2 minute read

TULUNGAGUNG-TRENGGALEK Satpol PP Razia Puluhan Pasangan Haram

Tulungagung, Memorandum

Satpol PP Tulungagung bersama Polres Tulungagung, Kodim 0807 dan Sub Denpom V-6 Tulungagung menggelar razia cipta kondisi di sejumlah hotel, Sabtu (11/2).

Advertisement

Polisi Tangkap Pencuri Tatakan Gergaji Batu

Tulungagung, Memorandum

Anggota Polsek Campurdarat menangkap SS (38), terduga pelaku pencurian tatakan penggergajian batu.

Polisi menangkap warga

Desa Mulyosari, Kecamatan

Pagerwojo, tanpa perlawan- an.

Kapolsek Campurdarat

AKP Triyanto, melalui Kasi

Humas Polres Tulungagung

Iptu Mohammad Anshori.

Iptu Anshori mengatakan, pengungkapan kasus ini bermula dari laporan korban

DM, warga Desa/Kecamatan

Campurdarat yang beberapa waktu lalu kehilangan tatakan gergaji kayu seharga Rp 4,5 juta.

Kemudian dari olah TKP yang dilakukan polisi, rekaman

CCTV memperlihatkan aksi pelaku saat mencuri tatakan gergaji kayu itu.

“Dari hasil serangkaian penyelidikan, akhirnya pelaku kita amankan sekaligus barang buktinya,” ucapnya, Ahad (12/2).

Anshori menjelaskan, sejumlah barang bukti itu seperti

1 unit sepeda motor Yamaha Mio nopol AG 2358 RAL, 1 lembar STNK dan kunci kontaknya. Kemudian 1 unit tatakan batu yang terbuat dari besi ukuran 60 cm x 50 cm, 1 buah kaos oblong warna hitam, dan celana pendek jeans warna biru. “Beberapa barang bukti yang kami amankan menunjukkan keterlibatan tersangka ini,” ucapnya.

Kini atas perbuatannya, tersangka telah ditahan dan dijerat dengan pasal 362 KUHP jo pasal 64 KUHP. (fir/mad/day)

Dari lokasi itu, lanjut Genot, sapaan A Nindya, petugas mendapati 13 pasangan bukan suami istri menginap di dalam kamar hotel. Mereka sebagian besar merupakan warga Kabupaten Tulungagung. Sedangkan sisanya adalah warga dari luar daerah.

“Mereka yang terjaring ini rata - rata dari kalangan muda - mudi. Bahkan tadi ada satu pasangan yang berusia manula sekitar 60 an lebih,” terangnya.

Menurut Genot, mereka yang terjaring razia mengaku sengaja menginap di hotel dengan berbagai alasan. Mulai dari mengerjakan skripsi serta alasan lain yang tidak bisa diterima. “Apalagi saat diminta menunjukkan bukti pernikahan, mereka tidak bisa menunjukkannya,” paparnya.

Bahkan, lanjut Genot, pihaknya juga menemukan salah satu pasangan merupakan pekerja seks online dan pelanggannya, yang saling berjanji untuk kencan di salah satu hotel yang dirazia tersebut. “Bahkan untuk yang satu pria pemakai jasa layanan open Open Booking Out (BO) tadi mengaku sudah dua kali melakukan transaksi dengan tarif sekitar Rp 400 ribu dengan cara membayar melalui salah satu aplikasi virtual,” sambungnya. Genot menambahkan, untuk kesemua pasangan yang dibawa ke kantor Satpol PP dilakukan pendataan dan pembinaan dengan membuat surat pernyataan tidak akan mengulang lagi perbuatan yang sama. Pihaknya memastikan, razia serupa akan dilakukan secara berkelanjutan di hotel dan lokasi lain, guna terciptanya kondusifitas di masyarakat. “Bagi yang belum menikah kita panggilkan orang tuanya dan bagi yang sudah menikah kita panggilkan pasangannya masing - masing,” pungkasnya. (fir/mad/day)

Pengamen Mati di Pinggir Jalan

Tulungagung, Memorandum

Warga di jalan raya simpang empat Jepun Tulungagung gempar. Setelah seorang pengamen bernama Handoko (49), warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Kedungwaru, ditemukan meninggal di pinggir jalan raya, Minggu (12/2). Diduga korban meninggal karena sakit. Kapolsek Tulungagung Kota, Kompol Ernawan mengatakan, tidak ditemukan identitas di tubuh korban. Pihaknya di tempat kejadian perkara (TKP) hanya menemukan gitar yang digunakan korban ngamen sehari-hari. “Saksi warga sekitar menyampaikan, awalnya korban dikira tidur. Korban dibangunkan namun tidak respons,” ujarnya.

This article is from: