan dan dicatat secara administrasi sebagai aset dalam daftar inventarisasi asetnya. Dalam sidang sebelumnya, saksi ahli yang dihadirkan PT IPU, ahli hukum agraria UI, Suparjo Sujadi menyatakan, tanah negara tidak dapat terjangkau tak bisa diintervensi, tidak dapat disewakan, dan tidak dapat diperjualbelikan. Karenanya, tidak ada istilah aset dalam tanah negara. (BK)

Penerima Bansos harus Berbadan Hukum khususnya DPRD Jateng agar tidak ada kekeliruan atau kesalahan pada penyusunan laporan pertanggungjawaban penyaluran hibah dan bansos tahun 2016. Terlebih sudah ada beberapa eksekutif yang berurusan dengan hukum akibat kesalahan administratif dalam menyalurkan bansos. Dijelaskan, Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun 2014 tinggi karena keberhasilan melakukan efisiensi terutama terkait dana bansos yang tidak dicairkan, lantaran tidak jelas siapa yang mengajukan. Jawaban itu diutarakan gubernur untuk menanggapi pandangan dari Fraksi PDIP, Golkar, PKB, Demokrat, dan PAN terkait tingginya Silpa tahun 2014 yang mencapai Rp 1.688 triliun, sementara banyak program yang tidak terealisasi. Dalam pemerataan pembangunan

infrastruktur, gubernur menyatakan bahwa pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga melakukan berbagai upaya untuk memeratakan pembangunan infrastruktur di semua wilayah. Tujuannya agar pembangunan antarwilayah saling berkesinambungan dan menciptakan keseimbangan pembangunan di wilayah utara, tengah, dan selatan. “Usulan kegiatan berasal dari prioritas pembangunan yang ditetapkan dalam dokumen perencanaan serta usulan legislatif dan kelompok masyarakat. Penanganan JJLS tetap menjadi prioritas pembangunan Jateng dan nasional dengan dialokasikannya APBN bersumber dari Loan ADB dan IDB melalui Regional Road Development Program,” terangnya. Dalam penanganan dan pengelolaan beberapa waduk dan irigasi di Jawa Tengah sudah diupayakan

pelaksanaannya secara optimal berdasarkan kewenangan dan sumber pembiayaan. Terkait rencana pembangunan Waduk Matenggeng sudah, ada dalam RPJMN 20152019. Pemprov Jawa Tengah dan Pemprov Jawa Barat serta Kabupaten Cilacap, Ciamis dan Kuningan berkontribusi dalam bentuk sharing pembiayaan pengadaan tanah. Bidang perumahan, pada 2014 telah dilaksanakan pembangunan sarana dan prasarana di kawasan pedesaan dan perkotaan. Hal itu menurut Ganjar, meliputi rumah sederhana sehat dan pemugaran rumah tidak layak huni (RTLH) bagi warga miskin, pembangunan rumah pascabencana, serta pembangunan sarana agropolitan dan minapolitan, dan kawasan terpilih pusat pengembangan desa. (BK)


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

WARTAKITA

TABLOID BERITAKITA

5

G

ubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berjanji akan mengawal pembangunan Pasar Johar. Janji Ganjar disampaikan saat buka puasa bersama dengan para pedagang Johar di lantai II parkir Kanjengan, Selasa (23/6). Pada kesempatan itu Ganjar mengatakan, pemerintah tidak tinggal diam untuk membantu pedagang. “Mulai dari pembangunan pasar sementara, renovasi pasar terbakar, hingga bantuan promosi kepada para konsumen pembeli, tak tunggoni,” ungkap Ganjar yang akan konsisten mengawal pembangunan kembali Pasar Johar Semarang pasca terjadinya musibah kebakaran. Menurut Ganjar, pemerintah tidak tinggal diam untuk membantu pedagang. Mulai dari pembangunan pasar sementara, renovasi pasar terbakar, hingga bantuan promosi kepada para konsumen pembeli. Pasalnya, Ganjar sudah terlanjur tresno sama pedagang di Pasar Johar. “Sudah kami persiapkan pasar sementara bagi para pedagang untuk segera berjualan, sedangkan untuk pembangunan bekas pasar (Johar) yang terbakar juga sedang dihitung-hitung kebutuhannya berapa dan nanti dananya dari pusat,” tandasnya. Dicontohkan oleh Ganjar, pembangunan Pasar Klewer Surakarta pasca terbakar beberapa waktu lalu, dimana pemerintah bertindak sigap mengatasi masalah tersebut. Mulai dari alokasi dana perbaikan, penataan ulang, hingga pembuatan pasar penampungan sementara agar para pedagang bisa segera berjualan. Mengenai pembangunan pasar

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berdialog dengan para pedagang Pasar Johar dalam acara buka puasa bersama di lantai II parkir Kanjengan.

Ganjar akan Kawal Pembangunan Johar sementara bagi pedagang Johar di belakang Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Ganjar minta para pedagang bersabar. Pasar tersebut membutuhkan anggaran Rp 21,557 milyar dan Pemprov membantu pendanaan Rp 13,557 milyar. Dana tersebut telah dikirim ke Pemkot Semarang. “Nanti kira-kira pembangunannya (pasar sementara) baru bisa setelah Lebaran. Jadi saya minta panjenengan sabar nggih. Soalnya masih menuggu proses lelang maksimal dua bulan. Untuk pembangunan Pasar Johar yang baru masih dihitung kebutuhan dananya. Setidaknya kalau sudah mulai dibangun kira-kira memakan waktu dua sampai tiga tahun,” paparnya. Ganjar meyakinkan pada pedagang agar tidak khawatir sepi pembeli di

pasar sementara. Pemerintah akan membantu memromosikan. Ganjar minta pedagang tidak usah takut. Untuk menarik orang datang ke pasar sementara, kalau perlu nanti ada hadiahnya motor atau mobil. Dalam kesempatan tersebut, Ganjar juga meminta kepada para pedagang Pasar Johar untuk segera berkoordinasi dengan Dinas Pasar Kota Semarang terkait pendataan mereka. Pendataan diperlukan sebagai dasar pemberian bantuan modal dari Bank Jateng. “Ini datanya berubah-ubah terus. Belum ada yang valid. Jika datanya sudah valid dan diserahkan ke Bank Jateng, maka bantuan baru bisa diberikan. Makanya saya minta dirembug secepatnya, jangan sampai nanti terjadi yang bukan pedagang

malah dapat tapi yang pedagang malah tidak dapat,” pesan Ganjar. Terkait bantuan, Dirum Bank Jateng Radjim mengatakan data terakhir pedagang Johar yang diterimanya dari Dinas Pasar Kota Semarang sebanyak 3.760 orang. Namun data itu sampai sekarang belum pasti. Bahkan, Bank Jateng juga belum menerima permohonan bantuan dari pedagang. “Kami membuat tiga skema untuk bantuan modal pedagang. Pertama pemberian modal cuma-cuma yang besarannya disesuaikan volume usaha. Dari yang terbesar Rp 3 juta dan terkecil Rp 500 ribu. Syaratnya mengajukan permohonan tertulis, identitas, dan ada surat keterangan pedagang dari Dinas Pasar dan kelurahan,” katanya. (BK)

Media Sosial Sering untuk Penyebaran Pornografi Indonesia Darurat Kekerasan terhadap Anak

A

nak-anak Indonesia yang notabene adalah generasi penerus bangsa tengah berada pada situasi yang rentang terhadap kekerasan. Isu tersebut menjadi topik yang dibicarakan dalam Seminar Perlindungan terhadap Anak dengan tema: “Menjadi Orang Tua Hebat melalui Penyiapan Generasi Emas, Stop Kekerasan Terhadap Anak”. Kegiatan digelar di Hotel Grasia Semarang, atas kerjasama Perwakilan BKKBN Provi. Jateng, dengan Ikatan Istri Dokter Indonesia (IID) Cabang Semarang, menandai peringatan HUT ke 60 IIDI. Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Jateng Dra. Tjondrorini, M.Kes. saat memberikan sambutan menegaskan pentingnya pengasuhan anak dan membentengi dari terjadinya kekerasan. Sebab apabila dalam perjelanan tumbuh kembangnya, anak mengalami kekerasan maka dapat mempengaruhi psikologinya. Sehubungan dengan bonus demografi yang sedang dan akan dilalui, menurut Tjondrorini, penyiapan generasi muda yang unggul menjadi

aspek yang harus mendapatkan perhatian khusus. Penduduk usia produktif yang menjadi motor penggerak untuk memanfaatkan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2020 sampai 2035 harus disiapkan sebaik-baiknya. Dalam seminar yang dihadiri 350 orang undangan itu, Tjondrorini menandaskan, bonus demografi hanya akan datang sekali saja dalam satu generasi suatu bangsa, sehingga apabila sampai berlalu begitu saja akan mengakibatkan kegagalan dalam mengantarkan bangsa dan negara pada kesejahteraan. Pada kesempatan itu Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) DR. Dewi Motik Pramono menandaskan, banyaknya situs pornografi berdampak pada kasus pelecehan dan kekerasan seksual. “Saya ingatkan para orang tua harus melek teknologi informasi terkini agar proaktif memantau hubungan anak dengan dunia maya. Karena media sosial banyak digunakan untuk penyebaran pornografi,” tandas Dewi. Berbicara dari sudut pandang psikologi, hadir psikolog dari Universitas Diponegoro Dra. Frieda NRH, M.Psi yang menuturkan perihal ‘Perlakuan Salah Orang Tua pada Anak’. Dalam

Arist menyampaikan tinjauan hukum upaya pencegahan dan penanggulanagan kekerasan anak.

paparannya, Frieda menyinggung modelmodel pengasuhan yang sebenarnya diniatkan untuk membahagiakan anak, namun justru berakibat penjerumusan yang mempertaruhkan masa depan buah hati. Narasumber keempat sekaligus penutup adalah Arist Merdeka Sirait, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak. Tokoh yang kerap muncul di layar televisi ini mengangkat Upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan terhadap Anak dilihat dari perspektif Undang-undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dalam UU tersebut, anak didefinisikan seseorang yang berusia di bawah 18 tahun serta yang masih berada dalm kandungan. “Oleh karena itu, bila ibu-ibu mengeluarkan kata-kata kasar pada anak dan dapat dibuktikan oleh psikolog telah melukai hati anak serta menyebabkan trauma maka bisa

kena penjara tiga bulan”, kata Arist. Meski dibumbui candaan, pernyataan Ketua Komnas Anak ini cukup mengena. Di sejumlah keluarga, seringkali orang tua membawa serta ‘kebun binatang’ dalam ucapannya ketika emosi sedang meninggi. Menurut pria kelahiran Pematang Siantar itu, tuntutan orang tua pada anak yang terkadang terlampau tinggi. Arist bertanya pada peserta seminar, apakah pernah orang tua bertanya pada anaknya sudah main atau belum. Pertanyaannya selalu saja sudah mengerjakan PR atau belum. Padahal, kata Arist, di sekolah guru pun bertanya hal serupa. “Bermain adalah hak anak. Kalau memaksa anak untuk melakukan yang bertentangan dengan kehendaknya dan melukai perasaan anak, maka bapak ibu bisa kena tiga bulan,” ungkap Arist disambut tawa hadirin. (BK)


6

TABLOID BERITAKITA

PARIWISATA

Pengembangan Pariwisata

Belum Tergarap Optimal B

eragamnya potensi pariwisata di Jawa Tengah hingga kini belum tergarap secara optimal. Sebab, terkendala pada infrastruktur jalan yang buruk, sarana transportasi, hotel, serta kurangnya keterlibatan masyarakat lokal dan peran pemerintah daerah setempat. Juga perlu adanya promosi yang lebih gencar dan menambah event untuk menarik wisatawan datang ke Candi Borobudur, Dieng, dan objek wisata lainnya. “Apalagi tradisi dan budaya masyarakat kawasan Borobudur dan Dieng luar biasa menarik untuk di “jual” kepada wisatawan,” ujar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber seminar nasional pariwisata di Royal Ambarukmo Hotel Yogyakarta, Selasa (16/6). Menurut Ganjar, Borodudur merupakan satu kesatuan terikat dengan lingkungan sosialnya (cultural landscape). Candi Budha itu menjadi

magnet utama dalam membangun kerjasama pariwisata Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang). Situs Candi Borobudur yang berada di tengah tiga daerah tersebut memiliki banyak potensi wisata yang bisa dikembangkan. Antara lain wisata budaya, kuliner, sejarah, alam, wisata berbasis pedesaan, dan industri kreatif. Karenanya, perlu ada konsep dan sistem pengelolaan yang lebih terencana untuk mengembangkannya. Tidak kalah penting adalah peran serta kerjasama antarpemda dan pemprov. “Jika lingkungan tempat wisata bersih dan menarik, sarana penunjang memadai, maka wisatawan akan stay lebih lama, mereka berbelanja banyak, dan pulang berkata wow,” tandasnya. Pada seminar bertema Pengelolaan Berkelanjutan Pariwisata Budaya itu gubernur menyebutkan, kunjungan ke Candi Borobudur, Prambanan dan DIY

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo

ditargetkan sebanyak dua juta wisatawan mancanegara di 2015 dan 20 juta pada 2019. Untuk itu, perlu membenahi sarana dan prasarana umum, memperbaiki infrastuktur, menyiapkan hotel yang lebih memadai, serta menggandeng berbagai pihak termasuk swasta untuk promosi. Senada disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Presiden Joko

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

Widodo mencanangkan peningkatan wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur dan sekitarnya sebanyak dua juta orang. Dengan target tersebut, butuh sekitar 20 ribu kamar hotel, penambahan sarana penunjang lain, serta pengembangan daerah sekitar Borobudur sebagai penyangga pariwisata yakni Joglosemar. Untuk mewujudkannya, dia meminta masing-masing daerah harus berkomitmen mengembangkan destinasi pariwisata. “Namun pembangunan dan pengembangan objek pariwisata tidak boleh merusak tapi harus mengedepankan lingkungan. Terutama kepala daerah baik bupati maupun walikota telah berjanji, kalau akan membangun harus ramah lingkungan dan mempertahankan kawasan agar tetap lestari,” terangnya. Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan, dan Ratu Boko Laily Prihatiningtyas menambahkan, berbagai upaya dilakukan supaya masyarakat memahami, mengapresiasi, kemudian mencintai, lalu menjaga, dan melestarikan warisan budaya termasuk Candi Borobudur. Pihaknya tidak hanya menggandeng swasta tapi juga melibatkan masyarakat lokal. (BK)

Owabong Water Park Targetkan 883.427 Pengunjung pada Januari 71.013 pengunjung dan terealisasi 62.438, bulan Pebruari target 52.055 terealisasi 52.911 pengunjung. Kemudian target bulan Maret 60.872 terealisasi 59.117 pengunjung, April dengan target 53.153 dapat terealisasi 55.848 pengunjung, dan pada bulan Mei dari target 87.102 terealisasi 97.154 pengunjung. “Pada bulan Juni ini kami targetkan 68.744 pengunjung dan optimis dapat tercapai, karena bersamaan dengan liburan anak sekolah. Dari target tersebut, sebagian besar merupakan pengunjung rombongan,” jelas Wisnu. Khusus untuk lebaran, pihaknya optimis Owabong akan lebih banyak dikunjungi, hal ini sejalan dengan penambahan wahana yang khusus memanjakan wanita. Wahana tersebut yakni kolam renang air panas khusus wanita. “Kolam ini dibikin semi indoor sehingga pengunjung tetap nyaman karena tidak terkena sengatan sinar matahari langsung. Pengunjung wanita semakin kami manjakan dengan mini jacuzzi, semacam mandi spa,” ujar Wisnu.

O

byek Wisata Air Bojongsari (Owabong) Water Park mentargetkan 883.427 pengunjung pada tahun 2015. Target terbagi dalam 12 bulan mulai Januari hingga Desember, dengan target kunjungan terbesar pada bulan Juli sebesar 100.950 yang bersamaan dengan libur lebaran. Dari target tersebut, sejak Januari hingga akhir Mei sudah terealisasi 327.468 pengunjung.

Direktur PD (Perusahaan Daerah) Owabong, Wisnu Haryo Danardono, SH mengungkapkan, dalam lima bulan terakhir, target setiap bulan hampir dapat terpenuhi. Bahkan, pada bulan April dan Mei jumlah pengunjung melebihi target. “Untuk target bulan Januari – Pebruari memang tidak terpenuhi, namun kisaran angkanya tidak banyak,” kata Wisnu, selasa (23/ 6). Wisnu merinci, target pengunjung

Sanggaluri Park Selain Owabong, manajemen Owabong yang juga mengelola Sanggaluri Park (Sanggar Luru Ilmu) dalam tahun 2015 mentargetkan 240.570 pengunjung. Dari target tersebut, hingga akhir Mei 2015 dapat terealisasi 115.766 pengunjung. Sementara target kunjungan terbesar dalam satu tahun yakni pada bulan Mei yakni 35.124 pengunjung, dan dapat terealisasi melampaui target yakni 44.012 pengunjung. “Kami juga sangat optimis target kunjungan akan tercapai di Sanggaluri

Park, hal ini seiring dengan penambahan wahana baru khususnya wahana Iptek. Kami mendapat tambahan wahana kluster optik dari Pusat Peragaan Iptek Kemenristek Dikti pada pertengahan minggu kedua Juni ini,” kata Wisnu. Sementara itu Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga) Kabupaten Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengungkapkan, sejak operasional mulai bulan Maret 2005, kunjungan Owabong terus menunjukkan trend kenaikan dan mencapai puncaknya pada tahun 2008. Tahun 2008 jumlah kunjungan tercatat 1.147.577 pengunjung. Mulai tahun 2009 terjadi penurunan, karena bermunculannya waterpark di Jateng dan Jabar bagian Timur. “Saat ini saja, persaingan waterpark semakin sengit, sedikitnya ada 26 waterpark di Jateng dan Jabar sisi Timur yang boleh dibilang mengepung Owabong. Namun, Owabong dengan kondisi airnya yang segar tetap mampu bertahan dari sisi kunjungannya,” kata Prayitno. Prayitno menambahkan, berdasar catatan Dinbudparpora, jumlah pengunjung Owabong pada tahun pertama berdiri 2005 (terhitung mulai Maret) sebanyak 269.510 pengunjung, tahun 2006 sebanyak 558.575 pengunjung, 2007 sebanyak 946.968 pengunjung, tahun 2008 sebanyak 1.147.577 pengunjung. Kemudian tahun 2009 menurun menjadi 984.554, tahun 2010 sebanyak 944.422 pengunjung, tahun 2011 sebanyak 935.227 pengunjung, 2012 tercatat 929.781 pengunjung, 2013 sebanyak 895.626, dan tahun 2014 sebanyak 787.475 pengunjung. (BK)


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

PARIWISATA

S

anur Village Festival dinilai berhasil mengemban tujuan awal sebagai promosi pariwisata mandiri. Selain itu, juga sukses menjaga dan meningkatkan ekologi, ekonomi, sosial, budaya serta kreativitas masyarakat Sanur. Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan tiga pihak yang bahu membahu selama 10 tahun pelaksanaan festival adalah kekompakan warga Sanur, dorongan Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali serta dukungan swasta yang terus mengalir. “Meski demikian, festival ini telah menjadi milik publik yang senantiasa terlibat menyemarakkan perayaan kehidupan rakyat ini sehingga menjadi ikon yang selalu dirindukan,� kata Sidharta yang akrab disapa Gusde. Gusde mengatakan hal itu dalam suatu kesempatan pemaparan rencana gelar Dasa Warsa Sanur Village Festival, 26-30 Agustus 2015 mendatang. Perhelatan festival ke-10 ini dikemas lebih besar dan bertambah marak dengan sejumlah kegiatan berkala maupun acara baru yang senantiasa dinantikan khalayak luas. Selain ingar-bingar pesta, lanjut Gusde, yang tak kalah penting adalah menjadikan momentum Dasa Warsa SVF ini untuk semakin mengukuhkan tekad menjaga lingkungan tetap lestari, seiring aktivitas kepariwisataan yang terkadang mengesampingkan hal-hal ideal dari nilai-nilai filsofi luhur yang dianut masyarakat Sanur. Untuk itulah, dia mengajak sejenak merunut jejak festival yang pertama digelar pada 2006 sebagai respons terhadap kondisi kepariwisataan yang lesu pascatragedi bom Bali kedua (2005), yang belum pulih betul sejak bom Bali pertama (2002). Setahun berikutnya, pada SVF II (2007) diluncurkan tema besar The New Spirit of Heritage untuk memberikan semangat baru terhadap peninggalan budaya para leluhur mengelola wilayah pesisir ini dengan kearifan tinggi yang membuat lingkungan tetap lestari, kreativitas berkesenian terjaga, serta aktivitas perkonomian dan kemasyarakatan yang berkesinambungan. Selanjutnya, pelaksanaan festival menetapkan tema sesuai dengan isu aktual yang sedang bekembang selama sembilan tahun ini. Kesembilan rekam jejak festival itu, tambah Gusde, diharapkan menjadi modal Sanur memperkuat langkah menyongsong peluang serta tantangan ke depan. Tak lama lagi, daya saing destinasi ini dengan segenap sumber daya dihadapkan pada era Masyarakat

TABLOID BERITAKITA

7

Sanur Village Festival 2015 26-30 Agustus di Maisonette Area, Inna Grand Bali Beach Sanur yang diharapkan menjadi ajang promosi pariwisata efektif dan berkelanjutan. SVF II: 15-19 Agustus 2007 Lapangan Inna Grand Bali Beach Mengusung tema The New Spirit of Heritage untuk memberikan semangat baru terhadap peninggalan para leluhur yang mengolah daerah pesisir ini beritu rupa baik lingkungan, sni budaya dan aktivitas sosial kemasyarakatannya. Tema ini kemudian dijadikan dasar pijakan SVF secara berkelanjutan Gusde, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur

Ekonomi Asean yang menuntut konsekuensi dan kompetensi besar. Gusde yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar itu optimistis masyarakat yang telah berhubungan dengan wisatawan asing bisa dengan cepat menyesuaikan diri memenangkan persaingan tersebut. Kata dia, festival ini bisa menjadi sarana belajar dan menempa diri menghadapi tantangan ke depan. Ia juga mengajak menjadikan festival ini sebagai ajang adu inovasi dari berbagai bidang yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan kepariwisataan, sekaligus mempromosi-kannya secara masif dan terukur. Festival tahunan ini telah terbukti mampu mening-katkan perekonomian di Sanur dan sekitarnya. Sanur Village Festival di antaranya menggelar bersih-bersih pantai, penghijauan, pelepasan tukik, kompetisi surfing, lari gembira, kompetisi jukung, festival ma-kanan, mengukir & buah, pawai budaya, festival layang-layang internasional, turnamen mancing, body painting, lomba & pameran foto, turnamen golf, dan panggung hiburan. Selain itu ada pula bazar UKM dan produk kreatif yang dikemas dalam Sanur Kreatif Expo. Berikuta sekilas perjalanan Sanur Village Festival. SVF I: 25-27 Agustus 2006 Lapangan Inna Grand Bali Beach Sanur Village Festival digagas sebagai respons terhadap lesunya kunjungan wisatawan pascatragedi bom Bali kedua (2005) yang belum pulih betul sejak peristiwa bom Bali pertama (2002). Yayasan Pembangunan Sanur didukung Pemkot Denpasar dan Pemprov Bali menggelar serangkaian kegiatan yang mengangkat potensi seni budaya dan ekonomi kreatif masyarakat

SVF III: 6-10 Agustus 2008 Pantai Mertasari Dengan tema Going Green seluruh kegiatan fokus untuk mempertahankan Sanur sebagai desa pariwisata internasional yang memelihara lingkungan sebagai bagian terpenting dari daya tarik wisata. Festival ini juga menjadi kampanye besar untuk mengingatkan banyak orang akan pentingnya Sanur menjaga keasrian lingkungan maupun kekayaan seni budayanya. SVF IV: 12-16 Agustus 2009 Pantai Mertasari Tema Marine Life mengingatkan esensi pantai sebagai pusat kehidupan masyarakat Sanur yang secara lentur mengikuti perkembangan zaman tanpa melupakan jati diri budaya bahari dannidentitas masyaraat pesisir. Bagi Sanur laut dan pantai merupakan sumber ekonomi dan kehidupan yang tetap dijaga agar aman, nyaman, dan lestari. SVF V: 4-8 Agustus 2010 Areal Cottage Inna Grand Bali Mengusung tema Saha Nuhuryang bermakna sebagai permohonan bersama (saha) kepada Tuhan Yang Mahaesa untuk mendapatkan sinar suci (nuhur atau nur) yang menjadi spirit bagi berbagai aspek kehidupan masyarakat Sanur. SVF VI: 18-22 November 2011 Pantai Matahari Terbit SVF kali ini digelar bersamaan dengan Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) yang merupakan agenda tahunan Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI, mengambil tema Flower Fiesta. Penggabungan kedua acara akbar ini diharapkan memberikan inspirasi bagi pengembangan produk hortikultura dan ekonomi kreatif yang tertkait secara langsung maupun tidak langsung untuk

memenuhi kebutuhan industri pariwisata. Kedua acara ini menjadi salah satu kunjungan delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Ke-19 Asean yang ketika itu berlangsung di Nusa Dua. SVF VII/2012: 26-30 September 2001 Lapangan Inna Grand Bali Beach Mengusung tema Salampah Laku yang diambil dari judul salah satu geguritan (syair) karya pengarang besar Bali modern Abad Ke-20 Ida Pedanda Made Sidemen, dari Geriya Taman Intaran, Sanur. Filosofi kearifan lokal diangkat untuk menyemangati daya hidup kepariwisataan yang menyokong begitu banyak aktivitas warga keseharian mulai dari kegiatan spiritual hingga perekonomian. Dalam konteks kekinian Salampah Laku diharapkan menjadi inspirasi bagi semua insan agar termotivasi mencapai kesempurnaan dan kesucian hidup dengan mewujudkan satunya pikiran, perkataan, dan perbuatan. Salampah Laku mengilustrasikan laku kehidupan yang mengalir laksana air dan dijalani secara ikhlas agar mendatangkan manfaat bagi lingkungan dan sesama. SVF VIII: 24-28 September 2013 Lapangan Inna Grand Bali Beach Tema Segara Giri diangkat dari kosmologi yang membumi dan memberikan makna mendalam. Segara (laut) dan Giri (gunung), keduanya memiliki nilai sosio-religius yang mengandung nilai strategis sebagai sumber kehidupan. Segara Giri menggabungkan dimensi kesadaran dari sumbu religi dan bumi. Desa Sanur salah satu tempat yang menjadi zona dari poros terbitnya matahari yang menjadi putaran waktu dimualinya aktivitas religi dan sosial masyarakat Bali. Giri atau Gunung merupakan sumbu bumi yang menjadi orientasi kuat dalam menentukan arah sebagai pijakan membuka dimensi alam dalam kehidupan. Keseimbangan Segara Giri dan masyarakat Bali telah menjadikan pijakan keharmonisan kehidupan yang berkelanjutan (Tri Hita Karana). SVF IX: 20-24 Agustus 2014 Maisonette Area, Inna Grand Bali Beach Tema Morning of the World diangkat sebagai kristalisasi spiritual yang mendorong festival tetap eksis bersama kativitas masyarakat Sanur. Tema ini juga mengapresiasi kekuatan religi atas peran para Sulinggih di Upacara nyurya sewana setiap pagi menjelang matahari terbit. Pemujaan Bhatara Siwa dalam manifesitasi Dewi Sawitri dengan Sawitri Mantram sepenuhnya ditujukan untuk menjaga kebenaran alam dan merawat kebaikan manusia. Morning of the World juga dijadikan sebagai promosi yang kuat dalam merebranding pariwisata Sanur, dengan menegaskan bahwa paginya Bali adalah paginya dunia dan paginya Bali adalah paginya Sanur. (BK)


8

TABLOID BERITAKITA

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

PARIWARA

DPC APDESI

APDESI

KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

PEMERINTAH DESA WONOREJO KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

H. HERI SUGIARTONO

ALI SUBKHAN

HARTINAH

Ketua DPC APDESI Kabupaten Demak

Ketua APDESI Kecamatan Guntur, Demak

Kepala Desa Wonorejo, Guntur, Demak

PEMERINTAH DESA GAJI

PEMERINTAH DESA TEMUROSO

PEMERINTAH DESA BAKALREJO

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

H. NUR SUSAKTIO Kepala Desa Gaji, Guntur, Demak

SEMADI

H. MUNGKARJO

Kepala Desa Temuroso, Guntur, Demak

Kepala Desa Bakalrejo, Guntur, Demak

APDESI

PEMERINTAH DESA WONOSARI

KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN BONANG, KABUPATEN DEMAK

ASNAWI Ketua APDESI Kecamatan Bonang, Demak

PEMERINTAH DESA PONCOHARJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

SALFUDIN, SH Kades Wonosari

H. MUCHSON Sekdes Wonosari

H. AMIN KHOLIS Kepala Desa Poncoharjo, Bonang, Demak

PEMERINTAH DESA GEBANGARUM

PEMERINTAH DESA GEBANG

PEMERINTAH DESA KARANGREJO

KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

H. MASNUR, SH

H. SYUEB

MASRURI

Kepala Desa Gebangarum, Bonang, Demak

Kepala Desa Gebang, Bonang, Demak

Kepala Desa Karangrejo, Bonang, Demak

PEMERINTAH DESA WEDING

PEMERINTAH DESA KRAJANBOGO

PEMERINTAH DESA JRAGUNG

KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK

GOFUR

H. SUCIPTO

EDY SUSANTO

Kepala Desa Weding, Bonang, Demak

Kepala Desa Krajanbogo, Bonang, Demak

Kepala Desa Jragung, Karangawen, Demak


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

PARIWARA

APDESI

APDESI

KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN DEMPET KABUPATEN DEMAK

TABLOID BERITAKITA

KELURAHAN MANGUNJIWAN KECAMATAN KOTA KABUPATEN DEMAK

H. PURNOMO

H. SOBIRIN

RUSTIYONO, SIP

Ketua APDESI Kecamatan Gajah, Demak

Ketua APDESI Kecamatan Dempet, Demak

Kepala Kelurahan Mangunjiwan, Demak

KELURAHAN KADILANGU

KELURAHAN BETOKAN

KELURAHAN SINGOROJO

KECAMATAN KOTA KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN KOTA KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN KOTA KABUPATEN DEMAK

MARSONO

MUJI SANTOSO, S. Sos

PURWITO

Kepala Kelurahan Kadilangu, Demak

Kepala Kelurahan Betokan, Demak

Kepala Kelurahan Singorojo, Demak

PEMERINTAH DESA DONOROJO

PEMERINTAH DESA WEDUNG

PEMERINTAH DESA BUNGO

KECAMATAN KOTA KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

ZAMRONI

JAMALUDIN

WAHYUDI, SE

Kepala Desa Donorojo, Demak

Kepala Desa Wedung, Demak

Kepala Desa Bungo, Wedung, Demak

PD. BKK DEMPET

KOPERASI UNIT DESA

SEKRETARIAT DPRD

KUD PRINGGODANI

KABUPATEN DEMAK

KECAMATAN GAJAH KABUPATEN DEMAK

SUMADI, SE

H. MOCH. SYAFI’I

H. A. JAZERI

Dra. MULIANA

Direktur

Direktur Utama

Ketua KUD Pringgodani, Gajah, Demak

Sekretaris DPRD Kabupaten Demak

KOPERASI UNIT DESA

BAITUL MAL WAT TAMWIL

USAHA DAGANG

KUD MINTOROGO

BMT MADE DEMAK

UD. KARYA INDAH

KABUPATEN DEMAK

KARANGREJO WONOSALAM, DEMAK

KARANGANYAR, DEMAK SUPRIYADI, SH, MH

H. ARIFUL HUSNI, SE, MM

H. ICHTIAR BASUKI

Manajer Utama KUD Mintorogo

Manajer BMT Made Demak

Direktur UD Karya Indah

9


10 TABLOID BERITAKITA

D E S A K I TA

Pabrik Gula Sragi Dibangun Bupati Siapkan Lahan 20 Hektar P

emerintah Kabupaten Pekalongan akan siapkan lahan 20 hektar untuk pembangunan Pabrik Gula Sragi di wilayah Kesesi jika rencana pembangunan pabrik gula di daerah lain pindah ke wilayah Kabupaten Pekalongan. “Pembangunan pabrik ini demi pertumbuhan pembangunan bersama baik untuk pabrik gula sendiri maupun masyarakat Kabupaten Pekalongan” terang Bupati Pekalongan Drs. Amat Antono dalam syukuran pesta giling PG Sragi baru baru ini. Permintaan itu disampaikan setelah mendengar informasi yang berkembang di masyarakat dan dari Administatur PG Sragi dan Direktur PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX Jawa tengah bahwa pihak pusat akan membangun pabrik gula di wilayah Pemalang dengan

kapasitas 3.5 kali dari kemampuan produksi PG Sragi. Selanjutnya terkait dengan tasyakuran pesta gilling ini Bupati

mengajak semua pihak merenung kembali terhadap apa yang telah dilaksanakan pada masa lalu untuk dilakukan evaluasi agar lebih baik dimasa mendatang. Ingat masa jayanya, PG Sragi menjadi kebanggaan dan idola bagi masyarakat sebagai tempat berkerja karena kesejahteraan karyawannya. “Bahkan waktu itu banyak orang yang berharap mendapat jodoh orang yang berkerja di PG Sragi ini untuk dijadikan mantu, akan tetapi hal tersebut sirna seiring dengan mundurnya pabrik ini, mari hal ini menjadi bahan renungkan bersama,” tegas Antono. Bupati berharap kepada segenap komponen untuk dapat mengembalikan kejayaan PG Sragi seperti masa lalu dengan kebersaaan dan semangat kerja

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

seperti yel yelnya PG Sragi,.. bisa. “Kita semua ingin bangkit, dimulai dengan saling melengkapi, mengisi dan mengingatkan, serta menghilangkan ketidakperdulian Insya Alloh mengembalikan PG Sragi terkenal seperti dimasa lallu dapat terwujud,” tegas Bupati. Hanung Pramono, MT Direktur Renbang PTP IX Jateng menyampaikan bahwa untuk mengembalikan kejayaan PG Sragi seperti tahun 76an, yang saat itu rendemen mampu menembus angka 11,5. Hal itu menjadi pembicaraan tingkat nasional. Baik presiden, wakil presiden dan menteri waktu itu. “Sangatlah memungkinkan bila dilakukankan kekompakan, baik karyawan, petani dan pemerintah daerah. Apa yang telah disepakati harus kita jalankan bersama. Komitmen memberikan yang terbaik secara kerja tim itu kami harapkan akan meningkatkan kapasitas PG Sragi,” tandasnya. Administratur PG Sragi Ir Teguh Agung Trinugroho menyampaikan, tantangan kedepan makin berat. Oleh karena itu dibutuhkan kekompakan dan kerja keras berbagai pihak. Termasuk kepercayaan petani kepada PG Sragi untuk mengolah tebunya. Maka metode sekarang, penggilingan tebu dilakukan secara transparan dan dilihat langsung oleh petani. “Petani juga bisa mengontrol hasil sampel rendemen secara jelas. Ini sebagai usaha menjaga kepercayaan antara petani dengan PG Sragi maupun sebaliknya,” ungkap Teguh, seraya melaporkan, untuk tahun 2014 PG Sragi mampu memproduksi 2,5 kwintal Gula. Namun angka itu turun 13% dari tahun sebelumnya. Hal itu dimugkinkan karena berkurangnya luas lahan yang diperuntukan untuk tanaman tebu. (MIN)

Empat Hektare Kebun Tebu di Bonang Terbakar

E Komisi VI DPR-RI Kunjungi Pabrik Gula Blora

K

omisi VI DPR RI yang dipimpin ketua tim kunjungan kerja spesifik Ir. H. Azam Asman Natawijana, melakukan kunjungan kerja ke pabrik gula PT Gendhis Multi Mamnis (GMM). Rombongan Komisi VI diterima Bupati Blora, Djoko Nugroho beserta jajarannya, Senin (15/6). Pada kesempatan itu Bupati Djoko didampingi Wakil Bupati Blora H. Abu Nafi, SH, Dirut PTPN IX, Forum koordinasi pimpinan daerah Kabupaten Blora, Presiden Direktur PG Blora PT GMM Kamajaya beserta jajaran instansi terkait. Bupati mengapresiasi dan berterimakasih atas kedatangan Komisi VI DPR RI di PG Blora PT GMM. Dijelaskan Bupati Blora, bahwa PG Blora PT GMM sudah melaksanakan proses giling selama 21 hari berjalan lancar. “Meski ada kemacetan, namun tidak mengalami kendala. Hal sama disampaikan Presdir PG Blora PT GMM Kamajaya, saat ini pabriknya mampu

menampung sekitar 450 truk setiap hari. “Sebelumnya ditargetkan hanya menampung sekitar 300 truk. Padahal itu belum sepenuhnya digenjot sampai penuh gigi mesin. Atau baru kapasitas giling baru 70 persen. Istilahnya baru setengah mesin, namun sudah mampu menampung truk sebanyak itu dan ini sangat bagus,” ungkap Kamajaya. Ketua tim kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI Ir. H. Azam Asman Natawijana mengatakan, kunjungan kerja berdasarkan Keputusan Rapat Intern Komisi VI DPR RI tanggal 19 Mei 2015 dan dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan DPR. Azam Asman berharap mendapatkan informasi yang jelas tentang PG Blora PT Gendhis Multi Manis agar nantinya dapat membantu para petani di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Blora serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. (CEP)

mpat hektare kebun tebu di Desa Bonang Kecamatan Lasem terbakar pada Sabtu (21/6/2015) pagi sekitar pukul 10.30 WIB. Api yang membakar kebun tebut diduga berasal dari pembakaran sampah yang tidak tuntas di dekat kebun. Kepala Desa Bonang Syaiful Sodikin menyebutkan, kebun tebu itu berada di bengkok miliknya dan milik Kaur Pembangunan. Tetapi digarap oleh Sekretaris Desa Pancur Janarko. Saat terjadi kebakaran, suasana kebun sedang sepi. Lokasi kebun tebu yang dekat dengan permukiman dan warung bakso, membut warga panik. Pihaknya segera mengontak regu pemadam kebakaran. Lantaran angin kencang, kebun itu cepat terbakar seluruhnya. Kerugian akibat musibah tersebut ditaksir sekitar Rp100 juta. Salah seorang petugas pemadam

kebakaran Pemkab Rembang, Sarpani mengaku sempat memastikan laporan kebakaran dengan menelepon balik Kepala Desa Bonang. Setelah terkonfirmasi benar, pihaknya langsung meluncur ke lokasi kejadian. Menurut catatan Regu Pemadam Kebakaran dari Pemkab Rembang, hingga hari keempat di bulan Puasa, hampir tiap hari terjadi kasus kebakaran kebun tebu. Tetapi tidak satu pun yang sampai merembet ke kawasan permukiman, karena bisa segera ditangani. Sehari sebelumnya, lahan tebu seluas dua hektare di Desa Weton Kecamatan Rembang juga terbakar. Saat itu regu pemadam bahkan harus mengeluarkan energi lebih, karena kebakaran itu ditangani ketika mereka sedang dalam perjalanan pulang usai menaklukkan si jago merah di lokasi pabrik semen. (MAR)


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

D E S A K I TA

P

emkab Pati terus mendorong para nelayan untuk selalu meningkatkan jumlah tangkapan ikan dan aktivitas lelang ikan di TPI. Selain itu juga mengupayakan perhatian kepada nelayan khususnya terkait kesejahteraan hidup mereka. Oleh karena itu, Bupati Pati Haryanto selalu mengupayakan kunjungan ke TPI-TPI yang ada di Pati baik TPI yang besar maupun yang kecil seperti kunjungan yang telah dilakukannya di TPI Puncel, Kecamatan Dukuhseti, kemarin. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislautkan) Pati, Sujono mengatakan bahwa dalam kunjungan tersebut untuk memberikan dana bantuan sosial kepada kelompok nelayan di Pati sejumlah 12 kelompok. “Kami menganggarkan dana sebesar Rp 145 juta untuk para nelayan agar nantinya bisa dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan kehidupan. Adapun ke-12 kelompok nelayan tersebut adalah kelompok nelayan dari Pecangakan, Trimulyo, Bumirejo, Bendar, Kedung Pancing, Bajomulyo, Ngantru, Margomulyo, Sambiroto Tayu, Alas Dowo, Puncel, dan Banyutowo,” paparnya. Bantuan dana sosial ini sebagai bagian dari wujud apresiasi Pemkab Pati atas kerja keras para nelayan dalam meningkatkan aktivitas lelang di TPI sehingga retribusi TPI semakin membaik. “Tahun lalu retribusi TPI seKabupaten Pati mencapai angka sekitar

Nelayan Pati Terima Bansos 2,6 M dan pertengahan tahun ini retribusi sudah mencapai 2 M. Semoga dengan adanya dana bantuan kesejahteraan ini dapat turut membantu dan memotivasi para nelayan untuk bekerja lebih giat lagi,” terangnya. Bupati Pati Haryanto pun mendukung dan turut mengapresiasi kinerja para nelayan. “Tanpa kerja keras para nelayan tentunya target retribusi TPI akan semakin sulit dicapai. Karenanya, kami berusaha

menganggarkan dana bantuan agar bisa turut memotivasi para nelayan di semua daerah untuk semakin semangat dalam mengaktifkan kegiatan lelang di TPI,” tandasnya. Semakin tinggi aktivitas lelang di TPI, semakin tinggi pula pendapatan retribusi TPI. “Tentunya, hasil retribusi TPI akan kembali lagi kepada para nelayan dalam bentuk bantuan tunai ataupun bantuan berupa sarana prasaran,” jelasnya.

TABLOID BERITAKITA

11

Haryanto pun menjelaskan kedatangannya di TPI Puncel ini pun untuk melihat secara langsung kondisi nelayan agar bisa mendapatkan aspirasi guna peningkatan pembangunan dan kesejahteraan nelayan. “Sekarang saya bisa tahu bahwa di daerah sini harus segera ada pengerukan sungai karena setiap musim timur datang, banyak pasir masuk ke sungai sehingga alur sungai tertutup dan menganggu para nelayan. Kami akan segera mengkaji dan mengadakan penganggaran. Syukursyukur jika bisa mendapat DAK dari pemerintah pusat sehingga pembangunan TPI bisa bergantian. Tidak hanya terfokus di TPI yang besar seperti di Juwana tapi bisa dibagi rata ke semua TPI yang ada di Pati,” terangnya. Pemkab berusaha mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan para nelayan, dengan berusaha mengakomodasi kebutuhan freezer bagi nelayan yang memang membutuhkan freezer. Bangunan TPI yang sudah mulai rusak, diusahakan untuk diadakan perbaikan agar saat proses lelang bisa lebih nyaman. Haryanto pun mensyukuri pemasukan retribusi di TPI Puncel yang sekarang sudah mencapati angka Rp 29 juta. Tahun lalu retribusi di TPI Puncel mencapai Rp 50 juta. Sekarang belum ada, pertengahan tahun sudah mencapai angka Rp 29 juta. (BK)

Dinas Pertanian Demak Raih Stan Terbaik Soropadan Agro Expo 2015

D

inas Pertanian Demak yang mengusung tema “Desa Wisata Tyto Alba mendukung Upsus Pajale” dalam Suropadan Agro Expo Tahun 2015, berhasil meraih juara stan terbaik. Stan dengan maskot burung hantu sebagai predator alami hama tikus itu, membanggakan jajaran Dinas Pertanian Kabupaten Demak. “Prestasi ini menjadi stimulan untuk terus meningkatkan produksi pertanian. Terlebih Kabupaten Demak termasuk daerah yang mendapat kepercayaan sebagai penyangga lumbung pangan nasional,” terang Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Demak, Ir. H. Wibowo, MM.

Dinas Pertanian Kabupaten Demak beberapa tahun lalu telah memperkenalkan pada petani tentang konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang ramah lingkungan. Diantaranya dengan mengoptimalkan peran burung hantu sebagai predator alami tikus. Konsep memperkenalkan Tyto Alba, burung hantu sahabat petani ini berhasil menyedot perhatian pengunjung Suropadan Agro Expo. Hal itu membuat panitia lomba menetapkan stan Dinas Pertanian Kabupaten Demak sebagai stan terbaik. Adapun hadiah yang diberikan berupa piagam penghargaan dan uang pembinaan Rp 6 juta. (GUS)

Puskesmas dan RS Siap Layani BPJS

B

upati Kudus, H. Musthofa mengharapkan agar warga Kudus tidak atau jarang menggunakan kartu BPJS, namun jangan salah sangka dulu. “Artinya saya berdoa agar bapak ibu semua selalu sehat dan bisa terus beraktifitas dengan lancar,” ujarnya saat secara simbolis menyerahkan Kartu BPJS kepada sembilan orang sebagai perwakilan dari setiap kecamatan yang ada di Kudus. Penyerahan ini dilangsungkan di pendopo kabupaten, selasa (16/6). Saat ini, jumlah total peserta BPJS yang ditanggung pemerintah daerah di Kudus adalah sebanyak 27.144 orang. Menurutnya, penyediaan jaminan dan fasilitas kesehatan ini merupakan tanggungjawab yang besar pihak pemerintah. Pihaknya meminta kepada SKPD yang terkait bidang kesehatan,

puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kudus untuk memberikan pelayanan yang baik. Termasuk peran BPJS untuk memberikan pelayanan dan informasi yang jelas bagi masyarakat. Informasi tersebut salah satunya dengan memberikan informasi daftar puskesmas yang ada di setiap wilayah kecamatan. Termasuk daftar dokter keluarga yang melayani masyarakat setempat. Dengan adanya informasi tempel di setiap balai desa semacam ini, diharapkan tidak ada lagi alasan bagi masyarakat tidak mengetahui fasilitas kesehatan di wilayahnya. “Saya meminta informasi ini segera diketahui masyarakat. Saat ini di Kudus ada 19 Puskesmas yang siap memberikan pelayanan kesehatan. Sedangkan tujuh rumah sakit siap memfasilitas kesehatan lanjutan. (BK)

Wabup Grobogan Musnahkan

Ribuan Botol Miras

B

erlangsung di depan halaman Setda Grobogan, Wakil Bupati Grobogan memimpin langsung kegiatan pemusnahan miras yang berjumlah ribuan botol. Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari hasil razia penyakit masyarakat selama dua bulan terakhir. “Dampak dari minuman keras sangat berbahaya. Bisa merusak organ tubuh dan sampai mengakibatkan kematian,” imbuhnya dalam kegiatan pemusnahan miras tersebut. Wakil Bupati Icek Baskoro juga mencontohkan adanya warga setempat yang menjadi korban akibat nenggak minuman keras oplosan beberapa waktu lalu. Guna menanggulangi peredaran miras dibutuhkan partisipasi dan peran aktif seluruh lapisan masyarakat. Secara aturan,

Pemerintah Kabupaten Grobogan telah menerbitkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15 Tahun 2014 tentang Ketertiban Umum. Perda tersebut mencakup lokasi dan prosedur perijinan penjualan miras di Kabupaten Grobogan dimana yang melarang penjualan miras dengan kadar alkohol diatas 5 persen. “Jadi yang tidak mempunyai ijin akan saya minta Satuan Polisi Pamong Praja untuk melakukan razia,” seraya menambahkan, 4.669 botol miras dan 240 liter arak dimusnahkan dalam kegiatan pemusnahan miras yang berlangsung di Jalan Gatot Subroto tersebut. Banyaknya hasil razia ini karena banyaknya oknum masyarakat yang masih menjajakan minuman haram tersebut. (BK)


12 TABLOID BERITAKITA

KH. Syaichun, Pendiri Yayasan Taqwal Ilah

PENDIDIKAN

Gedung MTs dan Madrasah Aliyah Taqwal Ilah, di Jalan Tunggu Raya No. 10 Meteseh, Tembalang.

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

KH. Ulil Albab, M. Si Kepala MA Taqwal Illah

Lulusan Madrasah Aliyah Taqwal Ilah

itu menginspirasinya untuk mencetak siswa yang bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Jarang Jadi Pengangguran

Pemulasaraan Jenazah Selain PPL-PTL, siswa MA Taqwal Ilah juga wajib mengikuti kegiatan praktek mulasara jenazah. Mulai dari memandikan, mengkafani, menyolati, mengubur, serta menalqin jenazah. Kegiatan tersebut menjadi salah satu syarat kelulusan siswa. Praktek mulasara jenazah juga bagian dari usaha untuk menumbuhkan semangat sosial. Sehingga, tidak hanya modin yang bekerja sosial, para siswa juga memiliki jiwa sosial. Selain mulasara jenazah, siswa wajib ikut praktek menyembelih ayam kampung. “Dua hal yang diperoleh siswa dari praktek menyembelih ayam. Yakni, praktek fiqih dan sodaqoh, karena ayam disuguhkan pada tamu haflah akhirus sanah,” tambah Ulil. Karena berbasis pesantren, siswa setiap Jum’at wajib ikut solat dhuha dilanjutkan dengan mengaji kitab kuning. Yakni, Bulughul Marom. Saat haflah akhirus sanah, sekaligus siswa khataman Bulughul Marom. Madrasah Aliyah Taqwal Illah yang beralamat di Jl. Tunggu Raya No. 10 Meteseh, Tembalang, Semarang, berada dibawah naungan Yayasan Taqwal Ilah yang didirikan KH. Syaichun dan Hj. Ainun. Pada tahun 2002, sekolah yang berdiri di atas lahan seluas 1.500 M2 menerima 32 siswa. Saat ini, MA Taqwal Ilah menampung lebih dari 450 siswa. Selain MA, Yayasan Taqwal Ilah juga mengelola institusi pendidikan tingkat dasar (Madrasah Ibtidaiyah), MTs, PAUD, Raudlatul Athfal, Madin Ula, Madin Wustho, TPQ serta Pondok Pesantren Putra dan Putri. Saat ini, yang mondok di pesantren tersebut lebih dari 100 santri. (BK)

P

ada era yang serba modern ini, masyarakat maunya semua serba cepat, instan, dan praktis. Tidak hanya dalam memilih makanan dan layanan, namun memilih tempat pendidikan bagi anak-anaknya, orang tua juga sangat mempertimbangkan kebutuhan praktis. Tak terkecuali masyarakat Meteseh dan sekitarnya saat akan menyekolahkan anaknya, jeli dalam memilih sekolah. Maunya, anak lulus sekolah bisa langsung bekerja. Kemauan masyarakat tersebut dipahami oleh H. Ulil Albab, M. Si, Kepala Madrasah Aliyah Taqwal Ilah. “Kami mengikuti kemauan masyarakat. Siswa dilatih untuk bekerja,” ungkap Ulil Albab, seraya menambahkan, sejak tahun 2002 sekolah yang dipimpinnya telah menerapkan kurikulum kewirausahaan. Siswa kelas II wajib magang dua bulan untuk Praktek Kerja Lapangan (PKL). Mereka magang di sejumlah perusahaan. Seperti di toko swalayan, bengkel, garmen, dan rumah makan. Karenanya tak jarang, banyak siswa yang memanfaatkan PKL sebagai jembatan ke pasar kerja. Artinya, setelah siswa lulus, tak sedikit yang ditarik di tempat mereka PKL. Bahkan ada siswa sepulang sekolah, langsung ke tempat kerja. Meski ada yang nyaman di dunia kerja, Ulil sering mengingatkan lulusannya meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Sejumlah siswa praktek memotong ayam.

“Dengan kurikulum kewirausahaan, alhamdulillah lulusan kami jarang yang menjadi pengangguran. Mereka tak merasa gengsi bekerja di berbagai tempat,” tandas Ulil. Praktik pendidikan di MA Taqwal Ilah dibagi tiga aspek. keagamaan, kemasyarakatan dan kewirausahaan. Magang kerja, masuk dalam kategori kewirausahaan. Program itu menjadi salah satu daya tarik dan pertimbangan orang tua menyekolahkan anaknya ke Taqwal Ilah. Selain kewirausahaan, daya tarik lainnya adalah program pelayanan atau kompetensi kemasyarakatan. Siswa Masuk Kampung

Salah seorang guru MA Taqwal Ilah sedang membimbing siswa praktek pemulasaraan jenzah.

Bagi siswa kelas III, wajib mengikuti kompetensi kemasyarakatan Praktek Pidato Lapangan (PPL) dan Praktek Tahlil Lapangan (PTL). Bahkan program siswa masuk kampung tersebut sangat diminati masyarakat sekitar. Sebelum diterjunkan ke masyarakat, siswa dilatih berpidato dan mimpin tahlil. “Tahun ini, siswa mengikuti PPL-PTL selama dua bulan di 16 desa/kelurahan di Kecamatan Tembalang dan sejumlah desa di Kabupaten Semarang. Setiap desa, ditempati satu kelompok yang terdiri dari delapan orang,” tambah Munifah, guru pembimbing PPL-PTL. Pelaksanaan PPL-PTL hampir mirip kuliah kerja nyata (KKN). Bedanya, saat PPL-PTL, siswa tetap masuk sekolah pada pagi harinya. Siswa peserta PPLPTL secara bergiliran wajib mengisi pengajian dan memimpin tahlil. Setiap kelompok dipantau seorang guru pembimbing. Menariknya, penilaian tidak dilakukan pihak sekolah, namun dari pimpinan majelis ta’lim atau pengajian di desa setempat. “Karena akan terjun ke lapangan, banyak hal yang harus disiapkan. Baik materi maupun teknik pidato dan tahlil disiapkan selama enam bulan,” jelas Ulil seraya menambahkan, karena masyarakat senang solawatan, maka siswa dilatih bisa menciptakan syiir sendiri. Tidak boleh menjiplak syiir lain. PPL dan PTL tak lepas dari sosok Ulil Albab. Selain menjadi Kepala MA Taqwal Ilah, KH. Ulil Albab, M. Si juga dikelanl sebagai mubaligh kondang. Hal

Hampir semua guru Madrasah Aliyah Taqwal Ilah Meteseh mengajar sesuai kompetensi keahliannya.


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

PENDIDIKAN

B

upati Blora Djoko Nugroho mengungkapkan, sesuai aturan baru, ada beberapa lembaga pemerintahan dan pendidikan yang teknisnya langsung dibawah naungan pemerintah provinsi. Salah satunya aturan pendidikan bagi siswa SMA/SMK yang segera diberlakukan lima hari masuk sekolah. “Sebagaimana aturan dan petunjuk Gubernur Jateng, untuk siswa SMASMK masuk sekolah hanya lima hari. Oleh karena itu saya minta segera berbenah bagaimana mengaturnya dengan tidak mengurangi jam pelajaran yang sebelumnya,” ungkap Bupati yang akrab disapa Kokok, Jumat (12/06). Adapun untuk tingkat pendidikan TK/SD/SMP tetap melaksanakan enam hari masuk sekolah. Bupati juga mengapresiasi lembaga pendidikan SMK yang bersedia menyalurkan siswanya pada bursa kerja sesuai ketrampilan yang dimiliki. “Kadang kita sambat, betapa susahnya mencari kesempatan kerja. Tetapi disisi lain, pihak perusahaan atau pabrik juga mengeluh bahwa banyak pencari kerja tidak sesuai dengan yang diharapkan,” tambah Bupati Djoko, saat membuka pameran pendidikan dan bursa kerja 2015 di GOR Mustika Blora. Pameran pendidikan dan bursa kerja 2015 yang berlangsung mulai

K

abupaten Rembang menolak edaran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tentang kebijakan lima hari sekolah. Hal itu terungkap dari pernyataan Bupati Rembang Abdul Hafidz di Lantai IV Gedung Setda, Kamis (25/6/2015) pagi. Hafidz mengatakan, kebijakan Pemkab Rembang terkait pembelajaran di sekolah dalam satu minggu, tetap enam hari. “Jika diubah menjadi lima hari sekolah, para guru akan keberatan, terutama yang di SMA/SMK,” katanya seranya menambahkan, para siswa akan pusing, karena lima hari sekolah akan membuat mereka pulang sore. Kepala Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada Dinas Pendidikan Rembang Mardi mengaku setuju jika pembelajaran di sekolah dilakukan dalam enam hari dalam satu minggu. Menurut Mardi, pertimbangannya cukup

SMKN 1 Bawang Gelar Fashion Show Guna mengapresiasi karya siswa, SMK Negeri 1 Bawang, Banjarnegara, Selasa (16/06) menyelenggarakan Fashion Show bagi siswa jurusan Tata Busana. Kegiatan digelar di lapangan sekolah. Tampil pada ajang karya siswa kelas X, XI dan XII jurusan Tata Boga. Ketua Prodi Tata Busana, Hartiningsih, S. Pd menjelaskan, kegiatan tersebut menampilkan 140 busana hasil pembelajaran praktik tata busana kelas

industri serta bursa kerja. Bupati juga mencanangkan gerakan mengantar anak ke sekolah. Gerakan tersebut merupakan tindak lanjut dari kementerian pendidikan agar orang tua atau wali lebih memahami lingkungan dan menjalin komunikasi dengan para pendidik dimana anak mereka menimba ilmu. Melalui pencanangan gerakan mengantar anak ke sekolah, kata Bupati, terutama saat memulai masuk sekolah baru adalah tanggungjawab bersama bagi orang tua dan wali murid. Artinya, semua orang tua dan wali murid

U

Kembangkan Wirausaha Unwahas Gandeng HIPMI

Lima Hari Sekolah

Rembang Tolak Lima Hari Sekolah banyak. Salah satunya untuk memberikan kesempatan bagi siswa mengenyam pendidikan diniyah. Menurut Mardi, keputusan agar sekolah tetap enam hari, perlu dikuatkan dengan peraturan bupati atau setidaknya surat keputusan bupati. Pihaknya belum tahu kapan Peraturan Bupati atau SK Bupati terkait enam hari sekolah, akan diterbitkan. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menginginkan seluruh sekolah di Jateng, menerapkan waktu belajar lima hari sekolah dalam sepekan guna meningkatkan kualitas pertemuan dengan orang tua murid. Menurut Ganjar, setiap orang tua harus memperhatikan kualitas pertemuan dengan anak-anaknya di luar jam sekolah sehingga komunikasi antarkeluarga dapat berjalan baik. (MAR)

X, XI, dan XII. Model busana yang ditampilkan mulai dari busana anak sampai dengan dewasa untuk berbagai keperluan seperti casual, kerja, dan pesta. Fashion show bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan diselenggarakan sendiri oleh siswa mulai pembuatan baju hingga peragawatinya. Kepala sekolah, guru, dan karyawan, hanya bertindak sebagai supporting. Kemandirian dalam penyelenggaraan tersebut dimaksudkan agar siswa terbiasa menghadapi persaingan dalam mempromosikan karyanya secara mandiri. (TWS)

13

wajib menyempatkan mengantar anak ke sekolah di saat hari pertama masuk atau menempati lingkungan sekolah baru. Bupati Djoko Nugroho juga mencanangkan Jumat Gaul. Yakni, Gerakan Aksi untuk Lingkungan pada peringatan Hari Lingkungan Hidup yang dipusatkan di SMA Negeri 2 Blora, Jumat (12/6). Bupati mengatakan selama ini kepedulian lingkungan hidup masih sebagai wacana, sulit implementasinya. Melalui Jumat Gaul diharapkan bisa mendorong dan menggerakkan semua lapisan masyarakat untuk peduli lingkungan. Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Blora, Wahyu Agustina melaporkan, kegiatan yang dilakukan antara lain, lomba kebersihan lingkungan tingkat SD, SLTA, Kelurahan dan Dinas/Instansi. Sosialisasi menuju sekolah Adiwiyata di SMAN 1 Randublatung, pemasangan spanduk dan pembagian sticker, Kampanye dan propaganda lingkungan hidup di media cetak dan elektronik, pencanangan Jumat Gaul dan penanaman pohon yang dipusatkan di SMAN 2 Blora. Lomba kebersihan lingkungan tingkat SD juara I SD Karangjati 5, juara II SD Bangkle 3, juara III SD Jetis 2. Tingkat SMP juara I SMPN 1 Blora, juara II SMPN 6 Blora, juara III SMP N3 Blora. Tingkat SMA juara 1 SMAN 2 Blora, juara II SMKN 2 Blora, juara III SMK PGRI Blora. Untuk tingkat Kelurahan juara I Kelurahan Tempelan, juara II Kelurahan Mlangsen, juara III Kelurahan Kunden. Tingkat dinas/ instansi juara I Yonif 410 Alugoro/Blora, juara II Kodim Blora, juara III Setda Blora. (BK)

Siswa SMA/SMK di Blora tanggal 12 hingga 14 Juni 2015 merupakan rangkaian puncak acara peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini di Blora. Pameran diikuti 100 stan peserta yang terdiri dari stan TKSD-SMP-SMA-SMK, dunia usaha dan

TABLOID BERITAKITA

niversitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) memberikan perhatian serius pada dunia kewirausahaan mahasiswa. Sudah ada beberapa program untuk menjadi media kewirausahaan. Seperti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kewirausahaan, Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) dan optimalisasi Koperasi Mahasiswa. Terbaru adalah jalinan kerjasama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Bertempat di Balikota Semarang, belum lama ini Unwahas menandatangani MoU dengan HIPMI Kota Semarang. Penandatanganan dilakukan Ketua HIPMI Kota Semarang, Aditya Pratomo, SE, serta Kabag Kemahasiswaan dan Alumni Unwahas Harun Ni’am, S.IP., M.Si,

mewakili rektor. Kagiatan dihadiri Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, SE, MM dan Ketua HIPMI Jateng, Muhammad Reza Tarmizi. Kerjasama akan dilanjutkan dengan berbagai program. Antara lain pembetukan HIPMI Perguruan Tinggi (PT) Unwahas dan berbagai kegiatan kewirausahaan. Dengan pengembangan wirausaha mahasiswa, diharapkan akan memberikan pemahaman pentingnya untuk menjadi orang yang membuka lapangan pekerjaan sendiri. Bahkan bisa menyediakan pekerjaan untuk banyak orang, bukan lagi terpaku hanya mencari pekerjaan setelah kuliah. (BK)


14 TABLOID BERITAKITA

TAMU KITA

mencermati, puisi yang dibaca didominasi karya karya lama. Sedangkan Tohar Tokasapu, penyair seangkatan Dhewa mengatakan, malam itu Tohar tidak menemukan keaktoran Agoes Dhewa saat membaca puisi seperti 17 tahun lalu. Meski demikian Tohar yang juga pemimpin redaksi tabloid Beritakita dan portal beritakitanews.com berharap, tampilnya Dhewa malam itu menyemangati rekan rekannya kembali ke panggung puisi. Wali Kota Semarang Hendi mengapresiasi pembacaan puisi yang ternyata sekaligus menjadi ajang bertemunya para seniman dan budayawan Semarang dalam suasana penuh keakraban. Hendi memuji proses kehidupan kepenyairan yang dilalui Agoes Dhewa yang juga pernah menjadi jurnalis.

Dalam diskusi, Dhewa mengakui bahwa 14 puisi yang dipamerkan dan dibacakan itu, semuanya adalah fakta yang dialami dan dirasakan, serta dilihat di tengah kehidupan masyarakat. Seperti puisi yang berjudul rumah bermilyar pintu, yang ditulis tahun 1995. Puisi itu cukup panjang, sebanyak 84 baris, mengisahkan tentang kerasnya kehdupan, hingga menjerumuskan seorang wanita ke lembah kenistaan, yang diungkap secara konotatf namun tetap kaya makna dan bisa dicerna dengan gampang. Pemilik Galeri Gallery Teguh Hadi Prayitno mengungkapkan kegiatan pembacaan puisi itu berawal dari sekadar ngobrol yang ternyata disambut baik kawan-kawan seniman dan merealisasikannya. Meski galerinya jauh dari pusat kota, kata dia, banyak kawan seniman, budayawan, dan masyarakat menyempatkan hadir mengapresiasi puisi, sekaligus bernostalgia. Teguh menyebut galerinya sebagai rumah tanpa kunci. Artinya, Teguh mempersilahkan siapapun untuk berapresiasi di galerinya. Semoga setelah Agoes Dhewa, menyusul seniman lainnya berkiprah di galeri milik Teguh Hadi Prayitno. (BK)

penunjukan Ita sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Semarang berdasarkan hasil survei yang dilakukan beberapa waktu lalu. “Hasil surveinya (Ita Red) tertinggi,” katanya. Ita, terang Agustina, tidak sekadar mewakili PDIP lantaran sang suami Alwin Basyri adalah kader partai banteng moncong putih. Ia lebih mewakili sebagai representasi kaum perempuan. “Bu Ita tidak punya KTA (Kartu Tanda Anggota PDIP - Red),” sambung dia. Sedangkan Hevearita Gunaryanti sebelumnya pernah berjanji, jika terpilih jadi pendamping Hendi, Ketua Yayasan Semarang Waras itu akan memperjuangkan nasib warga. Bahkan

jikapun nantinya ia tidak mendapat rekomendasi dari DPP PDIP, ia tetap akan berjuang semampunya. Bahkan Ita akan terus melakukan sosialisasi ke warga secara langsung. Karena menurutnya, dengan sosialisasi langsung ke warga dapat mengetahui secara langsung apa saja persoalan penting yang dihadapi warga. “Dengan sosialisasi langsung, kita tahu persoalan sebenarnya, dan dapat segera mencari solusinya. Tidak sekedar tahu dari media,” terangnya. Hendrar Prihadi setelah resmi mendapat restu DPP PDI Perjuangan untuk maju dalam Pilwakot Semarang, akan segera membentuk tim pemenangan bersama pasangannya Ita. Hal itu sama disampaikan Ketua Bapilu PDI Perjuangan Kota Semarang, Supriyadi. “Setelah turunnya rekomendasi, Mas Hendi untuk segera membentuk tim pemenangan,” kata Supriyadi yang juga Ketua DPRD Kota Semarang, seraya mengucapkan selamat kepada Hendi yang telah mendapat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. (BK)

Pembacaan Puisi Agoes Dhewa

Kental Warna Nostalgia S

etelah hilang dari jagad kesenian hampir 17 tahun, Jumat (12/6) malam Agoes Dhewa kembali membaca puisi. Malam itu Agoes Dewa tak hanya baca puisi. Tapi juga membawa hal baru, yakni mengadirkan pameran puisi yang dituas di atas kanvas. Biasanya yang dipamerkan dalam galeri adalah karya senirupa, baik lukisan maupun patung. Namun Agoes Dewa mencetak karya puisinya di atas kanvas putih. Pameran puisi bertajuk atas nama manusia itu, menarik perhatian publik. Puisi puisi yang dipamerkan ditulis tahun 80-an dan beberapa puisi baru. Malam itu, di Galeri Gallery milik jurnalis Teguh Hadi Prayitno yang beralamat di Jalan Bougenville Raya II Nomor 26, Perumahan Sendangmulyo, Semarang, kental dengan nuansa

nostalgia. Sejumlah seniman hadir, antara lain Ketua Dekase Mulyo Hadi, St Sukirno, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip Agus Maladi, pendiri Teater Lingkar Mas Ton, yang malam itu menjadi sutradara pementasan. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, dan Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka Gunawan Permadi juga hadir. Pada kesempatan itu Hendrar sempat membacakan satu puisi. Sejumlah puisi yang dibaca Agoes Dhewa antara lain berjudul ‘Atas Nama Manusia’, ‘Perjalanan Menjelang Larut’, ‘Matahari Luka Merah Jingga’. Dalam dialog yang dipandu seniman Handry TM, muncul sejumlah pujian, meski yang diharapkan kritik. Seniman kawakan Eko Tunas, mengkritik puisi puisi Agoes Dhewa tak pernah lepas dari persoalan wanita. Selain itu, Eko

Hendi - Ita Segera Bentuk Tim Pemenangan Bersama Nama Hendi memang sudah santer disebut-sebut bakal mendapat restu dari DPP PDI Perjuangan untuk maju dalam bursa pencalonan Wali Kota Semarang. Sementara, Ita berhasil menyisihkan sejumlah nama yang sudah mendaftar

sebagai bakal calon wakil wali kota. Di antaranya, Hermansyah Bakri, Widhi Handoko, Claudyna hingga anggota DPRD Semarang Kadalusman. Ketua Desk Pilkada PDIP Jateng, Agustina Wilujeng, mengatakan,

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015


EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

TAMU KITA

Memegang Palu Dewan Harus Tanpa Tendensi H. Illia Amin, Ketua DPRD Brebes

H

idup bersahaja bagi Ketua DPRD Kabupaten Brebes, Dr Illia Amin MPd menjadi pijakan kesuksesannya. Apalagi di jaman yang makin sesak akibat banyaknya persaingan, maka harus disikapi dengan sikap tawadlu, rendah hati dan tidak gampang tersulut emosi. Dari sikap low profile, sederhana dan menerima apa adanya, mengantarkan anak Desa Jipang ini mengemban tapuk kepemimpinan DPRD hingga dua periode. Menurut Illia Amin, yang lahir di Brebes, 23 Juni 1947, memegang palu Dewan harus dilakoni dengan sikap bersahaja tanpa tendensi. Lelaki kelahiran Brebes 23 Juni 1947 ini mengaku sepanjang hidupnya tidak mau neko-neko yang dilandasi dengan nrimo apa yang diberikan Allah SWT. Segala yang dia dapatkan, pada dasarnya hanyalah buah renungan yang harus diambil hikmahnya. Semua yang diberikan Allah SWT adalah nikmat yang harus disyukuri.

Kesuksesan ayah Drs Barliana Amin MBA, Jonathan Amin S.Kom serta Samantha Amin SIP tak lepas dari kehidupan agama yang amat kental. Sholat lima waktu tak pernah ditinggalkan, termasuk puasa dan sholat sunah yang dilakoninya untuk melancarkan tugas kehidupannya di dunia. Bangun pagi dan tidur teratur menjadi ritme hidupnya yang tidak boleh dilanggar. Ketika pukul 22.00 harus tidur dan pukul 04.00 harus bangun. Ritme indah itu, dilakoninya tanpa basa-basi meski kelihatan kaku bagi orang lain. Tetapi itu sangat indah, sebab begadang tidak baik bagi dirinya. Mengemban tugas sebagai Ketua DPRD Brebes, dijalaninya bolak-balik dari rumahnya di Desa Jipang RT.01 RW. 01 Kecamatan Bantarkawung ke kota Brebes. Sebagai pimpinan DPRD Kabupaten Brebes, visi dan misinya mewujudkan DPRD yang kredibel, kapabel dan aspektabel, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi serta keadilan dan keseahteraan rakyat dalam wadah NKRI. Guna mewujudkan visi tersebut, pihaknya menampung dan memperjuangkan aspirasi rakyat dalam pembuatan kebijakan pemerintah, meningkatkan kualitas sumber daya DPRD, dan meningkatkan transparansi penyelenggaraan pemerintah di daerah. Sikap dan penampilannya yang low

Gang Puskesmas

profile, membuat dia meraih suara signifikan saat pemilihan legislatif di Dapil 3 Brebes, yang terdiri dari Kecamatan Bantarkawung, Kecamatan Larangan dan Kecamatan Salem. Politisi PDIP ini memperoleh 14.729 suara. Pengalaman pahit pernah dialami Illia. Yakni saat ia terbaring sakit di rumah sakit karena tidak siuman selama tiga hari. Dalam ‘tidur’nya, Illia mengaku sangat kesepian, mencekam, dan tidak tahu apa-apa. Namun ia selalu istighfar, sehingga terselamatkan. “Dalam keadaan seperti itu, saya teringat Surat Asy’Syuaro ayat 88-89. Yaitu, hari ketika harta dan anak tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,” kenang Illia Ami n seraya menukil Al Quran. Budayawan Pantura yang juga Kabag Humas Setda Brebes, Drs Atmo Tan Sidik sangat terkesan dengan keseimbangan fikir dan dzikir Illia Amin. Kesan itu, kata Atmo, sangat nampak dari ketenangannya ketika menghadapi masalah. Illia tampak nyaman menghadapi segala tantangan. Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE mengaku sangat kagum pada sosok Ketua DPRD Brebes yang berulangtahun pada 23 Juni. Idza mengucapkan selamat dan semoga bisa tetap konsisten mengemban amanat rakyat serta selalu selaras dan

TABLOID BERITAKITA

15

seimbang dalam membantu menjalankan roda pemerintahan Brebes. Karier Illia Amin diawali menjadi Pengatur Rawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada tahun 1967-1970, Register Nurse Rumah Sakit Ruesselsheim German Barat (19721979), Anesthesie & Intensive Medizine Universitat Klinik Mainz German Barat (1979-1982), Anesthesi & Intensive Medizin KKH Gross Gerau German Barat (1982–1988). Illia pernah menjadi dosen tidak tetap Fakultas Hukum Uninus Bandung (1995-1998), Siemens Indonesia Jakarta (1989-2004), Dosen Tidak Tetap Pasca Sarjana Uninus Bandung (2009-2011), Dosen Tidak Tetap STIT Brebes (2009Skrng), Dosen Tidak Tetap Universitas Peradaban Bumiayu (2011-Skrng) dan Dosen Tidak Tetap Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Panca Sakti Tegal (2012-2014). Semasa HM. Tajoedin Noer Ali menjadi Bupati Brebes, Illia Amin pernah menjadi staf ahli bidang ekonomi (1999-2001). Dalam menapaki pendidikan, Illia Amin termasuk anak yang beruntung. Karena dia bisa menempuh pendidikan secara runtut, meski terlahir di desa. Illia menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Bantarkawung (19551961), SMP Negeri Bumiayu (19611964), Sekolah Pengatur Rawat Bandung (1964-1967). Sekolah di Institut Anaesthesiologi Universitas Johannes Gutenberg Mainz German Barat (1979-1982), Faschule Fur Leitende Krankenpleger (Pendidikan Kepemimpinan di Profesi Keperawatan tahun 1982-1984, Fakultas Hukum Uninus Bandung (S1) 1991-1994, Pasca Sarjana Management Pendidikan (S2) 2000-2002 dan Pasca Sarjana Management Pendidikan (S3) tahun 2008-2011. (BK)

HARGA IKLAN Halaman Cover Warna 1 Halaman Warna Cover Belakang,....................Rp. 5.000.000 ½ Halaman Warna Cover Belakang,....................Rp. 3.000.000 ¼ Halaman Warna Cover Belakang,...................Rp. 2.000.000 Iklan Kuping Cover Depan,........................Rp. 1.000.000 Iklan Kuping Cover Belakang,...................Rp. 750.000 Halaman Dalam Hitam Putih 1 Halaman Hitam Putih,.............Rp. 3.500.000 ½ Halaman Hitam Putih,............Rp. 2.000.000 ¼ Halaman Hitam Putih,............Rp. 1.250.000 1/8 Halaman Hitam Putih,...........Rp. 750.000 Adverotial 1 Halaman Advertorial,.............Rp. 2.500.000 ½ Halaman Advertorial,............Rp. 1.500.000 ¼ Halaman Advertorial,............Rp. 1.000.000

ISSN 2086-602X, Pemimpin Umum Agus Yulianto, Pemimpin Perusahaan Yulita Umari, Wakil Pemimpin Perusahaan Supono, S.Sos, Pemimpin Redaksi/Penanggungjawab Tohar Tokasapu, Redaktur Pelaksana Agoes Dhewa, Redaktur Budi Hari Pujiono, Daniel Simarmata Reporter Anto Sugiarto (Semarang), Antok P (Grobogan), Eko Budi Ariyanto (Demak), Cecep Tri W (Blora), Waskito, Choirun (Pemalang), Alex M. Thohirin, Wasirun, Sunarto (Brebes-Bumiayu), Tri Warno S (Banjarnegara), Kontributor Dentang (Pemalang), Muhammad Nur (Denpasar), Konsultan Keredaksian Handry TM, Sriyanto Saputro, Konsultan Hukum Imanuel Alvares, SH, MH, Grafis Abien Sur, Administrasi Aab Abdul Jalil, Periklanan Hening Iss Samanto Sirkulasi Amani Alamat Redaksi Jl. Puskesmas No. 4 Sambiroto, Semarang 50276, Telepon - Fax. 024-76740042, Email: tabloidberitakita@yahoo.co.id , Rekening Bank 2-057 07402-6 Bank Jateng Capem Setwilda TK I Jateng Semarang, Atas Nama Mutohar Diterbitkan CV. Datamedia, SIUP 170/11.01/PK/I/2003.

SEMUA WARTAWAN TABLOID BERITAKITA DIBEKALI KARTU PERS DAN NAMANYA TERCANTUM DI BOK PENGELOLA


16 TABLOID BERITAKITA

POTENSI KOTA WALI

Kue rangin asli Kota Wali, siap dipasarkan.

Rangin Super Panganan Khas

Oleh oleh Asli Kota Wali P

ara wisatawan ziarah yang berada di Kota Wali Demak banyak yang bertanya, apa makanan khas atau oleh oleh asli Demak? Jawabnya adalah Kue Rangin. Ya, jajanan ini merupakan produk olahan makanan kering yang memiliki rasa unik dan menggoda lidah, gurih, manis, renyah. Cocok untuk hidangan keluarga di saat sore maupun malam hari dengan ditemani secangkir teh panas atau kopi. Bahkan sangat tepat untuk sajian tamu. Untuk mendapatkan makanan ringan tidak sulit, cukup mudah ditemukan di kios kios seputar taman parkir Masjid Agung Demak. Selain itu, pedagang kaki lima dan toko oleh oleh di pasar Bintoro sudah banyak yang menjajakannya. Harga yang ditawarkan sangat terjangkau seluruh kalangan, tidak banyak menguras isi kantong, cukup dengan uang Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah) per kotaknya. Dalam kemasan satu kotak berisi 22 potong kue Rangin yang terkemas dalam dus yang menarik. Dos kemasan tersebut dihiasi dengan foto ikon wisata Religi Masjid Agung Demak yang dibangun oleh Wali songo (9). Kerenyahan tekstur dan keunikan rasa manis gurih khas panggangan akan didapatkan manakala makanan khas tradisional ini dikunyah. Serasa kita kembali ke masa dulu, sebab kue rangin telah ada dan dinikmati oleh semua strata di jaman kerajaan. Kekhasan rasa tempo dulu sangat mendominasi di lidah yang mungkin sulit ditemukan di era milinium ini. Dimana hampir semua makanan ringan berupa roti dari tepung terigu dengan adonan susu, mentega, keju, coklat sampe mayones. Kue Rangin, benar benar berbeda rasanya, karena terbuat dari bahan nabati yang ada di seputar kita dengan kandungan rendah lemak dan kolestrol. Keunikan Proses Memasak Panganan tradisional khas Demak ini terbuat dari tepung ketan putih, parutan kelapa yang tidak terlalu tua, gula pasir dan garam. Fungsi garam dalam kue tersebut selain memberikan rasa gurih asin juga dijadikan sebagai pengawet alami. Jadi sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet pabrikan. Cara pembuatannya cukup sederhana dan tidak terlalu lama, bahan bahan yang sudah tersedia dijadikan adonan dicampur hingga merata. Kemudian dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari plat kecil berukuran 4x6 cm. Sebelum pemanggangan

adonan yang telah ada dicetakan, di atasnya ditaburi dengan gula pasir sehingga akan didapatkan rasa gurih dan manis. Proses pemanggangan dengan system oven berupa plat besi ditaruh di atas tungku yang mampu menampung ratusan cetakan rangin. Sedangkan sebagai pemanas oven menggunakan kayu bakar dan batok kelapa kering. Proses oven memakan waktu lebih kurang 30 menit. Dengan waktu yang singkat, sudah bisa menghasilkan ratusan rangin yang siap dikemas. Menurut Rohit, salah satu pemilik usaha pembuatan kue rangin, keunikan dalam proses oven yakni pada plat besi dilapisi dengan pasir setebal 1 sentimeter. Pasir tersebut harus menggunakan pasir yang ada di dasar sungai Tuntang yang melintasi desanya. Hal ini dilakukan karena panas yang dihasilkan merata dan stabil, sehingga makanan yang matang warnanya sangat menarik alias tidak gosong. Dijelaskan bahwa pernah menggunakan pasir yang didapat dari daerah lain, seperti pasir muntilan dan pasir bodri, namun hasil yang didapat tidak maksimal. Warna makanan terlihat gosong dan kematangannya tidak merata. Perlu diketahui, bahwa keberadaan sungai Tuntang merupakan sungai yang bersejarah dan melegenda. Pada masa dulu, sungai tersebut dijadikan sebagai jalur pelayaran dan transportasi para wali dalam penyebaran agama Islam dan terkait dengan cerita yang melegenda Rawa Pening dan Baruklinting. Sungguh merupakan keselarasan yang sangat kuat dimana makanan khas tradisoanal diciptakan dengan sumber daya alam lokal yang memiliki nilai sejarah daerahnya. Rangin Jaman Kesultanan Konon dalam cerita jajanan kue rangin sudah ada sejak jaman dulu telah banyak dikonsumsi dan diperjual belikan oleh

masyarakat Demak pada hari / pasaran tertentu atau pada saat ada keramaian di alunalun kerajaan. Seluruh lapisan masyarakat dan kalangan kerajaan juga menikmati jajanan tersebut. Namun dimungkinkan bentuk dan tampilannya tidak sama. Hanya saja bahan dan cara membuatnya tidak jauh berbeda. Menurut sejarah, keberadaan kue rangin di masa itu biasanya pada saat bulan besar atau pada tanggal 10 dzulhijah bersamaan dengan datangnya perayaan hari raya Idhul Adha. Kono pada tanggal itu rakyat berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga kesultanan. Momen tersebut menginspirasi ide Sunan Kalijaga untuk memanfaatkan sebuah keramaian yang dijadikan ajang syiar agama dengan cara memberikan hiburan rakyat. Yakni, dengan memainkan musik gamelan untuk mengiringi lagu-lagu ciptaan sang wali yang mengandung unsur syiar agama Islam. Bahkan keramaian tersebut juga memberikan kesempatan yang luas bagi rakyat untuk mendapatkan penghasilan ekonomi dengan menjual hasil pertanian, kerajinan dan makanan salah satunya adalah kue rangin tersebut. Ditambahkan oleh Rohit, meskipun sudah ada sejak jaman kesultanan namun kue rangin ini dikenal kembali oleh masyarakat pada tahun 1950 atau lima tahun setelah kemerdekaan RI. Sebagian masyarakat telah memproduksi dan menikmatinya. Namun seiring perkembangan jaman dan masuknya makanan import kebaradaan rangin semakin surut dan hilang justru dari hilangnya rangin dipasar memotivasi seorang Rohit untuk mengangkat lagi dan mengenalkan kembali cemilan khas orang Demak ini. Dirinya menjamin produk makan yang dibuatnya dijamin halal. Higienis dan tahan lama. Nah, bagi para peziarah dan penikmat kuliner yang datang ke demak tentunya kurang afdol apabila tidal mencicipi dan membawa buah tangan kue rangin. Lisa salah seorang penikmat rangin mengatakan sebagai olahan makanan kering rangin ini sangat cocok dinikmati saat malam hari sambil ngombrol dan ngopi bareng bersama teman-teman atau keluarga. Promosi Mengenalkan Rangin Adalah Rohit bapak satu anak ini mengaktualisasikan rasa cinta daerahnya yang diaplikasikan dengan ide dan kreatifitasnya kedalam wujud sebuah makanan khas tradisonal kota wali. Memiliki karyawan tetap dia memproduksi rangin super yang gurih, renyah, manis dan legit. Dan telah dinikmati ribuan orang tempat usahanya berada di desa lempuyang kecamatan wonosalam dengan ijin usaha Assalam Food. Produk olahan makanan kering hasil karyanya tidak hanya beredar dipasaran lokal Demak saja, namun sudah merambah di kabupaten tetangga seperti Kudus, Semarang, Purwodadi, meski belum begitu membuming marketnya di daerah tersebut. Menurutnya tidak mudah melakukan penetrasi ke daerah lain dalam pemasarannya karena banyak kendala yang menghambatnya. Diawalai dengan alasan klasik, yakni permodalan dan transportasi sampai dengan adanya birokrasi pasar tidak resmi (adanya pungli atau setoran pada kelompok tertentu), meski demikian dia tidak putus asa karena keyakinannya bahwa Allah banyak membuka

EDISI NO. 72 25 JUNI - 10 JULI 2015

jalan rizki bagi umatnya. Produksi rangin super akan melimpah pada bulan tertentu. Misal bulan Ruwah, bulan Ramadhan dan Hari Raya Idhul Fitri. Karena pada bulan tersebut ribuan peziarah datang ke Demak dan pada bulan Ramadhan serta hari raya Idhul Fitri, kue rangin menjadi sajian menu buka puasa dan sajian bagi mereka yang bersilaturahmi di hari raya Idhul Fitri, bahkan sampai luar Jawa. Tidak sedikit yang memborong untuk oleh-oleh bagi pemudik yang melakukan perjalanan arus balik. Bagi para pekerja buruh yang akan kembali ketempat kerjanya seusai lebaran di berbagai kota besar luar Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, Papua dan lain sebagainya. Mereka membawa dengan jumlah banyak untuk dijual kembali disana. Disaat order melimpah, Rohit mampu merekrut tenaga kerja baru dengan memberdayakan para pemuda dan ibu rumah tangga yang masih menganggur yang tergabung di organisasi Karang Taruna di desanya dan bahkan desa tetangga. Hal tersebut dibenarkan oleh Fadholi (38) selaku tim pendamping usaha (TPU) yang memfasilitasi segala kegiatan usaha desa ketingkat kecamatan. Menurut Fadholi, Rohit berantusias menularkan pengalamannya berusaha kepada para pemuda di desanya. “Rohit tidak segan berbagi ilmu dengan memberikan pelatihan cara membuat kue rangin. Rohit berobsesi di desanya akan berkembang menjadi pusat ekonomi kreatif masyarakat di desanya,� tandas Fadholi. Perlu Dukungan Guna mengenalkan segala produk tentu tidak bisa lepas dari sebuah promosi, beragam cara dan sarana promosi bisa dilakukan hingga membuming suatu produk tersebut baik dengan biaya murah sampai yang mahal. Sebagai produk makanan tradisional dan khas daerah idealnya dapat melekat pada ikon wisata atau ikon daerah tersebut misalkan kota Semarang terkenal dengan lumpianya, kota Kudus terkenal dengan makanan jenang. Harapannya kue rangin produksinya bisa melekat pada ingatan masyarakat saat menyebut Kota Wali Demak “Ingat Kota Wali Ingat Rangin�. Heri Supriyanto selaku anggota unit pengelola kegiatan (UPK) Kecamatan Wonosalam yang bertugas membantu promosi dengan pameran serta pendampingan kelompok, berharap rebranding itu dapat melekat di masyarakat. Dukungan real dari pemerintah dan lembaga swasta lain sebagai bentuk promosi non biaya yakni dapat dilakukan bila ada kunjungan resmi seperti studi banding atau studi orientasi dari luar daerah mereka dapat diberikan cindera mata atau buah tangan produk tersebut dengan disertai leaflet/brosur. Dan ini merupakan langkah yang mudah dan murah untuk mengenalkan dan mempromosikan produk-produk lokal ke daerah luar. (Ag, Adv.)

Salah seorang pembuat kue rangin, sedang melakukan pengemasan secara sederhana. Peluang pasar panganan khas asli Kota Wali ini masih berpotensi dikembangkan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.