
7 minute read
Kasus Stunting di Ngawi Capai 4.327 Orang
"Jumlah anak yang menderita stunting pada tahun 2022 yang lalu mencapai 4.327 dibanding 2021 yang mencapai 4.170 anak. Jumlah anak yang menderita stunting naik 157 kasus pada 2022," kata Wakil Bupati Ngawi Dwi Rianto Jatmiko, Jumat (10/2).
Dia menambahkan, jika di akhir tahun naik menurut hasil survei dari pusat menjadi 4.327 anak dan untuk lokusnya ditetapkan di 13 kecamatan di 30 desa diberikan perhatian secara khusus. Sejauh ini jumlah anak di Ngawi kini mencapai 32.326 anak yang ditimbang tiap bulan Agustus.
Advertisement
Langkah dari pemerintah daerah bersama pihak terkait yakni Polsek dan Koramil melakukan di antaranya gerakan orang tua asuh untuk menutrisi anak agar dapat mencegah stunting
"Satu orang tua asuh misalnya Polsek bisa menutrisi 7 hingga 8 anak," pungkasnya.
Salah satu anak penderita stunting, yakni Arshena umur 26 bulan yang merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Wijayanto (40) tahun dan Indah Purwaningsih (39) tahun warga Desa Legokulon, Kecamatan Kasreman, Ngawi. Anak tersebut mempunyai berat badan hanya 8,9 kilogram. Padahal berat badan anak seusianya seharusnya sudah lebih dari 10 kilogram.
Kondisi tersebut diperparah dengan ibunya yang menderita kanker darah, sehingga pertumbuhan anak itu juga terganggu karena kurang asupan gizi. Indah Purwaningsih yang merupakan ibu dari anak stunting tersebut merasa sedih karena berat badan anaknya semakin turun, sedangkan dia sendiri juga sakit. "Saat ini masih terkendala pengobatan hingga harus menjalani hidup dengan kondisi kesehatan yang belum maksimal," katanya. (aa/lis)

Madiun, Memorandum
Masyarakat di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun menemukan peninggalan zaman Megalitikum, 3.000 tahun silam di wilayah setempat.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Madiun, Jumat (10/2) langsung melakukan peninjauan lapangan.
Staf Pengelola Data Eksplorasi Cagar Budaya Dikbud Kabupaten Madiun, Hari Subagyo mengatakan, temuan cagar budaya tersebut berupa batu relief manusia ngangkang.
Batu berdiameter sekitar 1,5 me-
Ngawi, Memorandum
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah menerima surat pengunduran diri Siswanto. Hal itu disampaikan
Ketua DPD PKS Kabupaten Ngawi
Haryanto.
"Kami sudah menerima surat permintaan pengunduran diri Siswanto sebagai keanggotaan PKS sejak 2 Februari yang lalu," katanya, Jumat (10/2).
Haryanto menjelaskan, pengunduran diri Siswanto bukan hanya dari keanggotaan partai saja, tetapi juga mundur sebagai anggota DPRD Ngawi dari fraksi PKS. Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pimpinan di DPRD Ngawi untuk mengambil langkah dengan mengusulkan Pergantian Antar Waktu (PAW).
Kendati demikian, pelaksanaan PAW nantinya masih menunggu proses tergantung dari surat yang dikirimkan melalui bupati Ngawi ke gubernur Jatim.
"Rencana kami akan mengajukan surat ke pimpinan DPRD Ngawi, dimungkinkan satu atau dua hari ini," pungkasnya. Sementara itu, Siswanto saat dikonfirmasi menjelaskan, alasan pengunduran dirinya dari PKS dikarenakan tidak ada kecocokan kembali, sehingga memilih untuk mengundurkan diri saja dan memilih fokus serta mencari suasana sehat dan nyaman. Maka dari itu, mengenai posisi saya yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ngawi sejauh ini melihat proses di internal seperti apa nantinya.
"Rencana ke depannya pindah ke partai yang lainnya saya masih pikir-pikir terlebih dahulu," ujarnya. (aa/lis) ter ditemukan di bawah rumpun bambu, tepi sungai Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun. Dan satu lainnya berada di area persawahan warga yang jaraknya berdekatan.
"Batu berdiameter 1,5 meter itu diperkirakan peninggalan zaman Megalitikum yang menjadi simbol pemujaan dan simbol pemakaman pada zaman batu ribuan tahun silam," katanya.
Mengingat Batu Kangkang merupakan arkeologi yang langka, setelah dilakukan pendataan pihaknya akan mengusulkan temuan tersebut men- jadi cagar budaya tingkat kabupaten.
"Kita koordinasi dengan Disbudpar Jatim dan BPCP Jatim. Setelah di tetapkan kita koordinasi dengan pihak terkait untuk pengamanan atau dipindah atau tetap ditempat," pungkasnya.
Sementara Kepala Desa Mojorejo, Wahib Muawwan mengatakan, temuan bebatuan zaman purba tersebut sudah berkali-kali terjadi di desa setempat mulai batu dakon, batu lumpang dan batu-batu bersejarah lainnya yang memiliki umur ratusan bahkan ribuan tahun.
"Disini banyak temuan arkeologi seperti batu dakon, batu lumpang, ada yang di rumah warga juga, sekitar delapan titik temuan," ungkapnya. Banyaknya temuan benda arkeologi di sekitar Desa Mojorejo tersebut diperkirakan karena sungai sekitar lokasi merupakan titik pelabuhan yang menjadi jalur strategis jual beli tembakau jalur sungai ratusan tahun yang lalu. Pun, pernah ditemukan ditemukan tulang kering kaki sepanjang satu meter yang diduga manusia purba. "Diperkirakan masih banyak, pernah juga diambil orang karena belum banyak mengetahui, terlebih di sini juga pernah banjir dimungkinkan ada yang hanyut juga," bebernya. (dry/lis)
Jantung Kota dalam Satu Dekade
Radifa Aliya Putri
Wartawan Memorandum Madiun
BANYAK yang berubah dari kota kecil ini. Kota yang hanya memiliki luas 33,23 kilometer persegi itu mulai bersolek sejak beberapa tahun terakhir. Perubahan paling kasat mata terjadi di Jantung Kota. Tak hanya lebih rapi, wajah baru ini juga lebih memanusiakan manusia, didominasi jalur pejalan kaki lengkap dengan guiding block untuk difabel, serta jalur sepeda.
Kawasan ini kemudian dijuluki Pahlawan Street Center (PSC). Pedestrian membentang hampir sepanjang jalan milik Kota. Trotoar yang tadinya tak sepenuhnya berfungsi, tak rapi, hingga bisa disebut mati suri, kini bangkit kembali. Ubin berwarna hitam pun nampak licin, jika terkena panas terik.
Center (PRC) itu menyatakan, dulunya Kawasan Taman PSC hanyalah lahan kosong yang ditumbuhi semak liar. Tanah aset itu kemudian disulap menjadi jujugan wisata yang tak pernah sepi setiap harinya. "Saya dari 1992 sudah jualan di sini, itu dulunya ya tegalan (lahan kosong, red) sama kali untuk tempat pembuangan," jelas dia.
Masih ingat dengan kawasan kumuh sisi selatan
Balai Kota ? Jalan Perintis Kemerdekaan satu-satunya saksi bisu metamorfosis Kawasan Taman Sumber Wangi. Jauh sebelum ada Patung Merlion dan ikan yang berenang di air yang bening. Pemandangan
Madiun, Memorandum Jumlah pengunjung Perpustakaan Kota Madiun selama 2022 mencapai rata-rata 263 orang per hari.
Kabid Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Madiun Satriyo Priyo Handoko menyebut, pengunjung perpustakaan di 2022 meningkat dibanding 2021 lalu jumlah pengunjung hanya 56.178 orang. "Tahun 2022 Jumlah pengunjung mulai mengalami peningkatan, setidaknya ada 94.986 pengunjung dengan rata-rata 263 orang per hari," ungkapnya. Satriyo juga menyebut, saat ini koleksi buku yang ada di Perpustakaan Kota Madiun ada 29.578 judul dengan 93.381 eksemplar. Jumlah koleksi tersebut juga sangat mempengaruhi banyaknya pengunjung yang datang sebab banyak koleksi beragam dan up to date.

"Kami juga menerima hibah buku dari masy dg catatan koleksi yg dihibahkan akan dipilah pilah sehingga ada kemanfaatannya," pungkasnya. (rap/adi/lis)
Konsep yang diusung tak jauh berbeda dengan Pedestrian Malioboro, Yogyakarta. Di Kota Madiun, pedestrian ini memiliki lebar rata-rata 4,5 meter, lengkap dengan set meja kursi serta payung, untuk pejalan kaki yang melintas menikmati pemandangan Kota. Agar tak jemu, bunga-bunga turut ditambah, sementara sejuta lampu akan menyala beriringan dengan jatuhnya matahari.
Agus, salah satu warga Gang Lodaya, Kelurahan/ Kecamatan Kartoharjo, Kota Maadiun bersaksi atas perjalanan Kota ini dari masa ke masa. Masih kental diingatannya, sebelum berubah total seperti sekarang, tak ada yang dapat dinikmati. Yang ada hanya kesibukan masing-masing orang Kota, berangkat petang, pulang petang. Aktivitasnya pun terkesan monoton.
Pedagang kaki lima yang telah 30 tahun lebih menggantungkan nasibnya di gang kecil, yang membelah Plaza Madiun dan Kawasan Pahlawan Religi
Kota hanyalah air keruh yang tercemar dan gulungan sampah yang mengapung di atasnya. Hampir tak ada yang menarik di sisi selatan Balai Kota Madiun itu, bahkan warga yang melintas enggan melirik. Tetapi, semua berubah saat Maidi duduk di kursi orang nomor satu Kota Pendekar pada 2019 lalu. Di awal kepemimpinannya, pembenahan infrastruktur mulai dikebut. Kurang dari tiga tahun, Kota ini menjelma menjadi sentra wisata yang ramai dijamah pengunjung.
"Pembangunannya dulu dimulai sekitar tahun 2019 an. Ya sejak dipimpin Pak Maidi (wali kota sekarang)," ungkapnya. Kepemimpinan Maidi, yang hampir separuh dekade membawa perubahan besar bagi Kota ini. Yang paling nyata, ialah mega proyek Kawasan PSC. Ia terus berkomitmen melakukan perubahan Kota ini.
"Pembangunan yang bermanfaat masyarakat ikut menikmati, senang dan bahagia saat datang di kota Madiun," ujarnya Maidi, mengutip saat peresmian Lampu Kembar Mayang (10/3) lalu.
Kota Pendekar Lebih Tertata
Pembangunan Kota terus merambat, bergeser ke arah matahari tenggelam, pada Kawasan PRC berdiri megah miniatur Ka'bah. Replika bangunan suci di Kota Makkah itu, difungsikan sebagai tempat ibadah umat muslim. Tak jarang juga digunakan sebagai manasik haji, hingga sentra wisata religi. Di sana, juga terpasang dua payung konvertibel bak Masjid Nabawi.

Beranjak lagi ke barat, terdapat Kampung Eropa dan Menara Eifel. Di sana, menyuguhkan suasanan seperti luar negeri. Tempat itu semakin eksotik jika dinikmati sore hari pancaran sunset yang hangat dapat membius siapapun yang mengunjunginya.
"Perubahan Kota ini cukup signifikan sih, tata kota makin apik. Sehingga pergerakan ekonominya turut meningkat," ujar Winda Kusuma, salah satu pengunjung PSC.
Ia sengaja, datang jauh dari daerah tetangga hanya untuk melepas penat dan menikmati suasana Kota yang berbeda. Memutar waktu beberapa tahun lalu, dalam ingatannya kontras pemandangan Kota sangat drastis dan membuat pangling akan perubahannya.
"Sekarang lebih terlihat seperti Kota, tertata rapi dan menarik," tuturnya.
Ungkapan senada juga dikatakan Ida Ul Hazanah, warga asal Tegal, Jawa Tengah ini sesekali ke Kota Madiun untuk berlibur di akhir pekan. Dia menilai, sekarang Kota ini lebih memiliki daya tarik dibandingkan dulu. Mahasiswa semester akhir di IAIN Ponorogo itu berdalih banyak spot foto yang 'estetik' di setiap sudut, sehingga pengunjung tak jenuh.
"Spot paling suka itu miniatur Kabah dan Kampung Eropa, kadang saking ramainya harus bergantian foto agar angle-nya bagus," terangnya.
Meskipun bukan warga Kota, dia berharap Jantung Kota ini terus berdenyut, menghidupkan siapa saja yang terhubung dengan arterinya.(*/lis)

Lomba mancing gratis di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
DPC Gerindra Gelar Lomba
Mancing Berhadiah Kambing
Blitar, Memorandum
DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar mengadakan acara mancing gratis di Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Sabtu (11/2) siang.
Kegiatan ini adalah bagian dari rangkaian peringatan HUT
Gerindra ke-15. Acara mancing gratis dilakukan selama dua dua (11-12/2) di 40 titik wilayah Kabupaten Blitar.
Mancing gratis digelar oleh Esti Nugraheni selaku Wakil Ketua DPC Gerindra Kabupaten Blitar.
“Acara ini digelar sebagai rangkaian peringatan HUT Gerindra ke- 15. Selain mancing gratis, kami juga menyediakan hiburan gratis dan makan gratis,” ungkap Esti Nugraheni yang juga merupakan bakal calon legislatif.
Untuk pemenangnya, masih lanjut dia, akan mendapatkan satu ekor kambing. “Kemudian juga ada puluhan bingkisan yang akan kita undi,” kata Esti.
Lebih lanjut Esti mengungkapkan, kegiatan ini digelar sesuai arahan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Arahan tersebut adalah meminta seluruh kader untuk mendekat ke masyarakat dan terjun langsung mengatasi permasalahan di masyarakat.
“Pak Prabowo memberi arahan agar acara berlangsung khidmat dan tidak hura-hura. Maka harus menjunjung tinggi asas kesederhanaan. Jadi, kita juga harus prihatin dengan kondisi masyarakat yang sedang sulit, maka hiburan seperti ini sangat penting,” imbuhnya.
Terpisah, Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Blitar, Ferdians Reza Alvisa menjelaskan, bahwa mancing gratis ini adalah rangkaian acara memperingati HUT Partai Gerindra ke -15 yang jatuh pada 6 Febuari lalu.
“Pada 6 Februari di Kantor DPC Partai Gerindra, kita menggelar acara syukuran dan pemotongan tumpeng dengan dihadiri seluruh struktur pengurus DPC Gerindra Kabupaten Blitar. Serta struktur PAC Se- Kabupaten Blitar, sayap partai kader serta simpatisan,” ungkap Alvis sapaan akrabnya.

Dia berharap, dengan kegiatan ini, kader Partai Gerindra semakin dekat dengan masyarakat. Sehingga, dapat bersinergi untuk memenangkan Prabowo Subianto menjadi Presiden RI pada Pilpres 2024. Dirinya juga menjamin bahwa DPC Gerindra Kabupaten Blitar akan all out dalam memenangkan Prabowo Subianto. (nus/ ma/pra/udi)