4 minute read

ilmiah

Next Article
humaniora

humaniora

Sumber: suara.com

Fenomena Monkeypox,

Advertisement

Kenali Gejalanya dan Cari Tahu Langkah Pencegahannya

Oleh: Ibnu Najaib Failasuf A.

Belum sepenuhnya pulih dari wabah virus COVID-19, dunia kini dihebohkan dengan kemunculan virus cacar monyet atau yang dikenal dengan sebutan Monkeypox. Cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus Monkeypox. Virus ini tergolong zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan. Seseorang yang terinfeksi cacar monyet dapat menularkan virus yang menjangkitinya pada orang lain. Perlu dilakukan langkah pencegahan agar virus Monkeypox tidak menyebar lebih luas.

Kemunculan pertama Monkeypox

Monkeypox bukan penyakit yang baru muncul ke permukaan. Monkeypox pertama kali ditemukan pada tahun 1958 di Denmark. Penyakit ini dinamai cacar monyet atau Monkeypox karena ditemukan pada koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Cacar monyet baru tercatat menginfeksi manusia pada tahun 1970, yaitu di Republik Demokratik Kongo. Virus cacar monyet kemudian menyebar di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya.

Penyebaran virus Monkeypox

Monkeypox adalah penyakit yang infeksinya bersifat zoonosis, yakni ditularkan dari hewan ke manusia. Hewan yang berpotensi menjadi inang atau reservoir dari Monkeypox adalah hewan jenis pengerat dan primata. Penyebaran virus dari hewan ke manusia dapat disebabkan oleh gigitan atau cakaran. Penggunaan produk dari hewan yang terinfeksi juga dapat memicu penularan. Di beberapa negara endemik yang menjadi wilayah penyebaran Monkeypox, setiap makanan yang mengandung daging atau bagian hewan harus dimasak dengan matang sebelum dimakan.

Manusia yang terinfeksi cacar monyet sangat berpotensi menularkan virus yang ada di tubuhnya pada manusia lain. Penyebaran Monkeypox pada manusia dapat melalui sentuhan fisik, kontak langsung dengan luka infeksi atau cairan tubuh penderita, hingga kontak seksual.

Lingkungan sekitar juga bisa terkontaminasi virus Monkeypox. Misalnya, jika penderita cacar monyet menyentuh benda disekitarnya, orang lain yang menyentuh benda itu bisa tertular virus darinya. Begitu juga jika seseorang mengenakan pakaian yang telah dikenakan penderita cacar monyet.

Monkeypox bisa sebabkan kematian?

Monkeypox ditandai dengan beberapa gejala. Gejala yang paling umum diantaranya demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, dan kelelahan. Cacar monyet juga ditandai dengan munculnya ruam atau lesi berisi air ataupun nanah di seluruh bagian tubuh layaknya cacar biasa. Yang membedakan cacar monyet dengan dan cacar biasa adalah adanya pembengkakan pada kelenjar getah bening. Gejala-gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah 2-3 minggu.

Disamping gejala umum tersebut, beberapa orang dapat mengalami gejala yang lebih serius dan memerlukan perawatan di fasilitas medis. Pada beberapa kasus, infeksi virus Monkeypox dapat berujung pada komplikasi hingga kematian. Komplikasi yang dapat dialami penderita cacar monyet diantaranya infeksi kulit sekunder, pneumonia, hingga permasalahan pada bagian

mimbar resensi mata. Orang-orang yang beresiko mengalami komplikasi diantaranya ibu hamil, anak-anak, dan seseorang dengan ketahanan imun yang rendah.

Mencegah penyebaran Monkeypox

Penyebaran monkeypox dapat dicegah dengan menghindari kontak langsung dengan reservoir atau penderita virus Monkeypox. Hindari kontak dengan hewan yang berpotensi menjadi reservoir virus, termasuk hewan sakit dan bangkai yang ditemukan di wilayah penyebaran Monkeypox. Masak olahan daging atau produk hewani dengan benar dan matang.

Hindari kontak dengan benda-benda yang sudah disentuh penderita Monkeypox dan jangan mengenakan pakaian, handuk, atau bahan kain lain yang sudah dikenakannya. Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi. Selalu mencuci tangan dan menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah kontaminasi virus Monkeypox.

Jika merasakan gejala-gejala cacar monyet seperti yang sudah disebutkan diatas, sebaiknya segera konsultasi pada layanan kesehatan agar didiagnosa dan diberi arahan tentang perawatan dan pencegahan penyebaran virus. Sebaiknya segera mengisolasi diri dan membatasi kontak dengan orang lain. Gunakan kamar mandi, tempat tidur, peralatan makan, pakaian, dan alat elektronik terpisah. Cuci pakaian, sprei, handuk, dan bahan kain lainnya dengan hati-hati. Ingatkan selalu anggota keluarga untuk membersihkan tangan secara teratur dengan sabun dan air atau hand-sanitizer.

Vaksin yang digunakan untuk Monkeypox adalah vaksin yang sebelumnya digunakan untuk Smallpox. Vaksin ini telah dikembangkan sehingga dapat digunakan untuk pencegahan Monkeypox. Namun ketersediaannya terbatas sehingga beberapa negara merekomendasikan vaksinasi bagi orang yang berisiko saja, misalnya orang yang pernah melakukan kontak dengan penderita Monkeypox. Belum dianjurkan pengadaan vaksinasi Monkeypox secara massal.

Perawatan bagi penderita Monkeypox

Gejala-gejala Monkeypox akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu pengobatan. Tetap ikuti arahan dari pihak medis. Obat nyeri (analgesik) dan demam (antipiretik) dapat digunakan untuk meredakan beberapa gejala jika diperlukan. Penderita cacar monyet harus tetap terhidrasi, makan dengan baik, dan tidur yang cukup. Hindari menggaruk kulit. Selalu mencuci tangan dengan bersih sebelum dan sesudah menyentuh lesi atau ruam. Jaga kulit tetap kering dan terbuka.

Gunakan air yang telah disterilisasi atau antiseptik untuk menjaga kebersihan ruam. Mandi air hangat dengan soda kue dan garam Epsom untuk mengatasi lesi di bagian tubuh. Lidokain dapat digunakan pada lesi di bagian oral dan perianal untuk meredakan rasa sakit.

Kesehatan mental juga perlu dijaga selama proses perawatan Monkeypox. Diperlukan dukungan keluarga ataupun teman agar penderita tidak merasa kesepian selama isolasi dan bertahan selama proses pemulihan. Penderita Monkeypox tetap dapat terhubung dengan orang terdekat melalui perangkat seperti handphone untuk mengirim pesan atau melakukan panggilan telepon.[]

1

2

3

REFERENSI:

https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/monkeypox

http://www.b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id/mobile/berita/baca/419/Penyakit-Cacar-Monyet-Monkeypox-dan-yang-Perlu-Kita-Tahu-Tentangnya

https://infeksiemerging.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/frequently-asked-questions-faq-monkeypox

This article is from: