
6 minute read
“Diwisuda” Wali Kota, Stiker Gamis Dicopot
SURABAYA (GN) - Menjelang Hari
Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 pada
Advertisement
31 Mei 2023 mendatang, Wali Kota
Surabaya Eri Cahyadi mendapatkan kado istimewa di acara Semarak Harlah
Yamatas ke-2 yang digelar di Sport Center Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, Senin (29/5/2023).
Dalam acara tersebut, Wali Kota Eri mendapatkan kejutan dari seorang ibu yang berpakaian toga lengkap layaknya seorang wisudawan.
Ibu itu lalu memperkenalkan diri bernama Dewi Munir yang berasal dari Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya. Di depan Wali Kota Eri dan sejumlah kepala dinas yang hadir dalam acara itu, ia menyampaikan bahwa dirinya dulu adalah penerima Program Gamis (Keluarga Miskin). Sejak beberapa bulan lalu, ia bergabung dengan padat karya Sumber Mulia Barokah yang dikelola oleh Pemkot Surabaya bersama Yamatas.
“Sejak bergabung dengan padat karya ini, penghasilan keluarga kami meningkat. Dulu hanya suami saya yang bekerja dan penghasilannya hanya sekitar Rp 300 ribu perminggu. Setelah saya bergabung dengan padat karya ini, alhamdulillah sekarang penghasilan saya bisa Rp 3 juta perminggu, anak saya ada di Unair 2 dan saya juga bisa benahi rumah sendiri dengan mandiri,” kata Dewi disambut riuh tepuk tangan.
Makanya dalam kesempatan itu, ia memohon izin kepada Wali Kota Eri untuk melepaskan diri dari statusnya se- bagai Keluarga Miskin. Bahkan, ia juga siap mencopot stiker merah bertuliskan Keluarga Miskin di rumahnya. “Saya sangat berterimakasih atas program padat karyanya kepada Pak Eri dan jajaran Pemkot Surabaya serta dari pihak Yamatas. Besar harapan saya, temanteman yang masih ikut program gamis, bisa bekerja dan berkarya seperti saya, sehingga bisa lulus juga seperti keluarga kami. Sekali lagi terimakasih banyak,” kata Dewi disambut tepuk tangan yang lebih meriah dari para tamu undangan yang hadir.
Ditemui seusai acara, Dewi bersama suaminya mengakui keluarganya memang berubah drastis perekonomiannya setelah bergabung dengan program padat karya, khususnya di
Koperasi Sumber Mulia Barokah. Ia juga mengakui bahwa program padat karya yang dicetuskan Wali Kota Eri ini memang sangat bermanfaat dan sukses mengentas keluarganya dari garis kemiskinan.
“Makanya tadi saya sampaikan siap keluarga dari program gamis, siap mencopot stiker keluarga miskin di rumah dan siap tidak menerima bantuan lagi seperti PKH dan sebagainya itu. Jadi, saya akan fokus di program padat karya ini,” katanya.
Sementara itu, Wali Kota Eri sangat bersyukur karena di harlahnya Yamatas yang kedua ini sudah banyak membantu keluarga miskin di Kota Surabaya melalui koperasinya. Bahkan, sudah ada yang dibantu hingga
Tiga CJH AHES
bisa keluar dari status warga miskinnya. “Sampai tadi beliau mengatakan ingin dicopot stiker keluarga miskinnya, makanya nanti warga yang sudah lepas dari warga miskinnya akan kita undang di Hari Jadi Kota Surabaya,” kata Wali Kota Eri. Ia juga mengaku sangat bangga kepada keluarga tersebut karena sudah berhasil lulus dari keluarga miskin atau pra miskin hingga mau mencopot sendiri stiker keluarga miskinnya. Bagi Wali Kota Eri, keluarga ini sangat patut dicontoh karena jiwanya sangat luar biasa. “Saya berharap ke depan semakin banyak keluarga miskin di Surabaya yang terlepas dari status keluarga miskinnya dengan sentuhan batiniah dan lahiriahnya,” tegasnya. pur
Pemkot Diminta Buat Sumur Dekat Taman
SURABAYA (GN) – Penyiraman taman-taman di Surabaya yang dilakukan Pemkot Surabaya dengan menggunakan truk tangkin dinilai tidak efisien oleh Komisi C DPRD Kota Surabaya. Bahkan aktivitas yang sudah dijalani bertahun-tahun tersebut dianggap pemborosan anggaran. Karenanya, komisi yang membidangi pembangunan ini meminta kepada Pemkot untuk membuat su- mur di setiap taman di Surabaya. Cara ini dinilai cukup efisien. “Sudah saatnya dilakukan inovasi penyiraman di setiap taman. Bagaimana taman kita tetap segar tanpa menunggu kedatangan truk tangki,” kata Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono, Senin (29/5/2023).
Saat ini ada ratusan taman yang tersebar di setiap sudut kota. Baik taman aktif yang bisa dikunjungi maupun taman pasif di tepi atau pulau jalan. Setidaknya, satu taman besar memiliki sumber air atau sumur khusus untuk keperluan menyiram aneka tanaman.
“Selain bisa berhemat, juga praktis, karena tidak perlu menunggu kedatangan truk tangki,” ujarnya.
Selama ini, kata Baktiono, penyiraman tanaman di taman-taman yang ada di Kota Surabaya masih me- manfaatkan mobil atau truk tangki. Truk-truk ini membawahi sejumlah rayon. Tiap rayon atau wilayah taman itu tersedia kendaraan tangki untuk penyiraman keliling setiap hari. Baktiono menyebut, operasional truk itu perlu bahan bakar dan waktu. Dengan sumur di setiap taman, maka bisa menghemat bahan bakar dan juga anggaran penyiraman tanpa truk tangki. suc,pur
SURABAYA (GN) - Kabar duka datang dari Tanah Suci. Sejak pemberangkatan kloter pertama hingga saat ini di Madinah, tercatat tiga calon jamaah haji (CJH) asal Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) meninggal di Madinah. Ketiga CJH yang meninggal dunia, yakni Ahmad Suhadak Riduwan (53) asal Gresik, Langen Delem Dussalam (90) asal Bangkalan, dan Ibnu Syahid Dasjil (65) asal Kota Madiun. “Ada 2 CJH yang wafat. CJH tersebut dari kloter 9 asal Gresik dan dari kloter 1 asal Bangkalan. Sedangkan satu CJH wafat di Madinah dari kloter 2 asal Kota Madiun,” kata Ketua PPIH AHES, Husnul Maram kepada wartawan di Asrama Haji, Senin (29/5/2023).
Ahmad Suhadak Riduwan merupakan CJH dari kloter 9. Ia wafat pada Sabtu (27/5/2023) pukul 09.00 waktu Madinah. Warga dari Kecamatan Kebomas, Gresik ini meninggal dunia di usia 53 tahun. Di hari yang sama, Langen Delem Dussalam, CJH kloter 1 asal Kecamatan Socah, Bangkalan meninggal dunia pukul 22.30 waktu setempat. Almarhum wafat pada usia 90 tahun di rumah sakit setempat. “CJH yang meninggal dimakamkan di Madinah. Insyaallah husnul khotimah karena meninggal dalam momen melaksanakan ibadah haji di tempat yang penuh barokah yakni Madinah,” jelasnya. Husnul menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya CJH di Madinah. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan diberi keikhlasan menerima kabar duka ini. “Insyaallah, niat almarhum untuk berhaji sudah dicatat oleh Allah SWT,” kata Husnul. sir,det
penerTiBan
Meninggal di Madinah Samsat
SURABAYA (GN) - Kejadian seorang calo STNK ditangkap polisi di Samsat Manyar rupanya menjadi perhatian Pemkot Surabaya. Bagaimana tidak, selama ini kantor Samsat Manyar di Jawa Timur terkenal paling cepat memberikan pelayanan terhadap wajib pajak. Karenanya, Samsat Manyar bakal bersih-bersih calo. Ipda Arif, Pamin Samsat Manyar mengatakan, langkah pertama untuk memberantas calo melakukan koordinasi dengan Dispenda Jatim. Pihaknya meminta petugas Satpol PP intens siaga di depan kantor. Pasalnya, sering dijumpai ketika petugas lengah para calo berdatangan. Langkah tersebut akan diimbangi menggencarkan sosialisasi terkait kesigapan petugas melayani masyarakat. Ia menjelaskan, membayar pajak tahunan dan lima tahunan misalnya, tidak memakan waktu lebih dari satu hari. Kurang dari satu jam, proses administrasi sudah rampung. “Sangat rugi sekali kalau ada masyarakat yang masih pakai calo. Pertama nanti jatuhnya lebih mahal. Kedua selesainya pun gak jauh beda dengan mengurus sendiri, Karena calo pun tetap antre tidak ada akses khusus,” katanya. Dia mengatakan, operasi sebenarnya sudah digelar berkali-kali. Beberapa calo berhasil tertangkap. Namun, mereka terus kembali berdatangan dengan orang yang berbeda-beda. “Korban calo itu rata-rata perempuan. Mereka yang malas riwa-riwi. Kadang ada yang risih karena calo sudah merayu sejak dari parkiran. Kalau sudah ditegur nanti alasan karena perut,” ujarnya. suc
Pertama Kali Digelar Pemkot Surabaya
Jadi Ajang Selfi, Gemerlap Light Parade Hiasi HJKS ke-730
Banyak kejutan dalam peringatan Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730. Salah satunya, light parade yang untuk pertama kalinya digelar di Surabaya. Bagaimana kemeriahnya.
Pertama kalinya dalam me - nyambut Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggelar
Light Parade atau Parade Lampu, Sabtu (27/5/2023) malam. Digelar di sepanjang Jalan Tunjungan menuju ke Alun-Alun Surabaya, warga menyaksikan para peserta maupun pengisi acara berhiaskan gemerlap cahaya lampu.

Dibuka oleh Wali Kota Suraba- ya Eri Cahyadi, didampingi Ketua
Tim Penggerak (TP) Surabaya
Rini Indriyani, beserta Wakil Wali
Kota Surabaya Armuji, mereka memulai jalannya parade dengan menaiki sepeda onthel. Sambil menyapa warga, mereka juga bergantian berfoto selfi bersama warga di sepanjang rute gelaran parade.
Dalam rombongan berikutnya, warga dimanjakan dengan penampilan drum band Gita Swara Buana dari Politeknik Penerbangan Surabaya. Rombongan selanjutnya adalah penampilan komunitas, perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), perusahaan, institusi pendidikan tinggi, siswa-siswi pelajar SMP
Surabaya, disabilitas, dan ditutup dengan penampilan atraksi fumgsi perlengkapan alat pelindung diri miliki Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan
(DPKP) Surabaya. Wali Kota Eri Cahyadi menyampaikan bahwa gelaran Light Parade atau Parade Lampu adalah pertama kali digelar oleh
Pemkot Surabaya, dalam menyemarakan HJKS ke-730. Apalagi, sebelum pelaksanaan Parade Lampu, warga terlebih dahulu disuguhkan Parade Bunga dan Budaya Surabaya Vaganza yang dimulai dari Tugu Pahlawan hingga Alun-Alun Surabaya. “Alhamdulilah ini baru pertama kali, antusiasnya warga sangat luar biasa. Bahkan tadi ada Parade Bunga dan Budaya, warga tidak beranjak sama sekali. Dan Parade Lampu malam ini sangat luar biasa tampilannya, sangat banyak jenisnya, sangat banyak macamnya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi. Bagi Wali Kota Eri Cahyadi, hal ini menunjukkan kekuatan dan guyub rukun masyarakat di Kota Pahlawan karena ikut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan HJKS ke-730. “Ini menunjukkan bahwa banyak warga Surabaya mengikuti dan berpartisipasi. Ini adalah kekuatan masyarakat dan kekuatan guyub rukunnya. Semoga kekuatan ini bisa dijaga terus, karena saya yakin Parade Bunga dan Budaya serta Parade Lampu hari ini menguatkan persaudaran warga Surabaya,” ujarnya. Ia menjelaskan, melalui kegiatan tersebut, menjadi salah satu ruang kreatifitas yang disediakan Pemkot Surabaya untuk mewadahi talenta para peserta parade. Khususnya para pelajar SMP dan disabilitas yang mengikuti Parade Lampu kali ini. “Ini adalah milik warga Surabaya,” jelasnya. pur
V IETNAM PANGKAS E KSPOR B ERAS