
2 minute read
Tiga Tahun Kios Cendera Mata Telaga Sarangan Mangkrak
Magetan, Memorandum
Proyek mangkrak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)
Advertisement
Kabupaten Magetan ternyata tidak hanya kios suvenir di area Telaga Wahyu senilai Rp 1,4 miliar semata. Namun ada juga kios cendera mata di kawasan objek wisata Telaga Sarangan, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, juga belum tuntas.
Pantauan Memorandum kurang lebih 10 kios yang dibangun Disparbud Kabupaten Magetan hingga kini dibiarkan mangkrak dan tidak terurus. Akibatnya proyek yang didanani
APBD Kabupaten Magetan bernilai miliaran rupiah tersebut kini rusak dan kotor.
Sejumlah pedagang yang berada diarea tersebut mengaku tidak fungsi dari kios - kios tersebut. “Bangunan semenjak dibangun ya sudah seperti itu, fungsinya apa, kami tidak tahu.
Dan yang membangun siapa, kami juga tidak tahu. Atau bangunan mau dibuat apa saya juga tidak tahu,” kata
Robin (52), pedagang makanan dan minuman (Mamin), Minggu (12/2). Selaras dengan Rubin, salah satu pedagang Mamin diarea kios - kios tersebut, Kepala Disparbud Kabupaten Magetan, Joko Trihono, juga mengaku tidak tahu secara persis besaran anggaran untuk proyek tersebut termasuk sumber dana kegiatan tersebut sebab proyek tersebut telah berdiri ketika dirinya menjabat Kepala Disparbud Kabupaten Magetan. “Kurang tahu persis, entah itu dari APBD atau DAK, untuk nilai juga saya kurang tahu, “tuturnya. Terkait belum fungsinya kios - kios tersebut sejak dibangun tahun 2020 lalu, Joko Trihono mengaku membutuhkan proses relokasi meskipun Appraisal sudah dikantongi Disparbud Magetan. “Sebenarnya sudah diappraisal hanya untuk pemindahan itu perlu hati-hati, kemarin sudah kita sampai kepada paguyuban untuk coba membicarakan di internal, “pungkasnya. Sementara itu, sumber yang dihimpun dari lpse.magetan.go.id pada 20 Juli Tahun 2020, Disparbud Kabupaten Magetan memiliki pekerjaan bertajuk Pembangunan Kios Cinderamata di Sarangan dengan sumber dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Nilai Pagu Paket sebesar Rp 1.252.907.020,- dan Nilai HPS Paket Rp. 1.246.186.723,-. lpse.magetan.go.id juga mengunggah harga terkoreksi lelang sebesar Rp. 1.000.043.553,18. (rik/day)
Biaya PTSL Melebihi SKB 3 Menteri
Magetan, Memorandum Bupati Magetan Suprawoto menerbitkan Peraturan bupati (Perbup) Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
Kepala bagian (Kabag) Hukum Pemerintah kabupaten (Pemkab) Magetan, Joko Risdiyanto, menyebut Peraturan bupati 5/2021 sebagai batasan tarikan PTSL yang dibebankan kepada masyarakat pemohon oleh panitia penyelenggara atau Kelompok masyarakat ( Pokmas). “Sebagai batasan tarikan pungutan biaya PTSL,” kata Kabag Hukum, Minggu ( 12/2).
Sosialisasi program PTSL Di Kabupaten Magetan.

Selaras dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga Menteri (Menteri ATR/BPN, Mendagri, dan Menteri PDTT) Nomor 25/ SKB/V/2017, Nomor 590-3167A Tahun 2017, Nomor 34 Tahun 2017 Tentang Pembiayaan
Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis, Perbup 5/2021 juga menyebut biaya yang dibebankan kepada pemohon Rp 150 ribu perbidang. Biaya Rp 150 ribu perbidang yang diurai dalam Perbup 5/2021 untuk pengadaan 3 patok dan 1 materai. Aturan hukum produk Bupati Magetan tersebut memberikan ruang penarikan biaya kepada Pokmas jika dana
Rp 150 ribu tersebut dinilai kurang, melalui kesepakatan antara pemohon dan Pokmas, yang disebutkan dalam pasal 10. Kabag Hukum Pemkab Magetan membeber, tambahan tarikan yang dibebankan kepada pemohon oleh Pokmas tidak boleh menabrak aturan yang berlaku, dan digunakan sesuai dengan program PTSL. “ Harus sesuai aturan, tidak boleh untuk kegiatan diluar PTSL,” tegas Joko Risdiyanto. Pantauan memorandum, tarikan biaya tambahan Pokmas kepada masyarakat pemohon program PTSL di Kabupaten Magetan beragam, mulai Rp 450 ribu - Rp 550 ribu perbidang. Para Pokmas mengaku tarikan tersebut telah melalui kesepakatan dengan pemohon sesauai yang disebutkan dalam Perbup Magetan Nomor 5 Tahun 2021. (rik/day)