
1 minute read
Minta Intensifkan Jumantik
Blitar, Memorandum Masyarakat dan dinas terkait diimbau untuk bekerja sama mengintensifkan jumantik guna menekan angka demam berdarah dengue (DBD). Hal ini diungkapkan Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito Saren Satoto.
Suwito menjelaskan, musim penghujan masa perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti yang menjadi penyebab penyakit DBD. Selama pertumbuhan nyamuk tinggi dan penyebaran tinggi, maka di situlah berpotensi menjadi titik wabah DBD.
Advertisement
Jika pertumbuhan dan perkembangan nyamuk menjadi banyak, maka upaya yang harus dilakukan adalah melakukan pencegahan dengan membuat gerakan untuk berantas jentik-jentik nyamuk aedes aegypti dan penyemprotan (fogging).
“Memang harus menjadi gerakan bersama masyarakat,dan tidak bisa pemerintah sendirian. Jadi sebenarnya SOP pencegah-
Blitar, Memorandum
Teh Celup Rambut Jagung
Palawidja khas Desa Sragi, Kabupaten Blitar, sudah diluncurkan sepekan lalu.
Teh celup ini siap bersaing di pasaran. Terobosan baru ini diharap bisa menjadi sumber pendapatan baru Desa Sragi dan memberi manfaat ke masyarakat desa.
“Teh celup rambut jagung ini adalah produk unggulan yang baru Desa Sragi. Pembuatannya memperdayakan masyarakat desa melalui UMKM asli Desa Sragi,” kata Kepala Desa Sragi, an dan mengatasi agar tidak naik setiap tahun di musim hujan sudah ada petunjuk Kemenkes,” ujar Ketua DPRD Kabupaten Blitar Suwito Saren Satoto, kemarin. Upaya mengurangi jentik nyamuk bisa dilakukan dengan gerakan 3M yakni Menguras, Mengubur, dan Menutup. Gerakan masyarakat lewat kader jumantik itu bisa dilakukan di setiap desa. Pemberantasan jentik nyamuk bisa melalui kerja bakti setiap minggu sekali.
“Harus sering melakukan survei untuk bisa mengetahui dan mendata tempat yang berpotensi menjadi sarang penyebaran demam berdarah. Datangi ke rumah-rumah warga untuk meli-
Leni Astuti, Minggu (12/2/2023).
Leni juga menuturkan bahwa, semua berawal dari program pendampingan dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Studi UMM menemukan jika teh dari rambut jagung kaya akan antioksidan.

“Awalnya UMM melakukan pengabdian masyarakat di Desa Sragi, kebetulan di sini mayoritas pertanian dan banyak produksi jagung. Jadi cocok dengan studi UMM tentang teh rambut jagung,” tambahnya.
Lebih lanjut Leni menyebut hat ada genangan air atau tidak. Sekaligus melakukan edukasi ke masyarakat agar melakukan 3M serta melakukan pencegahan,” imbuhnya.
Dia menyebut, pencegahan deman berdarah juga bisa dengan fogging, dan membagikan obat abate untuk ditempatkan di genangan air. Dengan begitu, tidak ada tempat berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti. Setelah upaya preventif dilakukan, dia menilai tindakan kuratif juga penting sebab masyarakat belum tentu edukatif terhadap kasus DBD. Terkadang masyarakat menganggap sepele ketika badannya terasa mual dan deman.
“Mungkin dianggap bukan DBD. Dianggap sakit maag, sakit demam. Jadi perlu diedukasi, kalau sudah minum obat, demamnya belum juga turun selama berhari-hari, maka bisa diindikasi terkena DBD. Sehingga jika proses produksi teh celup rambut jagung ini bekerja sama dengan pihak UMM. Termasuk pelatihan terhadap ibu-ibu PKK dalam memproduksi komoditas unggulan baru Desa Sragi ini.
“Kami mendapat bantuan serta pendampingan dari pihak UMM. Antara lain, bantuan berupa alat- alat produksi dan pengetahuan terkait pembuatan teh rambut jagung ini. Sehingga kami langsung melakukan pelatihan terhadap ibu-ibu PKK di Desa Sragi,” paparnya. Kepala Desa Sragi ini