Koran Kampus UKDW Edisi September 2025

Page 1


UKDW Yogyakarta @UKDWJOGJA

UKDW Yogyakarta @ukdwyogyakarta

Alamat Redaksi: Kantor Biro IV UKDW Gedung Hagios Lantai 1

Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta

Koran Kampus UKDW korankampus@staff ukdw ac id

B E R I T A U T A M A

niversitas Kristen Duta Wacana

( U K D W ) Y o g y a k a r t a k e m b a l i menorehkan prestasi membanggakan d a l a m a j a n g A n u g e r a h K e r j a S a m a Diktisaintek LLDIKTI Wilayah V yang diselenggarakan pada Kamis, 4 September 2025 di Ruang Tamansari, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) AMPTA Yogyakarta.

Dalam acara tersebut, UKDW berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus, yaitu:

1. Juara Harapan 1 Perguruan Tinggi dengan Kerja Sama Internasional Terbaik.

2. Juara Terbaik 2 Perguruan Tinggi dengan Kerja Sama Pemerintah/Lembaga Swadaya Masyarakat.

3. Juara Terbaik 1 Perguruan Tinggi dengan Laporan Kerja Sama (Lapkerma) Terbaik.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi LLDIKTI Wilayah V kepada perguruan tinggi yang mampu menunjukkan komitmen, konsistensi, dan inovasi dalam membangun jejaring serta memperkuat kolaborasi lintas sektor.

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

UKDW Sukses Loloskan Artikel Ilmiah PKM 2025: Studi Strategis UKM Wastraloka Jadi Sorotan

Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas Kristen

Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa – Artikel Ilmiah (PKM-AI) Tahun 2025, tim mahasiswa UKDW berhasil lolos seleksi dan meraih insentif dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia.

Tim yang terdiri atas Selfiana Lestari, Gloria Sharon Rambu Muni, dan Vincentius Reynold Andika ini, di bawah bimbingan Servatia Mayang Setyowati, S Pd , M Sc , mengangkat topik penelitian berjudul “Integrasi Green Intellectual Capital dan Kearifan Lokal sebagai Keunggulan Kompetitif UKM: Studi Kasus pada UKM Wastraloka, Klaten, Jawa Tengah”.

Penelitian ini mengkaji secara mendalam bagaimana sinergi antara Green Intellectual Capital (GIC) dan kearifan lokal dapat menjadi strategi keunggulan kompetitif bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM), khususnya dalam menciptakan daya saing dan keberlanjutan usaha di tengah tekanan pasar global yang semakin kompetitif.

Studi dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara langsung dengan pemilik UKM Wastraloka, yang dikenal sebagai produsen kerajinan tangan dari bahan daur ulang dengan desain bermotif batik khas Indonesia. Meski masih tergolong sebagai UKM, Wastraloka telah berhasil menembus pasar ekspor dan memperkenalkan budaya Indonesia ke pasar internasional.

Keberhasilan ini merupakan cerminan dari pendekatan pendidikan

di UKDW yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga membentuk mahasiswa menjadi pemikir kritis, adaptif, dan berdampak nyata. Melalui pendekatan teori Resource-Based View (RBV), tim berhasil menunjukkan bahwa sumber daya internal, seperti pengetahuan hijau dan nilai-nilai budaya lokal, dapat menjadi aset strategis yang langka, sulit ditiru, dan bernilai tinggi untuk mendukung keberlanjutan UKM.

“UKDW mendorong mahasiswa untuk tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga mampu menghasilkan karya ilmiah yang kontekstual dan aplikatif. Ini sejalan dengan misi kami untuk mencetak lulusan yang berkarakter kuat dan siap menjawab tantangan zaman,” ujar Servatia Mayang Setyowati, dosen pembimbing tim PKM-AI.

Selain menggali aspek modal intelektual hijau, riset ini juga menekankan pentingnya literasi keuangan dan digital bagi pelaku UKM. Hal ini diyakini sebagai kunci dalam meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jangkauan pasar, serta mendorong transformasi digital yang inklusif di sektor usaha kecil.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi, Dr Parmonangan Manurung, S T , M T , IAI , menyampaikan apresiasi atas capaian ini “Tema yang diangkat sangat kontekstual dan relevan dengan tantangan yang dihadapi Indonesia saat ini. Kearifan lokal dan penguatan UKM merupakan isu strategis yang membutuhkan perhatian Selamat kepada tim mahasiswa, dosen pendamping, serta Biro 3 yang telah mengawal proses ini hingga berhasil meraih hibah PKM 2025,” ujarnya. Sementara itu, Koordinator Program Kreativitas Mahasiswa UKDW, Drs. Jong Jek Siang, M.Sc., menambahkan, “Puji Tuhan, mahasiswa UKDW kembali menunjukkan konsistensinya dalam meraih pendanaan di skema PKM setiap tahun. Ini adalah hasil dari kerja keras, kolaborasi, dan komitmen seluruh stakeholder yang terlibat”.

Servatia turut menyampaikan rasa bangganya terhadap proses yang dijalani oleh tim mahasiswa. “Karya ilmiah ini merupakan hasil dari sinergi antara kajian pustaka tentang modal intelektual dan praktik lapangan yang dijalankan secara serius oleh mahasiswa. Sejak awal, mereka yang tergabung dalam Kelompok Studi Akuntansi Keuangan (KSAK) telah mempersiapkan outing class dengan baik, mulai dari penyusunan kerangka teori, perancangan instrumen observasi dan wawancara, hingga refleksi nilai-nilai keberlanjutan ke dalam bentuk tulisan ilmiah Pencapaian ini menunjukkan kedisiplinan akademik, ketekunan, dan semangat belajar yang tinggi dari para anggota tim,” tegasnya.

Sebagai perguruan tinggi swasta yang dikenal atas komitmennya terhadap pendidikan berbasis nilai, UKDW Yogyakarta terus mendorong partisipasi aktif mahasiswa dalam program-program nasional seperti PKM. UKDW percaya bahwa mahasiswa adalah agen perubahan yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat melalui riset, inovasi, dan kerja kolaboratif lintas sektor. [mpk]

knowledge dan pemanfaatan fasilitas bersama menjadi kunci agar Jogja semakin kokoh sebagai Kota Pendidikan berkualitas,” tegasnya.

berkelanjutan. Dengan capaian ini, UKDW semakin meneguhkan perannya sebagai perguruan tinggi yang aktif menjalin kolaborasi dalam berbagai bidang, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kesejahteraan masyarakat. [lia] 10

Kepala LLDIKTI Wilayah V, Prof Setyabudi Indartono, M M , Ph D dalam sambutannya menegaskan arti penting strategi Leapfrogging yang lahir pada tahun 2024 Menurutnya, kolaborasi antar-PTS harus berorientasi pada implementasi nyata, terutama dalam berbagi sumber daya, riset, dan pembimbingan mahasiswa. “Target kita jelas, pada 2028 minimal 51,15% program studi di PTS DIY harus terakreditasi unggul. Untuk itu, kerja sama berbasis sharing

Acara Anugerah Kerja Sama Diktisaintek LLDIKTI Wilayah V 2025 ini juga dirangkai dengan Rapat Koordinasi (Rakor) Kerja Sama yang menghadirkan berbagai narasumber dari perguruan tinggi dan instansi terkait. Kegiatan tersebut diharapkan dapat memperkuat sinergi dan mendorong

terwujudnya kerja sama perguruan tinggi y

Mahasiswa UKDW Raih Juara 1 Nasional Kategori Video Inklusi di Temu Inklusi 2025
Dua Inovasi UKDW Resmi Dipatenkan, Bawa Solusi untuk Masyarakat
Hanna N. Putri:
Dari UKDW hingga LPDP, Merajut Mimpi Lewat Desain 2

2 Profil Bulan Ini

Hanna N. Putri, lulusan Program Studi

Desain Produk Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, membuktikan bahwa tekad dan kerja keras bisa mengantarkan seseorang pada kesuksesan Berawal dari beasiswa penuh UKDW, perjalanan akademik Hanna kini menginspirasi banyak mahasiswa untuk memanfaatkan peluang yang ada dan mengembangkan diri di dunia desain.

Minat Hanna pada desain membawanya mengikuti Online Scholarship Competition UKDW, program beasiswa penuh bagi siswa berprestasi Kesempatan itu membuatnya lebih mengenal UKDW dan akhirnya memutuskan melanjutkan studi di Prodi Desain Produk. Pilihan ini membuka banyak pintu, mulai dari pengalaman belajar di kampus, hingga peluang internasional lewat beasiswa LPDP setelah lulus.

Selama kuliah, Hanna merasakan banyak hal positif yang membentuk dirinya, baik dalam hal ilmu pengetahuan maupun pengalaman. UKDW memberinya kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai teori dan praktik desain, didukung fasilitas lengkap seperti laboratorium, bengkel desain produk, Centrino, hingga perpustakaan. Fokus Hanna jatuh pada desain produk inklusif, bidang yang semakin ia dalami berkat dukungan kampus.

Hanna tidak hanya sekadar mengejar nilai akademik, tetapi juga berusaha mengembangkan dirinya melalui berbagai kompetisi dan lomba yang ada. Salah satu pencapaian yang membanggakan adalah saat ia mengikuti lomba esai yang diselenggarakan oleh Scranton Selain itu, ia juga berhasil meraih Best Paper dalam Seminar Nasional Desain Sosial. Pengalaman ini menjadi batu

loncatan yang sangat berarti dalam perjalanannya, memperkaya wawasan serta kemampuan akademik dan praktis yang ia miliki.

Dalam masa studinya, Hanna tidak hanya berfokus pada kompetisi akademik Pengalaman lain yang sangat berkesan bagi Hanna adalah lingkungan sosial yang ada di UKDW. Ia merasa sangat beruntung memiliki teman-teman yang mendukung, yang selalu memotivasi dan memberikan semangat untuk terus maju dalam menempuh studi. Selain itu, UKDW juga menyediakan berbagai wadah kemahasiswaan yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu yang diikuti Hanna adalah Himpunan Mahasiswa Desain Produk (HMDP), di mana ia belajar banyak mengenai kepemimpinan dan kerja tim. Ia juga berpartisipasi dalam beberapa kepanitiaan lepas yang memberikan pengalaman berorganisasi.

Namun, salah satu hal yang paling mempengaruhi perjalanan akademik dan karir Hanna adalah dukungan dari dosendosen yang ada di UKDW. Para dosen tidak hanya mengajarkan materi perkuliahan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berdiskusi dan mengembangkan ide-ide kreatif. Diskusi-diskusi ini membuka wawasan Hanna tentang berbagai konsep dalam desain dan dunia akademik. Dari sini pula lahir motivasi Hanna untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi Berkat dorongan dan nasihat dari dosen-dosen, Hanna akhirnya memutuskan untuk mengambil peluang beasiswa LPDP, sebuah langkah besar dalam perjalanan akademiknya.

Hanna sendiri merasa bersyukur atas

kesempatan yang diberikan untuk melanjutkan studi di luar negeri. Melalui proses seleksi yang kompetitif, ia berhasil mendapatkan beasiswa LPDP dan kini melanjutkan studi di University of Birmingham, Inggris, pada program Sustainable Innovation and Entrepreneurship Beasiswa LPDP sendiri merupakan program beasiswa penuh dari pemerintah Indonesia untuk warga negara Indonesia yang ingin melanjutkan studi Magister atau Doktoral di perguruan tinggi terbaik, baik di dalam maupun luar negeri.

Bagi Hanna, studi di luar negeri merupakan langkah penting untuk mengembangkan desain produk yang berfokus pada dampak sosial dan lingkungan yang lebih besar Hanna berharap dapat mengembangkan solusi desain yang dapat memberikan manfaat lebih luas, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan.

Menghadapi studi di luar negeri tentu membutuhkan persiapan yang matang Hanna berbagi beberapa tips untuk mempersiapkan diri “Selain mempersiapkan perlengkapan fisik, kesiapan mental sangat penting. Saya mulai terbiasa dengan bahasa Inggris dalam konteks akademik, baik dengan mendengarkan kuliah berbahasa Inggris maupun mencatat untuk mempermudah pemahaman,” ujar Hanna Persiapan ini membantunya merasa lebih siap menghadapi tantangan akademik di luar negeri.

Sebagai lulusan yang telah melalui berbagai pengalaman, Hanna memberikan pesan kepada mahasiswa, khususnya di Prodi Desain Produk UKDW “Jangan takut mencoba hal-hal baru dan membuka pikiran. Masa muda adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi dan mencari pengalaman sebanyak mungkin. Walaupun tidak selalu

berhasil pada percobaan pertama, yang penting adalah terus berusaha dan belajar dari kegagalan,” pesan Hanna. Ia juga mengingatkan bahwa untuk mencapai prestasi, penting bagi mahasiswa untuk tidak membatasi diri dan selalu berkolaborasi dengan sesama teman dan dosen "Kolaborasi itu penting, karena banyak kesempatan baik yang bisa muncul dari interaksi dan kerja sama dengan orang l

pengalaman orang lain, dan itu akan memperkaya perjalanan kita," tambahnya.

Kisah Hanna N Putri menunjukkan bagaimana mahasiswa bisa memanfaatkan peluang untuk berkembang. Dari beasiswa UKDW, pengalaman lomba, hingga meraih L P D P d

n a membuktikan bahwa dengan tekad, kerja k

, kesuksesan dapat dicapai. Ceritanya menjadi inspirasi, bukan hanya bagi mahasiswa UKDW, tetapi juga bagi siapa pun yang ingin meraih mimpi dan memberi dampak positif bagi masyarakat. [jonathan]

PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D.

PIMPINAN REDAKSI :Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A.

Dr. Paulus Widiatmoko, M.A.

WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Meilina Parwa.
Doc. Pribadi

Universitaria

DPDW Raih BKS Award 2025 sebagai

Dana Pensiun Terbaik Kategori PPIP Versi BKS DAPEN KI

Dana Pensiun Duta Wacana (DPDW)

berhasil meraih BKS Award 2025 sebagai Dana Pensiun Terbaik dalam kategori Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) dengan aset di bawah Rp 100 miliar Penghargaan bergengsi ini diserahkan oleh Badan Kerja Sama Dana Pensiun Kristen Indonesia (BKS DAPEN KI) pada acara Musyawarah Anggota BKS Dapen KI yang berlangsung di Senggigi, Lombok, pada 17-19 September 2025.

BKS Award merupakan bentuk pengakuan atas kinerja unggul dalam pengelolaan dana pensiun, dengan mengutamakan prinsip transparansi, akuntabilitas, dan keberlanjuBKS Award ini bertujuan untuk mendorong dan memotivasi anggota BKS DAPEN KI dalam mengelola dana pensiun sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

tan. Penghargaan ini semakin menegaskan dedikasi DPDW dalam memberikan manfaat pensiun yang optimal bagi para pesertanya.

“Penghargaan ini kami terima dengan rasa syukur, dan menjadi bukti komitmen kami dalam menjalankan pengelolaan dana pensiun yang transparan dan bertanggung jawab. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Yayasan PTK Duta Wacana, Rektorat UKDW, serta seluruh peserta dana pensiun atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada kami selama ini. Tanpa dukungan mereka, pencapaian ini tidak akan terwujud,” ujar Drs. Purnawan Hardiyanto, M Ec Dev, Ketua Pengurus DPDW.

Proses penilaian untuk BKS Award sangat ketat, dengan berbagai aspek pengelolaan dana pensiun yang menjadi perhatian, seperti tata kelola yang baik, kepatuhan terhadap

regulasi, dan kemanfaatan bagi peserta. DPDW dinilai berhasil memenuhi standar tinggi dalam mengelola PPIP, memberikan rasa aman serta kepastian kepada peserta pensiun.

Purnawan menyebutkan faktor-faktor penilaian meliputi laporan dana pensiun dalam dua tahun terakhir, termasuk rasio kecukupan dana, return on investment (ROI), tingkat kesehatan dana pensiun, aktivitas operasional, serta pertumbuhan aset neto. Penilaian juga mencakup perbandingan ROI terhadap industri.

“Untuk meraih BKS Award, yang diberikan setiap tahun, kompetisinya sangat ketat dan transparan. Jarang ada dana pensiun yang dapat meraih award ini secara terus menerus setiap tahun. Pemenangnya silih berganti,” tambah Purnawan.

Meskipun DPDW masih tergolong baru,

dengan usia tujuh tahun, penghargaan ini menjadi pencapaian yang sangat membanggakan. Keberhasilan meraih BKS Award semakin memotivasi pengelola DPDW untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, memperbaiki kekurangan, dan berkomitmen untuk memberikan jaminan pensiun yang aman dan berkelanjutan bagi para anggotanya.

Musyawarah Anggota BKS DAPEN KI 2025 juga menjadi forum penting bagi dana pensiun Kristen di Indonesia Selain pemberian penghargaan, acara ini diisi dengan berbagi pengalaman, diskusi tentang isu terkini dalam industri dana pensiun, dan mencari solusi atas tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga dana pensiun. [mpk]

Partisipasi UKDW dalam Peringatan 140 Tahun Yonsei University, Korea

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) kembali memperkuat kemitraan internasionalnya dengan berpartisipasi dalam peringatan 140 tahun Yonsei University, Korea Selatan. Kerja sama antara UKDW dan Yonsei University telah berlangsung sejak 2016, diawali dengan kunjungan perwakilan Yonsei ke UKDW dan diikuti oleh penyelenggaraan konferensi internasional oleh Fakultas Kedokteran UKDW.

Kolaborasi antara kedua institusi terus dijajaki dan dikembangkan. Salah satu bentuk pengembangannya adalah inisiatif program pertukaran dosen melalui Fakultas Teologi UKDW, yang saat ini masih dalam tahap pembicaraan dan perencanaan.

Partisipasi UKDW dalam perayaan 140 tahun Yonsei University menjadi momentum penting untuk memperkuat kembali kerja sama tersebut. Kegiatan ini dikemas dalam bentuk konferensi internasional yang berlangsung pada tanggal 24–26 September 2025 dengan tema “Yonsei University (1885–2025): Pioneering the Future of Christian Higher Education” serta subtema “Fostering a New Dialogue: Life-Medical S

Technology, Humanities and Christian Missions.”

Konferensi ini dihadiri oleh para pemimpin universitas Kristen, perwakilan organisasi misi, serta NGO dari Asia, Afrika, dan berbagai wilayah lain di dunia. Tujuan utama kegiatan ini adalah membuka ruang dialog dan kolaborasi lintas institusi dalam merespons tantangan global, khususnya pada persinggungan antara ilmu humaniora, kedokteran, kecerdasan buatan (AI), dan misi Kristen.

Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T., turut menjadi panelis dalam sesi “Fulfilling Legacy Onwards: Social

Engagements and Transformations” dengan subtema “Beyond the Sustainability: Envisioning the Post-SDGs ” Dalam pemaparannya, beliau menyoroti bahwa perkembangan teknologi yang pesat tidak hanya membawa peluang, tetapi juga

memperlebar kesenjangan akses dan pengetahuan, baik antarwilayah di Indonesia maupun antarnegara di dunia.

Rektor UKDW menegaskan pentingnya memperhatikan tiga dimensi reflektif yaitu realitas sosial-ekonomi yang dihadapi masyarakat Indonesia, tantangan melampaui keberlanjutan yang telah dicanangkan melalui SDGs, dan peluang transformasi serta kolaborasi internasional dalam membangun era pasca-SDGs yang lebih inklusif. Beliau juga menekankan pentingnya keseimbangan pemahaman lokal dan global yang terbuka terhadap transformasi sesuai perkembangan zaman.

Partisipasi UKDW dalam forum ini juga membuka peluang kerja sama lebih lanjut, khususnya antara Fakultas Kedokteran UKDW dan Yonsei University College of Medicine. Rencana kolaborasi ke depan meliputi program fellowship, kehadiran

Peringatan 140 tahun Yonsei University menjadi pengingat bahwa kerja sama internasional bukan sekadar agenda akademik, tetapi juga panggilan bersama untuk menjawab tantangan zaman. Kegiatan ini merefleksikan pentingnya peran pendidikan tinggi Kristen dalam menghadirkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya yang berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan. profesor tamu (visiting professor), hingga pelaksanaan program koas (co-assistantship) bagi mahasiswa Kolaborasi ini akan diarahkan untuk mendukung pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan peningkatan kualitas akademik Fakultas Kedokteran UKDW.

Melalui kemitraan yang kuat dengan Yonsei University dan jejaring internasional lainnya, UKDW menegaskan komitmennya untuk membentuk generasi masa depan yang menjunjung tinggi nilai-nilai Kedutawacanaan: menaati Allah, melangkah dengan integritas, melakukan yang terbaik, dan melayani dunia. [wyt]

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

Universitaria 4 Universitaria

UKDW Hadirkan Lo Kheng Hong dan OJK dalam Seminar Investasi Digital dan Berkelanjutan

Dalam rangka Dies Natalis ke-40,

Fakultas Bisnis Universitas Kristen

D u t a W a c a n a ( U K D W ) m enyelenggarakan seminar bertajuk “Studium Generale - Financial Digital Transformation in Sustainability Era: Smart and Wise Investment Strategies”. Acara ini berlangsung pada Sabtu, 20 Septem

i

Auditorium Koinonia UKDW, menghadirkan investor senior Lo Kheng Hong sebagai keynote speaker, serta dua perwakilan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Seminar ini mendapatkan respons positif dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa UKDW, investor pemula, hingga masyarakat umum yang ingin memperdalam pengetahuan tentang strategi investasi saham, transformasi digital sektor keuangan, dan pentingnya prinsip keberlanjutan (sustainability) dalam dunia bisnis.

Acara dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Informasi (WR 3) UKDW, Dr. Parmonangan Manurung, S.T., M.T., IAI, yang menyampaikan pentingnya menjadi investor yang bijak, tidak mudah terpengaruh tren, dan memahami konsekuensi finansial dari setiap keputusan.

“Kehadiran tokoh investasi seperti Bapak Lo Kheng Hong di UKDW untuk ketiga kalinya adalah kesempatan luar biasa Mahasiswa harus memanfaatkannya untuk belajar menjadi investor yang smart dan wise,” ujarnya.

Dr. Parmonangan Manurung juga

menekankan bahwa di era digital, berinvestasi semakin mudah berkat teknologi dan berbagai aplikasi. Namun, kemudahan ini juga membawa risiko. Ia mengingatkan agar mahasiswa tidak berinvestasi karena FOMO (Fear of Missing Out), melainkan melalui analisis fundamental yang mendalam dan pemahaman yang matang.

Sambutan kedua disampaikan oleh Dekan Fakultas Bisnis UKDW, Dr Perminas Pangeran, S E , M Si , CSA, CRP, yang menyoroti pentingnya seminar ini dalam menjawab tantangan keuangan modern.

Ia juga mengapresiasi kesederhanaan dan konsistensi Lo Kheng Hong dalam berbagi ilmu kepada generasi muda “Kami rutin mengadakan seminar ini setiap tahun dengan narasumber yang sama karena beliau mampu memberikan pemahaman yang dalam dan aplikatif tentang investasi Harapannya, peserta dapat memahami cara menjadi

Kolaborasi menjadi elemen penting

dalam pengembangan ilmu pengetahuan di era yang terus berkembang pesat Menyadari pentingnya sinergi antarlembaga pendidikan, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) Balikpapan menjalin kerja sama strategis di berbagai bidang, termasuk pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kerja sama ini secara resmi dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang dilakukan pada Jumat, 29 Agustus 2025. MoU ditandatangani oleh Rektor UKDW, Dr.Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., bersama Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum ITK, Ir. Khakim Gozali, M.MT. yang mewakili Rektor ITK.

Usai penandatanganan MoU, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan tiga

investor yang cerdas dan mampu mengambil keputusan keuangan secara bijak,” tuturnya.

Sesi pertama seminar menghadirkan dua narasumber dari OJK, yaitu Kadek Anom Adiguna dan Arif Hari Wibowo. Keduanya membahas topik seputar perlindungan konsumen sektor jasa keuangan dan investor pasar modal.

Kadek menjelaskan bahwa OJK memiliki peran penting dalam mengawasi stabilitas sektor keuangan Indonesia. Ia menekankan pentingnya memahami inflasi dan bagaimana inflasi dapat mengikis daya beli masyarakat. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan dan investasi menjadi solusi untuk melindungi nilai aset di masa depan.

“Kita perlu membedakan antara kebutuhan dan keinginan dalam membuat keputusan finansial Mulailah membangun passive income dari sekarang,” jelasnya. Salah satu instrumen yang disorot adalah pasar modal, yang kini semakin mudah diakses melalui berbagai platform digital Kadek memaparkan manfaat investasi di pasar modal, cara memulainya, serta jenisjenis produk investasi yang tersedia. Ia juga memberikan edukasi mengenai hak dan kewajiban konsumen jasa keuangan, agar masyarakat memahami langkah-langkah yang harus dilakukan saat menggunakan layanan keuangan.

Sesi pertama dilanjutkan oleh Bapak Arif Hari Wibowo, yang membawakan materi mengenai cara mengenali investasi yang legal dan aman, serta bahaya judi online dan cara melaporkannya.

Dalam pemaparannya, Arif menjelaskan tentang pasar modal syariah sebagai alternatif investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip s y

konvensional, pasar modal syariah hanya memperdagangkan produk yang tidak mengandung unsur riba, judi, atau spekulasi berlebihan. Saham syariah menjadi pilihan tepat bagi investor yang ingin tetap menjalankan nilai-nilai religius dalam aktivitas investasinya.

Arif juga memperkenalkan prinsip "2L" — Legal dan Logis — sebagai pedoman utama dalam menilai tawaran investasi. Menurutnya, sebelum berinvestasi, masyarakat harus memastikan legalitas perusahaan atau entitas yang menawarkan produk investasi. Selain itu, janji keuntungan besar dalam waktu singkat yang tidak masuk akal patut dicurigai

sebagai penipuan.

“Kalau tidak legal dan tidak logis, itu indikasi investasi bodong,” tegasnya.

Ia juga memperkenalkan situs resmi milik OJK, yaitu Satgas PASTI (Satuan Tugas Penanganan Aktivitas Keuangan Ilegal), sebagai kanal informasi dan pelaporan. Sejak 2017 hingga April 2025, OJK bersama Satgas PASTI telah menutup lebih dari 12 000 entitas ilegal di Indonesia. Selain investasi ilegal, Arif mengingatkan peserta untuk selalu waspada terhadap modus kejahatan digital, termasuk judi online yang kian marak menyasar generasi muda. Ia menekankan pentingnya literasi digital dan keberanian untuk melaporkan jika menemukan aktivitas keuangan mencurigakan.

Pada sesi kedua, seminar menghadirkan Lo Kheng Hong, investor senior yang dikenal sebagai “Warren Buffett Indonesia”. Selama lebih dari 36 tahun berinvestasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), ia menekankan pentingnya hidup hemat, investasi jangka panjang, serta kemampuan membaca laporan keuangan perusahaan secara mendalam. Lo menceritakan awal ketertarikannya pada dunia investasi ketika melihat harga saham perusahaan yang baru IPO (Initial Public Offering) melonjak drastis Meski begitu, ia menegaskan bahwa perjalanannya tidak selalu mulus. Kerugian sempat dialami karena menjual saham di bawah harga beli. Namun, dengan konsistensi belajar dan kesabaran menghadapi dinamika pasar, ia berhasil membalikkan keadaan dan meraih keuntungan signifikan.

Pada usia 37 tahun, Lo memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi investor penuh waktu Sebelumnya, ia bekerja sebagai pegawai tata usaha di sebuah bank. Meski gajinya terus naik, ia tetap menjalani hidup sederhana dan menyisihkan sebagian penghasilan untuk diinvestasikan Gaya hidup hemat ini menjadi kunci awal dalam membangun portofolio investasi yang solid.

Menariknya, Lo Kheng Hong adalah lulusan Sastra, bukan dari bidang ekonomi atau bisnis. Ia mengaku, jika sejak awal sudah menyadari akan menjadi investor, mungkin ia akan memilih jurusan yang lebih relevan Namun, hal ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan bukan hambatan untuk sukses di pasar modal, asal ada kemauan untuk belajar.

Di tengah situasi ekonomi yang penuh

UKDW dan ITK Jalin Kolaborasi Pendidikan yang Berdampak

dokumen kerja sama antara Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW dan Fakultas Pembangunan Berkelanjutan ITK. Kolaborasi ini diharapkan dapat membuka jalan bagi pengembangan program akademik dan kegiatan tridharma perguruan tinggi yang lebih terintegrasi. Dalam sambutannya, Ir. Khakim Gozali, M.MT. menyampaikan bahwa kerja sama ini tidak hanya bertujuan membangun keilmuan, tetapi juga menumbuhkan rasa kebangsaan di tengah keberagaman Indonesia. “Pertukaran informasi menjadi kebutuhan penting agar prestasi yang telah diraih dapat ditingkatkan dan memberi dampak yang lebih luas,” ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Pembangunan Berkelanjutan ITK, Ir. Alamsyah, S.T., M.T., menyambut baik peluang kolaborasi ini dan mendorong agar segera ditindaklanjuti melalui program-

program kegiatan terpadu yang dapat melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan (stakeholders).

Kegiatan ini juga diisi dengan kuliah umum bertema “Kota untuk Semua: Desain Partisipatoris dan Sinergi Perguruan Tinggi dalam Mewujudkan Kota Inklusif”, yang disampaikan oleh Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih Paparan yang disampaikan membuka ruang diskusi yang hangat dan menghasilkan berbagai gagasan kolaboratif antara UKDW dan ITK, terutama dalam konteks pengembangan kota inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai bagian dari pengembangan akademik, Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain UKDW, Dr Imelda Irmawati Damanik, S.T., MAUD, turut memperkenalkan Program Magister Arsitektur UKDW sebagai salah satu pilihan studi lanjutan bagi lulusan Program Studi Arsitektur ITK

ketidakpastian, Lo menyarankan investor untuk fokus pada analisis fundamental perusahaan secara mikro. Menurutnya, saat bany ak saham turun, justru

kesempatan emas untuk membeli.

Ia juga menyoroti kemajuan teknologi yang kini mempermudah akses informasi pasar modal. Jika dahulu harga saham hanya bisa dilihat langsung di kantor Bursa Efek, kini semua informasi tersedia melalui aplikasi dan platform digital.

Lo juga menekankan pentingnya mempertimbangkan sustainability (keberlanjutan) saat memilih perusahaan. Saat ini, banyak perusahaan mulai menerapkan model bisnis yang lebih ramah lingkungan, dan investor besar pun cenderung memilih perusahaan dengan orientasi jangka panjang yang berkelanjutan.

Dalam sesi tersebut, Lo Kheng Hong membagikan lima tips utama dalam memilih perusahaan untuk berinvestasi:

1. Perhatikan integritas pimpinan perusahaan

mulai dari direksi, komisaris, hingga pemegang saham.

2. Amati minat investor besar, seperti dari China dan India.

3 Lihat pertumbuhan laba perusahaan –utamakan yang labanya terus meningkat. 4 Cari saham dengan valuasi rendah (undervalued).

5. Pilih perusahaan yang memberikan dividen yield tinggi.

Menutup sesinya, Lo Kheng Hong berpesan, “Untuk menjadi investor yang smart dan wise, kita harus berusaha dan berdoa. Tetap konsisten dalam bekerja, taat beribadah, dan terus belajar Perbanyak membaca untuk menambah wawasan, khususnya tentang perusahaan-perusahaan yang bagus”. [jonathan]

Informasi ini memberikan wawasan komprehensif dan peluang pengembangan diri bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di tempat terpisah, Ketua Program Studi Arsitektur ITK, Shelia, S T , M Eng , menyampaikan harapannya agar kerja sama ini dapat segera diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan bersama. “Kebutuhan akan pengembangan sumber daya manusia muda, baik di ITK maupun UKDW, menjadi kunci untuk menjawab tantangan pendidikan arsitektur masa kini dan masa depan,” ungkapnya.

Kolaborasi antara UKDW dan ITK ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat untuk menciptakan ekosistem pendidikan t

berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. [iid]

Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia

Universitaria

UKDW Perkuat Peran Mahasiswa dalam Isu Lingkungan Lewat KKN Tematik 2025/2026

Universitas Kristen Duta Wacana

( U K D W ) Y o g y a k a r t a k e m b a l i menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan berkelanjutan melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kota periode 2025/2026. Sebanyak 43 mahasiswa UKDW resmi diberangkatkan untuk melaksanakan pengabdian masyarakat di Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Yogyakarta. Mengusung tema “Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengolahan Sampah Terpadu untuk Keberlanjutan Lingkungan Kota Yogyakarta”, program ini merupakan bagian dari kontribusi UKDW dalam mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Peserta KKN Tematik berasal dari berbagai Program Studi (Prodi), antara lain

Manajemen, Akuntansi, Arsitektur, Desain Produk, Kedokteran, Informatika, Sistem Informasi, Biologi. Keterlibatan lintas prodi ini diharapkan mampu menghasilkan solusi yang interdisipliner, terutama dalam menghadapi persoalan sampah organik yang masih menjadi tantangan besar di Yog-

Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset (WR 1) UKDW, menyampaikan bahwa KKN merupakan media pembelajaran nyata bagi mahasiswa. “KKN adalah laboratorium sosial tempat mahasiswa belajar langsung dari masyarakat Kami berterima kasih kepada Kelurahan Suryatmajan atas kerja sama yang konsisten dalam mendukung pelaksanaan KKN Tematik UKDW,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya kedisiplinan mahasiswa serta sinergi yang baik dengan masyarakat, agar program yang dijalankan memberikan manfaat berkelanjutan. “Tema t

pengolahan sampah, yang menjadi persoalan kolektif. Kami harap, para mahasiswa yang mengikuti KKN Tematik ini harus disiplin dan tetap menjalankan tugas akademik reguler. Kami juga mohon dukungan dan bimbingan dari pihak kelurahan agar mahasiswa dapat menjalankan program dengan baik,” tambahnya.

Lurah Kelurahan Suryatmajan, Muyakarta.

hammad Hilkham, S.A.P., menyambut baik kehadiran mahasiswa UKDW dalam program ini Menurutnya, hampir seluruh RW di wilayah tersebut telah memiliki bank sampah, yang terintegrasi dengan program Pemkot Yogyakarta dalam pengelolaan sampah organik basah.

“Dari total produksi sampah harian sekitar 300 ton di Kota Yogyakarta, sekitar 60% adalah sampah organik basah Sementara kapasitas pengolahan yang dimiliki pemerintah hanya sekitar 200 ton per hari. Solusi utamanya adalah dengan memilah sampah dari sumbernya,” jelas Hilkham.

Ia berharap para mahasiswa dapat berkolaborasi dengan pengurus bank sampah di masing-masing RW, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah menggunakan ember organik yang telah disediakan. “Kami berharap mahasiswa UKDW bisa berbaur dan terlibat aktif dalam edukasi lingkungan, agar program ini berjalan lancar dan memberikan dampak positif,” tutupnya.

Melalui KKN Tematik ini, UKDW tidak

hanya mendorong mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari, tetapi juga mengasah kepekaan sosial dan kepemimpinan dalam konteks nyata Program ini memperkuat peran UKDW sebagai kampus yang peduli lingkungan, serta berkontribusi langsung dalam pemberdayaan masyarakat Yogyakarta melalui pendekatan edukatif dan kolaboratif. [mpk]

Sosialisasi Sadar Sampah UKDW: Langkah Nyata Menuju Kampus Ramah Lingkungan

Universitas Kristen Duta Wacana

( U K D W ) Y o g y a k a r t a k e m b a l i menyelenggarakan acara Sosialisasi Sadar Sampah pada Selasa, 9 September 2025 di Auditorium Koinonia. Menjadi bagian dari rangkaian acara Dies Natalis ke-63 Duta Wacana, acara Sosialisasi Sadar Sampah tahap 3 ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari seluruh fakultas di lingkungan UKDW. Kegiatan ini digelar dengan tujuan untuk meningkatkan

kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan.

Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Dr. Parmonangan Manurung, S T , M T , IAI , (WR 3) yang menekankan pentingnya peran aktif mahasiswa dalam menyebarkan informasi dan menggerakkan aksi nyata dalam pengelolaan sampah Dimana pengelolaan sampah yang baik adalah tanggung jawab bersama.

“Mahasiswa perlu menjadi penyambung informasi dan penggerak di fakultas masingmasing. Jika kita bisa mulai dari lingkungan kampus, kita turut mengurangi beban limbah yang ada di kota ini,” ujar Dr. Parmonangan.

Materi disampaikan oleh Vira Maya Permatasari dari Paguyuban Eco Sae

Migunani Dalam paparannya, Vira menyoroti kondisi darurat sampah yang tengah dihadapi Yogyakarta, salah satunya disebabkan oleh penuh dan ditutupnya TPA Piyungan “Sampah itu adalah bagian dari

aktivitas manusia. Jika tidak dikelola dengan baik, ia akan kembali merusak kehidupan manusia itu sendiri,” jelasnya. Vira menyampaikan bahwa selama ini, kebiasaan membuang sampah sembarangan dan tidak memilah merupakan tantangan utama. Sampah yang tercampur sering kali dibakar, padahal hal ini dapat melepaskan zat berbahaya yang mencemari udara dan lingkungan.

Menjawab tantangan tersebut, Vira mengajak peserta menerapkan langkah 3AH, yaitu Cegah, Pilah, dan Olah. Langkah ini mendorong setiap individu untuk mulai dari mencegah timbulnya sampah, memilah sesuai jenisnya (organik, non-organik, dan residu), hingga mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna.

Ia juga mengapresiasi langkah UKDW yang telah menyediakan fasilitas tempat sampah terpilah, namun menekankan bahwa kesadaran dan kedisiplinan dari pengguna-

nya adalah kunci utama keberhasilan program ini.

Sosialisasi ini mendapat respons positif dari para mahasiswa. Putri Elisabet, mahasiswa Program Studi Akuntansi, menyampaikan bahwa kegiatan ini membuka wawasan baru mengenai pentingnya memilah dan mengolah sampah secara benar.

“Sosialisasi ini membuat saya sadar bahwa sampah bukan sekadar dibuang, tapi harus dipilah dan dikelola. Apalagi kita tinggal di kota yang sedang mengalami darurat sampah. Edukasi ini sangat penting dan sebaiknya diberikan sejak dini,” ungkap Putri.

Melalui kegiatan ini, UKDW mempertegas komitmennya untuk menjadi kampus yang peduli terhadap isu lingkungan Seiring bertambahnya usia, UKDW tak hanya ingin menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga menjadi pusat pembentukan karakter dan kepedulian sosial, termasuk dalam hal pelestarian lingkungan. [jonathan]

niversitas Kristen Duta Wacana U(UKDW) resmi membuka rangkaian Program Pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (P2KMM) 2025 pada Sabtu, 20 September 2025 Digelar secara hybrid, kegiatan ini menjadi titik awal bagi mahasiswa untuk mengembangkan kepedulian sosial sekaligus keterampilan berorganisasi.

Koordinator Pelaksana, Jonathan Herdioko, S E , M M , dalam sambutannya menekankan pentingnya partisipasi aktif mahasiswa Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih, S.T., M.T., kemudian secara resmi membuka kegiatan dengan menegaskan bahwa P2KMM bukan sekadar program rutin, melainkan wadah pembentukan karakter mahasiswa yang berintegritas, kreatif, dan peduli masyarakat.

Bagian inti acara adalah talkshow yang menghadirkan dua narasumber, yakni Erni Sylviane Purba, S.Kom., Vice President Public Relations PT KAI sekaligus alumni UKDW, yang membawakan topik “Transformasi Digital yang Berkelanjutan bagi Masyarakat”

Semangat Baru P2KMM 2025: Transformasi Digital

dan Drs. Suradi, M.Si., Mantri Pamong Praja Kemantren Mergangsan, dengan materi “Kebijakan Pemerintah Kemantren Mergangsan dalam Penanganan Masalah Sosial Ekonomi untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat”.

Dalam paparannya, Anne Purba menekankan bahwa digitalisasi harus berorientasi pada masyarakat dan keberlanjutan. Melalui pengalaman di PT KAI, ia menunjukkan bagaimana transformasi digital mampu meningkatkan layanan transportasi publik, efisiensi operasional, serta mendukung target Net Zero Emission 2060. Ia juga mencontohkan inovasi seperti Female Seat Map yang memberikan rasa aman bagi penumpang perempuan, menunjukkan bahwa digitalisasi harus berdampak langsung pada kenyamanan dan keamanan masyarakat. “Transformasi digital harus berpihak pada masyarakat, inklusif, dan memberi dampak nyata dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Anne.

Sementara itu, Drs. Suradi, M.Si. memaparkan berbagai kebijakan lokal di Kemantren Mergangsan yang berfokus pada

peningkatan kesejahteraan warga Ia menyoroti upaya pengentasan kemiskinan melalui program Gandeng Gendong dan pemberdayaan UMKM, penanganan stunting dengan program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting), serta pengelolaan lingkungan melalui bank sampah dan biopori. Tak hanya itu, pemanfaatan digital dalam pelayanan publik juga diperkuat, misalnya dengan penggunaan QRIS untuk pembayaran retribusi makam “Kami berupaya agar kebijakan tidak hanya bersifat administratif, tetapi benar-benar berdampak pada kesejahteraan warga,” tutur Suradi.

Dipandu oleh moderator Vionita Angelin Simanjuntak, S Fil , diskusi berlangsung interaktif dan membuka wawasan baru bagi peserta Setelah sesi tanya jawab dengan narasumber, acara berlanjut dengan p e m b e k a l a n y a n g d i r a n c a n g u n t u k membekali mahasiswa menghadapi kegiatan P2KMM di masyarakat Agenda tersebut m e n c a k u p p e m b e n t u k a n k e l o m p o k partisipatif, kontrak aktivitas, latihan metode Double Diamond, hingga penyusunan

rencana aksi. Seluruh rangkaian diarahkan agar mahasiswa mampu merumuskan masalah, menyusun strategi, menentukan kelompok sasaran, dan merancang luaran kegiatan secara tepat. P2KMM 2025 tidak hanya menjadi perkuliahan lapangan, tetapi juga ruang bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kesadaran sosial, melatih kepemimpinan, dan mengasah kreativitas dalam merespons tantangan nyata di masyarakat Melalui kolaborasi antara universitas, pemerintah, dan masyarakat, UKDW berkomitmen untuk terus menghasilkan lulusan yang peduli, inovatif, dan siap m e n g a b d i R e k t o r U K D W m e n u t u p sambutannya dengan pesan, “Kami berharap mahasiswa benar-benar merasakan, memahami, dan memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan bermasyarakat melalui P2KMM ini.” [vio]

Doc. Panitia
Doc. Panitia

Centrino

UKDW dan Kanwil Kemenkum DIY Jajaki Kerja Sama Perlindungan Kekayaan Intelektual

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta menerima kunjungan Tim Pelayanan Hukum Kantor Wilayah Kementerian Hukum Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil Kemenkum DIY) dalam rangka koordinasi layanan kekayaan intelektual Pertemuan yang diadakan pada Rabu, 24 September 2025 ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat dukungan terhadap kewirausahaan dan pengembangan ekonomi kreatif, khususnya dari sisi perlindungan dan pencatatan hak kekayaan intelektual (HKI) yang dihasilkan oleh civitas academica UKDW. Kunjungan yang dipimpin oleh Evy Setyowati Handayani, S H , M H , (Evy)

selaku Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kanwil Kemenkum DIY ini, diterima langsung oleh Dr. Parmonangan Manurung, S T , M T , IAI , (Monang) Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi (WR 3) UKDW.

Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak membahas berbagai peluang peningkatan pencatatan dan perlindungan kekayaan intelektual yang dihasilkan oleh civitas academica UKDW. Baik hasil penelitian, karya desain, maupun inovasi mahasiswa memiliki potensi untuk mem-peroleh perlindungan hukum, sehingga tidak hanya memberi nilai tambah akademik tetapi juga membuka peluang komersialisasi.

Evy menekankan bahwa perlindungan kekayaan intelektual menjadi kunci penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. “Karya dan inovasi yang dihasilkan perguruan tinggi perlu dilindungi. Dengan pencatatan resmi, hasil kerja keras civitas academica akan memiliki kekuatan hukum,” ujarnya.

Sedangkan, Monang menyambut baik langkah koordinasi ini Ia menilai bahwa dukungan Kanwil Kemenkum DIY dapat memperkuat ekosistem kewirausahaan UKDW, khususnya dalam rangka mendukung mahasiswa yang aktif dalam programprogram kewirausahaan maupun kegiatan inovasi berbasis riset. “Kami melihat potensi

besar dari kolaborasi ini. UKDW memiliki banyak inovasi dari berbagai program studi, dan tentu perlindungan kekayaan intelektual menjadi hal penting agar karya tersebut dapat berkembang dan memberikan manfaat lebih luas,” ungkapnya.

Sinergi dengan Kanwil Kemenkum DIY diharapkan dapat membuka jalan bagi mahasiswa, dosen, maupun peneliti di UKDW untuk lebih aktif mendaftarkan hak cipta, desain industri, hingga paten Dengan demikian, UKDW tidak hanya menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga kontributor nyata dalam penguatan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual di Indonesia. [amp]

entre of Entrepreneurship and CInnovation (Centrino) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) sukses menggelar Entrepreneurship Clinic Session (ECS) 3 pada 19–20 Agustus dan 3 September 2025. Program ini merupakan bagian dari pembinaan intensif bagi mahasiswa penerima hibah Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) 2025, sekaligus terbuka untuk publik yang ingin memperkuat kompetensi wirausaha.

ECS 3 dibuka oleh Dr Parmonangan Manurung, S T , M T , IAI , Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Alumni, Informasi, dan Inovasi UKDW. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa semangat kewirausahaan merupakan pilar penting dalam mewujudkan visi UKDW SERU (Sustainable Entrepreneurial Research University).

“Entrepreneurship bukan hanya tentang menciptakan bisnis, tapi juga tentang membangun pola pikir inovatif, kreatif, dan mandiri. Kami ingin mahasiswa menjadi agen perubahan yang berani menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Sesi pertama ECS 3 menghadirkan Ign Agus Putranto, M Si , pakar komunikasi

Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Mengangkat topik “Branding Strategy – Branding is The Soul”, Agus menekankan bahwa branding bukan sekadar tampilan visual, tetapi merupakan identitas dan jiwa dari sebuah usaha. “Brand adalah simbol dan nilai yang membentuk kepercayaan konsumen. Tanpa jiwa, brand tidak akan punya kekuatan untuk bertahan,” tegasnya.

Dilanjutkan pada 20 Agustus 2025, ECS 3 menghadirkan Cretta Cucu Abdulah, CEO Seruni Audio, dengan materi “Ekosistem Kewirausahaan” Cucu menggarisbawahi

pentingnya jejaring dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bisnis. “Wirausaha tidak bisa tumbuh sendirian. Ia membutuhkan lingkungan yang saling mendukung, dari pemerintah, kampus, hingga komunitas,” jelasnya.

Cucu juga menyoroti tiga peran utama ekosistem kewirausahaan: pendorong pertumbuhan ekonomi, pencetus inovasi, dan pemberdayan masyarakat berbasis kearifan lokal Sesi ditutup dengan mentoring interaktif untuk peserta.

Pada 3 September 2025, ECS 3 ditutup

Dua Inovasi UKDW Resmi Dipatenkan, Bawa Solusi untuk Masyarakat

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta menerima dua sertifikat paten atas invensi karya civitas academicanya Sertifikat tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kepala Divisi P e l a y a n a n H u k u m K a n t o r W i l a y a h Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Rektor UKDW dalam acara yang digelar pada Selasa, 12 Agustus 2025.

Pencapaian ini menjadi wujud nyata komitmen UKDW dalam menghasilkan luaran akademik bernilai inovatif dan aplikatif, sekaligus memperkuat peran Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) sebagai pusat pengembangan inovasi kampus.

S.T., M.T., menyampaikan apresiasi atas kerja keras para inventor yang telah menciptakan karya berdampak bagi masyarakat “Paten sederhana ini bukan hanya pengakuan secara hukum, tetapi juga pencapaian penting yang mencerminkan kreativitas dan inovasi civitas academica. Dua paten ini menjadi titik awal untuk menumbuhkan lebih banyak karya yang dapat memberikan solusi nyata dan berdampak luas bagi masyarakat,” ujarnya.

Rektor UKDW, Dr -Ing Wiyatiningsih, Dua Invensi dari FAD UKDW

Adapun dua paten yang berhasil terdaftar berasal dari:

1. Tim Laboratorium Kota dan Permukiman dari Program Studi Arsitektur, terdiri atas Dr Imelda Irmawati Damanik, S T , M A(UD), Tutun Seliari, S T , M Sc ,

Yohanes Satyayoga Raniasta, S.T., M.Sc., IAI, Dr.-Ing. Ir. Paulus Bawole, MIP, Dr.Ing Ir Winarna, M A Dengan karya berjudul “Kuda-kuda Lipat Rangka Tenda”, sebuah inovasi tenda lipat praktis untuk pedagang kaki lima (PKL).

“Inovasi ini berangkat dari perhatian kami terhadap keterbatasan peralatan PKL, khususnya pada tenda Kami mencoba menghadirkan solusi praktis berupa rangka tenda dengan kuda-kuda yang dapat dilipat, mudah dirangkai, kokoh, dan stabil,” jelas Imelda.

2. Purwanto, S.T., M.T. dari Program Studi Desain Produk, melalui invensinya berjudul “Proses Pembuatan Bahan Berbentuk Lembaran dari Limbah Kopi”.

“Bahan dasar dalam proses ini berasal dari

dengan sesi inspiratif dari Michael Adhika Damarsasi, Founder Abhinaya Watch. Dalam sesi Founder Sharing, Dika berbagi pengalaman membangun usaha dari nol, hingga lolos tiga kali berturut-turut dalam kompetisi hibah kewirausahaan nasional. “Validasi produk, pengelolaan dana hibah, dan konsistensi inovasi adalah kunci keberlangsungan usaha,” katanya. Kepala Centrino, dr Haryo Dimasto Kristiyanto, S S , M Sc , menyampaikan bahwa ECS 3 adalah langkah konkret UKDW dalam membentuk ekosistem kewirausahaan kampus yang strategis.

“Kami berharap ECS tidak hanya melahirkan usaha baru, tetapi juga memperkuat budaya kewirausahaan di UKDW dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif di Indonesia,” pungkasnya.

Centre of Entrepreneurship and Innovation (Centrino) merupakan unit yang bergerak dalam pengembangan kewirausahaan dan inovasi di UKDW Program-program Centrino dirancang untuk menumbuhkan jiwa wirausaha yang kreatif, adaptif, dan berdampak sosial. [amp]

sisa minuman kopi di angkringan yang banyak dijumpai di Yogyakarta. Lembaran ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar produk seperti cinderamata atau alternatif pengganti kulit,” ujar Purwanto.

Dukungan dari Kemenkumham DIY

Evy Setyowati Handayani, S H , M H , Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kanwil Kemenkumham DIY. Dalam arahannya, ia menekankan pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual bagi inovasi dari dunia pendidikan

“Perlindungan hukum menjadi bukti pengakuan resmi atas inovasi, sehingga memungkinkan pengembangan dan pemanfaatan secara lebih luas. Kami akan terus memperkuat kolaborasi dengan perguruan tinggi, dunia usaha, dan komunitas untuk melahirkan paten-paten baru yang memberikan dampak nyata,” ujarnya. Menutup acara, Rektor UKDW kembali menegaskan pentingnya sinergi antara inventor dan unit pengelola kekayaan intelektual kampus “Raihan paten ini merupakan bukti nyata tindak lanjut kerja sama antara Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan perguruan tinggi,” pungkas Wiyatiningsih. [amp]

Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia

Prodi Desain Produk

Mahasiswa UKDW Raih Juara 1 Nasional Kategori Video Inklusi di Temu Inklusi 2025

Mahasiswa Universitas Kristen Duta

Wacana (UKDW) Yogyakarta kembali mengukir prestasi gemilang di kancah nasional. Dua mahasiswi Program Studi Desain Produk UKDW angkatan 2022, Vanessa Alvenia dan Shania Agustine, berhasil meraih Juara 1 Kategori Video Inklusi dalam ajang Temu Inklusi Nasional ke-6 yang digelar di Cirebon, Jawa Barat.

Kompetisi ini merupakan bagian dari rangkaian acara Temu Inklusi, yang diinisiasi oleh Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia dengan dukungan berbagai organisasi gerakan difabel, organisasi masyarakat sipil, mitra pembangunan dan pemerintah.

Tahun ini, Temu Inklusi mengusung tema “Komitmen, Sinergi, Aksi, dan Inovasi Kebhinekaan untuk Indonesia Emas 2045”

Forum ini menjadi ruang strategis bagi para pemangku kepentingan—termasuk komunitas difabel, akademisi, pemerintah, dunia usaha, dan media untuk berbagi praktik baik, membangun sinergi, serta merumuskan solusi inklusif bagi masa depan Indonesia.

Dalam kompetisi tersebut, Vanessa dan Shania mengangkat karya video berjudul “Melihat Dunia dari Dua Sisi”, yang mengajak penonton untuk melihat kehidupan dari dua perspektif, masyarakat umum dan temanteman difabel. Video ini menekankan bahwa inklusi bukanlah bentuk belas kasihan, melainkan bagian dari hak asasi manusia yang wajib dihormati.

Terinspirasi dari lagu “Both Sides Now” karya Joni Mitchell, karya ini mengangkat kisah Pak Sabari, seorang penyandang low vision

kemandirian tinggi, aktif berolahraga, menggunakan teknologi seperti TalkBack pada ponsel, serta menikmati aktivitas sehari-hari secara setara dengan masyarakat lainnya Cerita ini menggambarkan bahwa keterbatasan penglihatan tidak menghalangi seseorang untuk menjalani hidup secara utuh dan mandiri.

Pak Sabari sebelumnya dikenal oleh Vanesa dan Shania ketika sedang melakukan perancangan produk pada perkuliahan Studio

Desain Produk Inklusif, salah satu kekuatan khas dari kurikulum Prodi Desain Produk UKDW Dalam mata kuliah ini, mahasiswa diajak untuk merancang solusi nyata bersama teman difabel.

Vanesa dan Shania terlibat dalam projek perancangan produk inklusif disabilitas untuk implementasi pembuatan eco enzyme. Melalui kolaborasi dengan Pak Sabari, Vanessa dan Shania tak hanya menghasilkan karya video, tetapi juga alat bantu takar air untuk teman netra sebagai bagian dari implementasi desain inklusif.

Winta Adhitia Guspara, S T , M Sn , Koordinator Laboratorium Desain Inklusif UKDW, menyampaikan rasa bangga dan apresiasi yang tinggi atas pencapaian yang diraih oleh kedua mahasiswinya. “Kami sangat bangga atas prestasi Vanessa dan Shania. Ini m e r u p a k a n b u k t i b a

pembelajaran yang kolaboratif dan berbasis empati mampu menghasilkan karya nyata yang berdampak luas,” ujarnya.

Winta juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2014, Prodi Desain Produk UKDW telah membentuk Laboratorium Ergonomi dan Desain Inklusif, serta menyelenggarakan perkuliahan studio Desain Produk Inklusif sebagai wadah anak muda peduli inklusif disabilitas.

Bersama teman difabel, baik perseorangan, komunitas, LSM, dan kelembagaan seperti sekolah, Desain Produk UKDW telah menghasilkan produk-produk keseharian yang digunakan oleh teman difabel, permainan edukatif untuk pembelajaran, serta alat bantu. Inisiatif ini mencerminkan semangat kampus dalam membangun pendidikan yang transformatif dan berkeadilan sosial.

Prestasi Vanessa dan Shania menunjukkan bahwa mahasiswa UKDW tidak hanya memiliki kompetensi kreatif dan inovatif, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi terhadap isu-isu isu-isu keberagaman, kesetaraan, dan kemanusiaan.

“Melalui karya ini, kami belajar bahwa melihat tidak selalu butuh mata, kadang hanya perlu hati. Inklusi bukan belas kasihan, tapi pengakuan atas hak setiap manusia untuk hidup setara,” ungkap Vanessa. Dengan keterlibatan langsung teman difabel dalam proses desain, diharapkan akan tumbuh lebih banyak generasi muda yang tergerak untuk terlibat aktif dalam menciptakan dunia yang inklusif. Program Studi Desain Produk U

menghasilkan karya nyata yang berdampak sosial tinggi. [wag]

Kolaborasi Strategis UKDW dan ISI untuk Masa Depan Desain Indonesia

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta bersama Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjadi host Konvensi Program Studi Desain di Indonesia yang berlangsung di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Yogyakarta, Sabtu (16/8).

Acara ini diinisiasi oleh Forum Program Studi Desain Produk Industri Indonesia (FPSDPII) dan melibatkan dua asosiasi besar di bidang pendidikan desain, yaitu Asosiasi Program Studi Desain Interior Indonesia (APSDII) dan Asosiasi Program Studi Desain Komunikasi Visual Indonesia (APSDKVI) Kegiatan ini juga didukung oleh Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) Chapter Jogja-Jateng.

Konvensi ini mempertemukan para pimpinan dan dewan pakar dari forum serta a s o

e r u m u s k a n kesepakatan strategis yang menjadi pijakan penting bagi pengembangan pendidikan desain di Indonesia. Salah satu hasil utama adalah penandatanganan nota kesepakatan mengenai rumusan kompetensi inti lulusan pendidikan

desain di Indonesia, yang menjadi komponen krusial dalam persiapan pembentukan

Perencanaan, Lingkungan, dan Arsitektur (LAM DEPILAR).

Ketua FPSDPII, Dr Guguh Sujatmiko, menegaskan bahwa pendidikan desain harus berlandaskan pada pembelajaran berbasis studio, sejarah, teori, kritik, sosial-budaya, dan t

a pemecahan masalah manusia “Teknologi diposisikan sebagai sarana, bukan tujuan,” tambahnya.

Rumusan kompetensi inti lulusan desain yang disepakati meliputi kemampuan merancang, melakukan penelitian, memahami teori desain, menguasai produksi, menjalani praktik profesi, bekerja secara kolaboratif, berkomunikasi efektif, serta mengembangkan pengetahuan dari pengalaman di luar kelas.

Selain itu, forum meneguhkan nilai-nilai pendidikan desain yang harus berlandaskan kesadaran lingkungan berkelanjutan dan penghargaan terhadap keragaman budaya Indonesia Sementara isu perkembangan teknologi belum dijadikan norma bersama

Program Studi (Prodi) Desain Produk,

Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyelenggarakan Perwalian Akbar dan Mimbar Akademik Mahasiswa di Ruang Seminar Didaktos pada hari Selasa, 22 Agustus 2025 Kegiatan ini menjadi ajang sosialisasi kurikulum terbaru berbasis Outcome-Based Education (OBE) serta forum berbagi pengalaman antar mahasiswa lintas angkatan.

Dalam sesi Perwalian Akbar, Prodi Desain Produk mensosialisasikan kurikulum OBE yang

mulai diterapkan pada Tahun Ajaran 2025/2026. Kurikulum ini menekankan pada pencapaian profil lulusan yang sesuai dengan visi dan misi prodi. Selain itu, kegiatan juga memperkenalkan nilai-nilai utama fakultas yang terangkum dalam semangat nurture, innovate, conserve (NIC), serta semangat baru Prodi Desain Produk yang disebut KEKINIAN, akronim dari Kreatif, Empati, Kritis, Inklusif, Inspiratif, dan Handal.

Ketua Program Studi, Winta T. Satwikasanti, Ph.D., menekankan pentingnya peran intuisi dan empati dalam proses desain. Menurutnya, desainer tidak hanya dituntut memiliki kemampuan visual, tetapi juga kepekaan terhadap konteks sosial dan budaya.

Acara dilanjutkan dengan Mimbar Akademik Mahasiswa bertema “From Studio to Stage”, yang menghadirkan empat mahasiswa aktif sebagai narasumber. Mereka adalah:

Shania Agustine Kartika Dewi Abiel Utomo (Angkatan 2022) – Juara 1 IFCC Footwear Competition

Ÿ

(Angkatan 2022) – Penerima hibah wirausaha P2MW

Ÿ Michelle Aurelia Nathanael (Angkatan 2023) – Peserta kompetisi internasional Aakruti 2025

Ÿ Stevanus Marcello Halim (Angkatan 2024) – Finalis NSIC Innovation Competition

K e e m p a t m a h a s i s w a m e m b a g i k a n pengalaman mengikuti berbagai kompetisi nasional dan internasional di bidang desain, seperti produk kriya, alas kaki, aksesori, serta desain berbasis teknologi dan energi terbarukan Mereka juga mendorong rekanrekan mahasiswa lain untuk aktif mengikuti kompetisi sebagai bagian dari pengembangan diri dan portofolio akademik.

“Perlu kemauan dan keberanian untuk mulai membuktikan kemampuan diri sendiri, melalui kegiatan seperti penelitian dan kompetisi, untuk kemudian bisa memetik pengalaman dan hasil, yang akan menjadi bekal hidup kedepannya,” kata Shania. Sesi ditutup dengan pemaparan dari dosen Desain Produk, Christmastuti Nur, S.Ds., M.Ds., yang membagikan pengalamannya dalam mengikuti berbagai kompetisi desain. Ia juga mengingatkan pentingnya keluar dari zona nyaman sebagai langkah awal menuju

karena sifatnya yang dinamis, luas, dan cepat berubah seiring perkembangan zaman. Kepala Program Studi Desain Produk U K D W , W i n t a T S a t w i k a s a n t i , menyampaikan, “Kesepakatan ini menjadi tonggak penting untuk kolaborasi perguruan tinggi desain di Indonesia. Lulusan kini tidak hanya dituntut menguasai keterampilan teknis, tapi juga harus memiliki sensitivitas sosial dan kesadaran budaya Ini menjadi peluang bagi kami untuk mendorong kurikulum yang lebih kontekstual, adaptif, dan humanis” Konvensi yang dihadiri oleh 17 perwakilan dari forum dan asosiasi program studi desain ini menegaskan bahwa orientasi pendidikan desain nasional akan semakin mengarah pada prinsip user-centered design, yakni desain yang berpusat pada manusia tanpa mengabaikan keberlanjutan lingkungan. Melalui kegiatan ini, UKDW dan ISI turut meneguhkan posisi Yogyakarta sebagai pusat gagasan pendidikan desain nasional yang m a m p u m e n j e m b a t a n i k e p e n t i n g a n akademisi, praktisi, dan masyarakat luas. [drr]

pencapaian yang lebih tinggi “Kita harus berani keluar dari zona nyaman dengan mengalahkan diri kita sendiri untuk menjadi yang terbaik,” ujarnya.

Di penghujung acara, disampaikan pula dua momen penting, yaitu perpisahan dengan Christmastuti Nur yang akan melanjutkan studi doktoral di Milan, Italia, serta sambutan atas kembalinya Dr. R. Tosan Tri Putro, S.Sn., M.Sn. yang telah menyelesaikan studi S3.

Winta Adhitia Guspara, M.Sn., penggagas kegiatan Perwalian Akbar, menyampaikan bahwa acara ini bertujuan menjadi ruang akademik yang menghubungkan kembali mahasiswa antar angkatan serta memotivasi mereka untuk aktif dan berkolaborasi dalam berbagai kegiatan positif di kampus.

“Melalui sharing session oleh perwakilan mahasiswa yang telah meraih hal positif dari kompetisi-kompetisi yang diikuti Hal ini penting agar mahasiswa memiliki banyak kesempatan untuk mengimplementasikan ilmunya secara aktual dalam kehidupan nyata,” pungkasnya. [Ismartaya]

doc.Pribadi
doc.Pribadi
doc.Pribadi
doc.Pribadi

ELED UKDW Empowers Visually Impaired Massage Therapists with English Training

The English Language Education

Department (ELED) of Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) has taken a significant step in community empowerment by equipping visually impaired massage therapists at Badan Sosial Mardi Wuto (BSMW) with practical English skills. The program, conducted from June to July 2025, was designed to help therapists communicate effectively with international clients, especially as many of them now hold international certifications.

A series of training sessions were held, focusing on key topics such as introducing oneself, describing massage techniques, handling client questions, and understanding safety and cultural etiquette. The sessions were designed to improve both language proficiency and confidence, using interactive methods like role-playing and dialogue practice Through this initiative, the participants also learned how to utilize technology, such as Talkback features on their phones, to aid their learning process Ultimately, the program successfully supported the therapists in gaining essential English language skills needed for their professional growth.

A total of five ELED lecturers participated in the program: Anesti Budi Ermerawati, M Hum , Dr Adaninggar Septi Subekti, M.Sc., Dr. Fransisca Endang Lestariningsih, M Hum , Arida Susyetina, S S , M A , and Lemmuela Alvita Kurniawati, M.Hum. Nabila Mutiara Azahra, an ELED student also participated as the facilitator assistant.

Before the program started, needs analysis to better capture the participants’ needs and wants was conducted by Anesti Budi Ermerawati, S.Pd., M.Hum., and Dr.

Fransisca Endang Lestariningsih, M Hum

The needs analysis was done both through d i r e c t o b s e r v a t i o n s a n d d i g i

communication with Ms. Suharti, a manager at BSMW. The observation took place at the Sekolah Khusus Tunanetra Yaketunis Yogyakarta on April 18, 2025 It was discovered that the massage therapists at BSMW needed assistance in improving their English skills to accommodate foreign clients, especially after obtaining international certifications.

In response, a team consisting of five lecturers from the ELED and one ELED student organized a training series consisting of five training sessions from June 14 to July 12, 2025 The sessions were conducted in Mardi Wuto office at Jl. C. Simanjutak 2. Komplek, Jl. Yap Square Blok B1, Terban, Gondokusuman, Yogyakarta and it covered four key topics: “Introducing Yourself and Y o

Techniques,” “Handling Client Questions,” and “Safety and Cultural Etiquette.” A total of four visually-impaired massage therapists in Yogyakarta participated in the training program.

The first session carrying the topic “Introducing Yourself and Your Work” was conducted on June 14 2025 with Anesti, Arida, and Nabila Azahra facilitating the discussion. Participants were asked to share their experiences with international customers The facilitators also incorporated role-playing a

introductions. Challenges were identified in using the Talkback feature on participants' phones, which slowed their learning process. The method of Presentation, Practice, Production (PPP) was adopted to make the

lessons more efficient.

The second session, led by Alvita, Adaninggar, and Nabila, focused on describing different massage techniques It was conducted on June 21 2025. Participants were asked to recall techniques they were familiar with and to listen to recorded dialogues demonstrating responses to common health concerns, such as back pain and muscle tension The session revealed that some participants faced difficulties using the Talkback feature, which was addressed by reading the dialogues multiple times to ensure understanding.

The third session on July 5 2025 was facilitated by Adaninggar and Arida on how to handle client questions Participants were encouraged to share common questions they receive from clients. The session involved roleplaying dialogues where participants practiced asking and answering questions The facilitators used recorded dialogues to help participants familiarize themselves with vocabulary and improve their conversational skills.

The fourth session on June 28, 2025 focused on safety and cultural etiquette in massage therapy Fransisca, Alvita, and Nabila facilitated the session The facilitators reviewed techniques, using example scenarios to guide participants on how to respond to clients' issues like back pain or shoulder tension. Cultural etiquette discussions helped participants understand acceptable practices in different cultural contexts Recorded dialogues were again used to ensure participants understood the material.

In the final session, the four participants presented dialogues based on cue cards. One participant confidently presented a

conversation about preparing a client for a

c i p a n t demonstrated how to guide a client on stretching before the marathon Another participant, with extra support, presented a conversation on handling a shoulder injury. T

y demonstrated how to handle client complaints about massage pressure. Overall, the project successfully addressed the English language needs of the massage therapists, helping them develop skills to serve international clients.

Apart from the training, the community service team has successfully developed a training module intended to facilitate English learning for visually-impaired massage therapists. The module is designed in the context of massage field and equipped with audios of sample dialogues to better facilitate visually-impaired learners in their learning journey. This module was carefully designed with one goal in mind: to empower therapists to confidently interact with international clients in their workplace.

“An eye-opening experience. Not only in the process of preparing the materials but also in the teaching process, the community service team witnessed success in addressing the needs of the visually-impaired massage therapists,” said Anesti, the coordinator of the program. Discussions are still ongoing regarding the potential next training project between ELED UKDW and BSMW The options being considered include either conducting similar training with different participants or offering different training to the same participants. [adaninggar]

From Campus to Classroom: The Journey of an English Education Student

Being an English Education student is

not only about learning language theories and teaching methodologies, but also a journey full of joys and struggles

t h a t s h a p e o n e ’ s c h a r a c t e r a n d professionalism During my four years at Universitas Kristen Duta Wacana, I learned that studying was not merely about achieving grades, but also about building resilience, leadership, and identity as a future educator.

The first joy came when I realized that every course opened a new horizon From phonetics, grammar, to linguistics, each subject was both challenging and rewarding. There was a sense of pride whenever I successfully delivered a presentation in English in front of lecturers and classmates, or when I managed to facilitate group discussions so that everyone actively contributed Moreover, the opportunity to serve as a laboratory assistant gave me valuable experiences in mentoring juniors,

understanding the diversity of students’ learning styles.

Behind the joy, however, there were also challenges The workload of assignments, overlapping deadlines, and thesis research that demanded extra patience often made me exhausted. I still remember how difficult it was to collect data for my thesis on peer feedback in L2 writing It required coordination with more than 100 students from various universities, processing the data using SPSS, and analyzing the results to make them academically accountable. There were moments when I doubted myself “Am I really capable of finishing this?” yet the support of my supervisor, peers, and family became the strength that kept me moving forward.

Campus organizational life also added color to my journey Serving as the head of a national competition, HRD coordinator in the student executive board, and even a workshop

speaker taught me how to lead, work in teams, and cope with pressure All of these experiences equipped me with soft skills that later proved highly relevant when I stepped into the professional world.

Graduating with the best academic achievement was a sweet reward, but the journey did not stop there. In early 2025, I took my first career step as a Learning Support Teacher at IPEKA Puri Elementary School. This role is both challenging and touching. My task is not only to teach, but also to accompany students with special learning needs so they can grow according to their potential.

The first days were full of adaptation. From the international school environment, demanding curriculum, to communication with homeroom teachers and parents, everything required readiness There were moments when a student struggled with simple reading, and I had to find creative ways to keep them motivated. At other times, I found

great satisfaction when seeing a child confidently write their very first sentence.

My classroom experience made me realize that education is not only about theory, but also about empathy and dedication. Every child is unique, and a teacher’s role is to accompany them in discovering the best path for their learning.

The journey from being a university student to a young teacher at IPEKA Puri has p

inseparable parts of the process All the difficulties I faced during my studies have forged resilience, which has now become a strong foundation for my career. Ultimately, this is only the beginning of a long journey as an educator, a profession that not only teaches language, but also helps shape the future of the next generation. [naomi]

Pusat Pelatihan Bahasa

Ready, Reset, Go

Tahun akademik baru sudah dimulai.

Ini bisa jadi momen yang tepat untuk menata ulang diri dan cara kita menjalani keseharian kita terutama dalam perjalanan belajar ini. Mari kita anggap masamasa awal perkuliahan ini sebagai sebuah blank slate, kanvas kosong, dan lembaran baru. Kita bebas mengisinya dengan apa saja yang membawa kita ke tempat yang kita tuju.

Bersikap jujur dan adil dalam ruang belajar

Jujur pada diri sendiri dan orang lain menjadi suatu sikap yang semakin langka dan berharga di tengah banyaknya orang yang mulai permisif terhadap kebohongankebohongan “kecil”. Jujur mengakui saat kita tidak tahu sesuatu, jujur saat kita tidak mengerti, dan jujur mengakui kekurangan kita. Kadang saat belajar, kita merasa kita harus tahu semua materi yang diberikan di ruang kelas. Pembelajaran apa yang terjadi ketika kita sudah tahu semuanya? Asumsi bahwa kita harus tahu semuanya, sering membuat kita enggan jujur mengakui bahwa masih ada hal-hal kecil maupun besar yang belum kita kuasai. Ini wajar karena siapa di antara kita yang ingin terlihat bodoh? Kejujuran mengakui ketidaktahuan kita sebetulnya malah berpotensi untuk memperdalam materi yang sedang kita pelajari dan mengkaji ulang poin-poin yang perlu pembahasan. Sikap adil atau fair juga berperan penting dalam proses belajar kita, terutama dalam menerima atau menyanggah masukan dan kritikan Berlatih untuk

memprogram kebiasaan menerima suatu umpan balik tentang kegiatan belajar kita sebagai sebuah serangan pribadi menjadi sesuatu yang perlu ditanggapi dengan lebih objektif dibutuhkan untuk mengedepankan akuntabilitas kita sebagai pelajar.

Berani malu dan salah

Dorong diri kita untuk berpartisipasi aktif dan bertanya dalam ruang-ruang belajar yang kita datangi. Bagikan ide kita dan tanyakan jika ada yang belum jelas Tidak harus menunggu semua tersusun sempurna karena kita semua sedang belajar Semakin kita terbiasa menyuarakan diri kita dengan resiko malu atau salah, semakin kita cepat belajar. Learning happens when we make mistakes.

Menurut Carol Dweck, seorang profesor Psikologi di Stanford, di saat kita belajar dan membuat kesalahan, kita membentuk sinapsis baru atau sambungan antar neuron di otak yang membuat informasi dapat mengalir dan diolah. Tetap merasa tenang-tenang saja saat membuat kesalahan, terutama di depan banyak orang, memang menjadi tantangan tersendiri. Wajar sekali untuk merasa malu dan kapok ketika membuat kesalahan. Tapi sesungguhnya, dari kesalahan itulah kita mendapatkan pemahaman yang lebih kuat tentang topik yang kita pelajari.

Luangkan waktu untuk bergaul dan bersosialisasi

Membangun network atau jaringan sosial

h penghargaan Ando Momofuku Award dari Jepang) yang pandai bergaul dan aktif di berbagai kegiatan di masa mudanya mengatakan bahwa sebagai seorang peneliti, dia merasa nyaman untuk tampil di depan

mengatakan bahwa tong kosong nyaring bunyinya atau semakin berisi semakin merunduk itu sudah tidak sesuai dengan era baru ini. Menurutnya kita bisa nyaring dan juga berisi, tidak harus either or, tapi both can be true.

Tiap waktu adalah momen yang tepat untuk mereset diri, tapi berbagai kejadian di seluruh penjuru bumi yang terjadi akhirakhir ini membuat bulan ini terasa semakin tepat untuk kita gunakan sebagai awal yang baik untuk memulai gerakan mereset diri. Berbagai figur penting, mulai dari Gandhi, Tolstoy, John Maxwell, sampai Ibu Teresa sepakat bahwa untuk mengubah dunia, kita perlu mulai dari diri kita sendiri. Jadi, mari bersama kita get ready, reset, and go. [raras] sangatlah penting untuk mengasah keterampilan berkomunikasi Apa pun pekerjaan yang akan kita pilih dan seberapa pun introvertnya kita, kita pasti butuh orang lain karena no person is an island. Seseorang yang bekerja di bidang eksakta, seperti peneliti misalnya, umumnya dianggap cukup hanya bekerja sendiri atau hanya dengan timnya. Tapi seorang peneliti dari Indonesia, Sastia Prama Putri (ilmuwan perempuan I

Belajar Menari Klasik Jogja di Sanggar Budaya Ambar Rukma

"Aku iri sama kamu. Aku pengen juga bisa menari dan pentas tari klasik Jogja sepertimu."

Begitu kata seorang teman kepada saya beberapa waktu yang lalu Saya lahir dan besar di Samarinda, Kalimantan Timur Orang tua saya bukan orang Jawa, apalagi Jogja. Jadi sepertinya wajar saja kalau dia iri melihat saya bisa menari tari klasik Jogja seperti Nawung Sekar, Sekar Pudyastuti, dan Sesanti Mangayu-hayu Meskipun gerakan saya jauh dari sempurna bila dibandingkan teman-teman, apalagi penari profesional.

Sejak kecil saya memang suka menari, tetapi baru benar-benar menekuni tari Jawa terutama klasik Jogja setelah tinggal di Jogja. Alasan awal lebih kepada memperbaiki postur tubuh dan melatih kesabaran. Kok bisa? Tarian Jawa itu lemah gemulai dan gerakannya kecil serta detail, jadi perlu kesabaran yang lumayan tinggi untuk bisa berkonsentrasi dan bertahan berlatih satu judul tarian. Selain itu, tarian klasik Jogja sangat memperhatikan postur tubuh yang sempurna, elegan dan ayu tetapi tidak kemayu Posisi tegak tetapi tidak kaku, memperlihatkan keindahan postur tubuh perempuan tetapi tidak berkesan genit atau vulgar. Sulit? Ya tetapi tetap menyenangkan. Sebagai contoh, saat menari klasik ada posisi

mendhak (menekuk lutut tetapi badan harus

) Bayangkan harus melakukan posisi itu selama 3 menit, kira-kira apa yang akan kamu rasakan? Sampai saat ini saya masih berjuang untuk melakukan mendhak selama menari sehingga tarian terlihat indah (lebih sering lupa sih) Belum lagi harus menghafalkan gerakan tangan, kaki dan memastikan gerakan itu selaras dengan musik yang kadang temponya sungguh menguji iman Serta menghafalkan istilah motif gerakan seperti gurdo, ngithing, kicat, kengser, langkah semang, dan gerakan yang lainnya. Tahun 2017, seorang teman mengajak saya bergabung dengan Krida Beksa Wirama (KBW) yang membuka kelas perdana mereka di Pendapa Hotel Ambarukma. Jumlah kami sangat banyak saat itu, ada sekitar 75 orang. Tidak semuanya berstatus ibu, ada juga yang masih belum menikah Tidak semua pula mempunyai latar belakang tari Jawa atau bahkan klasik Jogja. Untuk kelas perdana, kami harus mengikuti latihan dasar tari klasik Jogja putri yang bernama Sari Tunggal. Sari Tunggal adalah rangkaian motif gerak dasar tari klasik Jogja yang dibagi menjadi 3 bagian karena ada 51 gong. Semua anggota sanggar harus mempelajari 3 bagian Sari Tunggal agar bisa lebih memahami wirama, wirasa dan

wiraga.

Sebelum pandemi, kami mempunyai agenda menari di alam untuk eksplorasi gerak seperti di Mangunan, di rumah Kartika Affandi, dan yang terakhir di Tebing Breksi.

Saat pandemi sedikit mereda, kami diperbolehkan berlatih dengan jumlah terbatas. Saat itu kesulitan menari bagi kami bertambah. Bayangkan harus mengatur nafas untuk menahan berat badan sambil memakai masker Keringatnya jelas bercucuran plus ngos-ngosan. Tetapi bahkan pandemi tidak menyurutkan niat kami untuk tetap berlatih menari karena menari adalah saat yang menyenangkan bagi kami. Banyak suka dan duka yang kami bagi bersama seperti saat kami harus berpisah dengan beberapa teman yang harus menutup buku dan pergi meninggalkan kami untuk selamanya.

Sekarang saya sudah berlatih di sanggar tersebut – saat ini bernama Sanggar Budaya Ambar Rukma atau SaBAR) - selama 8 tahun. Keuntungan yang didapat? Jelas banyak Selain bisa tampil di pentas-pentas dari kami untuk kami, saya dan teman-teman juga pernah menari di Bukit Paralayang dan memeriahkan ulang tahun Royal Ambarukmo Yogyakarta (RAY) di pendapa RAY dan ruang terbuka bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Karena jumlah anggota yang

memperluas pertemanan dan pengetahuan. Saya bisa mengenal banyak teman baru yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Selain saya, ada juga beberapa teman asli Kalimantan yang ikut bergabung Rasa bangga juga dirasakan bersama ketika melihat teman berdarah Batak luwes menari klasik Selain itu, bukan hanya belajar tentang gerakan tari, di SaBAR kami juga belajar banyak hal terkait budaya Jogja seperti jenis jarik Jogja, cara memakai jarik, menyanggul model Jogja dan tentu saja make up panggung.

Dari 75 anggota awal, hanya tinggal beberapa saja dari kami yang masih bertahan saat ini Beberapa teman harus berhenti karena kesibukan dan ada beberapa yang harus pergi untuk selamanya Kami yang masih berlatih sampai saat ini memilih untuk tetap bertahan karena menari membuat kami bahagia Selalu ada cerita dalam setiap perjumpaan kami. Selalu ada hal yang bisa dibagi dan dinikmati selain menari. Intinya kami bertahan karena kami menemukan tempat dimana kami bisa berekspresi dan bersosialisasi tanpa ada tekanan dalam bentuk apapun, kami terikat oleh kecintaan yang sama yaitu menari. Bagaimana dengan kalian? [tia]

Berhenti sejenak.

Renungan Meditatif

“Berhenti Sejenak, Tuhan Sudah Memberimu Ketenangan” (Yesaya 30:15–17)

tak bisa dipadamkan oleh kecemasan.

sebab rahmat-Nya lebih dahulu bekerja

Tarik napas dalam. Sebab firman berkata:

Lepaskan segala beban yang mengikat dadamu.

“Dalam bertobat dan tinggal diam terletak keselamatanmu.

D a l a m t e n a n g d a n p e r c a y a t e r l e t a k kekuatanmu.”

Namun kita sering memilih jalan yang lain.

Kita berlari lebih cepat daripada langkah kita sendiri.

Ketenangan itu bukan berarti masalahmu lenyap, bukan berarti luka langsung sembuh.

Ketenangan itu hadir

seperti keheningan malam

seperti air yang mengalir di tengah gurun, seperti bayangan pohon di siang terik, yang menutupi hari dengan selimut bintang.

Berhenti sejenak. Duduklah di hadapan-Nya.

Biarkan diam menjadi doamu.

Berhenti sejenak. Renungkan perjalananmu.

sebelum engkau sempat cemas. Mungkin engkau sudah jauh terseret arus.

Mungkin engkau sudah letih oleh tuntutan dunia.

Jalan itu bernama: diam di hadapan Tuhan,

Namun tetap ada jalan pulang. percaya pada-Nya.

Engkau memberiku teduh.

Di tengah gelombang yang mengguncang, bahwa dalam tenang ada kekuatan,

Ajarku berhenti sejenak, yang menjerat langkah. menyandarkan hati pada-Mu.

Kita mengikatkan diri pada kuda-kuda perkasa, “Kamu tidak mau…”

Biarkan hening menjadi persembahanmu.

Ketenangan itu bukan hadiah masa depan,

seakan-akan kita bisa mengendalikan arah hidup dengan tenaga sendiri.

seperti bisikan lembut yang menegur jiwa: Ya, betapa sering kita menutup telinga, lebih percaya pada kebisingan dunia,

Tetapi hari ini—berhentilah.

dalam diam ada keselamatan.

Bebaskan aku dari lari yang sia-sia.

Biar aku berdiam di pangkuan-Mu, dan menemukan damai

daripada pada suara yang menenangkan dari Tuhan.

Tidak perlu terus menunggang kuda yang melarikanmu.

Yesaya bersuara, Tidak perlu bersembunyi di balik dinding kegelisahanmu.

Tuhan sudah menyiapkan ketenangan

mengejar kecepatan, mengejar ambisi, yang tak bisa direbut oleh badai,

Sebuah surat permohonan narasumber

datang dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Wiyata Wacana (STAK WW) Pati dialamatkan kepada Ketua Campus Ministry ( L P K K S K ) U K D W S T A K W W P a t i mengundang perwakilan dari Campus Ministry Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) untuk berbagi tentang salah satu bentuk doa yang sedang akrab di kalangan anak muda: Doa Hening dengan nyanyian dari Taizé.

Pada Jumat, 12 September 2025, Adham Khrisna Satria, M.A., fasilitator dan animator dari Campus Ministry UKDW, hadir di Pati untuk memimpin acara workshop bertajuk "Doa Hening: Mendengarkan dengan Hati melalui Nyanyian dari Taizé" Kegiatan ini tidak hanya sekadar workshop biasa, tapi juga menjadi sebuah momen untuk berhenti

sejenak dan menambatkan " perahu" kehidupan yang sering diguncang "ombak" kegelisahan di hadirat Tuhan.

Tujuan Mulia Kunjungan: Bukan Sekadar Seminar

Tujuan utama dari kunjungan ini sangat jelas. Tidak hanya memberikan wawasan baru bagi mahasiswa, tetapi juga mengajak mereka untuk mengalami langsung Doa Hening/ Meditatif. Dengan kata lain, acara ini bertujuan untuk memfasilitasi sebuah pengalaman rohani, bukan hanya sekadar menambah pengetahuan Jiwa acara ini adalah menemukan kedamaian dan makna hidup di tengah kesibukan, melalui hati yang mau mendengarkan.

D a l a m s a m b u t a n n y a , A d h a m mengibaratkan kehidupan kita seperti perahu yang terus-menerus dihantam ombak Ia mengajak para mahasiswa STAK WW untuk

sejenak menambatkan perahu itu di "pelabuhan yang tenang," yakni hadirat Tuhan itu sendiri Kekuatan sejati, katanya, tidak ditemukan saat kita terus berjuang melawan badai, tetapi saat kita berani berhenti, tinggal diam, dan sepenuhnya percaya kepada-Nya.

Doa Hening dengan menggunakan nyanyian dari Taizé sendiri adalah bentuk doa meditatif yang lahir dari sebuah komunitas ekumenis yang berlokasi di sebuah desa bernama Taizé di Prancis Doa ini menggunakan nyanyian-

kau akan menemukan wajah Tuhan

Sebab di dalam keheningan itulah yang tersenyum,

Ya, kita sering lebih suka lari.

Sebab Tuhan tidak menunggu esok,

Ia hadir hari ini. tetapi anugerah yang sekarang juga bisa kau rasakan.

Kita sering memilih jalan yang riuh.

Tetapi hari ini Tuhan berkata:

Tenanglah. Percayalah. Kuatmu ada di sana. yang berbisik: “Aku ada. Jangan takut.”

Ia adalah keteduhanmu sekarang.

Maka, jangan terus berlari.

Kita sering merasa tenang hanya bila tangan kita menggenggam kuasa.

Letakkan pedangmu. Lepaskan kuk yang berat.

Biarkan tangan Tuhan menuntunmu.

Berhenti sejenak. Tarik napas dalam.

Dan dengarlah:

Seperti benih kecil yang tidak berisik saat tumbuh,

seperti matahari yang bangkit tanpa gembargembor,

begitulah Tuhan bekerja dalam diam.

Maka izinkan hatimu beristirahat, yang memeluk,

Tuhan sudah memberimu ketenangan.

Doa Penutup

di tengah riuh dunia, Tuhan,

Engkau mengajarku diam.

Lepaskan aku dari kegelisahan yang Kau janjikan. Ajarku percaya, aku menyerahkan langkah.

Biarlah ketenangan-Mu

menjadi rumahku.

menyatu dalam diam-Mu

Biarlah kasih-Mu menjadi pelitaku. Hari ini, Tuhan, Amin. [Pedro] aku menyerahkan resah, yang penuh damai. aku menyerahkan napas, Biarlah hidupku

UKDW dan STAK Wiyata Wacana Pati: Menemukan Ketenangan di Tengah Kebisingan Zaman

nyanyian repetitif dengan lirik pendek, yang bertujuan untuk membantu kita masuk ke dalam ketenangan batin Berbeda dengan nyanyian gereja pada umumnya yang memiliki bait-bait yang sudah jelas berapa kali dinyanyikan, nyanyian Taizé mengajak kita

untuk menyanyi tanpa batas waktu, memberikan ruang untuk penghayatan yang lebih dalam Pada intinya, Doa Meditatif adalah sebuah praktik untuk belajar menjadi hening, di mana hening ini bukanlah kekosongan, melainkan sebuah ruang untuk mendengarkan Tuhan dengan hati.

Membangun Jembatan dan Jejaring: Sinergi dan Sumbangsih Nyata

Kunjungan perwakilan Campus Ministry

UKDW ke STAK Wiyata Wacana Pati ini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar

sebuah acara rohani Ini adalah langkah konkret dalam mengembangkan jejaring

UKDW, khususnya di kampus-kampus Kristen di Jawa Tengah. Kehadiran wakil UKDW ini

memperkuat jembatan persahabatan antara dua institusi Kristen, mempromosikan dua Nilai-nilai Kedutawacanaan "Service" dan "Excellence" yang dianut oleh UKDW. Secara organisatoris STAKWW berada di bawah naungan dan pengelolaan Sinode Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) yang juga merupakan salah satu sinode gereja pendukung UKDW, Yogyakarta. “Sumbangsih nyata dalam acara ini juga tak lepas dari peran para relawan muda dari mahasiswa STAK WW,” ujar Pdt Teguh Karyanto, M.Th (Wakil Ketua III STAK WW).

Sejak dua minggu sebelum hari-H, mereka sudah terlibat penuh dalam persiapan Komitmen dan dedikasi mereka terlihat jelas, mulai dari merancang denah ruang acara, dekorasi ruangan, latihan menyanyi, pemusik pengiring ibadah, konsumsi seusai acara hingga memastikan semua kebutuhan teknis tersedia. Di hari H, para relawan ini bekerja tanpa lelah dari awal hingga akhir, memastikan acara berjalan lancar. Bahkan kehadiran Pdt. Herin

Kahadi Jayanto, M.Th, selaku Ketua STAK WW dan beberapa pegawai serta staf dosen membuat acara Workshop dan Doa Hening semakin bermakna Pihak STAK WW juga mengundang perwakilan dari Majelis Jemaat Gereja-gereja GITJ di daerah Pati dan sekitarnya untuk datang dan berpartisipasi dalam acara ini. Inisiatif dari STAK WW Pati untuk membangun sebuah "komunitas doa yang berkelanjutan" setelah workshop ini menunjukkan adanya potensi kolaborasi jangka panjang.

Seorang mahasiswa relawan, Angel (mahasiswa Prodi Teologi STAK WW), memberikan kesannya, "Hal yang berkesan bagi saya, karena saya baru pertama kali mengetahui doa ini. Menurut saya ini bisa menjadi acuan menjadi pola baru dalam peribadatan”. Ia juga menambahkan bahwa materi yang disampaikan dalam workshop cukup jelas. Ia hanya memberikan masukan agar teknis doa spontan dijelaskan lebih detail, mengingat banyak peserta yang mengira mereka yang akan ditunjuk untuk berdoa Umpan balik yang tulus dari mahasiswa ini menunjukkan betapa besar dampak dari workshop tersebut.

Dengan mengirimkan narasumber dan fasilitator dari Campus Ministry, UKDW telah memposisikan dirinya sebagai mitra strategis dalam pengembangan spiritualitas, bukan hanya di lingkungan internalnya, tetapi juga di luar kampus Ini adalah contoh nyata bagaimana UKDW secara praktis menjalin relasi baik dan membangun sinergi dengan sesama kampus Kristen di Jawa Tengah Kedepannya, bukan tidak mungkin kolaborasi serupa akan terjalin, memperkuat peran UKDW dalam ekosistem pendidikan tinggi Kristen di Indonesia.

Melalui acara ini, UKDW tidak hanya membagikan pengalaman dan sedikit pengetahuan tentang Doa Hening, tetapi juga mengirimkan pesan persaudaraan dan layanan kepada sesam

Ini adalah perwujudan nyata dari semangat berbagi dan membangun komunitas yang lebih besar dan lebih kuat, demi kemuliaan Tuhan. [adham]

Pesan Persaudaraan
doc.Pribadi

Sampul buku berwarna putih polos

t e r k e s a n b e r s i h A p a k a h a d a

hubungannya dengan pelatih dan anggota Persatuan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih yang berkumpul untuk berlatih bersama dengan mengenakan seragam t-shirt dan celana panjang kolor berwarna putih? Mungkin ada, karena penulis buku adalah salah satu anggota PGB Bangau Putih yang berpusat di Bogor. Buku ini mengungkapkan perbincangan penulis dengan guru Gunawa Rahardja yang k e m u d i a n d i r e n u n g k a n s e s u a i pengalamannya dalam gerak tubuh (silat) dan profesinya sebagai wartawan Kompas (19822017) yang berurusan dengan tulis-menulis, yang disebutnya sebagai surat. Silat dilakukan dengan menggerakkan tubuh, sedang surat (menulis) adalah menggerakan kata Dikatakan, bahwa betapa tak terpisahkannya antara ilmu silat dan ilmu surat.

Di zaman modernisme keduanya sering dipisahkan, seolah silat hanya olah gerak, hanya berkaitan dengan badan (fisik), sementara surat adalah hanya dunia pemikiran. Padahal surat dan silat, pikiran dan tindakan, gagasan dan gerakan, merupakan proses penjadian manusia Keduanya sejatinya merupakan gerak yang perlu diperjuangkan agar menjadi kebiasaan yang wajar, yaitu melalui kedisiplinan berlatih. Surat tanpa silat bisa hanya menjadi gagasan yang tak pernah diperjuang-

Resensi Buku

Ketika menempuh studi di Fakultas

Teologi UKDW, saya membayangkan diri akan banyak bergelut dengan bacaan filsafat, pemikiran para teolog, dan pelayanan jemaat Namun, siapa sangka, perjalanan setelah lulus membawa saya pada jalan yang sedikit berbeda Saya tidak melangkah jauh dari almamater, justru kembali ke rumah yang telah membentuk saya, kali ini sebagai staff administrasi di Biro Kemahasiswaan, Alumni, dan Pengembangan Karir UKDW.

Banyak orang bertanya, bagaimana seorang alumni Teologi akhirnya berkarya di bidang administrasi kemahasiswaan,

Silat, Surat Minggu Bersama Guru

kan/diwujudkan Bre Redana menggeluti dunia menulis (surat) sekaligus gerak badan (silat) Ia merasakan pengaruh keduanya Kesadaran menulis, tak beda jauh dengan kesadaran mengolah tubuh.

Silat menggerakkan tubuh dan surat menggerakkan kata. Kedua hal ini sama-sama perlu mengalir, sama-sama bersifat meditatif: kosong itu isi, isi itu kosong. Kosong dan isi silih berganti. Menajamkan pena dalam praktik jurnalisme seperti mengasah mata pedang dalam praktik silat Gerak tak ubahnya kalimat. Makin sederhana, makin pas, makin efektif. Sederhana, mengalir dan wajar. Hal ini juga terlihat pada gerak tuicu (tempelan) yaitu latihan berpasangan dalam silat PGB Bangau Putih, latihan saling serang, berusaha menguasai, dan menjatuhkan satu sama lain Di sini diperlukan kecerdasan tubuh bukan kecerdasan otak. Tubuh menjadi hebat karena terlatih. Setiap bentuk gerak

dilak

kecerdasan melekat pada tubuhnya. Dalam tuicu juga perlu merasakan hubungan dengan lawan. Perlu disadari bahwa lawan adalah kawan Tuicu mengajarkan untuk berlatih hingga mencapai kesadaran diri, aku ada karena engkau dan engkau ada karena aku. Bila dipraktikkan dalam menulis, maka tubuh dan otak akan menyadari bahwa kawan

b

masyarakat di mana saya hidup.

bukan sekedar urusan tangkis pukulan untuk menjatuhkan lawan. Tanpa keluwesan gerak yang mengalir seperti air, silat menjadi beku. Silat harus hidup. Sebaliknya hidup juga harus dijalani dengan asas dan kebajikan ilmu silat. Tubuh perlu dilatih terus menerus dan dibebaskan dari keinginan atau persepsi Sikap berlaku pasrah, kosong, menerima, melepaskan, sabar, dan tidak tergesa-gesa diperlukan agar tubuh tidak tegang. Bersikap pasrah agar tubuh santai. Kengototan akan menimbulkan resistensi pada tubuh yang disebut adu otot Gerak akan menjadi terhambat dan tidak mengalir. Hal ini dapat mengakibatkan diri sendiri terjungkal karena penggunaan tenaga yang berlebihan Penguasaan tempo dan timing tubuh juga perlu dilatih Dalam tuicu jangan terbawa tempo lawan, kita diajarkan untuk menguasai tempo diri sendiri, kapan harus bergerak, dan kapan harus berhenti. Demikian juga dalam menulis (surat) harus pas di mana tanda titik, di mana tanda koma agar kalimat menjadi pas. Silat merupakan eksperimen untuk menemukan kemungkinan yang dapat dicapai dengan gerak, sedangkan menulis (surat) a d a l a h e k s p e r i m e n u n t u k m e n c a r i kemungkinan yang bisa dicapai dengan bahasa. Silat, surat, daya gerak, dan daya cipta merupakan hal yang sama. Yang tidak bisa diingat oleh otak akan diambil alih oleh tubuh (h. 37). Paradoks silat dan surat membuat kita mengingat dan melupakan Tubuh akan

menjadi kaku bila dibiarkan untuk terus bergerak. Otak juga akan mengalami stress ketika dibiarkan terus menerus berpikir Untuk itu, tubuh dan pikiran harus s e

menggerakkan badan dan kalimat sesuai porsinya (h 47) Agar tubuh dan pikiran memahami dirinya sendiri untuk kapan bergerak, kapan berhenti, dan kapan melepaskan. [Koniherawati - dosen Desain Produk, FAD UKDW sekaligus anggota PGB Bangau Putih].

Dimensi : Sampul :

Judul buku : Jumlah Halaman : Tahun terbit : Penerbit : Bre Redana 12x19 cm Soft Cover 2024 Tanda Baca 117

Pulang ke Almamater untuk Membuka Jalan Baru

khususnya pusat karir dan alumni? Jawaban saya sederhana: karena UKDW bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat mengabdi. Nilai-nilai yang saya pelajari selama

kepedulian—ternyata bisa saya bawa dalam wujud yang baru: mendukung mahasiswa m

keterhubungan dengan para alumni.

Bekerja di Pusat Karir dan Alumni berarti berhadapan dengan dunia yang penuh dinamika Ada hari-hari ketika pekerjaan didominasi oleh administrasi, seperti mengelola data tracer study, menyusun laporan, atau menyiapkan dokumen kegiatan. Tetapi ada pula momen-momen ketika saya langsung berinteraksi dengan mahasiswa dan alumni, misalnya saat mengorganisir pelatihan pengembangan karir atau saat menerima tamu alumni yang kembali berkunjung ke kampus.

Salah satu pengalaman yang berkesan adalah ketika menyaksikan mahasiswa begitu antusias menghadiri kegiatan-kegiatan pengembangan karir, khususnya yang langsung berkaitan dengan perusahaan. Saya melihat mereka datang dengan wajah penuh harap dan semangat untuk bertemu langsung dengan perusahaan yang membuka peluang kerja. Di situ saya menyadari bahwa peran kami di Pusat Karir dan Alumni bukan sekadar menyiapkan atau mengatur jadwal, tetapi benar-benar menjadi perantara bagi mahasiswa untuk melangkah ke babak baru kehidupan mereka.

senior kembali hadir sebagai pembicara dalam seminar karir Mereka dengan bangga bercerita tentang perjalanan setelah lulus, suka dukanya bekerja, dan bagaimana UKDW m e m

m menghadapi dunia nyata. Saat mendengar itu, saya tersadar betapa pentingnya menjaga relasi alumni—karena dari sana, mahasiswa bisa belajar langsung dari pengalaman nyata, sementara alumni bisa merasakan kembali kehangatan kampus.

Tentu, pekerjaan ini tidak selalu mudah. Ada saat-saat ketika pengumpulan data tracer study membutuhkan kesabaran ekstra, atau komunikasi dengan mitra dunia kerja harus dilakukan berulang-ulang. Kadang, rutinitas administratif terasa menumpuk. Tetapi dari s i t u s a y a b e l a j a r , b a h w a p e k e r j a a n administrasi sebenarnya adalah kerja pelayanan. Di balik angka-angka dan berkasberkas, ada manusia dengan cerita, ada mahasiswa dengan harapan, ada alumni dengan kebanggaan.

Sebagai alumni Teologi, saya merasa beruntung karena latar belakang itu membentuk cara pandang yang reflektif. Saya belajar untuk melihat makna di balik setiap hal, termasuk hal-hal yang sekilas terlihat teknis. Misalnya, mengelola data tracer study bukan hanya soal memenuhi laporan, tetapi juga tentang membaca arah kiprah alumni, lalu menggunakannya untuk memperbaiki sistem pendidikan di kampus. Dengan cara pandang itu, saya merasa pekerjaan ini tidak hanya administratif, melainkan strategis dan penuh makna.

Momen Dies Natalis ke-63 UKDW tahun ini membawa refleksi mendalam bagi saya. Enam puluh tiga tahun adalah perjalanan panjang yang membuktikan konsistensi UKDW dalam menghadirkan pendidikan bermutu, membentuk lulusan yang berintegritas, serta memberi dampak nyata bagi gereja, masyarakat, dan bangsa. Sebagai alumni sekaligus staff, saya merasa terhormat menjadi bagian dari sejarah itu. Saya melihat sendiri bagaimana mahasiswa saat ini penuh dengan ide-ide segar, bagaimana alumni terus memperluas jejaring mereka, dan bagaimana universitas selalu berusaha beradaptasi dengan perubahan zaman. Pusat Karir dan Alumni adalah salah satu jembatan penting yang menghubungkan masa lalu (alumni), masa kini (mahasiswa), dan masa depan (karir).

Di usia yang ke-63, saya berharap UKDW semakin kokoh menjadi tempat yang melahirkan generasi yang tak hanya kompeten tetapi juga peduli pada sesama. Semoga pusat karir dan alumni terus berkembang menjadi wadah yang membantu mahasiswa percaya diri melangkah ke dunia kerja, sekaligus menjadi rumah yang selalu terbuka bagi alumni untuk kembali. Bagi saya pribadi, bekerja di almamater adalah perjalanan pulang yang penuh syukur. Pulang untuk memberi kembali, pulang untuk menghidupi nilai-nilai yang dulu ditanamkan, dan pulang untuk ikut membuka jalan bagi mereka yang sedang bersiap melangkah ke masa depan. [vio]

Dikatakan bahwa ilmu silat Bangau Putih
Ada pula momen hangat ketika alumni
Vionita Angelin Simanjuntak, S.Fil.
Filsafat Keilahian 2017
Lulus Maret 2022

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.