SINARHARAPAN.NET WEEKLY 8 MEI 2021

Page 1

EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

www.sinarharapan.net

1

EDISI

SABTU MINGGU 8-9 MEI 2021

www.sinarharapan.net

Pelaku Pariwisata Ingin Sembalun Seven Wonders Jadi Ikon Pariwisata Indonesia SHNet, Lombok TimurPelaku pariwisata di kawasan Gunung Rinjani, Lombok Timur, menginginkan agar “Sembalun Seven Wonders” dibantu lebih banyak publikasi menjadi salah satu ikon pariwisata Indonesia. Khususnya dalam wisata minat khusus pendakian (sport tourism) sebagai salah satu strategi dalam meningkatkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air. “Sembalun Seven Summits” merupakan branding yang ditujukan bagi wisatawan yang suka berpetualang. Yakni mendaki tujuh puncak yang ada di kawasan Gunung Rinjani. Yakni Bukit Raon Ritif (1.500 Mdpl), Bukit Pergasingan (1.806 Mdpl), Bukit Anak Dara (1.923 Mdpl), Bukit Kondo (1.937 Mdpl), Bukit Lembah atau Gedong (2.200 Mdpl), Bukit Sempana (2.329 Mdpl), dan Gunung Rinjani (3.726 Mdpl). “Sembalun Seven Summits” pertama kali dicetuskan oleh Komite Sembalun Seven Summits (S7S) pada 25 Oktober 2020. “Kalau kita lihat Sembalun itu unik alamnya. Kalau secara geologi sendiri, kaldera-kaldera yang membentuk bukit di Seven Summit itu berdasarkan sejarahnya bentukan dari gunung purba. Menjadikan suguhan pemandangan alam yang indah,” kata Yuseta Wanisaritani, perwakilan dari Female Geotourism Guide, dalam diskusi dengan Menparekraf Sandiaga Uno, Kamis (6/5/2021) malam di Nusantara Hotel, Sembalun, Lombok Timur. Diskusi juga diikuti sejumlah penggiat pariwisata dan ekonomi kreatif lainnya

Dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf

SEMBALUN SEVEN SUMMIT, LOMBOK TIMUR

di Sembalun. Dengan berbasis cerita yang unik tersebut, tentunya dapat menjadi salah satu kekuatan yang bisa dipromosikan kepada wisatawan. Mereka tidak hanya sekadar menikmati sensasi petualangan wisata alam, tapi juga mendapat cerita yang kuat akan destinasi tersebut. “Kita mau (wisatawan) nggak sekadar untuk berswafoto saja, tapi ada tujuannya. Bisa olahraga, mendaki gunung, mereka bisa menikmati alam yang indah dan unik. Kita mau wisatawan-wisatawan itu stay-nya lama,” kata wanita yang akrab disapa Tata ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia, kata Tata,

menjadi salah satu upaya yang dapat terus dilakukan guna mendukung pencapaian tersebut. Untuk itu ia berharap Kemenparekraf/Baparekraf dapat menjalankan program-programnya dalam mendukung peningkatan pariwisata di Lombok Timur. “Kalau pendampingan sangat kami butuhkan. Contohnya (untuk) pemandu pendaki. Di sini banyak yang belum tersertifikasi secara profesi. Jadi kita mau ada standardisasi melalui pendampingan dan pelatihan dan berlanjut ke sertifikasi profesi karena itu penting sebagai bentuk pelayanan bagi wisatawan (mancanegara),” kata Tata.

Sebagai catatan, berdasarkan data Taman Nasional Gunung Rinjani, jumlah kunjungan wisatawan dari tahun 2016 hingga 2020 sebesar 266.648 orang. Dari jumlah tersebut, untuk kunjungan pendakian, jumlah wisatawan mancanegara sebanyak 101.854 orang dan wisatawan nusantara 114.022 orang. Sedangkan kunjungan non-pendakian, untuk wisatawan mancanegara sebanyak 1.003 orang dan wisatawan nusantara sebanyak 49.769 orang. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, pihaknya akan totalitas atau all out dalam mendukung

pengembangan pariwisata di Lombok Timur, dan Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Dialog yang dilakukan menjadi salah satu upaya baginya untuk melihat langsung dan menyerap masukan dari para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif. “Dialog ini akhirnya bisa mengidentifkasi beberapa titik temu, pariwisata di Lombok Timur ini khususnya yang berbasis alam dan budaya ini harus menjadi satu sinergi yang berkaitan dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi untuk mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” kata Menparekraf Sandiaga. Bersambung halaman 2


www.sinarharapan.net

EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

2

SAMBUNGAN HALAMAN 1

Pelaku Pariwisata Ingin Sembalun Seven Wonders Jadi Ikon Pariwisata Indonesia Ia pun mengapresiasi inisiasi destinasi di kawasan ini oleh para pelaku yang menetapkan Destination Management Organization (DMO) berbasis akar rumput (grass root). Karena dilaksanakan oleh masyarakat, dampaknya pun akan langsung dirasakan masyarakat. “Kita punya Sembalun Seven Summit yang rencananya akan kita genjot menjadi bagian dari sport tourism ke depan. Juga pendampingan UMKM, termasuk fasilitasi untuk mendapatkan sertfikasi BPOM,” kata Sandiaga. Terakhir, dengan pendamp-

ingan dan peningkatan kualitas yang akan dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf ke

depan, diharapkan akan semakin memperkuat daya saing di Lombok Timur. Khususnya da-

lam menyambut gelaran internasional MotoGP tahun depan. “Geopark (Rinjani) sudah tersertifikasi UNESCO tahun 2018. Kita harus sama-sama memastikan keberlangsungan dari Geopark ini. Apalagi akan ada perhelatan besar Superbike dan MotoGP yang harus dapat memberikan multiplier effect ke berbagai lapisan masyarakat,” kata Sandiaga. “Seperti harapan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten, bahwa perhelatan MotoGP harus memberdayakan, menyejahterakan masyarakat. Oleh karena itu UMKM-UMKM ha-

rus menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Itu menjadi pesan kita, dan harapan kita bahwa Lombok segera pulih, segera bangkit dengan pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi lokomotif,” kata Menparekraf Sandiaga. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah dan Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy. Serta Direktur Pengembangan Destinasi II Wawan Gunawan, serta Sesdep Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Oneng Setiaharini. (Stevani Elisabeth)

Kembang Kuning, Desa Wisata Terbaik di Lombok Timur SHNet, Lombok TimurDi hari terakhir kunjungannya ke provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi desa-desa wisata. Salah satunya adalah Desa Wisata Kembang Kuning. Desa wisata yang berada di Kecamatan Sikur Lombok Timur ini merupakan salah satu yang terbaik, bahkan mendapat predikat Desa Wisata Terbaik dari Kemenparekraf tahun 2017 lalu. Daya tarik dari Kembang Kuning adalah panorama indah dan homestay yang memiliki karakteristik lokal yang kuat. Wisatawan yang datang ke sini juga diajak untuk lebih dekat dengan masyarakat dengan mengikuti berbagai kegiatan sehari-hari. Mulai dari pembuatan kopi secara tradisional juga minyak kelapa yang merupakan bagian dari produk ekonomi kreatif andalan desa wisata ini. Dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, Desa Wisata Kembang Kuning juga telah dinyatakan sebagai daerah hijau karena tidak ada kasus baru Covid-19. Menparekraf Sandiaga Uno sangat mengapresiasi keberadaan Desa Wisata Kembang Kuning yang terbukti telah memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat setem-

Dok. Biro Komunikasi Kemenparekraf

MENPAREKRAF SANDIAGA SALAHUDDIN UNO MEGUNJUNGI DESA WISATA KEMBANG KUNING, LOMBOK TIMUR

Dok Biro Komunikasi Kemenparekraf

LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT

pat. Sebelum pandemi, desa wisata ini mampu menarik 100 hingga 120 pengunjung wisa-

tawan mancanegara. “Ini merupakan destinasi unggulan yang dikelola dengan

betul-betul mengutamakan kearifan lokal. Saat ini masyarakat tengah bertransformasi ke wisatawan nusantara. Ini adalah langkah konkret yang bisa kita kolaborasikan untuk memulihkan kembali pere-

konomian masyarakat, membangkitkan pariwisata dan membuka lapangan kerja serta mendorong produk-produk ekonomi kreatif lokal,” kata Sandiaga. “Dengan fokus pada pariwisata berbasis alam terbuka dan budaya, kita harapkan hadirnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Saya titip ke Pak Gubernur agar lebih banyak dikembangkan desa wisata seperti Kembang Kuning ini di Lombok Timur dan juga NTB,” kata Sandiaga. Direktur Pengembangan Destinasi II Kemenparekraf/ Baparekraf, Wawan Gunawan, menambahkan, desa wisata merupakan entitas destinasi dalam skala spasial/geografis yang kecil. Unsur ekosistem desa wisata terkait sama dengan destinasi, atraksi, amenitas, akses, pelayanan, manajemen, regulasi/etika sosial, masyarakat, usaha/kelompok bisnis masyarakat termasuk rantai pasok lokal. “Membangun desa wisata berarti membangun ekosistem pariwisata. Hal ini yang jadi fokus Kemenparekraf/Baparekraf dalam pengembangan desa wisata agar seluruh ekosistem sebagai pembentuk bertransformasi dan harus dipastikan ke arah pengelolaan yang berkelanjutan,” kata Wawan Gunawan. (Stevani Elisabeth)


EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

www.sinarharapan.net

3

Belanja Melalui LPSE LKPP Dapat Cegah Praktik Korupsi SHNet, Jakarta - Pemerintah terus mendorong agar Kementerian dan Lembaga (K/L) memaksimalkan belanja barang dan jasa dengan mengutamakan produk lokal atau produk UMKM. Hal ini penting untuk dilakukan sebagai upaya bersama menggencarkan program Bangga Buatan Indonesia (BBI) sehingga bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menjelaskan realisasi belanja K/L terhadap produk UMKM yang termuat dalam laman LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah) masih relatif kecil. Hingga 12 April 2021 realisasi belanja paket usaha kecil oleh K/L, pemerintah daerah dan BUMN baru 12 persen atau setara Rp21,4 triliun dari total Rp181,4 triliun dalam rencana umum pengadaan (RUP). Sementara itu, dari Pemerintah Daerah sendiri baru Rp10,6 triliun atau 7 persen dari total Rp142 triliun usaha kecil dalam RUP Daerah. “Ini tantangan yang harus segera kita selesaikan. Sebab saya kira kita punya modal besar melalui belanja pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan BUMN. Kalau ini kita optimalkan untuk bisa menyerap produk dan jasa UMKM maka akan perkuat ekonomi rakyat, sebab lebih dari 99 persen pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM,” kata Teten

Ist

MENTERI KOPERASI DAN UKM, TETEN MASDUKI

Masduki dalam sambutannya pada acara webinar bertema Perluasan Pemanfaatan BeLa (Belanja Langsung) Pengadaan dalam Rangka Pencegahan Korupsi Pengadaan, Jumat (7/5). Teten mengatakan, dengan aktif melakukan belanja melalui sistem layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) di LKPP juga dapat mencegah timbulnya kasus korupsi yang melibatkan oknum pemerintah. Oleh sebab itu pihaknya terus mendorong peran aktif dari K/L, Pemerintah Daerah, dan BUMN untuk memaksimalkan fasilitas ini. Hal ini juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu. Selain itu, belanja melalui

LPSE LKPP juga menjadi dorongan agar UMKM bisa masuk ke ekosistem digital. Di era yang serba canggih seperti saat ini sudah seharusnya UMKM bisa memanfaatkan teknologi untuk memasarkan produk-produknya. “Ini bagian kita untuk mendorong UMKM Go Digital. Sebab kita tahu potensi digital ekonomi Indonesia termasuk salah satu yang terbesar di tahun 2025 mendatang. Nilainya diperkirakan mencapai Rp1.800 triliun,” sambung Teten. Diakui Teten bahwa dalam mengoptimalkan belanja produk UMKM secara daring melalui laman LPSE LKPP tersebut, masih ada kendala baik secara teknis atau non

teknis. Identifikasi masalah ini dilakukan KemenkopUKM bersama dengan LKPP dan beberapa stakeholder terkait. Pertama, masih banyak produk UMKM yang termuat di laman LKPP belum memenuhi standar mutu. Akibatnya produk yang ditawarkan oleh pelaku usaha tidak begitu diminati oleh pihak pengadaan barang dan jasa K/L, pemerintah daerah, dan BUMN. Untuk itu diperlukan pendampingan dan pembinaan secara terus menerus agar pelaku UMKM dapat meningkatkan kualitas produknya. “Tahun ini kita perbesar porsi pendampingan dan kurasi produk UMKM hingga proses sertifikasi. Kita targetkan 2,5 juta usaha mikro terfasilitasi

mendapatkan izin usaha atau NIB (Nomor Induk Berusaha) dan sertifikasi halal,” lanjut Teten. Kedua, pelaku UMKM belum menguasai aplikasi pengadaan barang dan jasa pemerintah secara baik. Oleh sebab itu perlu ada pelatihan dan upaya penyederhanaan proses agar UMKM bisa lebih mudah teregistrasi dalam sistem. Ketiga, hambatan lain dalam pengadaan barang dan jasa secara elektronik adalah ketersediaan data produk yang akurat masih sulit didapatkan. Terlebih kapasitas produksi dari pelaku UMKM memang terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam partai besar kerap mengalami kendala. Keempat, dari sisi aparatur pemerintah juga belum menguasai pengadaan barang/ jasa secara elektronik. Menurut Teten, sosialisasi pengadaan barang/ jasa secara elektronik perlu digencarkan tidak hanya ke pelaku usaha tetapi juga ke pihak pemerintah khusus bagi pemerintah daerah. Terlebih saat ini ada aturan baku di mana 40 persen dari pagu anggaran pengadaan barang dan jasa wajib menyerap produk lokal. “Waktu saya diskusi dengan para gubernur, banyak dari mereka yang belum tahu ada kebijakan ini sehingga kebijakan anggaran daerah belum dilaksanakan,” pungkas Teten. (cj)


www.sinarharapan.net

EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

SinarHarapanNet adalah sebuah wadah jejaring informasi yang dimotori para jurnalis Sinar Harapan yang bernaung di bawah Perkumpulan Sinar Harapan. Wadah ini lahir dari niat dan keinginan untuk meneruskan visi, nilai, dan semangat untuk terus mencari, menemukan, menebar, menumbuhkan, memupuk dan mengembangkan harapan secara terus menerus. Perkumpulan ini bukan saja sebagai wadah bagi yang pernah bekerja di Sinar Harapan, tetapi juga merupakan tempat berkumpulnya jaringan Sinar Harapan dari berbagai latar belakang profesi dan aktivitas. Wadah ini juga terbuka untuk siapapun yang memiliki semangat dan merindukan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Perkumpulan ini memilih media publikasi sebagai wadah untuk menyebarkan dan memelihara harapan akan masa depan. Harian Sinar Harapan Net hadir menjawab kebutuhan akan informasi harian yang jernih, terpercaya, dan membangkitkan harapan. Kami mendukung tujuan global pembangunan berkelanjutan bagi kemaslahatan umat manusia dan planet bumi, sustainable development goals (SDGs); mengedepankan jurnalisme damai (peace journalism); menganut prinsip-prinsip pewartaan bermartabat; serta mendorong terciptanya sinergi positif dalam berjejaring. Perwujudan dukungan kami terhadap SDGs antara lain dalam bentuk penerapan tanggung jawab sosial di sepanjang rantai nilai (value chain) kami, termasuk penerapan efisiensi sumber daya dan energi dalam setiap aktivitas kami, mulai dari perencanaan, proses produksi hingga pemasaran dan distribusi. PENGELOLA AWAK REDAKSI: Tutut Herlina (Pemimpin), Ario Widiyanto, Aju, Daniel Duka, Gerald Pelapelapon, Herry Suroso, Inno Jemabut, Maya Handini, Nonnie Rering, Stevani Elizabeth, Wheny Hari Muljati, Marcelinno Pratama, Victor Simanjuntak. KONTAK: 021-28541720 ALAMAT: Office Tower Eightyeight@ Kasablanka 9A Floor, Jln. Casablanca Raya Kav.88 Jakarta Selatan 12870 EMAIL: redaksi@sinarharapan.net

4

Pria Tidak Belajar Maskulinitas Toksik dari Ayah Mereka

Live Science

SHNet, Jakarta - Ungkapan “like father, like sons” tidak berlaku mutlak untuk semuanya. Terutama bagi maskulinitas beracun. Penelitian baru menunjukkan cerita yang berbeda: kurangnya teman seorang pria dapat memprediksi apakah dia akan menerima maskulinitas beracun, sementara ada atau tidaknya model peran pria di awal kehidupan tidak berperan. Apa yang disebut toksik atau hegemonik - maskulinitas mengacu pada seperangkat keyakinan dan perilaku sosial negatif yang selaras dengan norma maskulin yang “diidealkan”. Sosiolog pertama kali menciptakan istilah tersebut sebagai cara untuk menggambarkan bentuk maskulinitas yang secara langsung bertentangan dengan bentuk maskulinitas lain - menunjukkan bahwa bentuk-bentuk lain ini inferior. Dalam konsepsi ini, “pria sejati” sering digambarkan dalam istilah macho seperti “tegas”, “berani”, dan “kompetitif”, tetapi mereka juga sering misoginis dan agresif secara seksual. Mereka melihat diri mereka dominan dalam masyarakat, sementara mereka menurunkan peran bawahan kepada orang lain, seperti wanita, pria gay, dan mereka yang mengidentifikasi diri sebagai non-biner. Sosiolog George Van Doorn, Jacob Dye dan Ma Regina de Gracia - semuanya dari Federation University di Australia - berangkat untuk mengeksplorasi asal-usul hegemoni

maskulinitas dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Individual Differences edisi Maret. Mereka ingin memahami apakah hubungan seorang pria dengan ayahnya di awal kehidupan memengaruhi kepatuhannya pada hegemoni maskulinitas di kemudian hari. “Ada literatur tentang pria, dan ayah khususnya, yang penting dalam kehidupan anak laki-laki dan perkembangan mereka,” kata Van Doorn, penulis utama studi tersebut. Seringkali, penelitian ini tidak mengikuti anak laki-laki itu hingga dewasa, jadi efek jangka panjang dari pengaruh kebapakan belum benar-benar dieksplorasi secara ilmiah. “Kami baru saja mengujinya, dan hasilnya tidak seperti yang saya harapkan,” kata Van Doorn kepada Live Science. Para peneliti mensurvei 188 pria berusia 18 hingga 62 tahun, terutama dari Australia. Survei tiga bagian mengukur aspek berbeda dari pengalaman hidup dan keyakinan peserta. Satu bagian menanyakan tentang kualitas hubungan sosial, khususnya dengan keluarga dan teman. Pengalaman buruk masa kanakkanak lain mengukur dan berfokus terutama pada hal-hal seperti disfungsi dan pelecehan rumah tangga. Bagian survei yang tersisa, yang mencakup 29 pernyataan, merupakan upaya untuk mengukur kepatuhan peserta terhadap norma-norma hegemoni maskulin. Peserta harus membuat peringkat

tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka dengan pernyataan yang berfokus pada: ideologi “playboy”, kemandirian, kontrol emosional, kemenangan, kekerasan, presentasi diri heteroseksual, pengambilan risiko dan kekuasaan atas perempuan Saat menganalisis hasil, mereka tidak menemukan hubungan antara hubungan pria dengan ayahnya dan kepatuhannya pada norma maskulin. Lebih lanjut, hubungan ibu-anak dan pengalaman masa kecil yang merugikan juga gagal memprediksi keyakinan seorang pria pada hegemoni maskulinitas. Namun, ada satu hubungan yang tampaknya memprediksi hegemoni maskulinitas: kualitas hubungan seorang pria dengan teman-temannya. Ketika hegemoni maskulinitas meningkat, jumlah dan kualitas pertemanan anjlok. Namun, penelitian tersebut bersifat korelasional, yang berarti tidak dapat mengatakan apakah kurangnya persahabatan yang dekat menyebabkan keyakinan ini atau apakah keyakinan ini mencegah pembentukan atau pemeliharaan persahabatan dekat. Itu adalah korelasi yang kuat, dan dalam penelitian ini, tidak ada pengukuran lain yang mendekati saat memprediksi kecenderungan hegemoni. Cliff Leek, seorang sosiolog di University of Northern Colorado yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut, mengatakan kepercayaan pada hegemoni maskulinitas

kemungkinan besar datang dari lingkaran sosial kita saat kita tumbuh dewasa, terutama yang dipisahkan berdasarkan gender, seperti tim olahraga. atau persaudaraan, yang tanpa ragu memperkuat stereotip tentang apa itu “pria sejati”. Tetapi mengapa pria yang menganut kepercayaan ini cenderung memiliki lebih sedikit teman daripada orang lain yang mungkin berkaitan dengan keyakinan itu sendiri. “Sifat-sifat itu, seperti daya saing atau kurangnya kemauan untuk menunjukkan emosi, adalah jenis sifat yang akan mencegah Anda membentuk hubungan yang kuat sejak awal,” kata Leek kepada Live Science. Dengan cara ini, hegemoni maskulinitas bisa menjadi bentuk menyakiti diri sendiri, karena laki-laki yang memegang cita-cita ini dapat mengasingkan diri, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2020 di jurnal Sex Roles. Apa pun penyebabnya, riasan keluarga tampaknya tidak menjadi masalah, kata Van Doorn. “Jika Anda dibesarkan oleh nenek Anda, bibi Anda, dua pria, dua wanita, tidak masalah dalam kasus ini,” kata Van Doorn. Meskipun hubungan ayah-anak tidak dapat disangkal penting untuk perkembangan seorang anak, memiliki hubungan yang buruk dengannya, atau tidak memiliki hubungan sama sekali, tidak menempatkannya pada jalur tertentu. (Ina)


EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

www.sinarharapan.net

5

Ikhlaskan KPK Saat Sakaratul Maut Oleh: Hermawanto

Ist

HERMAWANTO

H

iruk pikuk internal KPK dalam proses sakaratul maut­ nya menyita perhatian publik, tentu wajar karena KPK anak kandung reformasi yang lahir sungsang – akibat lilitan beban masa lalu para penguasa negeri. Ketika tumbuh layak­ nya anak -anak, KPK seperti dalam perlindungan, dan perhatian pun begitu besar

dari orang yang setia berada di sekelil­ ingnya. Walaupun sesungguhnya KPK tumbuh ­ berada pada ­ ancaman kaum pedofil yang ingin memangsanya demi nafsu sesaat. Ketika memasuki usia puber KPK begitu kuat, hasrat untuk menunjukkan jati dirinya, dan pengakuan atas eksistensinya mengusik banyak pihak, sehingga KPK bak gadis cantik yang diidolakan anak-anak se-

usianya. Namun KPK tetaplah masih ABG, gamang menentukan sikapnya dan galau menghadapi gejolak batinnya. Apapun yang terjadi pro­ ses pendewasaan itu terus berlangsung, sekalipun KPK harus tumbuh pada kondisi yatim karena ditinggal wali­ nya yang mati sejalan periode pemilu. KPK akhirnya tumbuh sebagai anak Yatim yang labil,

hidupnya tanpa arah, bahkan seringkali kehilangan jati dirinya. KPK lupa atas mandat dan perjanjian yang agung saat dihembuskan ruh sebelum kelahirannya, “memberantas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), menjaga kekayaan negara untuk kesejahteraan rakyat, mengkerangkeng para perampok uang rakyat yang berlindung di balik jabatan, kekayaan, dan semua baju ke-

besarannya”. KPK kini sedang sakaratul maut, menunggu waktu nyawa dicabut atau dibiarkan ­hidup berada pada status koma, yang berarti keberadaanya sama dengan ketiadaanya. “KPK doaku selalu bersamamu”.

Penulis, Hermawanto – Advokat Alumni LBH Jakarta


www.sinarharapan.net

EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

6

Program Guru Belajar Seri PAUD dan Pendidikan Inklusif Diluncurkan SHNet, Kediri -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) meluncurkan Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Inklusif pada Selasa (4/5) secara virtual. Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) Sekretariat Jenderal Kemendikbudristek menyampaikan hal ini dalam keterangannya kepada media, Kamis (6/5). Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril, dalam sambutannya pada acara ini menyampaikan bahwa layanan digital Guru Belajar dan Berbagi adalah gerakan gotong-royong pemerintah, guru, komunitas, serta penggerak pendidikan. “Ini agar kita terus berdaya menghadapi pandemi, khususnya dalam memastikan bahwa pembelajaran tetap bisa kita upayakan terus berlangsung walaupun dengan semua keterbatasan,” ujar Iwan. 85 Ribu RPP Sebelumnya, tercatat lebih dari 700 ribu guru mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki, mengevaluasi diri, serta mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan. Selain itu, lebih dari 85 ribu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah dibagikan oleh para guru, telah diakses hampir 100 juta kali, dan telah diunduh lebih dari 25 juta kali. “Ini pencapaian yang luar biasa. Artinya ada manfaat program ini,” imbuhnya. Dirjen Iwan menjelaskan, lebih dari satu juta guru telah mengikuti berbagai program modul-modul dalam pelatihan maupun bimbingan teknis platform digital seri belajar dan berbagi. Iwan mencontohkan Seri Masa Pandemi, Seri Pendidikan Keterampilan Hidup, Seri Asesmen Kompetensi Minimum, dan Seri Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK. Iwan berharap, Seri PAUD ini dapat memberikan para guru pengetahuan dan keterampilan agar lebih profesional merancang, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran. “Pada kesempatan kali ini, kita meluncurkan Program

SHNet/Ist

Dirjen GTK, Iwan Syahril, saat Peluncuran Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Inklusif pada Selasa (4/5) secara virtual.

Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Inklusif. Kita ketahui bersama, anakanak usia PAUD di nol hingga enam tahun adalah masa emas pertumbuhan dan perkembangan anak dan tidak tergantikan di masa mendatang,” ujarnya. Selain itu, kata Iwan, para pendidik PAUD diharapkan mampu mengembangkan pembelajaran agar lebih variatif dan sesuai kondisi di lapangan, juga terus memberi bimbingan, asuhan, dan perlindungan bagi anak-anak PAUD. Program ini menyasar para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah dan berbagai pemangku kepentingan pendidikan. Akan Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak “Keteladanan, kreativitas, serta pembelajaran yang menyenangkan dari guru-guru

PAUD akan sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Guru yang dapat mengajak anak bermain sambil belajar, akan menjadikan proses belajar lebih gembira,” tambah Iwan. BKHM menyampaikan bahwa Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus memperjuangkan pendidikan inklusif bagi para guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Iwan mengatakan bahwa anak-anak Indonesia punya hak yang sama untuk sukses dan mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan menurutnya harus dapat memberi kesempatan pada semua peserta didik sehingga kecerdasan dan bakat istimewa mereka dapat terakomodasi melalui fasilitas pendidikan yang tersedia. Pada kesempatan ini, Ia menekankan kembali bahwa pendidikan inklusif harus dapat memberi kesempatan yang

seluas-luasnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Termasuk memastikan bahwa penyelenggarakan pendidikan harus menjamin adanya toleransi terhadap keragaman. “Tidak hanya memberikan kesempatan pendidikan, tetapi juga menciptakan lingkungan sekolah, lingkungan kelas, dan lingkungan pembelajaran yang mendorong seluruh warga sekolah menerima, mengenali, dan berkolaborasi untuk memajukan pendidikan anakanak berkebutuhan khusus,” ujar Iwan. Oleh karena itu, menurut Iwan, pihaknya terus mendorong agar para pendidik mempunyai jiwa pembelajar sepanjang hayat, senantiasa gemar belajar dan berbagi ide, wawasan, dan praktik baik. Menurut Iwan, kolaborasi antarguru bisa berupa saling berbagi RPP, artikel dan video pem-

belajaran, maupun webinar. Dirjen Iwan mengaku sangat kagum dan bangga pada guru-guru Indonesia yang makin aktif sebagai guru pembelajar. “Para guru senang gotong-royong. Tidak hanya menyimpan (ilmu) untuk dirinya, tetapi berbagi untuk guru-guru yang lain, dan terus meningkatkan kompetensi. Semuanya demi pendidikan anak-anak kita, yang dalam kondisi saat ini, kita sangat concern dengan learning loss. Anak-anak harus bisa terus belajar, karena mereka penerus bangsa,” ujar Iwan. Ia berharap, Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Inklusif ini bisa membantu para guru dan kepala sekolah menciptakan lingkungan sekolah aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan serta pembelajaran yang berpusat kepada murid. “Karena tujuan merdeka belajar ada tiga, yaitu murid, murid dan murid,” ujarnya. BKHM menyampaikan bahwa informasi lebih lanjut terkait Program Guru Belajar dan Berbagi Seri Belajar Mandiri Calon Guru ASN PPPK dapat diakses melalui laman https:// gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/. (whm/sp)


EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

7

www.sinarharapan.net

Enam Desa di Kompleks Menara Kudus Jadi Desa Heritage SHNet, Jakarta - Sebanyak enam desa yang berada di kompleks objek Menara Kudus, Jawa Tengah, diusulkan menjadi desa “heritage” atau desa warisan sejarah. Keunggulan desa ini ada lokasi wisata seperti di Yerusalem-Aqsa. “Enam desa yang diusulkan menjadi desa ‘heritage’ itu adalah Desa Kauman, Langgar Dalem, Janggalan, Demangan, Damaran dan Kelurahan Kerjasan,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kudus Adi Sadhono di Kudus, Selasa. Ia menjelaskan usulan tersebut sudah ditindaklanjuti oleh masing-masing pemerintahan desa untuk mengembangkan potensi yang ada. Kebetulan keenam desa tersebut memang berada di kawasan Objek Menara dan Makam Sunan Kudus. Bahkan, kata dia, di kawasan sekitar objek Menara Kudus itu diklaim ada titik wisata seperti halnya di Yerusalem-Aqsa. “Kelak kawasan tersebut akan dijadikan Kudus-Yerusalem,” katanya. Kota lama Yerusalem, yang masih menjadi sengketa wilayah Israel-Palestina, selalu ramai dikunjungi wisatawan peziarah dari berbagai negara di dunia, sedangkan peziarah Muslim, datang untuk shalat di Masjid Al-Aqsa, tempat suci ketiga bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah, di Arab Saudi. Berdasarkan informasi, kata dia, rumah penduduk yang bangunannya masih klasik akan dipertahankan sebagai daya tarik wisata. Termasuk ada rumah warga yang disebutkan merupakan bangunan sebelum era Sunan Kudus dengan gaya Eropa, China, Arab dan Jawa. Dalam rangka pengembangan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata baru, maka pihaknya juga akan mempersiapkan payung hukumnya dalam bentuk peraturan bupati untuk pengembangan kawasan menara yang berlaku lima tahun. Sementara pendampingan untuk pengembangan desanya, menjadi kewenangannya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus, demikian Adi Sadhono.

Ist

MENARA KUDUS

Berdasarkan Perda Jateng nomor 2/2019 tentang Pemberdayaan Desa Wisata di Provinsi Jateng klasifikasi desa wisata terdiri atas, desa rintisan, desa berkembang dan desa maju. Belasan desa tersebut, meliputi Desa Temulus, Jepang, Loram Kulon, Kaliputu, Kandangmas, Tanjungrejo, Ternadi, Wates, Wonosoco, Dukuh Waringin, Rahtawu, Jurang, Margorejo, Terban,

dan Padurenan. Sementara dari 15 desa yang diusulkan desa wisata tersebut, terdapat tiga desa masuk kategori desa berkembang, yakni Desa Loram Kulon, Jepang, dan Dukuh Waringin, sedangkan selebihnya rintisan desa wisata. Penetapan desa sebagai desa rintisan atau berkembang disesuaikan dengan hasil penilaian.

Terdapat 24 indikator yang harus dipenuhi, mulai dari infrastruktur, paket wisata, home stay, kelembagaan partisipasi masyarakat, jejaring dan masih banyak lagi. Termasuk jumlah kunjungan wisatawan juga ikut menjadi penilaian. Setiap tiga tahun desa yang sudah mendapatkan surat keputusan (SK) sebagai desa wisata tersebut akan kembali dievaluasi, apakah mengalami peningkatan atau justru turun. Keuntungan bagi desa yang sudah berstatus desa wisata, akan mendapatkan peluang akses bantuan keuangan dari pemerintah provinsi untuk pengembangan wisata. Karena penilaian desa wisata ada masanya, makanya setiap tiga tahun akan ada perubahan status desa wisata di Kabupaten Kudus. (Victor)


EDISI: SABTU - MINGGU, 8-9 MEI 2021

www.sinarharapan.net

Sasak Gantung Jembatan Rotan Pemikat Turis SHNet, Jakarta – Pernah melakukan perjalanan dengan rute Batu Karas – Green Canyon, mungkin anda akan menemukan sebuah jembatan unik sepanjang kurang lebih 30 meter. Jembatan yang terbuat dari rotan ini diberi nama Sasak Gantung oleh warga setempat. Memang sepintas jembatan ini tidak terlihat istimewa, namun demikian dimata para turis asing, rupanya jembatan ini memiliki reputasi tersendiri. Sasak Gantung sebenarnya merupakan jembatan biasa yang menghubungkan dua titik yang terpisahkan oleh sungai Cijulang. Warga membuat jembatan ini dari bahan rotan dan bambu yang diikat dengan kawat-kawat baja sekedar untuk memenuhi kebutuhan penyebrangan mereka seharihari. Namun kemudian nampaknya turis asing melihat jembatan ini unik, sehingga kabar tentang jembatan rotan ini pun menyebar dari mulut ke mulut antar backpacker dari berbagai negara. Memang ada sensasi tersendiri ketika mencoba berjalan melalui jembatan ini, apalagi ketika kebetulan ada motor yang lewat. Rangka rotan yang elastis membuat jembatan ini berguncang-

guncang kesana-kemari. Mungkin sensasi inilah yang bagi turis asing cukup menantang. Karena keterbatasan daya tahan jembatan, warga memberlakukan aturan bahwa jembatan ini hanya boleh dilalui dua motor secara bersamaan. (maya han)

8


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.