1 minute read

Tak Ingin Rampas Kebahagiaan Bersama Mantan Kekasih

Karman terkejut dan tiba-tiba berdiri. Dipandanginya Andung lekat-lekat. “Jangan dekat-dekat. Nanti Adik tertular. Agak menjauh,” kata Karman lirih, Andung tak peduli.

Andung bahkan mulai berani memeluk erat tubuh lelaki di depannya. Suaminya. Karman. Hatinya sempat menangis mendengar semua itu. Dadanya sesak karena selama itu tidak menghirauannya. Karman membalas pelukan itu. Maka, jebollah bibir Andung. Dia berondongkan sejuta tanya, ”Kenapa

Advertisement

Kak Karman selama ini begitu dingin kepadaku? Kau bahkan tak pernah mau menyentuh walaupun sekadar menjabat tanganku? Bukankah aku ini istrimu? Bukankah aku telah halal buatmu? Lalu, mengapa Kak Karman jadikan aku sebagai patung perhiasan kamarmu? Apa artinya diriku bagimu  Bersambung ke halaman 2

This article is from: