Berdasarkan analisis penulis, diketahui bahwa sebagian besar bangunan yang ada di Kota Cawas memiliki kondisi βbaikβ, karena sudah memiliki konstruksi bangunan berbahan dari semen dan beton sehingga sudah memiliki kualitas dan daya tahan yang lebih baik dibandingkan kayu. Terdapat juga kondisi bangunan berkualitas βsedangβ karena terdiri dari bahan dasar campuran yaitu kayu dan semen. Kota Cawas juga memiliki bangunan dengan kondisi βburukβ, karena memiliki bahan dasar kayu, memiliki atap yang berlubang, dan beberapa sudah tidak memiliki penghuni tetap di dalamnya. Bangunan yang memiliki kondisi baik terletak tersebar di seluruh Desa di Kota Cawas, namun sebagian besar yang memiliki kondisi baik adalah Desa Barepan, Cawas, dan Bawak yang merupakan pusat kota. Bangunan dengan kondisi sedang juga tersebar di berbagai lokasi di kota Cawas, seperti di Desa Mlese dan Baran yang terletak di sebelah Utara Kota Cawas. Bangunan dengan kondisi buruk umumnya terletak jauh dari jalan kolektor (jalan Cawas-Pedan), berada di dalam blok kota, dan di sekitar area sawah. Semakin baik kondisi bangunan menandakan bahwa pemilik bangunan memiliki kemampuan perekonomian yang baik. Demikianlah pada umumnya masyarakat yang tinggal dipusat kota memiliki perekonomian yang lebih baik dibandingkan masyarakat yang tinggal di pinggiran kota, sehingga bangunan di sekitar pusat kota memiliki kondisi yang baik. 3.4.4. Konstruksi Bangunan Kondisinya dan kontruksi bangunan menjadi suatu aspek analisis yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Konstruksi bangunan dikategorikan menjadi 3 yaitu permanen, semi permanen, dan tidak permanen. Kategori itu dibagi berdasarkan struktur atau konstruksi yang membentuk bangunan tersebut, mulai dari tiang, dinding, hingga struktur rangka atap. Bangunan permanen biasanya memiliki struktur dan pondasi yang lebih kokoh dibanding bangunan yang semi permanen (bahan campuran kayu dan semen) maupun non permanen (kayu), karena sudah
49