3 minute read

3.3.2. Aktivitas/Kegiatan Ekonomi

Dilihat dari jenis mata pencahariaan yang ada di Kota Cawas, sebagian besar penduduknya dapat dikatakan memiliki upah yang tidak terlalu tinggi. Lebih dari setengah penduduk Kota Cawas bermata pencahariaan buruh tani. Upah yang didapatkan oleh buruh tani selama sebulan hanya mencapai Rp1.590.000/bulan atau lebih rendah dari UMK Klaten yang berjumlah Rp1.947.821. Upah yang rendah dapat menyebabkan berkurangnya daya beli masyarakat sehingga kegiatan perekonomian Kota Cawas pun sulit untuk berkembang, produk yang ditawarkan konstan sesuai kemampuan membeli masyarakat yang rendah.

3.3.2. Kegiatan Ekonomi Kegiatan Ekonomi Cawas didominasi kegiatan ekonomi primer dan tersier. Pada kegiatan ekonomi primer, sektor yang paling dominan adalah pertanian. Hal ini dapat dilihat dari 1.120,54 hektar atau 68% luas lahan Kota Cawas difungsikan sebagai lahan sawah. Selain itu, dilihat dari data ketenagakerjaan yang ada, sebanyak 8.570 jiwa atau 58% penduduk Kota Cawas bekerja pada bidang pertanian sebagai petani maupun buruh tani. Komoditas pertanian yang dihasilkan oleh Kota Cawas berupa padi, jagung, dan kedelai. Berikut tabel hasil pertanian dan produktivitas pertanian Kota Cawas.

Advertisement

Tabel 3.11. Hasil Padi dan Palawija

Desa Luas Area (ha) Padi

Hasil (ton) Produkti vitas (ton/ha) Padi & Polowijo Jagung

Luas Area (ha) Hasil (ton) Produktivi tas (ton/ha) Luas Area (ha) Kedelai

Hasil (ton) Produktivi tas (ton/ha)

Balak 105 840 8.00 0 0 0.00 0 0 0.00 Baran 83 267 3.22 0 0 0.00 0 0 0.00 Barepan 125 840 6.72 0 0 0.00 0 0 0.00 Bawak 105 840 8.00 0 0 0.00 105 840 8.00 Cawas 137 845 6.17 0 0 0.00 0 0 0.00 Japanan 115 175 1.52 0 0 0.00 0 0 0.00 Mlese 127 673 5.30 0 0 0.00 0 0 0.00 Pakisan 139 701 5.04 0 0 0.00 139 156 1.12

Plosowangi 105 840 8.00 3 14 4.67 67 520 7.76

Tirtomarto 68 341 5.01 68 341 5.01 0 0 0.00

Kota Cawas 1,109 6,362 5.74 68 355.8 5.23 244 1,516 6.21 Sumber: Monografi Kota Cawas Tahun 2019, Analisis Penulis

Menurut Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2011, klasifikasi produktivitas pertanian terbagi menjadi:

a. Rendah: kurang dari 3 b. Sedang: 3,1 – 4,9 c. Tinggi: 5 – 7 d. Sangat tinggi: lebih dari 7

Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa produktivitas setiap komoditas pertanian Kota Cawas tergolong tinggi. Meskipun begitu, produktivitas pertanian setiap desa belum merata. Sebagian desa seperti Desa Bawak memiliki produktivitas pertanian sangat tinggi. Di sisi lain, terdapat desa dengan produktivitas pertanian rendah, yaitu Desa Japanan. Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan kegiatan pertanian di beberapa desa sehingga produktivitas pertaniannya tidak tertinggal, misalnya dengan mengadakan sosialisasi pertanian, pemberian bantuan alat-alat

modern dan pupuk untuk meringankan pekerjaan petani, atau mengusahakan peningkatan harga padi agar kehidupan petani lebih sejahtera dan dapat bekerja dengan lebih maksimal.

Kegiatan ekonomi tersier Kota Cawas berupa perkantoran, kesehatan, dan perdagangan. Perkantoran tersebut berada di Desa Barepan yang merupakan Ibukota Kecamatan Cawas. Perkantoran yang ada antara lain Kantor Kecamatan Cawas, Kantor Koramil, Kantor Pegadaian, dan Kantor Pos dan Giro. Kota Cawas menjadi pusat kesehatan yang melayani dalam skala lokal dan regional. Untuk skala lokal, terdapat 2 puskesmas dan 1 RS PKU Muhammadiyah Cawas sedangkan pada skala regional terdapat RSU Islam Cawas yang dapat melayani Kabupaten Sukoharjo, Gunung Kidul, Wonogiri, dan Klaten karena lokasinya yang strategis berbatasan langsung dengan 3 Kabupaten dekat Klaten tersebut.

Dalam sektor perdagangan, Kota Cawas memiliki Pasar Masaran dan Pasar Ngebuk Walikukun yang dapat digunakan sebagai sarana menyalurkan hasil produksi penduduk seperti hasil sawah, kebun, dan kain tenun maupun memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, sembako, alat tulis, pakaian, dan perlengkapan rumah. Pada sekitar Pasar Masaran terutama di sepanjang Jalan Tembus Barepan terdapat koperasi, toko, kios, swalayan, dan fasilitas perbankan yang mendukung kegiatan perekonomian perdagangan tersebut. Selain perdagangan, terdapat pula sarana pelayanan jasa berupa salon dan bengkel. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, masyarakat Kota Cawas menggunakan kendaraan pribadi yang didominasi sepeda motor. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya angkutan umum yang memadai pada Kota Cawas.

This article is from: