Majalah Sawit Plus Edisi 18

Page 1



DAFTAR ISI

TUMBANGNYA PERAMAL HARGA CPO DUNIA 05 Hal.

Jokowi: B30 Hemat Rp110 Triliun, Kalau B50 Atau B100? Hal. 08

Gebrakan Sawit Jokowi Guncangkan Dunia Hal. 10

Kapolda Majukan Sektor Ekonomi dengan Sawit Hal. 18

Gapki dan Kapolda Riau Siap Atasi Karhutla 2020 Hal. 20

Wawancara Khusus

SAWIT DI MATA ISKANDAR HOESIN Hal. 12

PT KTU Jadi Percontohan Bimtek Soal Gambut

Hal. 28

Gulat: Perubahan Iklim Diperburuk Efek Pemanasan Global

Hal. 32

Anak Usaha Astra Agro Raih Proper 2019

Hal. 35

Berburu Surga SDM Sawit di Politeknik Kampar, Riau

Hal. 36

Pimpinan Redaksi/Penanggungjawab: Djoko Suud Sukahar Pimpinan Perusahaan: Herlina, S.Sos Dewan Redaksi: Djoko Suud Sukahar, Herlina, S.Sos, S.Kom.I, Eli Suwanti, Hamdan Tambunan, Ian Tanjung Cover/Desain: Makmur HM Sirkulasi/Distribusi: Hendra Gunawan IT Support: Afandi Alamat Kantor: Jl. Cempedak 1 No. 5 Kota Pekanbaru, Riau | Info Iklan: 0812 7698 0551 / WA: 0811 754 1174 E-mail: sawitpluss2019@gmail.com | Website: www.sawitplus.co | No. Rek. Mandiri: 108-00-2018999-0 a/n PT. Media Sawit Indonesia

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

03


EDITORIAL

Kita Pakai Sendiri Ada kalimat sederhana yang tidak disangka bakal mengejutkan dunia. Kalimat itu diucapkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) ‘kita pakai sendiri’.

Sejalan dengan prospek yang begitu besar itu, maka isu negatif yang dirawat UE serta negara yang lain mulai meredup dengan sendirinya. Juga kroni-kroninya yang selama ini bertindak sebagai pembakar isu dan penyebar fitnah. Sebab dengan situasi sekarang serta ke depan, maka nyaris Indonesia tidak ‘butuh pasar’. Pasar itu telah tersedia dan akan makin meluas, di tengah produksi yang semakin kompetitif. Untuk kebutuhan ekspor dan untuk kebutuhan dalam negeri. ‘Kita pakai sendiri’ ternyata mujarab untuk penangkal banyak hal. Itu jika dilakukan dengan niatan baik dan ketulusan membangun negara, demi eksistensi bangsa.

Kalimat ini tidak muncul sembarangan. Kalimat itu terlontar setelah berbagai pertemuan, utamanya dengan delegasi Uni Eropa (UE) yang bersinggungan erat dengan eksistensi negara ini, yaitu sawit. Sawit sekarang adalah soko guru perekonomian Indonesia, karena selain merajai pendapatan dari sektor ekspor, juga menjadi bagian dari pijakan masa depan. Ketahanan energi dan ketahanan pangan.

Sebab ‘kita pakai sendiri’ adalah konsistensi yang dibangun dengan perencanaan matang dan sungguh-sungguh. Kebutuhan buah sawit yang bakal menaik telah diantisipasi dengan replanting dengan benih-benih baru yang melibatkan teknologi.

Saat melakukan negosiasi dan lobbylobby, ternyata tidak melahirkan konklusi. UE ngotot argumentasinya benar, dan itu yang membuat Presiden Jokowi dengan sopan-santun Jawa harus bilang ‘kita pakai sendiri’.

Tanaman ini sangat efektif karena untuk memanen tidak perlu menunggu sampai tiga tahun lagi. Ketinggian pohon tidak seperti tanaman lama yang terlalu tinggitinggi, serta produktifitasnya juga sudah teruji.

Sebenarnya UE dan banyak negara lain tidak berharap Indonesia sampai melangkah sejauh sekarang. Dari B20 menuju ke B30, yang kelak akan sampai pada B100 yang bakal meninggalkan kebutuhan akan minyak fosil.

Dengan persiapan itu, maka sawit tidak akan seumur jagung. sawit akan laten. Tanaman ini akan menjaga kegemahripaan negeri ini, memberi kesejahteraan bagi rakyatnya, dan bakal betul-betul menjadikan negeri ini sebagai primadona dunia.

Namun tekanan-tekanan yang dilakukan UE dan yang lain telah menyulut akselerasi Indonesia menuju ke sana. Dari B20 di tahun 2019, sejak November 2019 sudah dilakukan penyaluran B30 ke berbagai penjuru tanah air. Dampak itu yang membuat berbagai negara terpana. Harga sawit melambung tinggi. Untuk CPO di Malaysia semula harganya ada di kisaran 2.000 ringgit per ton, melambung hingga di atas 2.800 ringgit per ton. Bahkan di kelas Tandan Buah Segar (TBS) di Kota Pekanbaru yang semula bermain-main di bawah harga Rp800, kini terkerek sampai Rp2.229 per kilogram. ini sudah turun sedikit, yang

04

DJOKO SUUD SUKAHAR Kolumnis dan Pemerhati Sosial Budaya. Penulis Tinggal di Jakarta.

diasumsikan bakal naik lagi. Ditambah geopolitik India bakal mengembargo CPO Malaysia akibat komentar soal Kashmir, ditambah penurunan Bea Masuk impor India terhadap Indonesia yang menjadikan negeri ini setara dengan Malaysia, serta meredanya perang dagang Cina-Amerika, maka prospek sawit Indonesia diprediksi akan luar biasa. Masih ada penguatan lagi yang datang dari Malaysia. Negeri jiran itu mengikuti jejak Indonesia dengan menerapkan B20 tahun ini, yang memastikan, bahwa sawit benar-benar bisa diandalkan untuk hari depan.

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

Dari sektor SDM, pertumbuhan di arus bawah juga sangat luar biasa. Petani sawit telah teredukasi, termasuk putraputri mereka yang mendapatkan pelatihan serta pendidikan formal. Mereka telah siap menerima perubahan, menyambut benih-benih sawit yang baru ditanam untuk dipanen nantinya, dan tanpa terasa, mereka telah menapaki zaman baru, sebuah zaman yang penuh kebahagiaan dan sukacita. Adakah benar akan sampai ke sana? Semoga ‘kita pakai sendiri’ menuntun hingga zaman baru itu. Zaman pergantian generasi sawit. Dari petani hingga pengusaha sawit. ***


TUMBANGNYA PERAMAL

HARGA CPO DUNIA

LAPORAN UTAMA Sudah tiga tahun prediksi yang dilakukan para peramal minyak sawit dunia tidak pernah benar. Ramalan mereka terkesan hanya menyenangkan negara-negara produsen sawit yang mengundangnya. Dua tahun lalu ramalan mereka selalu over estimate, dan tahun lalu justru ramalan mereka menjadi undur estimate. Itu karena tahun 2019 ditutup dengan harga minyak sawit yang mengalami kenaikan sangat tajam. Faktor apakah yang menyebabkan prediksi mereka selalu salah?

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

05


LAPORAN UTAMA

DORAB MISTRY

JAMES FRY

THOMAS MIELKE

Jika kita surut ke tahun 2018, harga minyak sawit dan kuota impor Crude Palm Oil (CPO) masihlah bagus. Uni Eropa (UE) yang sedang menggalang dukungan untuk menjegal CPO masuk ke Benua Biru sedang menanjak, dan semakin memanas dengan respons India yang menerapkan kenaikan Bea Masuk (BM) impor ke Negara Taj Mahal itu.

bakal melejit hingga 2.400 ringgit, James Fry 2.600 ringgit, dan Thomas Milner 2.800 ringgit di tengah harga CPO masih berada di angka psikologis, 2.200 ringgit.

Akibat itu, saat perang dagang ini semakin meruncing, maka yang menjerit pertama adalah petani kedelai AS yang kemudian disubsidi negara. Dan yang kedua, kedelai yang begitu banyak itu harus ‘dibuang’ ke mana?

Namun di tengah situasi seperti itu, Dorab Mistry dari Godrej (India), mapun James Fry dari MLC International UK dan Thomas Milner belum kehilangan optimisme. Dorab masih menjagokan harga CPO

Mungkin angka-angka yang mereka prediksi itu akan tercapai jika tidak terjadi peristiwa besar. Namun tanpa diduga, Cina dan Amerika Serikat (AS) terlibat perang dagang. Dalam perang itu AS bakal mengenakan tarif masuk barang-barang Cina hingga 25%, dan tanpa diduga, Cina membalasnya sama. Padahal, ada 60% ‘buangan’ kedelai AS di sana.

Saat itulah terjadi ‘peralihan’ pasar. Kedelai AS memasuki wilayah pasar tradisional minyak sawit, sampai-sampai impor kedelai Pakistan melejit hingga 225% karena harga kedelai sangat murah dan bisa ‘diutang’. Sedang Cina mensubstitusi kebutuhannya dengan mengambil kedelai Argentina. Namun situasi ‘bom waktu’ ini tidak terbaca oleh peramal harga minyak sawit dunia itu. Bahkan kalangan yang berkecimpung di CPO negeri ini menyebut, perang dagang Cina-AS bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sawit Idonesia. Akhirnya apa yang terjadi? Tahun 2019 merupakan tahun kelabu. Di tahun kemarin itu, negara-negara penghasil sawit terpuruk. Banyak masalah, harga merosot, dan permintaan dunia turun drastis. Pasar yang ada sudah penuh barang tampungan kedelai AS, dan negara-negara itu sudah kehilangan daya tampung. Di dalam negeri lebih parah lagi. Menyusutnya ekspor menjadikan stok

06

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


LAPORAN UTAMA menumpuk. Tangki-tangki penuh terisi CPO, dan produksi yang sedang membaik terpaksa harus diakali. Banyak kebun yang tidak dipanen, bahkan ada yang harus dibakar. Sisi lain, petani yang belum begitu paham tentang kenyataan ini justru melontarkan tudingan, bahwa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) sedang melakukan penimbunan untuk pembelian murah Tandan Buah Segar (TBS) sawit. Kondisi itu berlarut-larut. Saking tidak ‘terbelinya’ CPO di pasar luar, maka jumlah stok CPO yang sempat bocor, di Indonesia sudah menumpuk hingga 5 juta ton, dan Malaysia yang produknya jauh di bawah Indonesia itu, juga punya stok CPO yang ‘tidak terjual’ hingga hampir 3 juta ton lebih. Realitas ini yang menjadikan dalam banyak pertemuan di Malaysia, Mumbai (India), dan IPOC 2019 kemarin di Indonesia, tiga peramal harga minyak sawit itu under etimate. Mereka tidak berani menyebut, bahwa prospek CPO dunia bagus, dengan harga premium dan permintaan tinggi. Ketiganya memberi patokan harga, CPO dunia dipatok dalam harga 2.200 ringgit (Dorab), 2.400 ringgit (James Fry), dan 2.600 ringgit (Thomas Milner). Padahal pada bulan Januari 2020 ini, harga CPO dunia sudah membubung tinggi, di atas 2.800 ringgit, yang diprediksi akan melambung lagi. Menurut Togar Sitanggang, Wakil Ketua

TOGAR SITANGGANG Umum Gabungan Pengusaha Kelapa sawit indonesia (GAPKI), saat menjadi pembicara dalam PEOC (Pakistan Edible Oil Conference) 2020 di Karachi Pakistan, Sabtu (11/1), mandatori biodiesel yang dilakukan Indonesia akan ditiru Malaysia dengan menerapkan program B20.

komoditas global. Selain naik lebih cepat yaitu pada dua bulan terakhir 2019, persentase kenaikannya juga sangat tajam.

“Ini menjadi sentimen positif di pasar, sehingga harga minyak sawit sejak Oktober tahun lalu naik tajam,” katanya.

“Namun kenaikan harga CPO itu masih dalam range yang wajar, sehingga sampai saat ini kenaikan harga CPO belum sampai menekan ekspor sawit termasuk di pasar Asia Selatan,” kata Togar pada wartawan yang meliput PEOC.

Sedang tentang harga minyak sawit, Togar mengakui bahwa kenaikan yang terjadi itu di luar perkiraan para analis

Togar juga mengatakan, harga CPO ini akan menemukan ekuilibrium atau titik keseimbangan baru. (jss)

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

07


LAPORAN UTAMA

Jokowi: B30 Hemat Rp110 Triliun, Kalau B50 Atau B100? Keyakinan Presiden Jokowi benar. Dengan penerapan B20 dan diteruskan B30, segalanya berubah. Tidak hanya harga minyak sawit melejit tajam, tetapi kebijakan beberapa negara, serta transaksi ekspor juga berubah drastis. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo uringuringan dengan perlakuan Uni Eropa (UE) yang menuding minyak sawit Indonesia dengan berbagai persoalan. Dari tidak sehat hingga perusak lingkungan. Saat mengundang delegasi UE itu, hampir semuanya melakukan itu, hingga terjadi ‘saling ancam’ produk yang kemungkinan bakal diembargo. Dan saking alotnya konklusi, hingga Presiden Jokowi berkesimpulan, bahwa isu yang dihembuskan UE, bahwa sawit dan turunannya dituding tidak ramah lingkungan hanyalah isu perang bisnis antarnegara. Itu dikatakan presiden, sebab sampai saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang ekspor komoditas ini, dan dilakukan dalam bentuk mentah.

“Tanpa nilai tambah, kita mudah dipermainkan oleh pasar,” kata presiden dalam unggahannya di media sosial.

Namun, ia tak ingin Indonesia terus dipermainkan pasar. Ia berkomitmen produk turunan kelapa sawit, semisal CPO akan Iebih banyak dipakai untuk kebutuhan domestik. Itu dengan cara menjadikan sebagai campuran untuk biodiesel melalui program B20 tahun lalu, kini mulai B30, dan nanti menjadi B5O, maka sawit ini akan diserap pasar dalam negeri. “Tak perlu khawatir tidak diminati pasar. Bayangkan, dengan B30, kita sudah menghemat kurang lebih Rp110 triliun per tahun,” katannya. Menurut presiden, dari CPO, hilirisasi industri juga akan diterapkan pada beberapa komoditas lain seperti nikel, bauksit, timah, batu bara, hingga kopra. Komoditaskomod-

Dia mencontohkan, minyak kelapa sawit atau Crude Palm oil (CPO), Indonesia memiliki 13 juta hektare kebun kelapa sawit dengan produksi kurang Iebih 46 juta ton per tahun. “Jadi kalau UE memunculkan isu CPO tidak ramah lingkungan, saya kira, isu ini hanya soal perang bisnis antarnegara saja. Soalnya CPO ini bisa Iebih murah dari minyak bunga matahari yang mereka hasilkan,” kata Presiden.

08

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


LAPORAN UTAMA itas itu tidak akan diekspor dalam bentuk mentah. “Semua bakal diekspor dalam bentuk jadi atau setengah jadi. Dengan begitu, di tengah situasi global yang penuh tantangan, Indonesia mampu tetap berdiri tegak dalam memperjuangkan kepentingan nasional,” tambahnya. Untuk itu, kata Presiden Joko Widodo (Jokowi), pemerintah tidak perlu ambil pusing jika produk kelapa sawit Indonesia dilarang masuk Uni Eropa. Sebab, katanya, produk kelapa sawit bisa dimanfaatkan untuk biofuel dalam negeri melalui program mandatori biodiesel 30 persen (B30), yang kemudian akan didorong menjadi B50, atau akhirnya B100 dari CPO (Crude Palm oil). “Kalau kita bisa memproduksi yang namanya B50, posisi tawar kita terhadap semua negara ini akan bisa naik. Uni Eropa mau banned (larang) sawit kita ya kita tenangtenang saja, kita pakai sendiri saja. Ngapain sih harus diekspor ke sana,” tambah Jokowi. Menurutnya, strategi ini sedang dibangun, yaitu strategi bisnis negara agar tidak ada ketergantungan dengan negara-negara lain. “Kalau itu nanti bisa sampai ke B50 dan kita bisa produksi dengan baik, harga sawit ini sekarang sudah naik. Lumayan lompatannya, meloncatnya sangat besar sekali. Tapi kalau kita bisa masuk ke B50, betul-betul kita yang mengendalikan, bukan pasar yang mengendalikan,” tuturnya.

setengah jadi atau kalau bisa barang jadi,” tambah Kepala Negara. Jokowi mengatakan, Indonesia produsen kelapa sawit terbesar di dunia. “Produksi kita sekarang 46 juta ton per tahun dari lahan 13 juta. Target kita 100 juta ton. Artinya apa? Per hektarenya kalau sekarang masih 4 ton per hektare, target kita bisa

7-8 lebih ton per hektare,” kata dia. “Dengan langkah itu bisa naik melompat menjadi di atas 100 juta ton per tahun. Bargaining kita akan semakin kuat kalau kita bisa menggunakan itu juga di dalam negeri dalam jumlah yang besar, sekaligus ekspor minyak kita menjadi anjlok, turun,” tambahnya. (jss)

Presiden menegaskan, pemerintah akan mendorong ekspor tidak berupa raw material lagi. Sudah enggak zamannya lagi ekspor batu bara, atau ekspor yang namanya bahan mentah kopra. “Kita pengin ekspor kita berbentuk barang-barang, minimal Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

09


LAPORAN UTAMA

GEBRAKAN SAWIT JOKOWI GUNCANGKAN DUNIA

Harga sawit terus membubung tinggi. Harga itu terkerek di pasar internasionl hingga harga di tingkat petani lokal. Harga Tandan Buah Segar (TBS) pun sudah terbilang ‘gila’.

10

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

Menurut Ir Gulat MP Manurung, Ketua DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), ini berkat gebrakan jenius akhir tahun yang dilakukan Presiden Jokowi. Dengan gebrakan itu sawit tidak lagi dilecehkan, tetapi menjadi komoditas yang diburu. Gebrakan yang dimaksud Gulat adalah Inpres Nomor 6/2019 Tentang RAN Kelapa Sawit. Ini menurutnya, merupakan kebijakan yang melompati batas ruang dan waktu, semua dirangkum dalam satu instruksi untuk menjadikan sawit Indonesia benar-benar Merah Putih. Apkasindo berharap, para menteri yang sudah secara tegas diberi tugas oleh Presiden melalui Inpres itu sungguh-sungguh menyelesaikan segala bentuk persoalan dan hambatan kelapa sawit dari hulu sampai ke hilir. Menurut Apkasindo, persoalan dan hambatan sawit yang paling dominan saat ini antara lain : 1. Sawit dalam kawasan hutan; 2. Tataniaga Harga TBS; 3. Peningkatan Produktivitas kebun sawit rakyat; 4. Peningkatan pemasukan pajak dari sektor Hulu kelapa sawit; 5. Hilirisasi Sawit; 6. Petani sawit menjadi Petani CPO; 7. Kampanye Negatif sawit yang berujung kepada boikot sawit di negara-negara importir CPO dan 8. Konsep & Modeling sawit berkelanjutan untuk perkebunan sawit rakyat.


LAPORAN UTAMA “Jadi dalam konsep Sawit Indonesia, tidak cukup hanya berbenah dari dalam, tetapi juga harus dikombinasikan antara perbaikan sistem dalam negeri dan Politik Perdagangan Internasional (melawan kampanye negatif),” kata Gulat. Petani sawit memang perlu dan utama untuk dikedepankan baik dalam sektor hulu dan hilir tapi akan sia-sia jika CPO kita tidak laku di pasar internasional karena boikot dan berbagai hal lainnya. “Ingat, 70% CPO kita masih tujuan eksport, loh,” tambahnya.. Perpaduan ini harus saling sinergis. Terobosan B30 telah meluluhlantakkan kesombongan asing terhadap sawit Indonesia. Indonesia hebat karena berani keluar dari zona nyaman yang selama ini selalu dengan konsep perdagangan internasional "manut". “Dengan bahasa sederhana, Presiden Jokowi bilang, CPO kita pakai sendiri." Tapi kalimat sederhana Presiden Jokowi itu, menurut Gulat merupakan pukulan hebat bagi negara importir CPO. Sebab sesungguhnya, negara-negara pengimport CPO Indonesia berharap, Indonesia cukup hanya bermain sampai di B15. “Sebenarnya ketakutan negara pengimport CPO Indonesia sudah nampak sejak 10 tahun lalu, saat masih terjadi lobi-lobi diplomatik politik perdagangan.” “Melimpahnya CPO mengakibatkan CPO kita akan dijual murah. Namun sekarang dengan B30 dan seterusnya, maka Indonesia akan menjadi saingan bagi negara pengimport CPO lainnya,” kata Gulat. “Dan di balik itu, kita juga bersyukur dengan tekanan-tekanan UE terhadap sawit Indonesia, karena dengan tekanan tersebut Indonesia semakin kaya ide dan kreatif untuk mencari solusi pemanfaatan kelapa sawit sebagai anugerah terindah dari Tuhan kepada NKRI,” imbuh Gulat. Dari data produksi CPO 2018 sejumlah 43 juta ton dengan total eksport 34,71 juta ton. Dari data ini dapat diketahui bahwa konsumsi dalam negeri berkisar 30%. Kondisi ini yang membuat negara importir CPO 'manja'. Namun dengan B30, maka konsumsi CPO dalam negeri akan semakin tinggi, yaitu

bertambah 4 juta ton. Secara total B30 akan menyerap 11 juta ton per tahun.

per Nopember 2019.

Dan menurut Gulat, jika konsumsi CPO dalam negeri berada pada angka 60%, maka negara importir CPO akan berubah menjadi 'merana'. Mereka akan kesulitan untuk berebut PO. Negara kita pantas mendapatkan harga yang harus dibayar oleh pemakai CPO luar negeri, selama ini sawit Indonesia selalu dikonotasikan dengan negatif terhadap lingkungan dengan berbagai.alasan yang tidak masuk akal. Negara-negara yang selalu ribut dengan isue lingkungan saat ini harus membayar dengan mahal Jasa Ekosistem dari Industri kelapa sawit Indonesia. Karena 51% CPO Sawit Indonesia sudah menganut keberlanjutan dalam industri kelapa sawit, sisanya masih terus berbenah dengan berbagai perbaikan. Jasa ekosistem dikategorikan menjadi empat, yaitu meliputi jasa penyediaan (provisioning), jasa pengaturan (regulating), jasa budaya (cultural), dan jasa pendukung (supporting), semuanya ini sudah terpenuhi untuk produksi CSPO Indonesia yang diperkirakan sudah mencapai 21 juta ton (RSPO dan ISPO)

Namun dari FGD yang dilakukan oleh Forum Wartawan Pertanian (FORWATAN) bersama majalah Sawit Indonesia dengan judul "Evaluasi Penyerapan CPO Bersertifikat di Pasar Global” di Kementan bulan Nopember yang lalu ketahuan bahwa produksi CPO bersertifikat RSPO per bulan Juni 2019 mencapai 7.819.243 ton, dihasilkan dari 195 pabrik kelapa sawit (PKS) bersertifikat RSPO hanya terserap pasar internasional di bawah 50% artinya terdapat oversuply yang luar biasa (tidak laku). Angka ini belum termasuk CPO bersertifikat ISPO. Secara total CPO bersertifikat Sustain Di Indonesia (CSPO global) per bulan Juni 2019 tercatat sebanyak 14.197.452 ton, dihasilkan dari 389 PKS, ini belum termasuk PKS independen. Rendahnya serapan CSPO ini menggambarkan tidak konsistennya negara-negara UE yang selalu ribut dengan isu Lingkungan. Yang harus dipahami bahwa tidak semua konsumen di Eropa mau membayar premium price bagi produk minyak sawit berkelanjutan,.mereka ingin tetap beli murah CPO kita. Siapa yang bertanggung jawab ketika CPO dengan CSPO RSPO premium price rendah peminatnya? (jss)

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

11


WAWANCARA KHUSUS 12

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

SAWIT DI MATA ISKANDAR HOESIN Pria yang pernah jadi abdi negara ini sudah kenal sawit sejak lama. Sejak menjabat Kepala Kantor Wilayah Transmigrasi RI di Aceh tahun 1988 hingga 1993.


WAWANCARA KHUSUS

S

aat pemerintah menerapkan pola perkebunan inti rakyat (PIR) dengan pola kredit koperasi primer anggota (KKPA) untuk tanamanan komoditas sawit bagi warga transmigrasi, di situlah ia melihat prospek cerah sawit ke depan. Lewat program transmigrasi yang dibuat pemerintah, tanaman komoditas sawit berkembang pesat di seluruh Indonesia. Sebab pola PIR hanya bisa didapat ketika itu lewat transmigrasi. Saat Iskandar Hoesin bertugas di Riau sebagai Kakanwil Transmigrasi, ia juga menjalin kerjasama dengan banyak perusahaan sawit saat menerima para warga transmigrasi yang dikirim pusat ke Riau. Meski kini dia telah pension, tetapi aktivitas sawitnya tidak berkurang. Ia aktif menjadi penasehat di Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Riau. Bukan itu saja, Iskandar juga dikenal sebagai Ketua DPW Partai Nasdem Riau. Akhir pekan lalu tokoh sawit Riau ini berkesempatan menerima kru Majalah Sawit untuk sebuah wawancara khusus. Berikut petikannya; Majalah Sawit: Mengapa sejak awal bertugas dulu Anda tertarik pada tanaman sawit? Iskandar Hoesin: Tanaman sawit ini merupakan tanaman komoditas yang efektif dalam hal mengangkat perekonomian pelaku usahanya. Baik dari segi harga, waktu atau masa tanam dan juga biaya lebih rendah dibanding jenis tanaman pangan lainnya. Dan pola PIR juga membuat orang jadi berminat untuk ikut program transmigrasi sehingga program transmigrasinya sukses begitu juga ekonomi mereka. Majalah Sawit: Bisa diceritakan saat Anda pindah tugas pertama kali ke Riau? Iskandar Hoesin: Saat saya pindah ke sini (Riau) 1993 kebun sawit juga sudah ada. Tapi belum banyak diusahakan orang. Lewat program transmigrasi ke Riau dengan pola PIR, maka di situlah sawit mulai berkembang pesat. Majalah Sawit: Apa peran Anda sebagai Kakanwil Transmigrasi ketika itu terkait tanaman sawit?

Iskandar Hoesin: Pertama, menjalin kerjasama dengan perusahaan sawit yang ada dan menyosialisasikan pola PIR ini. Perusahaan inti itu antara lain PTPN V, Indo Sawit, Ivo Mas dan lainnya. Ternyata perusahaan setuju karena mereka terbantu pola ini yang membuat mereka tidak susah mendapatkan sumberdaya manusia karena warga trans bisa menjadi tenaga kerja mereka.

Kedua, kami berperan mendatangkan transmigrasi bisa sebagai tenaga kerja investor. Mereka tidak lagi mendatangkan buruh. Ada saling sinergi. Transmigrasi juga punya kebun sendiri. Masing-masing dapat dua hektar sawit, setengah hektar pekarangan. Majalah Sawit: Apa keuntungan ikut pola PIR ini? Iskandar Hoesin: Warga jadi punya lahan

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

13


WAWANCARA KHUSUS di perkebunan inti. Sistemnya lahan perkebunan besar HGU-nya ditanam tanaman inti hanya 20 persen, 80 persen dapat oleh warga yang ikut program transmigrasi. Majalah Sawit: Bagaimana perkembangannya? Iskandar Hoesin: Dalam perjalanannya pola PIR ini terus berkembang. Bahkan ketika tanaman pangan selain sawit gagal, maka diganti tanaman sawit. Seperti di Telukkuantan, Logas dijadikan sawit pola PIR dan KKPA. Perekaonomian warga sekitar jadi meningkat. Jalan-jalan poros di lokasi transmigrasi terbuka dibuat pemerintah termasuk jembatan, goronggorong, perumahan warga. PIR ini berkembang pesat. Tapi kalau murni perkebunan seperti di Sumatera Utara, maka ekonomi wilayah sekitar tak berkembang. Pola transmigrasi mengangkat ekonomi warga sekitar contoh. di Bagan Batu, Ujung Batu, Kempas Jaya, Rimbo Melintang jadi daerah berkembang karena sawit. Bukan hanya jadi pusat kecamatan, bahkan Pasirpangaraian jadi pusat ibu kota kabupaten. Dulu itu mulanya terbuka dan berkembang karena adanya pola transmigrasi ini. Dengan pola tanaman sawit. Majalah Sawit: Bentuk kerjasama dengan perusahaan? Iskandar Hoesin: Kami yang buat prasarana. Dia hanya buat placemen lahan inti dan lahan PIR. Pola tanaman pangan yang banyak berhasil itu sawit. Jenis tanaman pangan lain durasi waktu panennya lebih lama dan biaya tinggi. Sedang tanaman sawit lebih cepat dan efektif. Majalah Sawit: Ada kendala? Iskansar Hoesin: Kendala teknis tak terlalu. Cuma kendala psikologis. Orang lokal (tempatan) biasanya malu ikut program transmigrasi. Baik di Aceh maupun di Riau. Akhirnya orang luar yang datang dan meningkat ekonominya dengan menjadi petani dan pelaku usaha sawit. Majalah Sawit: Bagaimana ke depan prospek tanaman sawit ini?

14

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


WAWANCARA KHUSUS

Tanaman sawit sejak zaman Belanda itu sudah diketahui Eropa dan tahu menguntungkan. Sawit hanya bisa hidup di negeri khatulistiwa seperti Indonesia. Iskandar Hoesin: Tanaman sawit sejak zaman Belanda itu sudah diketahui Eropa dan tahu menguntungkan. Sawit hanya bisa hidup di negeri khatulistiwa seperti Indonesia. Orang asing khawatir terhadap sawit karena biaya produk minyak nabati mereka lebih mahal dibanding sawit. Fluktuasi harga itu tajam itu biasa. Bisa realisasikan minyak bio solar jenis B30 saja sudah hebat karena sudah menyerap 9 juta ton keperluan dalam negeri. Ekspor berkurang karena terserap di dalam negeri. Ketergantungan pasar luar jadi berkurang.

Majalah Sawit: Sebagai penasehat Apkasindo apa persoalan yang anda hadapi? Iskandar Hoesin: Saya melihat persoalan anggota Apkasindo adalah masalah sertifikat lahan. Petani mandiri tak punya sertifikat. Karena lahannya statusnya masih kawasan hutan. Jadi legalitasnya tak ada. Sedang transmigrasi ada legalnya. KKPA dapat subsidi replanting. Sedang petani mandiri tidak. Apa-apa program subsidi pemerintah tidak bisa mereka dapatkan. Majalah Sawit: Lalu apa solusinya? Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

15


WAWANCARA KHUSUS

Iskandar Hoesin: Harus ada pemutihan kawasan hutan bila sudah ada lahan sawit bertahun di sana dari departeman kehutanan. Kami sudah melakukan upaya ke arah itu dengan menemui dan berdiskusi dengan Dephut. Pihak Dephut bersedia dan saat ini sedang diinventarisasi mana saja petani mandiri. Janjinya akan diputihkan dengan syarat itu bukan taman nasional. Majalah Sawit: Ada kendala lain? Iskandar Hoesin: Ya ada. Terutama petani mandiri. Adanya aturan penerapan ISPO bila diterapkan ke petani mandiri ini tarifnya mahal. Parahnya lagi kalau kawasannya itu di hutan, maka ketika TBS dijual ke PKS harganya bisa ditekan oleh perusahaan pembeli. Yang harga normal biasanya hanya untuk petani PIR karena dianggap punya legalitas. Apakasindo harus memperjuangkan lahan petani mandiri.

16

Jumlahnya petani mandiri ini cukup banyak hingga 56 persen. Majalah Sawit: Harapan ke depan? Iskandar Hoesin: Harapannya petani mandiri bisa mendapat legalitas seperti petani PIR. Kalau PIR dapat dana replanting dari perusahaan inti. Luas lahan sawit kita terluas di Indonesia. Tapi replanting sedikit karena petani mandiri tidak dapat subsidi dana replanting. Minyak goreng saja kita impor dari Malaysia. Sebab yang kita ekspor CPO saja. Padahal ada banyak produk turunan dari sawit. Kalau sawit dimusuhi asing karena sawit memang hanya tumbuh di negeri khatulistiwa seperti Indonesia. Eropa khawatir karena produk biaya minyak kedelai, bunga matahari mereka lebih mahal dibanding cost produksi sawit. Harga produksi minyak dari sawit jauh lebih rendah dibanding mereka. Harga jual 1 kilogram selisih jauh. (*)

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


XX XXX

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

17


GAPKI RIAU

Kapolda Majukan Sektor Ekonomi dengan Sawit

18

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

Asosiasi perkebunan kelapa sawit di antaranya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), Apkasindo dan Aspekpir menggelar silaturahmi dengan Porkopindo Riau. Acara yang digelar Kamis (19/11/19) ini langsung dihadiri Kapolda Riau dan Wakapolda Riau.


GAPKI RIAU Turut hadir dalam acara tersebut Dewan Pembina Gapki Riau, Dr Ir Hinsatopa Simatupang, Ketua Plt Gapki Riau, Hartono, Ketua DPW Apkasindo, Gulat Manurung, Ketua DPP Apkasindo Riau, Santa Buana, Ketua Aspekpir, Setiono dan jajaran pengurus masing masing Asosiasi perkebunan sawit. Himsatopa Dewan Pembina Gapki Riau kepada wartawan, Kamis (19/12) mengatakan, saat ini 2.4 juta kebun sawit dan yang sudah tergabung ke Aspekpir hanya 144 hektar sementara yang masuk anggota Apkasindo belum 10 persen. Begitu juga perusahaan yang tergabung dengan Gapki hanya 64 perusahaan. “Sedikit sedih juga melihat banyak yang belum memiliki kesadaran untuk bergabung dalam organisasi yang ada, karena apa yang diperjuangkan organisasi ini menguntungkan semua petani dan perusahan sawit. Sehingga kita butuh dukungan semua pihak terkhusus Kapolda Riau, apalagi 2020 diharapkan Riau bisa zero fire dan perusahan dan petani sawit lain bersatu dan sama sama memperjuangkan Riau jauh dari Karhutla,” ungkapnya. Ditempat yang sama Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi SH Sik Msi mengatakan, selama ini karhutla di Riau dipicu karena keberadaan sawit. Sementara itu, katanya persepsi itu harus dibuang karena sawit bukan sumber

masalah terhadap kebakaran hutan lahan sementara tanpa disadari sektor ekonomi yang sangat menguntungkan saat ini adalah sawit. “Sebenarnya saya ingin menginformasikan keprihatinan terhadap kebun sawit sementara banyak yang mengambil keuntungan dari sawit. Untuk itu bagaimana kedepannya bisa mengelola kebun sawit dengan baik tentunya cara yang baik juga, karena kita tahu ekonomi masysrakat Riau saat ini banyak bergantung pada sawit, “ jelasnya. Katanya seperti diketahui kebun Indonesia merupakan kebun terluas bahkan lebih luas dari Malaysia tapi kenapa harga sawit kita masih ditentukan oleh Malaysia. “Ini

tantangan bagi kita dalam perspektif ekonomi dimana CPO merupakan minyak terbarukan dimana kita sedang menghadapi persaingan global sehingga kita harus bersatu padu untuk bisa berkontribusi seperti saat ini kepolisian ingin memberantas ninja sawit, harga sawit yang suka dipermainkan dan kebocoran minyak sawit disepanjang jalan,” jelasnya . Acara silaturahmi ini juga diisi dengan diskusi antara Kapolda dan ketua ketua asosiasi dan mencari sama sama jalan keluarnya. Terkhusus soal tumpang tindih lahan begitu juga permasalahan perizinan yang belum sepenuhnya digunakan. Diskusi Ini juga menyinggung masalah pajak PBB yang cenderung menurun dan perlu segera diselesaikan. (lin)

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

19


GAPKI RIAU Setiap perusahaan perkebunan sawit memiliki kewajiban dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, sebagaimana diatur dalam PP No. 4 Tahun 2001.

Gapki dan Kapolda Riau Siap Atasi Karhutla 2020

M

enghadapi Kemarau panjang yang diprediksi tahun 2020 ini, Gabungan Perusahan Kepala Sawit Indonesia Cabang Riau, Kepolisian Daerah (Polda) Riau memaksimalkan upaya dalam rangka mengantisipasi terjadinya Kebakaran Lahan dan Hutan (Karhutla). Selain mengoptimalkan penegakkan hukum terhadap pelaku pembakar lahan perorangan hingga perusahaan, Polda Riau juga memaksimalkan upaya sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak melakukan pembakaran lahan maupun hutan. Tidak cukup sampai disitu saja, Polda Riau juga merangkul Asosiasi Perkebunan Kelapa Sawit di Negeri Lancang Kuning, yang notabene punya andil besar untuk turut bersama-sama mencegah Karhutla, terutama di 2020 mendatang. Bahkan Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi turut hadir dalam acara yang diselenggarakan Asosiasi Perkebunan Kelapa Sawit Riau. Kehadiran jenderal bintang dua tersebut mengisyaratkan bahwa kepolisian terus melebarkan koordinasinya untuk memaksimalkan pencegahan Karhutla di Riau, termasuk kepada asosiasi ini yang menaungi usaha perkebunan sawit yang menjadi komoditi unggulan di Riau. Selain Irjen Agung, acara yang bertema Asosiasi Perkebunan Kelapa Sawit Peduli Masyarakat Riau tersebut juga dihadiri sejumlah pejabat utama Polda Riau serta

20

pihak penyelenggara, diantaranya Gapki, Apkasindo dan Aspekpir. Acara ini juga diharapkan memberi dampak positif, sehingga pencegahan terjadinya Karhutla tidak hanya bergantung pada pemerintah, TNI dan Polri saja, melainkan masyarakat hingga asosiasi perkebunan juga dilibatkan untuk bersama-sama melakukan pencegahan dini. Dalam acara tersebut, Gapki Riau memberikan bantuan 10 unit alat pemadam kebakaran untuk digunakan personel Polda Riau dalam pemadaman api di area Karhutla. Meski baru menjabat sebagai Kapolda Riau, Irjen Agung terbukti sukses dalam pencegahan Karhutla, dengan metode sosialisasi kepada masyarakat dan stakeholder lainnya hingga langkah penegakkan hukum. Bahkan belum lama ini, sederet perusahaan ditetapkan menjadi tersangka kasus kebakaran lahan. Ditetapkannya beberapa perusahaan sebagai tersangka Karhutla oleh Polda Riau tak ayal membuat banyak pihak memberikan apresiasi kepada kepolisian. Belum lagi kasus Karhutla perorangan yang terus diproses, sehingga ampuh mencegah Karhutla berulang. Plt Gapki Riau, Hartono menegaskan, pihaknya selalu mengingatkan anggotanya untuk waspada kemungkinan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

Hartono mengatakan, salah satu upaya membuat Riau dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yakni dengan mempersiapkan diri sedini mungkin sebelum masuk musim kemarau. "Kita mengajak anggota yang tergabung di Gapki agar mempersiapakn diri dari sekarang sebelum masuk musim kemarau. Tujuannya agar pencegahan karhutla bisa dilakukan dengan baik,” ucapnya. Hartono juga mengatakan, Gapki mendukung penuh upaya pemerintah dalam melakukan pencegahan karhutla di Provinsi Riau. Pencegahan masih menjadi opsi utama yang dinilai lebih baik ketimbang melakukan pemadaman. “Ini melibatkan berbagai pihak. Kita ingin pengusaha sawit yang tergabung dalam Gapki sudah siap sebelum waktunya,” pintanya. Selain membentuk, melatih dan melengkapi para satgas pemadam kebakaran hutan dan lahan ini, perusahaan kelapa sawit juga membantu membangun sejumlah komunitas seperti Petani Peduli Api, Masyaraka Peduli Api di sekitar perkebunan mereka. Upaya itu dimaksudkan untuk memudahkan sosialisasi, pembinaaan dan pengadaan prasarana dan sarana untuk memerangi api. “Persoalan kebakaran ini adalah masalah kita semua dan kami berkomitmen untuk all out membantu pemerintah mengatasi kebakaran lahan, termasuk jika kebakaran lahan itu terjadi di lahan masyarakat,” katanya. Selama ini, sektor perkebunan kelapa sawit kerap menjadi sorotan setiap terjadi kebakaran lahan termasuk kebakaran yang terjadi di Provinsi Riau. Upaya mencegah dan memadamkan kebakaran hanya di area konsesi perusahaan, dinilai tidak cukup. Untuk itu, perusahaan perkebunan kelapa sawit juga harus proaktif mencegah dan memadamkan kebakaran di lahan masyarakat. Kewaspadaan dan kesiap-siagaan perusahaan sawit dalam mencegah terjadinya kebakaran, harus terus ditingkatkan. Apalagi, saat memasuki musim kemarau yang lebih rentan munculnya titik api. (lin)


GAPKI RIAU

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

21


22

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

23


Kembangkan Potensi Petani Sawit

Wilmar Gelar Hari Petani PT Siak Prima Sakti (SPS) dari grup Wilmar menggelar program tahunan Hari Petani Wilmar (Wilmar Farmer’s Day) untuk meningkatkan kemampuan petani sawit swadaya dalam mengelola kebun dan meningkatkan produktivitasnya. Program tersebut berisikan penyuluhan penerapan praktik terbaik budi daya sawit serta praktik lapangan.

Kehadiran pendampingan ini diapresiasi oleh Ketua Koperasi Tinera Jaya Suhailis. Dia mengemukakan pendampingan ini memberikan tambahan informasi dan pengetahuan kepada petani mengenai cara berkebun yang lebih profesional, termasuk administrasi dan perencanaannya.

Manager Humas & Human Resource Siak Prima Sakti Beni Safari mengemukakan bahwa pendampingan para petani mitra perusahaan tidak berhenti pada tahap perolehan sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) saja. Alih-alih demikian, pendampingan juga dilanjutkan dengan program pendampingan petani swadaya dalam budi daya yang digelar secara rutin.

sesuai kebutuhan tanaman. Petani perlu mengadopsi metode dan teknik terbaik untuk meningkatkan hasil panen,” ujar Beni baru baru ini.

“Selama ini, petani berkebun dengan cara konvensional, padahal untuk memperoleh hasil yang lebih baik, petani perlu melakukan terobosan,” kata Suhailis.

Hari Petani Wilmar sendiri digelar pada 14-15 Januari 2020 di wilayah dua koperasi petani mitra Wilmar di Kabupaten Siak, Riau, yaitu Koperasi Sekato Jaya Lestari dan Tinera Jaya. Kedua koperasi tersebut juga bergerak juga di bawah pendampingan PT Permodalan Siak (Persi) yang merupakan badan usaha milik Pemerintah Kabupaten Siak.

Senada dengan Suhailis, Ketua Koperasi Sekato Jaya Lestari Joarsa mengharapkan cara berkebun yang baik dan benar akan berujung pada peningkatan produktivitas sawit sehingga berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani.

“Perusahaan juga memberikan rekomendasi pemupukan sebagai pedoman bagi petani dalam menentukan dosis dan aplikasi yang tepat

24

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

“Sampai saat ini, masih ada produktivitas kebun sawit yang rendah sehingga memerlukan pendampingan,” tuturnya. (*)


Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

25


26

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 14 Tahun 2019


PERAN AKUPUNKTUR MEDIK PADA PELAYANAN KESEHATAN Oleh Dr. Rinesia Dwiputri, Sp.Ak. Dokter Spesialis Akupunktur Medik RS Awal Bros Pekanbaru

Terapi akupunktur medik dapat menjadi pilihan untuk mengobati berbagai penyakit yang berhubungan dengan saraf, endokrin (hormonal) dan imunitas, sehingga akupunktur medik tidak hanya digunakan untuk menghilangkan berbagai rasa nyeri seperti nyeri pada kepala, lutut, pinggang, bahu dan lainnya, terutama untuk pasien-pasien yang memiliki alergi obat. Selain itu, akupunktur merupakan tindakan yang relatif aman dengan sedikit efek samping. Terapi akupuntur telah dikenal sejak 4000 sampai 5000 tahun lalu di Cina. Akupunktur berasal dari kata acus (jarum) dan punctura (tusuk) yang merupakan terapi dengan menusuk titik tertentu pada tubuh dengan berbagai jenis jarum dan manipulasi. Kini dengan melihat banyak manfaat dan keamanannya, akupunktur telah menyebar ke berbagai negara dan telah diakui oleh World Health Organitation (WHO) dengan mengintegrasikan ilmu akupunktur kedalam ilmu kedokteran konvensional. Akupunktur terbagi dua, yaitu akupunktur medik dan akupunktur tradisional. Akupunktur medik merupakan ilmu pengobatan konvensional yang dilakukan oleh tenaga medis, yaitu dokter spesialis akupunktur medik dan dokter umum yang telah kursus akupunktur medik. Sedangkan akupunktur tradisional merupakan pengobatan tradisional komplementer dan dapat dilakukan oleh tenaga selain medis dan paramedis. Akupunktur medik adalah cabang ilmu kedokteran berupa perangsangan pada titik tertentu di permukaan tubuh berlandaskan pada ilmu biomedik dan berbasis bukti klinis dalam upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative dan paliatif. Lokasi titik pada akupunktur medik berdasarkan neuroanatomical landmark, selain itu, penjelasan ilmiah mekanisme kerja rangsang akupunktur juga berlandaskan ilmu biomedis. Diantara kedua jenis akupuntur terse-

but, terletak perbedaan mendasar pada akupunktur medik. Yakni sudah tidak berkonsep pada yin/yang dan sirkulasi qi. Tetapi berdasar dari stimulasi sistem saraf, dimana dalam aksi nya meliputi akson, segmental, neuromodulasi extrasegmen, serta sistem sentral. Pengobatan akupunktur medik dilakukan berdasarkan diagnosa medis pasien. Pemilihan kombinasi titik akupunktur dan target terapi merupakan hasil dari kajian berbagai penelitian. Saat ini pun sudah terdapat berbagai macam modalitas akupunktur selain menggunakan jarum, yaitu dengan elektro akupunktur, laserpunktur, sonopunktur, akupunktur tanam benang dan farmakopunktur. Penggunaan modalitas tergantung dengan keadaan pasien dan kontraindikasi dari setiap pasien. Ketika jarum akupunktur ditusukkan ke dalam kulit dan dilakukan perangsangan seperti memutar-mutar jarum sehingga terjadi efek fisiologis yaitu efek lokal, segmental serta sentral. Hal tersebut akan mengaktifkan berbagai molekul sinyal spesifik yang akan mempengaruhi berbagai fungsi sel yang memiliki reseptor spesifik dalam fungsi neuro-endokrin-imun. Selain untuk nyeri, akupunktur medik juga dapat mengobati atau mengendalikan berbagai kondisi medis, yaitu kelainan sistem muskulo skeletal (frozen shoulder, low back pain, osteo artritis genu, dll), kelainan sistem saraf (bell’s palsy, tik fasial, stroke, neuropati perifer,trigeminal neuralgia, vertigo,dll), kelainan sistem

kardiovaskuler dan respiratorius (hipertensi, asma,dll), kelainan sistem pencernaan (mual,muntah, dyspepsia (mag),dll), kelainan sistem urogenital (dismenore (nyeri haid), mual muntah pada kehamilan, infertilitas (kesuburan), retensi urin, inkontinensia urin, sindrom klimaterik,dll), kelainan lain (alergi, rinitis alergi, tinitus, insomnia (gangguan tidur) diabetes melitus, obesitas, kerontokan dan kebotakan, adiksi, peningkatan stamina, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan produksi ASI, keluhan post kemoterapi), gangguan tumbuh kembang anak seperti cerebral palsy, hiperaktif, gangguan konsentrasi. Selain untuk penyakit, akupunktur juga bisa untuk kecantikan seperti jerawat, kerutan, flek atau hiper pigmentasi, kantong mata. Efek samping yang dapat terjadi pada tindakan akupunktur adalah nyeri, pendarahan, tertusuknya organ dalam, tertusuknya arteri, syok dan jarum tidak bisa dicabut, bengkok atau patah. Tetapi ini sangat jarang terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya sebelum akupunktur, pasien makan terlebih dahulu. Sementara untuk yang pertama kali akupunktur sebaiknya dilakukan pada posisi berbaring. Terpenting, alat yang digunakan harus steril dan dilakukan oleh tenaga profesional. Untuk informasi dan pelayanan lebih lanjut dengan tenaga medis professional spesialis akupunktur, dapat mengunjungi Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru atau di Customer Care 08117510599.

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

27


PT KTU Jadi Percontohan

BIMTEK SOAL GAMBUT Maraknya kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Indonesia terutama Sumatera dan Kalimantan yang notabennya adalah kawasan gambut yang menyebabkan terjadinnya kerusakan ekologis, ekonomi dan kesehatan. Karena itu Badan Restorasi Gambut (BRG) dan peserta Bimtek untuk mendatangi PT Kimia Tirta Utama anak perusahaan Astra Agro Lestari sebagai percontohan pengelolaan Gambut yang baik. Kepala Administratur PT Kimia Tirta Utama (KTU), Ahmad Zulkarnain mengatakan, kunjungan tersebut merupakan bagian dari kegiatan penelitian yang bekerja sama dengan Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut yang berkaitan dengan penataan

air gambut. Selain itu, katanya salah satu tujuan Bimtek tersebut adalah bagaimana mengelola gambut dgn baik dan benar agar soil moisture tanah gambut terjaga sehingga tidak mudah terbakar dan juga mewujudkan program Riau hijau dan bermartabat.

“Kunjungan ini merupakan kehormatan bagi kita dari PT KTU karena selama ini sangat konsisten dalam pengelolaan Gambut terlebih lagi Badan Restorasi Gambut (BRG) bertugas mengkoordinasi dan memfasilitasi restorasi gambut pada 7 (tujuh) provinsi, yaitu Riau, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua menjadi kehormatan BRG memilih PT KTU sebagai lokasi percontohan tentang tata pengelolaan Gambut baik,� jelas Zulkarnain. Katanya lagi, selama ini PT KTU memiliki dan memahami Konservasi Lahan Gambut dimana perusahaan tidak ada membuka lahan gambut berapapun kedalamannya, menerapkan praktik pengelolaan terbaik di perkebunan kelapa sawit dan selalu melakukan kolaborasi dengan pemangku kepentingan. “Kami tetap komit untuk terus menjaga dan mengelola kawasan gambut dengan baik tentunya ini sesuai dengan visi misi kami, dimana PT KTU sendiri memiliki visi ingin menjadi perusahaan Agribisnis yang berkelanjutan paling produktif dan inovatif di dunia serta ingin meencapai visi menjadi panutan dan berkonstribusi dalam pembangunan dan kesejahtraan bangsa dengan tidak mengabaikan pengelolaan lahan gambut dengan baik yang berada dilokasi kebun kami,� ungkapnya. Seperti diketahui lanjut Zulkarnain, lokasi perkebunan PT KTU terletak di 3 wilayah kecamatan yakni, Kecamatan Koto

28

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


Gasib, Kecamatan sungai Mandau dan kecamatan Tualang yang sebagiannya berada di kawasan Gambut. Karena hal ini tentunya kami tidak mengabaikan pengelolaan lahan gambut ini dengan serius. “Kami tidak ingin kebakaran terbesar yang terjadi tahun 1997 dan terulang kembali pada tahun 2015, mengakibatkan kerugian yang besar dan berdampak luas hingga mancanegara. Karena ini kami sudah memiliki alat alat pemadam kebakaran sendiri sesuai dengan peraturan Permentan. Karena itu kami membawa perserta Bimtek kebeberapa lokasi gambut kita dalam rangka pencegahan Karhula seperti ketersedian menara pemantau, embung, sekat kanal dan alat alat pemadam kebakaran lain yang tercanggih,� tuturnya. Ditempat yang sama Dermawati Sihite SH MH dari BRG yang juga salah satu pemateri dari Bimtek ini sendiri mengatakan, Pelaksanaan kegiatan supervisi dalam konstruksi,

operasi, dan pemeliharaan infrastruktur di lahan konsesi mengacu pada peraturan perundang-undangan dan peraturan teknis lainnya dimana salah satu bentuk kegiatan supervisi melalui bimbingan teknis (Bimtek) kepada penanggungjawab usaha/kegiatan (konsesi) yang berada di lahan gambut seperti perkebunan, hutan tanaman Industri (HTI) dan lain-lain. Karena itu katanya, setelah mendapatkan teori dari beberapa pemateri, peserta Bimtek ini kita aja turun langsung untuk melihat kepalangan seperti apa pengelolaan gambut yang baik seperti apa yang sudah dilakukan PT KTU selama ini.

pengaturan bangunan air dan infrastruktur yang dibangun di lahan gambut lainnya yang terdapat di areal konsesi dan kita cukup puas karena setelah turun langsung ke PT KTU para perserta Bimtek bisa bertanya langsung bagaiamana tata cara pengelolan gambut yang baik tersebut,� ulas Ema. (lin)

“BRG melalui Kedeputian Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan bersama Kelompok Ahli BRG telah menyusun instrumen Bimtek supervisi restorasi gambut di areal konsesi. Instrumen tersebut berisikan tata cara dan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan untuk mengatur tata kelola air termasuk

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

29


Bersinergi dengan Pemda

PT KTU Dukung Program Siaga Bencana Alam dan Implementasi Dasboard Lancang Kuning

M

emasuki penghujung Tahun 2019, sejumlah daerah-daerah di Indonesia yang telah terpetakan rentan akan terjadinya bencana, diminta untuk berbenah guna menghadapi terjadinya risiko bencana. Untuk mengantisipasi bencana alam di tahun 2020 tersebut, Pemerintah Kabupaten Siak bersama Forum Koordinasi Pemerintah Daerah (Forkopimda) melaksanakan apel Apel Siaga Bencana, Penanggulangan Bencana Banjir longsor serta antisipasi Karhutla Tahun 2020 Tingkat Kabupaten Siak. Dalam rangka mitigasi bencana di daerah dimaksud, pemerintah melalui BNPB telah mengusulkan instruksi presiden yang mewajibkan setiap daerah, yang tidak terkecuali ditempat kita di Kabupaten Siak, agar segera memiliki rencana kedaruratan jelas dan kuat. Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Siak AKBP Doddy F.Sanjaya, Saat menyampaikan amanat pada apel Siaga Bencana, yang dilaksanakan di depan lapangan Istana Siak. “Resiko bencana tersebut kita maklumi

30

terjadi, dikarenakan perkiraan iklim dan cuaca pergantian tahun yang identik dengan bencana hidrometeorologi, yang didahului dengan terjadinya banjir dan longsor di beberapa daerah sejak November 2019. Dimana sejumlah daerah lain di Indonesia juga telah menegaskan status siaga untuk menghadapi bencana tersebut”, ucap Doddy. Kesiagaan yang dimaksud adalah, mensosialisasikan risiko bencana kepada masyarakat, pemetaan daerah bencana, menyiapkan posko dan logistik dan dana kedaruratan, hingga pelaksanaan simulasi bencana. “Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), telah mewanti-wanti akan tingginya potensi bencana yang mengintai Provinsi Riau dalam beberapa tahun ini, seperti kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dan banjir”, tuturnya. Oleh karena itu, Masyarakat di kampung – kampung rawan bencana perlu kiranya dilatih oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) maupun Lembaga dan instansi terkait lainnya,

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

untuk mengenali tanda-tanda bencana alam. Seperti, akan terjadinya longsor, banjir dan bencana kebakaran hutan dan lahan”, jelas Kapolres Siak itu. Selain itu, untuk Siaga terhadap bencana, Pemerintah pusat akan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) yang mewajibkan daerah menyusun rencana kedaruratan (Contigency Plan). Dimana Inpres itu diharapkan dapat mengoptimalkan mitigasi bencana di beberapa daerah. “Inpres tersebut nantinya mewajibkan daerah untuk menyusun rencana cadangan penanggulangan bencana yang meliputi situasi dan kondisi pra, saat, dan pasca bencana. Beberapa ancaman bencana tersebut antara lain bencana geologi, vulkanologi, hidrometeorologi, limbah industri, hingga kegagalan teknologi”, kata Doddy. Selain itu pemerintah daerah juga berkewajiban untuk menyiapkan dana tanggap darurat sementara untuk bencana, agar saat terjadi bencana yang tidak kita


inginkan, pertolongan pertama bisa dilakukan oleh daerah tanpa harus menunggu bantuan dari pusat terlebih dahulu termasuk Bencana Karhutla. Menurut perkiraan, Riau akan menemui kemarau panjang lebih Cepat ditahun depan. Kapolres Siak, AKBP Dodi Ferdinan Sanjaya menuturkan pada sambutan nya bahwa Riau Bebas Api tahun 2020. “Artinya kita akan terus berupaya agar itu terwujud, walaupun kita tahu kita tidak bisa melawan alam, tegasnya. “Mulai dari sekarang kita sudah mempersiapkan diri dengan menginventarisir segala kendala, permasalahan yang kita hadapi bersama dan mencarikan solusi jalan keluar nya bersama, tambahnya. Dikatakannya, Bupati juga akan mengundang seluruh seluruh Camat lurah termasuk juga Kapolsek untuk duduk bersama-sama menyamakan visi misi dalam menangani Karhutla menuju Riau Bebas Api tahun 2020. Secara umum perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah kabupaten Siak cukup mendukung untuk kegiatan penanggulangan Karhutla. Kapolres menghimbau khususnya untuk perusahaan agar lebih memaksimalkan lagi sdm-nya dan peralatannya maupun rekayasa di lahannya seperti pengadaan bendungan, embung serta kanal-kanal untuk biar ada ketersediaan air, persiapan apabila terjadi panas yang berkepanjangan. “Harapan kita semua sama di tahun tahun mendatang tidak ada lagi yang namanya bencana asap yang disebabkan karhutla, ucapnya. Untuk mengantisipasi terjadinya Karhutla Polres Siak, TNI, Pemkab Siak , BNPB, BBPD, SATPOL PP, Perusahaan dan unsur terkait melakukan berbagai persiapan sebagai upaya antisipasi terjadinya Karhutla bertempat di halaman Polsek Koto Gasib, dilaksanakan simulasi penanganan Karhutla.

rawan kebakaran dan bagaimana cara memadamkan, menjaga lingkungan dari kebakaran.

ke semua wilayah di Riau.

Simulasi penanganan Karhutla dilakukan oleh Kapolsek Koto Gasib dibantu Bhabinsa se Kecamatan Koto Gasib, Damkar Kecamatan Koto Gasib, Damkar Dari PT Kimia Tirta Utama , dan Masyarakat Peduli Api Kecamatan Koto Gasib. Simulasi dimulai dari temuan Hot Spot dan dilakukan pengecekan oleh Bhabinkamtibmas, Babinsa dan masyarakat peduli api sampai api dipadamkan dengan bantuan Damkar Pemkab dan Damkar Perusahaan terdekat hingga dilakukan Proses penyidikan oleh kepolisian. Administratur PT. Kimia Tirta Utama Achmad Zulkarnain menyampaikan pihak Perusahaan selalu aktif turut serta dalam rangka pencegahan maupun penanggulangan kebakaran, sudah menjadi komitmen kami bahwa untuk mewujudkan Riau bebas asap butuh kerja sama semua pihak, Kebijakan Keberlanjutan Astra Agro merupakan refleksi dari upaya kami yang berkesinambungan dalam penerapan praktik-praktik terintegrasi melalui konservasi keanekaragaman hayati, tanah dan air, pengurangan gas rumah kaca serta memastikan kondisi yang aman dan stabil bagi seluruh karyawan dan masyarakat sekitar. Kami akan melindungi hutan, lahan gambut, Hak Asasi Manusia (HAM) dan bekerjasama dengan petani, organisasi non-pemerintahan serta pemangku kepentingan lainnya untuk melaksakan prinsip-prinsip keberlanjutan. Pemerintah Provinsi Riau dan Kapolda juga sudah menggunakan Aplikasi Tehnologi yang di namakan Dasboard Lancang Kuning , dan tehnologi ini bisa di implementasikan

Dashboard Lancang Kuning memanfaatkan empat satelit yang ada yaitu Satelit Tera, Nora, Lapa dan Aqua.Satelit yang selama ini hanya digunakan untuk memantau lokasi titik api, saat ini bisa untuk mempermudah mengarahkan jajaran Polda Riau dalam memadamkan api di lapangan. Dari hasil pantauan ini, kapolres-kapolres melakukan penanganan, yang merah kami prioritaskan ,Langkah-langkah penanganan yang dilakukan oleh anggota dilaporkan kembali. Apa yang anggota lakukan di lapangan, setelah Polda kasih tahu titiknya ada di sini, mengirimkan laporan kembali bersama foto kegiatan. Dari satelit ini bisa diketahui posisi anggota waktu laporan, apakah betul-betul di lapangan atau tidak. Teknologi Dashboard Lancang Kuning ini masih dalam tahap pengembangan. Ke depan, inovasi teknologi ini bisa mengetahui lokasi kanal, embung atau sungai yang terdekat dari titik api sehingga bisa mempercepat dalam upaya memadamkan api.Dengan begitu masalah karhutla ke depan bisa dicegah.Kapolda Riau menerangkan teknologi ini dinamakan Lancang Kuning yang berarti perahu layar. Itulah filosofi kapal layar yang artinya jika kami (fokus) pada satu titik dengan semangat yang sama, walaupun malam hari, ada badai, kami akan tetap sampai tujuan. Karena kebakaran ini bukan sejak provinsi ini ada, ini kan baru beberapa tahun belakangan ini. Pak Gubernur minta kita bisa berwisata melihat langit biru. Itu harus dengan usaha keras supaya kita bisa melihat langit biru di Riau,� kata Kapolda . (*)

Upaya Preventif juga sudah di lakukan oleh Camat , Kapolsek dan PT Kimia Tirta Utama yang mengadakan training dan sosialisasi terhadap Masyarakat Peduli Api ( MPA ), pengenalan jenis alat dan fungsi pemadaman, titik sport api dan pelaporan, bertempat di PT. KTU perserta MPA di beri pelatihan oleh Kapolsek Koto Gasib dan Administratur PT. KTU , mengenai jenis lahan gambut dan mineral yang Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

31


APKASINDO

Gulat: Perubahan Iklim Diperburuk

EFEK PEMANASAN GLOBAL

Kebakar Hutan dan Lahan kayaknya tidak cocok disematkan khusus untuk kebakaran di Australia, tapi lebih tepat disebut dengan kebakaran Hutan, Lahan, Satwa, dan Pemukiman penduduk. Apkasindo (Asosiasi PetaninKelapa Sawit Indonesia) cukup bersimpati dengan kejadian ini. Memang menurut beberpa sumber berita dikatakan bahwa kebakaran kali ini kebakaran yang terparah dan ter ekstrim di Australia. Kebakaran hutan yang telah merusak Australia yg telah merenggut 24 nyawa dan menghancurkan hampir 2.000 rumah di Australia. Kebakaran hutan yang terjadi di Australia menyebabkan musnahnya habitat hewan-hewan liar asli Australia seperti kanguru, koala, burung, reptil, dan lain-lain. Sebagian besar hewan-hewan itu mati akibat kebakaran hutan dan sebagian lagi tersesat masuk kepemukiman penduduk.

“Kaitan antara kebakaran hutan dan perubahan iklim menjadi konsumsi politis pada 10 tahun terakhir, tetapi sesungguhnya perubahan iklim yang ekstrim telah menjadi penyebab bencana-bencana alam yang belum pernah terjadi sebelumnya,� ujar Gulat.

“Dari berbagai sumber data bahwa kebakaran kali ini cukup mengerikan, seperti yang terjadi saat kebakaran Amazon 2019. Kebakaran hutan dan lahan akan melepaskan karbon dioksida, gas rumah kaca, ke atmosfer dan gas ini akan

32

Jika kita bercermin kepada kebijakan Pemerintah Australia memang jauh berbeda dengan Kondisi kebakaran hutan dan lahan tahun 2019 lalu di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari Upaya Kepala Pemadam Kebakaran Australia untuk bertemua Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, sejak April 2019 untuk melaporkan Potensi Bencana Kebakaran Hutan, namun upaya meminta waktu bertemu tersebut selalu ditolak. Dan Bencanapun benar-benar terjadi diawal November 2019. Ini akan menjadi pelajaran penting buat Pemerintah Indonesia, Masyarakat dan pelaku usaha yang bersentuhan dengan alam, khususnya di Riau. Kelebihan Indonesia adalah bahwa antisipasi kebakaran lahan 2020 yang sudah disampaikan BMKG sejak awal musim hujan September 2019, bahwa akan adanya musim kemarau yang lebih awal di tahun 2020 telah sangat direspon oleh semua aparat Pemerintah yang diteruskan ke masyarakat dan pelaku uhaha sektor kehutanan dan perkebunan dan saat ini semua aparat Pemerintah, Kepolisian, TNI, dan Aparat Hukum lainnya sedang membangun kolaborasi kepada semua elemen masyarakat dan korporasi khususnya yang terkait dengan alam untuk antisipasi dini dan siaga untuk meminimalisir terjadinya kebakaran.

Ir Gulat Manurung MP C APO, Ketua Umum DPP APKASINDO mengatakan, Kebakaran yang terjadi di Australia tidak dimulai oleh perubahan iklim, tetapi diperburuk oleh efek pemanasan global. Dari data yang didapat diketahui bahwa dengan kekeringan yang lebih panjang, dan tanah yang lebih kering serta suhu panas yang meningkat akan sangat berpotensi kebakaran yang lebih parah lagi.

Menurut Laporan Badan Meteorologi Australia, Australia mengalami tahun terpanas pada 2019, naik 1,5 derajat Celcius lebih tinggi dari rata-rata yang dimulai dari bulan November. Naiknya suhu meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan.

Berbagai upaya super canggih, rekayasa hujan, biaya jutaan USD, dan tenaga manusia untuk bisa memadamkan api di Australia sudah dilakukan semua elemen negara dan masyarakat Australia, namun api tetap semakin membara, tetap saja sebagai bagian dari umat manusia, Australia memanjatkan Doa dan Harapan akan kebaikan Tuhan Yang Maha Esa dan lagi Maha Pengasih untuk segera menurunkan hujan sebagai solusi untuk memadamkan api dan menurunkan suhu yang sudah sangat ekstrim.

memerangkap panas di atmosfer, maka panas yang diakibatkan akan berganda dan tentunya akan memperparah situasi di Australia,� ujar Kandidat Doktor Ilmu Lingkungan Universitas Riau ini. Kebakaran Hutan dan Lahan di Australia baru berlangsung tiga bulan, namun diperkirakan telah melepaskan 350 juta metrik ton karbon dioksida. Para ahli memperingatkan dibutuhkan satu abad atau lebih akan untuk menyerap karbon dioksida yang dilepaskan tersebut.

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

Untuk ini APKASINDO sangat mengapresiasi Aparat Kepolisian dan TNI dan BPBD , seperti misalnya di Riau, semua elemen Petani dan Korporasi sudah melakukan kordinasi intensif dan membuat simulasisimulasi berdasarkan tingkat kerawanan kebakaran yang dipimpin langsung oleh Kapolda Riau, Dirkrimsus, Dirintel dan jajarannya, hal ini dapat dicontoh oleh Provinsi lain, terkhusus Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan sebagai Provinsi terluas dan terparah kebakaran hutan dan lahan 2019 yang lalu. (*)


TANYA JAWAB antar stakeholder terkait. Mekanisme online system telah memangkas waktu proses pengiriman dokumen dan verifikasi. Mekanisme penajuan melalui jalur daring (online) yaitu : http://program-psr.bpdp.or.id. Untuk yang sudah terbit Rekomendasi Teknis dilakukan proses migrasi kedalam aplikasi secara online. Adanya tim terintegrasi mendorong pelaksanaan verifikasi secara cepat. Diharapkan peran aktif para surveyor dalam mendorong percepatan peremajaan sawit rakyat untuk dapat melakukan pendampingan kepada Poktan/Gapoktan/Koperasi/Kelembagaan Pekebun lainnya. Berdasarkan Pedoman umum program Peremajaan Sawit Rakyat, proses penerbitan Rekomendasi Teknis dan Penyaluran dana peremajaan antara lain:

GULAT MEDALI EMAS

MANURUNG

(Konsultan Perkebunan Kelapa Sawit) PERTANYAAN: Bagaimana cara mendapatkan dana Peremajaan Sawit Rakyat dari Pemerintah? JAWABAN: Program Peremajaan Sawit Rakyat yang sering disingkat dengan (PSR) merupakan upaya pengembangan perkebunan dengan melakukan penggatian tanaman tua/tidak produktif dengan tanaman baru, baik secara keseluruhan maupun secara bertahap. Program ini dikelola oleh BPDP-KS (Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit) dibawah naungan Kementerian Keuangan yang bersumber dari Dana pungutan Ekspor Sawit. Dana hibah Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat diperoleh Petani Sawit sebesar Rp. 25 juta/Hektar, dengan luas lahan maksimal 4 Hektar/KK. Adapun Syarat pengajuan untuk mendapatkan dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yaitu:

3. Fotocopi kartu indentitas berupa kartu keluarga (KK) dan Kartu tanda penduduk (KTP), atau surat keterangan dari dinas kependudukan dan catatan sipil. 4. Memiliki rekening tabungan aktif pada bank yang ditunjuk 5. Memiliki Surat Tanda Daftar Budi Daya (STDB) atau surat kesanggupan menyelesaikan STDB 6. Kepemilikan lahan tidak dalam sengketa 7. Sertifikat Hak Milik (SHM), Surat Keterangan Tanah (SKT), Sporadik, Girik (Letter C), Akte Jual Beli (AJB), atau hak adat (komunal) 8. Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL) ditetapkan oelh kepala Dinas daerah Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota.

1. Kelembagaan Pekebun beranggotakan paling sedikit 20 Pekebun 2. Memiliki hamparan minimal 50 Hektar dengan radius 10 Kilometer dilengkapi dengan peta berkoordinat.

Mekanisme penerbitan Rekomendasi Teknis dan SK CP/CL, semula dilakukan secara manual dan berjenjang, hanya saja sekarang dipermudah menjadi secara online dan terintegrasi

1. Penentuan luas lahan yang diremajakan akan diverifikasi Ditjen Perkebunan 2. Proses Verifikasi Admistrasi dan Lapangan oleh Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota 3. Proses Verifikasi dinas Provinsi (koordinasi) oleh Dinas Perkebunan Provinsi 4. Proses Verifikasi Direktorat Jenderal Perkebunan (koordinasi) oleh Ditjenbun Perkebunan 5. Rekomendasi Teknis oleh Ditjen Perkebunan 6. Revisi Rekomendasi Teknis oleh Ditjen Perkebunan 7. Surat keputusan, Surat perjanjian Kerjasama dan Proses pencairan Dana peremajaan oleh BPDPKS Dengan uraian diatas, diharapakan Poktan/Gapoktan/Koperasi/kelembagaa Pekebun lainnya dapat mengajukan peremajaan sawit rakyat dengan cepat dan tepat. Berdasarkan pengalaman sukses dan keberhasilan yang dimiliki oleh DPP Apkasindo (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia) dalam hal pengajuan dan pelaksanaan peremajaan sawit rakyat (PSR), DPP Apkasindo bersedia mendampingi para petani swadaya untuk mendapatkan dana hibah dari BPDPKS.*** ------------------------------------------Rubrik Konsultasi ini dikelola oleh: Ir. Gulat ME Manurung, MP (Auditor ISPO) Eko Jaya Siallagan, SP (Auditor ISPO)

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

33


34

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


Anak Usaha Astra Agro Raih Proper 2019 Anak usaha PT Astra Agro Lestari Tbk (Astra Agro) kembali memperoleh penghargaan lingkungan Program Penilaian Peringkat Kerja Perusahaan (Proper) ke- 22 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH) tahun 2019 di Istana Wakil Presiden. Anak perusahaan tersebut antara lain PT Sawit Asahan Indah (SAI) yang terletak di Riau, PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) dan Gunung Sejahtera Puti Pesona (GSPP) yang terletak di Kalimantan Tengah, PT Letawa (LTW) dan PT Suryaraya Lestari 2 (SRL II) yang terletak di Sulawesi Barat. Dalam acara yang dihadiri oleh Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, ia mengajak para perusahaan penerima penghargaan proper untuk meningkatkan ketaatan perusahaan terhadap lingkungan, memberdayakan masyarakat dan menjaga keanekaragaman hayati. Selain itu perusahaan juga dituntut untuk

ikut serta dalam menjaga lingkungan awal Januari kemarin. Selanjutnya, Menteri KLH Siti Nurbaya mengungkapkan ada yang berbeda dalam pelaporan hasil lingkungan 2019 kali ini. Pelaporan dilakukan secara online melalui Sistem Pelaporan Elektronik (SIMPEL), jelasnya. “Dengan SIMPEL diharapkan pelaporan lingkungan jadi lebih mudah dan sistematis”, tambahnya. Sehingga memudahkan perusahaan untuk melaporkan dan mengelola data lingkungan. Selain itu, Siti Nurbaya menyatakan “ke depan proper akan dikompetisikan dalam tingkat dunia mewakili Indonesia, terangnya.

“Kami merasa bangga dan bahagia tahun ini kembali dapat memperoleh penghargaan proper”, ungkap Adminstratur Letawa Tapianus Nanggolan. Menurut Tapianus, terdapat beberapa indikator yang menjadi poin penilaian dalam pelaksanaan proper, diantaranya sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, 3R limbah B3, 3R limbah padat non B3, penurunan emisi, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran, keanekaragaman hayati, dan pemberdayaan masyarakat. Ia mengatakan selama ini Astra Agro selain melakukan kepedulian terhadap keselamatan kerja di lingkungan pabrik, pengelolaan limbah dan B3, Tapianus juga mengajak kepada karyawan untuk menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang ia sampaikan disetiap apel pagi, tegasnya. Harapannya ke depan anak perusahaan Astra Agro dapat mempertahankan prestasi proper dan konsisten dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan sesuai dengan visi dan misi perusahaan menjadi perusahaan yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. (*)

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

35


Berburu Surga SDM Sawit di Politeknik Kampar, Riau Memiliki tujuh laboratorium, Program Studi (Prodi) DIII Teknik Pengolahan Sawit, Politeknik Kampar yang berdiri diatas lahan seluas 22 ha pantas menjadi prodi unggulan. Menelurkan 200 alumni sejak berdiri tahun 2008, tersebar di perusahaan-perusahan besar dengan gaji cukup menggiurkan, sebut saja di Asian Agri dan Triputra Agro. Memasuki area Kampus Politeknik Kampar, terkesan sangat tenang. Tidak seperti kampus pada umumnya, mungkin karena kami tiba sekitar pukul 10.30 WIB dan proses belajar mengajar tengah

berlangsung di laboratorium pengolahan sawit, sehingga yang terlihat hanya beberapa mahasiswa berseragam coklat muda dengan senyum dan sapaan ramah dialamatkan kepada kami saat melintas

lorong kelas menuju ruang direktur. Diperoleh informasi awal bahwa seluruh prodi maupun instutusi sebagai sistem penjaminan mutu eksternal Politeknik kampar telah mengantongi akreditas B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, tentu saja alasan utama adalah karena standar yang diterapkan telah melebihi standar oleh ristek dikti serta memiliki fasilitas penunjang akademik sangat memadai serta 70 persen dosen pengampu mata kuliah merupakan lulusan luar negeri dari berbagai disiplin ilmu. Direktur Politeknik Kampar Nina Veronika, ST.,M.Sc, saat ditemui mengungkapkan bahwa tidak hanya berdiri di atas lahan seluas 22 ha saja, namun pihaknya mengaku telah memiliki tujuh laboratorium pendukung kegiatan akademik, khusus untuk Prodi Teknik Pengolahan Sawit. “Konsep pendidikan tinggi vokasional adalah menciptakan sumber daya manusia dengan keahlian dibidangnya, jadi wajar kita mempersiapkan sarana dan pra sarana berkualitas setara seperti dimiliki dunia kerja dan industri, karena tujuan akhir setelah mahasiswa menempuh pendidikan di sini adalah menjadi tenaga kerja siap pakai di bidang sawit,� ungkap Nina. Nina menceritakan awal berdiri institusi perguruan tinggi mereka di mulai 2008 melalui sharing budget bersama Pemerintah Daerah Kampar. Namun seiring perjalanan waktu, Pemkab Kampar meminta agar Poltek Kampar dapat berdiri sendiri.

36

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020


“Peran Pemkab Kampar sangat besar dalam membidangi Poltek Kampar ini. Bila akhirnya kami diminta menjadi lembaga independen yang mampu berdiri sendiri, adalah langkah tepat untuk melakukan berbagai pengembangan di segala aspek, dan telah kami buktikan melalui jalinan kerja sama dengan sejumlah lembaga serta perusahaan swasta,” papar Nina. Salah satu mitra bestari Poltek Kampar adalah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) yang menggolontorkan program beasiwa khusus sebanyak 90 orang selama tiga tahun ajaran untuk didik menjadi tenaga ahli bidang teknik sawit. Sementara penerimanya adalah anak petani sawit dengan syarat hanya memiliki luas kebun maksimal empat hektar. “Beasiswa ini kemudian menjadi momentum pemicu meningkatnya mahasiswa Poltek Kampar. Bagaimana tidak? Seluruh lulusan rata- rata mendapatkan pekerjaan sebagai tenaga ahli pada perusahaan sawit yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Apalagi penghasilan lulusan terdengar cukup menggiurkan,” kata Nina penuh semangat. Secara umum, lanjut Nina, visi Poltek Kampar adalah untuk mewujudkan politeknik yang unggul, inovatif dan terkemuka berbasis teknologi terapan pada tahun 2032. Sementara misi yang diemban adalah sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasional yang menelurkan SDM berkualitas

dengan kemampuan menyikapi perkembangan industri dan teknologi sebagai upaya untuk memecahkah permasalahan masyarakat melalui pengabdian kepada masyarakat serta mampu berkolaborasi bersama dunia usaha dan industri menghadapi persaingan global. “Kami sangat bersyukur karena misi Poltek Kampar sebagai pijakan awal untuk melangkah ke depan sudah mulai membuahkan hasil, terbukti dari alumni yang telah berkerja dipandang tangguh dan teruji oleh dunia kerja dan industri. Intinya tidak mengecewakan user atau pengguna yang semuanya adalah perusahaan- perusahaan sawit terbesar se Indonesia, bahkan permintaan SDM lulusan kami meningkat,” ujar Nina. Dipersiapkan Menjadi Politeknik Sawit Indonesia Program Studi D3 Teknik Pengolahan Sawit masih menjadi primadona unggulan hingga tahun pelajaran 2019 – 2020, ujar Nina menjelaskan lebih lanjut, makanya ke depan seluruh Prodi yang ada akan dikaitkan kepada teknologi industri sawit. “Sebagai usaha mewujudkkannya, kami saat ini tengah mengurus penggantian nama dari Politeknik Sawit Kampar menjadi Politeknik Sawit Indonesia,” ujanya. Bukan itu saja, alasan utama menurut Nina adalah untuk memenuhi kebutuhan SDM bidang teknik pengolahan sawit yang

memang belum memenuhi kuota untuk penyebarannya di seluruh Indonesia. Kemudian juga memperhatikan usulan seluruh stakeholder, termasuk Pemkab Kampar, guna mempertegas keberadaan instutisi perguruaan tinggi sawit. “Dengan demikian, seluruh usulan Prodi akan memiliki kurikulum berorientasi kepada industri sawit,” kata Nina. Analoginya, berdasarkan data Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) Riau tahun 2018, luas kebun sawit yang dikelola oleh masyarakat dan perusahaan swasta di Provinsi Riau menduduki posisi teratas dari provinsi lain, yaitu 2.424.545 ha dari luas Provinsi Riau 8,7 juta ha. Disayangkan tenaga ahli yang dibutuhkan belum mencukupi, dan tak jarang sejumlah perusahaan besar justru memperkerjakan tenaga asing untuk memenuhi kuota SDM mereka. “Disini kuncinya, dan terbukti sejumlah mitra bestari Poltek Kampar banyak yang memperkerjakan lulusan kami setelah selesai melaksanakan praktik kerja lapangan di perusahaan mereka, diantaranya PT Asian Agri dan PT Tri Putra Agro,” ujar Nina. Pernyataan Nina diperkuat oleh Wakil Direktur Bidang Kepegawaian, Keuangan dan Umum, Nur Asma Deli, ST, M.Si., menyebutkan bahwa sejumlah perusahaan yang pernah berkunjung ke Poltek

Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

37


dari sawit, sisanya adalah bahan kimia pelengkap yang dipergunakan untuk pengental dan pewarna serta pewangi saja. Setelah dianggap layak jual, produk turunan minyak sawit hasil produksi mahasiswa, kami lepas ke pasaran melalui Koperasi Karyawan Poltek Kampar. Salah satunya adalah produk sabun mandi yang telah memperoleh kontrak pengadaan barang dengan salah satu hotel di Kota Bangkinang. Pola seperti ini juga bermanfaat untuk melatih dan membangkitkan jiwa kewirusahaan mahasiswa. Insya Allah, ke depan tidak hanya dalam skala kecil, tetapi dapat menjangkau skala pabrikan,” harapnya. Untuk Prodi lainnya, dikatakan Nur Asma juga tidak kalah mewahnya dengan Prodi Unggulan. Khusus untuk Prodi Perawatan dan Perbaikan Mesin, mereka juga telah memiliki Wokrshop berskala industri dengan fasilitas bengkel pemesinan skala industri, bengkel perawatan mesin, bengkel las dan fabrikasi, lab pengujian dan kontrol kualitas serta laboratorium listrik.

Kampar ada yang langsung mengikat hubungan kerjasama dengan pihaknya untuk penyediaan tenaga ahli. “Pihak perusahaan tersebut mengatakan mereka seperti menemukan surga tenaga siap pakai bidang teknik pengolahan sawit,” ujar Nur Asma. Ditambahkan Nur Asma, terkait Praktik Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Poltek Kampar, sejumlah perusahaan juga menerima dengan senang hati, bahkan memfasilitasinya. “Seperti dilakukan PT Triputra Agro yang berpusat di Jakarta, mereka memberikan fasilitas khusus bagi mahasiswa kami saat melakukan PKL di perusahaan mereka, mulai dari transportasi hingga biaya hidup semuanya ditanggung meskipun penempatannya di Kalimantan Tengah, Kalimatan Barat atau Jambi,” papar Nur Asma. Bukan itu saja, peluang besar untuk diterima bekerja di perusahaan tersebut menanti lulusan Politeknik Kampar dari semua program studi. Hal tersebut karena PT Triputra Agro sangat membutuhkan tenaga kerja siap pakai. “Dalam satu tahun PT Triputra Agro melakukan perekrutan tenaga kerja sebanyak empat kali dengan jumlah kebutuhan SDM untuk setiap sesi perekrutan sebanyak 60 orang,” kata Nur Asma. Langkah yang ditempuh dalam menciptakan SDM berkualitas sudah dimulai sejak awal penerimaan mahasiswa baru melalui interview dengan menekankan kepada calon mahasiswa siap ditempatkan di seluruh wilayah kerja.

38

“Kami yakin SDM berkualitas akan terbentuk dengan upaya pembinaan karakter yang tangguh dan kemampuan skill, dengan sendirinya karena sistem yang kami terapkan dalam membina mereka telah berjalan sesuai dengan visi misi institusi,” imbuh Nur Asma. Dari segi fasilitas laboratoroium saja, lanjut Nur Asma, pihaknya telah memiliki fasilitas sangat memadai seperti laboratorium Kimia, persiapan sampel, teknologi proses, teknologi lanjut, uji mineral, ruang neraca analitik dan laboratorium Mikrobiologi. “Itu belum termasuk pabrik minyak goreng dan pabrik turunan sawit lainnya yang telah berproduksi sebagai hasil praktik kerja mahasiswa,” ujar Nur Asma. Bisa dikatakan mahasiswa di Poltek Kampar tidak sekedar dicekoki secara teori saja, namun diperkuat dengan pematangan pratikum produksi pengolahan turunan dari minyak sawit. “Semua produk yang kami hasilkan mempergunakan bahan baku 70 persen

MAJALAH SAWIT ~ Edisi 18 Tahun 2020

“Itu belum termasuk Prodi Teknik Informatika, bila digabungkan keseluruhannya akan menjadi satu kesatuan besar. Paket lengkap namanya,” sebutnya sambil tertawa mengurai perbincangan kami yang sangat antusias dari awal pertemuan. Lanjut Nur Asma, Tri Dharma Perguruan Tinggi juga hal yang tidak boleh dilupakan, makanya setiap mahasiswa diwajibkan menjalankan proyek akhir semester, yaitu turun ke desa- desa untuk membuka keterisolasian terhadap akses informasi melalui penerapan teknologi informasi. Sawit terus berkembang, permintaan minyak nabati, selain pangan dan juga bioenergi memiliki prospek sangat tinggi bagi masa depan. Untuk menjaga eksistensi institusi, Poltek Kampar terus meningkatkan kualitas tenaga mengajar dengan melanjutkan ke jenjang S3. “Satu per satu impian Poltek Kampar kami wujudkan melalui kerja keras. Perkembangan hingga memiliki alumni angkatan ke delapan merupakan presetasi luar biasa dan telah menjawab perkembangan perkebunan sawit dengan sumber daya alamnya yang membelah setiap jalan dari 11 Kabupaten di Provinsi Riau,” demikian pungkas Nur Asma menutup sesi wawancara bersama tim Majalah Sawit. (Rosyita Hasan)


TESTIMONI ALUMNI

Mulai Karir di Asian Agri saatnya, saya akan mengabdi di kampus, tentunya setelah saya sampai diposisi top manager,” ujarnya spontan karena ingin memberikan yang terbaik untuk kampus tempatnya menuntut ilmu.

M

eraih penghargaan sebagai The Best Asisten Regional Jambi dua tahun berturutturut tahun 2017 dan 2018 menjadi satu kebanggan bagi Novi Saputra Masri, alumni angkatan ketiga Politeknik Kampar yang sudah membawanya menjadi orang ketiga

di pabrik perusahaan sawit dengan penghasilan belasan juta. Bergabung di Perusahaan Asian Agri, diakuinya menjadi modal dalam perjalanan karirnya, walau saat ini Novi sudah bekerja di PT. Trimitra Lestari sejak Oktober 2019. “Pada

Saat ini, menurut Novi dari sekian alumni Politeknik Kampar, baru 50 persen yang berkecimpung di persawitan. Ke depan perlu pembuktian bahwa alumni Politeknik Kampar kepada orang luar. “Sistem pendidikan dan pola disiplin sudah terlaksana dengan baik di kampus. Namun, peluang kerja tetap tergantung kepada individu masing-masing, mental harus kuat,” harapnya untuk adik-adik alumni maupun adik-adik yang saat ini masih menimba ilmu di Politeknik Kampar.***

Politeknik Kampar Lahirkan Tenaga Profesional

H

arapan Rizky Andrean, angkatan tahun 2012, Politeknik Kampar terus melahirkan tenaga-tenaga profesional dibidang Kelapa Sawit, terus berkembang dan menjadi kampus yang diminati di Riau dan Indonesia. Saat ini Rizky, bekerja di PT. Teguhkarsa Wanalestari Siak di posisi sebagai Mill Asisten (asisten proses) di pabrik dengan gaji mencapai 10 juta lebih. Ilmu yang diperoleh selama menuntut ilmu di Politeknik Kampar menjadi modal yang sangat berarti dalam lima tahun perjalanan karirnya.

Sebelumnya Rizky, memulai debut setelah menamatkan DIII Teknik Pengolahan Sawit tahun 2015 di dua perusahaan yakni PT. Ciliandra Perkasa (CLP) Dumai dan di PT. Ganda Buanindo (GBI) Lipat Kain. Rizky berasal dari Asahan, Sumatera Utara ini memberikan secarik pesan untuk adik-adik yang tengah menuntut ilmu di kampus tercinta, Politeknik Kampar, teruslah gali potensi diri, karena semua fasilitas di kampus sangat mendukung, terus berusaha dan bekerja keras, jangan takut gagal.*** Edisi 18 Tahun 2020 ~ MAJALAH SAWIT

39



Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.