Koran Kampus UKDW Edisi April 2025

Page 1


UKDW Yogyakarta @ukdwyogyakarta UKDW Yogyakarta

Kantor Biro IV

Alamat Redaksi: Gedung Hagios Lantai 1

UKDW

Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo 5-25, D I Yogyakarta

Koran Kampus UKDW korankampus@staff ukdw ac id

B E R I T A U T A M A

Introduction to Satgas PPKPT 2

Berkomunikasi dengan Hati Mencipta Harmoni

Dukung Asta Cita, UKDW Kolaborasi dengan BNNP DIY Berantas Narkoba

Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta

berkolaborasi dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DIY dalam program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Hal ini ditunjukkan lewat penandatanganan Nota Kesepahaman antara kedua belah pihak yang dilakukan pada hari Rabu, 23 April 2025 di Auditorium Koinonia UKDW.

Dukung Program Pemberantasan Narkoba

“Kolaborasi dengan BNNP DIY menjadi bagian penting dari UKDW dalam menjaga keberlanjutan. Sesuai tagline UKDW, Sustainable Entrepreneurial Research University, kami berupaya melakukan tindakan pencegahan terkait narkoba yang mengancam keberlanjutan generasi muda,” imbuh Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T.

Siraman Rohani : Bersinergi Mengatasi Tantangan dengan Iman Percaya

9

Resensi Buku : Budaya Musik Indonesia

8

Adapun ruang lingkup kerja sama antara UKDW dengan BNNP DIY meliputi penyebarluasan informasi dan edukasi P4GN dan deteksi dini penyalahgunaan narkoba. Dimana peran UKDW diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba, pemberdayaan masyarakat, dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.

Kedepannya mahasiswa maupun dosen UKDW dapat terlibat dalam kegiatan magang, penelitian, pengembangan, dan pengkajian di bidang P4GN. Selain itu, kerja sama ini juga membahas mengenai pelaksanaan program pengajaran, pelatihan, lokakarya, seminar, dan kegiatan ilmiah di bidang P4GN, serta kerja sama bidang-bidang atau hal lain dalam P4GN.

Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. menyampaikan sepakat jika kolaborasi dengan BNNP DIY diwujudkan dalam bentuk yang formal. “Sebelumnya UKDW sudah beberapa kali mengadakan kegiatan bersama dengan BNNP DIY Kami sepakat untuk melanjutkan kerja sama dengan program-program lainnya. Acara ini menandai kerja sama antara UKDW dengan BNNP DIY akan berkelanjutan,” ungkapnya.

Ada beberapa hal yang sudah dipetakan oleh UKDW dengan BNNP DIY untuk dikerjakan bersama. UKDW menyatakan membuka diri

Kolaborasi Dukung Asta Cita

Kepala BNNP, Brigjen Pol Andi Fairan SIK, MSM mengapresiasi UKDW yang responsif dalam upaya melindungi generasi muda dari bahaya narkoba. “Tidak semua lembaga merespons secepat UKDW. Banyak yang paham jika narkoba itu berbahaya, tetapi tidak langsung bertindak. Sedangkan UKDW langsung merespons kerja sama ini untuk melindungi generasi muda dari narkoba. Hal ini berarti, UKDW turut ambil peran dalam menyukseskan Asta Cita yang diusung oleh Presiden Prabowo. Khususnya untuk mewujudkan Asta Cita ketujuh, terkait pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Brigjen Pol Andi Fairan SIK, MSM juga menyampaikan materi terkait bahaya narkoba kepada civitas academica UKDW. Dimana Yogyakarta merupakan salah satu kota favorit tujuan wisata dan pendidikan yang menjadi sasaran peredaran gelap narkoba. Civitas academica UKDW diharapkan waspada dan berhati-hati, serta harus menjaga kampus dengan baik karena sindikat narkoba bisa memanfaatkan orang dalam untuk berjualan. [mpk]

Dosen UKDW Ikuti DIES University Leadership and Management Training Course di Jerman

osen Fakultas Kedokteran Universitas

Kristen Duta Wacana (UKDW)

Yogyakarta, dr Oscar Gilang

Purnajati, MHPE terpilih untuk mengikuti program DIES University Leadership and Management Training Course 2025. Sebuah program yang diselenggarakan oleh The German Academic Exchange Service (DAAD) dan the Center for Lifelong Learning (C3L) at the University of Oldenburg (Germany) Pelatihan ini merupakan bagian dari program Dialogue on Innovative Higher Education Strategies (DIES) yang dikoordinasikan bersama oleh the DAAD and the HRK (German Rectors’ Conference) sejak tahun 2001 dan didanai oleh the Federal Ministry for Economic Cooperation and Development.

Terdapat 25 peserta terpilih yang berasal dari Indonesia, Kolombia, Ekuador, Ethiopia, Ghana, Guatemala, Honduras, Kenya, Malawi, Malaysia, Meksiko, Nikaragua, Filipina, Afrika Selatan, Tanzania, Uganda, Vietnam, dan Zimbabwe. dr. Oscar Gilang Purnajati, MHPE merupakan salah satu peserta yang lolos dari 200 lebih pendaftar yang diseleksi untuk mengikuti program tersebut.

P

mengimplementasikan proyek-proyek inovatif di bidang sumber daya manusia dan pengembangan institusi Peserta program a

kepemimpinan sehingga nantinya peserta program dapat mengatasi tantangantantangan yang dihadapi.

D

dilaksanakan dalam 4 tahapan Tahap pertama dilakukan pada bulan JanuariFebruari, dimana peserta diminta untuk mempelajari materi yang diberikan secara online. Sedangkan tahap kedua dilaksanakan pada 2-22 Maret 2025, dimana para peserta mengikuti pelatihan di University of Oldenburg, Germany, dengan topik materi P

Management & Academic Leadership.

S

dilakukan secara online pada bulan April

hingg

menerapkan keterampilan yang telah diperoleh di institusinya masing-masing Kemudian tahap terakhir dilaksanakan pada 7-20 September 2025 di University of

O

mempresentasikan dan mendiskusikan proyek mereka terkait Human Resource

Management.

Keberhasilan dr. Oscar Gilang Purnajati, MHPE lolos seleksi program DIES University Leadership and Management Training Course 2025 menjadi kebanggaan tersendiri bagi UKDW yang selalu berkomitmen pada pengembangan sumber daya manusia unggul di bidang pendidikan tinggi Keterlibatan dalam program ini juga menjadi salah satu l a n g k a h s t r a t e g i s U K D W d a l a m mempersiapkan para dosennya untuk menjadi pemimpin masa depan yang inovatif dan responsif terhadap perubahan global, sekaligus memperkuat peran UKDW dalam jejaring akademis internasional.

Bagi dr. Oscar Gilang Purnajati, MHPE., bisa mengikuti program UNILEAD 2025 ini merupakan kesempatan dan pengalaman internasional yang sangat berharga. “Lewat program ini, saya dapat bertemu dengan rekan-rekan dari berbagai negara dengan latar belakang dan pengalaman yang menarik Materi yang diberikan sangat menarik karena disampaikan dengan metode pembelajaran aktif dan berbagai permainan yang mendukung pembelajaran. Para pembicara juga sangat kompeten di bidangnya Saya sangat bersyukur dapat mengikuti UNILEAD 2025 dan tidak sabar

tidak hanya dalam literasi atau sosialisasi, tetapi juga siap digandeng dalam berbagai kegiatan terkait tridharma perguruan tinggi.
Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Pribadi

PENANGGUNG JAWAB : Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D.

PIMPINAN REDAKSI : Dr. Phil. Lucia Dwi Krisnawati, S.S., M.A. Anti, Lia, Mei Adhimas, Endrianto

Dr. Paulus Widiatmoko, M.A.

WAKIL PIMPINAN REDAKSI : Anna Iritasari.

KORAN KAMPUS BISAANDA DAPATKAN SECARA ONLINE MELALUI https://issuu.com/korankampus_ukdw Redaksi menerima tulisan dari warga kampus berupa artikel, laporan kegiatan dan foto-foto yang membangun harapan. kirim ke alamat Redaksi atau melalui email : korankampus@staff.ukdw.ac.id

REDAKSI KORAN KAMPUS

Universitaria

Gelar Unconference International, ICRS Soroti Polarisasi dan Pengaruhnya

Dewasa ini, polarisasi menjadi

fenomena kompleks yang kian mencuat dan semakin terasa dalam berbagai dimensi kehidupan sosial, politik, ekonomi, budaya, hingga keagamaan. Hal ini disampaikan dalam acara unconference internasional bertajuk “Polarization and Its Discontent in the Global South: Mitigation Measures, Strategies, and Policies”.

Kegiatan ini digelar oleh Indonesia Consortium for Religious Studies (ICRS) pada tanggal 24 – 25 April 2025, di University Club (UC) Hotel, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta ICRS sendiri merupakan konsorsium yang terdiri dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, serta berbasis pada Prodi Pascasarjana UGM. ICRS berkomitmen untuk mengedepankan dialog kritis antaragama, menyuarakan pesan perdamaian, serta mendorong penelitian kolaboratif lintas budaya, agama, dan negara demi membangun masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan harmonis.

Berbeda dari konferensi akademik

konvensional, ICRS menggunakan format unconference yang mengedepankan pendekatan partisipatif, kolaboratif, dan fleksibel Sehingga peserta tidak hanya menjadi pendengar pasif, namun dapat berpartisipasi secara aktif, lebih terlibat dalam menentukan arah diskusi, bertukar pengetahuan maupun pengalaman, dan membangun jejaring dengan suasana yang lebih santai.

Kegiatan ini diisi dengan beberapa sesi talk show, pemutaran dokumenter, dan beberapa sesi diskusi. Ada 4 hal yang menjadi topik pembahasan yaitu Polarisasi, Gender dan Keadilan Sosial, Agama dan Polarisasi Politik, Polarisasi dan Keadilan Lingkungan, serta Inklusi Digital dan Komunitas Adat.

Dalam sambutannya, Dr Zainal Abidin Bagir selaku Direktur ICRS berharap dengan bentuk kegiatan unconference ini peserta dapat lebih mengeksplorasi hal-hal terkait polarisasi dengan suasana yang lebih santai. Kemudian kegiatan dibuka secara resmi oleh Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D. (Dean of UGM Graduate School) yang berharap peserta dapat bertukar pengetahuan lewat kegiatan ini.

Adapun sesi pertama diisi dengan talk show yang membahas tentang polarisasi dan pengaruhnya pada bumi bagian selatan. Talk show ini dipandu oleh Dicky Sofjan dengan narasumber dari berbagai negara yaitu Daniel Medina dari Institute for Integrated Transitions (IFIT) Colombia, Ana Carolina Evagelista dari Institute of Studies on Religion (ISER) Brazil, Nicholas Adams dari University of Birmingham Inggris, dan Nurhuda Ramli dari IMAN Research Malaysia. Masing-masing pembicara memberikan pendapatnya mengenai apa sebenarnya polarisasi dan bagaimana memahami konsepnya.

Sesi pertama banyak membahas tentang konsep dasar mengenai polarisasi, penyebab, asal, serta dampaknya pada lingkungan dan masyarakat. Daniel dari IFIT, mengatakan bahwa polarisasi adalah sebuah masalah yang menyebabkan masalah lain semakin sulit diatasi. Akan sulit untuk menyelesaikan suatu permasalah ketika sebuah masyarakat terbagi menjadi dua atau lebih kelompok yang berlawanan.

Ana dari ISER menambahkan bahwa polarisasi merupakan radikalisasi dari

perbedaan yang sudah ada. Para peserta pun diajak untuk berpikir oleh Nicholas dari Birmingham University dengan pertanyaan, apakah polarisasi merupakan sesuatu yang sudah ada atau sesuatu yang diciptakan seseorang? Perlu dipertanyakan pula apakah keberadaan polarisasi tersebut menguntungkan untuk suatu pihak atau tidak? Lalu Nurhuda dari IMAN Research mengatakan bahwa latar belakang terbentuknya suatu negara juga mempengaruhi keberadaan polarisasi pada suatu negara.

“Polarisasi merupakan hal yang tidak terhindarkan pada masyarakat yang majemuk. Oleh karena itu, perlu kita lihat polarisasi bukan hanya sebagai masalah namun bagaimana kita dapat menggunakan hal tersebut sebagai sebuah alat. Kita tahu bahwa polarisasi dapat dikendalikan oleh para pemegang kekuasaan dan kekuatan sehingga perlu adanya integritas dan kebijaksanaan pada para pemangku kepentingan tersebut sehingga polarisasi dapat dikendalikan sesuai dengan tujuan bersama,” ucap Bu Jeni, salah satu peserta kegiatan unconference yang diadakan ICRS. [jonathan]

UKDW dan Ditjen Bimas Kristen Kemenag RI Sepakat Jalin Kerja Sama

niversitas Kristen Duta Wacana U(UKDW) Yogyakarta menjadi tuan rumah penyelenggaraan Workshop Program Peningkatan Pendidikan Profesi Guru dalam Peningkatan Kapasitas Guru Agama Kristen Kegiatan diselenggarakan oleh Penerbit ANDI di Auditorium Koinonia UKDW pada hari Jumat, 25 April 2025 Sebanyak kurang lebih 1.200 peserta, terdiri dari 800 guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) dari Provinsi DIY dan Jawa Tengah yang hadir secara langsung pada acara tersebut Serta ada 400 peserta yang mengikuti workshop secara daring.

Hadir dalam acara tersebut Dr. Jeane Marie Tulung, S Th , M Pd (Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama Republik Indonesia), Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. (Rektor UKDW), Dr. (H.C.) J.H. Gondowijoyo (Ketua PESAT dan Pendiri Penerbit ANDI), Sudirman Simanihuruk (Direktur Pendidikan Agama Kristen), Santi Kalangi (Kasubdit Pendidikan Menengah), Antonius Lopis (Kasubdit Pendidikan Dasar), Pimpinan Perguruan Tinggi Teologi dari DIY dan Jawa Tengah, para narasumber yang kompeten di bidangnya, serta para pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan Kristen.

Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T. dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada kampus UKDW menjadi tuan rumah Workshop Program Pendidikan Profesi Guru ini. “Kami bersyukur dan berbahagia UKDW dipercaya menjadi tuan rumah kegiatan luar biasa ini. Semoga kolaborasi ini bisa terus berkembang dan memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan, khususnya dalam penguatan peran guru Agama Kristen,” ujar Dr.-Ing. Wiyatiningsih.

Sementara itu, Dr. Jeane Marie Tulung,

S T h , M P d

menekankan pentingnya peran guru agama

Kristen dalam pembentukan karakter siswa dan dukungan dari pemerintah dalam peningkatan kompetensi guru. “Guru Agama

Kristen berperan penting dalam mendampingi siswa menerapkan nilai-nilai

Kristiani dalam kehidupan Peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan dan sertifikasi akan terus kami dukung,” jelasnya. Jalin Kerja Sama Strategis

Di sela-sela acara workshop, UKDW sepakat bekerja sama dengan Direktorat

Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen (Ditjen Bimas Kristen) Kementerian Agama Republik Indonesia Kedua pihak menandatangani nota kesepahaman di Ruang Rapat Rektorat UKDW. Hal ini menunjukkan komitmen UKDW dalam penguatan peran pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai Kristiani. Dimana UKDW dan Ditjen Bimas

Kristen Kemenag RI sepakat memperkuat sinergi peningkatan mutu pendidikan agama

Kristen di Indonesia Suasana penuh kekeluargaan membalut pertemuan, yang turut menjadi ajang saling berbagi visi dan

harapan antara kedua institusi.

Dr -Ing Wiyatiningsih, S T , M T , menyampaikan rasa syukur atas pertemuan ini “Saya percaya ini bukan kebetulan Melalui acara yang difasilitasi Penerbit ANDI, kami dipertemukan dalam kesempatan yang sangat baik. Puji syukur kepada Tuhan atas penyelenggaraan MoU ini Semoga kerja sama ini menjadi awal dari banyak kolaborasi bermakna ke depan,” tuturnya. Hal senada disampaikan oleh Dr. Jeane Marie Tulung, yang mengungkapkan bahwa impian untuk menjalin kerja sama dengan UKDW sudah lama terpatri sejak dirinya masih menjabat sebagai Rektor IAKN Manado “UKDW adalah kampus Kristen yang unggul dan menjadi pilihan banyak generasi muda untuk melanjutkan studi, baik S1, S2, maupun S3. Kami di Bimas Kristen sangat membutuhkan kemitraan strategis seperti ini untuk mendukung pengembangan institusi keagamaan Kristen, termasuk dalam penguatan SDM dan program studi,” ungkapnya.

UKDW siap menjalin kerja sama dalam berbagai bidang dan dengan berbagai pihak demi mendukung kemajuan bangsa, khususnya dalam dunia pendidikan. Seluruh inisiatif dan kolaborasi yang dijalankan berlandaskan pada nilai-nilai Kedutawacanaan yakni Obedience to God (Menaati Allah), Integrity (Melangkah dengan Integritas), Excellence (Melakukan yang Terbaik), dan Service (Melayani Dunia) Kerja sama ini menjadi langkah awal yang strategis dalam menjawab tantangan zaman serta memperluas jejaring kolaborasi antara pemerintah dan institusi pendidikan tinggi Kristen UKDW terus membuka diri untuk terlibat aktif dalam pengembangan pendidikan nasional. [mpk]

Doc. Panitia
Doc. Panitia
Doc. Panitia

Nurturing Mind, Empowering Lives: Advancing Mental Health And Mentorship In Campus Ministry.

Asian Academic of Campus Ministry

(AACM) 2025 yang dilaksanakan di Hong Kong Baptist University pada tanggal 30 April – 7 Mei 2025, merupakan kelanjutan program dari AACM 2024 sebelumnya, dimana Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menjadi host utamanya Dalam setiap pelaksanaannya, implementasi Whole Person Education (WPE) menjadi perhatian utama, tentang bagaimana menemukan ragam jalan dalam mendampingi mahasiswa menjadi manusia yang utuh (whole person education) Menjadi manusia seutuhnya berarti memiliki kemampuan ‘being human’ Berarti bijak menggunakan kemampuan fisik/motorik, emosi, intelegensi, sosial dan spiritualitas untuk memaknai peran dan tujuan hidupnya. Berangkat dari kebutuhan dan usulan tersebut, maka 2025 AACM forum di Hong Kong mengusung tema “Nurturing Mind, Empowering Lives: Advancing Mental Health and Mentorship in Campus Ministry” Dalam pertemuan awal, para peserta diminta untuk menyampaikan harapan atas pertemuan dan hal-hal apa yang menjadi kegelisahan dalam pelayanan di kampus menyangkut isu kesehatan mental. Walaupun harapan para peserta sangat beragam karena berangkat dari 12 negera dengan situasi dan kondisi yang berbeda-beda, akhirnya didapati dominasi persoalan yang dihadapi oleh para pelayan kampus ministry yang dapat dibagi dalam 3 isu besar yakni: Mental Health Issue (1), Integrated approach services (2), Peace Building (3). Pembagian tiga isu besar ini didasari atas sebagian besar peserta terutama dari Hong Kong, Korea, Jepang, India, Thailand dan Indonesia yang menghadapi peningkatan fenomena persoalan mental illness di kalangan mahasiswa Sementara untuk pendekatan yang terintegrasi dalam pelayanan di campus ministry menjadi kebutuhan beberapa negara seperti India, Srilangka, Bangladesh dan Indonesia Sedangkan terkait isu ‘ peace building’ menjadi kebutuhan pelayanan di kampus seperti Myanmar, Bangladesh, Vietnam dan Sri Langka karena kondisi dan situasi politik negara, konflik yang terjadi dan ancaman keselamatan nyawa jauh lebih urgent diperhatikan.

‘Nurturing Mind and Empowering Live’

Kerangka besar pertemuan berfokus pada bagaimana ‘memelihara pikiran dan memberdayakan kehidupan’ Sedangkan memperhatikan lebih serius persoalan Mental Health dan pendampingan oleh Campus Ministry menjadi bagian yang diperhatikan secara kusus. Itu sebabnya kepada peserta diberikan pembelajaran yang bersifat aplikatif dalam bentuk workshop, pelatihan menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi selain layanan utama oleh Psikolog ketika mendampingi mahasiswa yang mengalami persoalan mental health.

Beberapa bentuk pelatihan yang diberikan untuk mengelola pikiran dan mendorong terjadinya perubahan/self transformation pada mahasiswa yang membutuhkan pendampingan menjadi bagian yang menarik bagi saya selaku peserta. Banyak pendekatan dan metode yang dipelajari akan memperkaya kemampuan diri sebagai konselor yang trampil terutama dalam mendampingi mahasiswa. Berikut beberapa pelatihan yang dapat di terapkan untuk kontek Indonesia dan layanan pendampingan dalam skala jumlah banyak orang secara bersama. Bentuk- bentuk pendampingan non psikologis/klinis, tetapi dapat memberikan kesadaran pada mereka yang didampingi Pendampingan dengan metode: melibatkan unsur ‘seni’ dalam terapi, selain psikolog/klinis yang expert sesuai dengan bidangnya.

Pertama, mengenal Narrative Therapy, merupakan pendekatan yang menghargai ‘story’ dari klien tanpa memberikan penilaian (non-bleming) dalam konseling dan komunitas kerja. Pendekatan ini menekankan pendampingan dengan cara meminta klien menuliskan sendiri pengalaman mereka dan persoalan-persoalan yang dihadapi

Penjelesan yang menarik disampaikan oleh pembicara, bahwa: ‘everyone has their own story, but the narrative about oneself may not equal to the person's lived experiences.“… life experience is richer than discourse Narrative structures organize and give meaning to experience, but there are always feeling and lived experience not fully encompassed by the dominant story ”

Dengan menggunakan metode ini, dapat menolong mahasiswa terutama yang sulit untuk menyampaikan secara lisan dalam mengekspresikan perasaan dan emosinya, maka dapat didampingi dengan cara menuliskan pengalaman mereka sendiri Selanjutnya dapat di analisa dengan melihat dominant story dan pengulangan yang muncul sebagai kecenderungan problem yang perlu dibantu untuk menyelesaikannya.

K e d u a , m e n g e n a l A r t T h e r a p h y , merupakan pendekatan yang menggunakan media seni lukis dengan memperhatikan psikologi warna dominant yang muncul sebagai gambaran dari ekspresi emosi dalam dirinya Art therapy didasari dengan pengolahan spiritualitas well-being yang terpimpin sebelumnya oleh expertis Sehingga untuk sampai pada sebuah ekspresi seseorang, maka ada 5 tahapan mengolah spiritualitas well-being lebih dahulu, yakni: 1) to encounter God in daily life; 2) to increase self-esteem and self care; 3) to enhance spiritual Companionship; 4) to remain contemplative solidarity to the God’s creation; 5). to seek for meaningful life in God’s Kingdom. Tahapan terpenting dari fase ini adalah menempatkan diri dalam rangkaian rencana Tuhan Allah dan menemukan apa maknanya hidup dalam Kerajaan Allah yang kemudian diekspresikan dalam bentuk karya seni dengan warna-warni yang muncul ketika mengkontemplasikan hidup itu sendiri dihadapan Tuhan. Contoh Art teraphy dari pembicara (Dr. Annei) sangat bagus menangkap gambaran yang muncul dengan kontemplasinya saat doa kusus untuk mahasiswa.

Setiap orang dapat menghasilkan sebuah karya terdalam dari hasil kontemplasinya dalam kehidupan ini dengan Tuhan. Inti dari pendekatan ini adalah memberikan ruang secara terbuka pada Allah yang menggerakan seluruh indrawi dan menuntun bentuk ekspresi yang mendatangkan damai sejahtera sebagai salah satu ciri ‘suasana hidup dalam Kerajaan Allah’.

Ketiga, mengenal Psychodrama therapy, metode ini awalnya bukanlah teraphy tetapi bagian dari karya pertunjukan seni panggung. Oleh Dorothy selaku pembicara kemudian dikembangkan untuk membantu menghilangkan ‘trauma’ masa lalu dengan membuatnya menjadi ‘visualisasi’ masa depan yang dibayangkan akan terjadi. Para peserta diminta dalam kelompok untuk memainkan satu adegan dalam kehidupan nyata, di mulai dengan seseorang sebagai pembuat skrip dan yang lain menjadi pemainnya Penulis skrip hanya boleh meminta pemain dengan memperagakan gerakan, atau suara atau ekspresi dan sikap tubuh. Setelahnya para pemain diminta untuk melakukannya bersama-sama secara s e r e n t a k s e b e l u m s i p e n u l i s s k r i p memintanya untuk menjadi ‘freeze’ (berhenti pada ekspresi, kata, gerak tubuh, adegan itu). Pendamping teraphy akan mengolah dengan meminta penjelasan apa maksudnya, mengapa, bagaimana dst….teknik konseling dilakukan setelah visualisasi yang baru dibayangkan oleh penulis skrip. Visualisasi

adalah kondisi ideal yang diharapkan dalam kehidupan. Inti dari metode ini, mengajak peserta untuk ‘being natural’.

Keempat mengenal Biblical therapy, metode ini lebih mendekati ‘retreat pribadi’ dan mengolah spiritual wellbeing secara personal Tentu saja berbasis alkitab, mendasari dengan bacaan Alkitab dan mengkontemplasikannya untuk dapat menghubungkan dengan praktek hidup sehari-hari Tujuan akhir dalam konseling dengan Biblical ini yakni membantu mahasiswa mencapai perjumpaan dengan Allah akan makna kehidupannya dalam Tuhan Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mencapai pemaknaan akan Tuhan dalam proses study dengan berdasar pada teks-teks Alkitab: 1) Value your academic and professional education; 2) Appreciate your experience and wisdom; 3) Read the development of your life story; 4) Make a lifeline for yourself and find God's presence; 5) Do your job faithfully in the marketplace; 6) Seek God's special calling for you and find your purpose in life; 7) Make decisions according to your vision and dream; 8) Have the courage to change Metode ini membutuhkan pendampingan seorang konselor dengan latar belakang religiousitas atau nilai-nilai kehidupan yang dihidupi sebagai filosofi hidup.

Mentoring in Campus Ministry

Bagian terakhir dari keseluruhan sesi pelatihan ditutup dengan sebuah ajakan b e r e f l e k s i b e r s a m a d a l a m f r a m e ‘incarnational menthorship’ oleh Jhonatan. Sebuah pertanyaan yang menggelitik, apa yang campus ministry bisa lakukan untuk m e n d a m p i n g i g e n e r a s i m u d a y a n g mengalami ‘numb phenomena’? ‘Numb Phenomena’ (fenomena mati rasa) yakni kondisi yang dialami oleh generasi muda yang ditandai dengan ‘penderitaan’ berlebihan pada diri seseorang baik dari segi fisik maupun perasaan/pikiran Numbness is a loss of feeling or sensation in an area of a body. It can be complete (no feeling at all) or partial (less feeling than usual). Beberapa faktor inti penderitaan yang dapat menyebabkan seseorang (youth generation) berada dalam situasi ‘numbness’, antara lain menghadapi persoalan: sex orientation, isolation (lack of social interaction), insecurity (they don’t know what they want to do), self-down (much p r e s s u r e f r o m a c a d e m i c ) , f a m i l y relationship (wrong parenting, break family), lifestyle (rich and popular), guilt attention, expectation (in matching ideas and reality), and lack of identity Gambaran kondisi dan persoalan di atas dapat terdeteksi melalui peran konselor dalam sesi konseling yang diadakan oleh kampus. Dengan kata lain keberadaan seorang konselor dan perhatian pada persoalan generasi muda menjadi sesuatu yang penting dan mendesak untuk di fasilitasi oleh kampus.

Apa yang bisa dilakukan oleh campus ministry? Campus ministry berperan pula sebagai konselor yang dapat membawa kaum muda kembali menemukan makna dari: ‘love and connection, validation and respect, safety and protection, purpose and meaning, freedom and fun’ Bagaimana kampus melakukan ‘mentorship’ bagi kaum muda? Mentoring means giving your heart to the younger generation It’s not about saying many words, but about what you do — how you show the presence of God through your actions Why did Jesus become human?

Because mentoring is about developing relationship Mentoring is how to bring young people to learn something with you. It means guiding the younger generation in making choices that lead to genuine happiness.

Campus ministry digambarkan juga sebagai ‘good shepherd’. Sebagaimana dalam Matius 25:31-46 dijelaskan, peran yang diambil seorang gembala yang baik antara lain dengan memberi makan yang kelaparan, memberi minum yang kehausan, memberi pakaian bagi yang telanjang, memberi tumpangan bagi gelandangan, mengunjungi yang terpenjara, memberi rasa nyaman pada yang sakit, dan menguburkan yang mati Jesus as a shepherd is our inspirational mentor. Yesus yang memasuki dunia dalam penderitaan ini, membersamai dan menjadi menderita bersama, supaya manusia mengalami transformasi di dalam dan dengan Yesus, dalam hal inilah ‘incarnational menthorship’ campus ministry berperan bagi yang membutuhkan Dengan kata lain, campus ministry menjadi vital perannya dalam kehidupan kampus Kristen terutama untuk menghadirkan ‘spirit gembala yang b a i k m e l a l u i p e n d a m p i n g a n ’ y a n g mengubahkan.

Pada akhirnya, peran campus ministry di tengah kehidupan kampus diharapkan dapat menjadi ‘gembala’ yang membawa setiap orang mengalami: ‘love and connection, validation and respect, live in safety and protection, find purpose and meaning of life, feel freedom and fun Campus ministry dalam peran sebagai mentor berarti ‘enter the menties’, mentor as counselor and help one pain, and than bring to the community that share the goodness of God’.

Penutup

Pelatihan yang diikuti dalam program AACM 2025 di HKBU memberikan manfaat yang baik, terutama memperlengkapi campus ministry dalam hal memberikan layanan bagi mahasiswa, staff dan segenap warga kampus yang membutuhkan layanan konseling pastoral. Diakhir pertemuan, peserta diajak untuk menuliskan komitmen sebagai para pelayan di campus ministry terutama untuk melakukan bentuk-bentuk tindak lanjut yang dapat diterapkan di kampus masing- masing sesuai dengan kebutuhan dan konteksnya. Sebagai utusan dari UKDW, setidaknya 4 metode dalam konseling di atas dapat dipraktekan bagi peningkatan layanan konseling melalui campus ministry UKDW. Selain bahwa melalui refleksi akan peran dan tugas campus ministry sebagai ‘gembala yang baik’ menjadi sesuatu yang menyegarkan kembali akan ‘panggilan kampus Kristen’ di tengah situasi kehidupan dunia yang diwarnai dengan ragam ‘penderitaan’.

Refleksi yang hendak saya tularkan bagi para pelayan di kampus Kristen melalui keberadaaan campus ministry yakni dengan bertanya pada diri sendiri “what do you think about your mind?” Mind is not your friend or your enemy, mind is your own guide, mind will bring you how to be ‘you are as you are’ in your journey of life with Jesus. Hidup kita pada akhirnya dipengaruhi oleh cara kita menggunakan dan menjadikan pikiran kita sendiri ‘cara pandang sebagai sahabat atau musuh’ di dalam dunia yang penuh dengan ragam penderitaan ini. Finally, to be better and wellness in your life is also depend on your mind and spirit of the goodness of God in your live.

(Nani Minarni)

Doc. Pribadi
Doc. Pribadi
Doc. Pribadi

Universitaria

LPKKSK UKDW Berkolaborasi dengan UMBY Tingkatkan Pelayanan BK bagi Mahasiswa

Dalam upaya meningkatkan kualitas

pelayanan bimbingan konseling bagi mahasiswa, Lembaga Pelayanan Kerohanian, Konseling, dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) menjalin kolaborasi strategis dengan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) Kolaborasi ini bertujuan untuk memperkuat dukungan psikologis dan kesejahteraan mahasiswa melalui berbagai program inovatif dan kegiatan praktis.

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta memperkuat kerja sama dengan Yayasan Winayabhakti Solo. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UKDW dengan Yayasan Winayabhakti Solo. Acara ini diselenggarakan di Ruang Rektorat UKDW pada Selasa, 22 April 2025.

Tunjukkan Komitmen Pelayanan Pendidikan

Kerja sama ini menunjukkan komitmen UKDW dalam memperluas jejaring pelayanan pendidikan di Indonesia. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor UKDW, Dr.-Ing. Wiyatiningsih, S.T., M.T., dan Ketua Yayasan Winayabhakti Solo, Sr Veronica Sri Andayani, OSU. Selain itu, juga dilakukan p e n a n d a t a n g a n a n M e m o r a n d u m o f Agreement (MoA) dilakukan oleh Kepala Sekolah SMA Regina Pacis, M M Wahyu Utami, M.Pd., dengan Kepala Unit Admisi dan Promosi UKDW, Veronica Tiara, S Kom , CPS. Turut hadir dalam acara tersebut Wakil Rektor Bidang Pengembangan Kapasitas Sumber Daya Manusia, Promosi, dan Jejaring (WR IV) UKDW, Pdt. Wahju Satria Wibowo, Ph.D.

Bentuk Generasi Muda Berdaya Saing MoU ini mencakup kerja sama dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, termasuk keterlibatan dosen UKDW sebagai narasumber dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh SMA Regina Pacis Kegiatan tersebut diantaranya adalah pelatihan teknologi informasi dan seminar

Sebagai bagian dari kolaborasi ini, mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Psikologi UMBY akan menjalani program magang di LPKKSK UKDW selama kurang lebih dua bulan Program magang ini dirancang untuk memberikan pengalaman praktik yang langsung terkait dengan pelayanan konseling dan bimbingan di lingkungan kampus Mahasiswa dapat mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah mereka peroleh dalam situasi nyata, di bawah supervisi profesional berpengalaman di LPKKSK UKDW.

Selain itu, kerjasama ini juga mencakup peningkatan pendampingan konseling bagi mahasiswa UKDW. Melalui kolaborasi ini, LPKKSK UKDW dapat menyediakan layanan konseling yang lebih intensif dan berkualitas, memberikan dukungan yang lebih baik bagi mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan akademik, sosial, dan pribadi Mahasiswa akan mendapatkan bimbingan yang komprehensif, mulai dari konseling individu hingga program psikoedukasi yang menyeluruh.

Kerja sama ini ditandai dengan pe-

nandatanganan Perjanjian Kerjasama antara

LPKKSK UKDW dan Fakultas Psikologi

UMBY yang dilakukan pada bulan Februari 2025 Penandatanganan ini menunjukkan komitmen kedua institusi dalam mendukung kesejahteraan psikologis mahasiswa “Melihat masalah kesehatan mental yang banyak dialami oleh generasi muda, tentu saat ini merupakan langkah yang baik untuk melakukan kerjasama antar lembaga pendidikan guna membentuk sistem pendampingan psikologis yang terintegrasi, agar permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak muda dapat semakin terkelola, sehingga potensi yang mereka miliki dapat mencapai titik maksimal” ujar Pdt Nani Minarni, S Si , M.Hum., Kepala LPKKSK UKDW. Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Psikologi UMBY, Angelina Dyah Arum Setyaningtyas, M Psi , Psikolog , juga menyampaikan bahwa kolaborasi ini memberikan manfaat yang besar bagi mahasiswa mereka “Layanan Praktik Psikologi Psikolog Umum merupakan praktik yang dilakukan oleh mahasiswa Program

UKDW & Yayasan Winayabhakti Solo Jalin Perkuat Sinergi

Studi Pendidikan Profesi Psikolog Umum, t u

a mengimplementasikan teori dan ketrampilan yang sudah dipelajari di kelas dalam latar layanan pendidikan. Melalui kerja sama ini, mahasiswa tentunya mendapatkan pengalaman berpraktik psikologi di setting layanan secara langsung. Selain itu melalui praktik ini, kami juga berharap bisa meningkatkan dan mempromosikan kesehatan mental terutama di latar layanan pendidikan, khususnya untuk civitas academica UKDW,” jelasnya.

Kerja sama ini menunjukkan komitmen kedua institus

d

encip

lingkungan pendidikan yang mendukung perkembangan holistik mahasiswa, baik dari segi akademik, psikologis, maupun spiritual. Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan mahasiswa dapat berkembang menjadi individu yang lebih kompeten, mandiri, dan siap menghadapi tantangan di dunia kerja. [lia]

dengan baik dan berkelanjutan “Kami menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari tanggung jawab kami dalam m e n d u k u n g p e n d i d i k a n d i j e n j a n g menengah, serta menjalankan peran kami dalam tridharma perguruan tinggi. UKDW berkomitmen untuk terus mendukung dan melayani kebutuhan pendidikan melalui program-program unggulan yang kami miliki,” terangnya.

Doc. Panitia

Panitia

mengenai kesehatan mental bagi siswa dan guru Kerja sama ini juga menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara perguruan tinggi dan sekolah menengah Melalui kegiatan ini, UKDW berharap dapat turut berkontribusi dalam

Sementara itu, Sr. Veronica Sri Andayani, OSU menyampaikan menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan nyata dari UKDW. “Program-program yang ditawarkan UKDW sangat berarti dan m e n j a d i d u k u n g a n p e n t i n g b a g i pengembangan SDM di lingkungan kami,” tuturnya Sedangkan M M Wahyu Utami, mengungkapkan jika UKDW telah menjadi mitra andalan yang senantiasa mendampingi keutuhan sekolah. “Kehadiran dosen-dosen UKDW dalam kegiatan kami memberikan dampak positif yang sangat besar terhadap pengembangan wawasan dan karakter peserta didik kami. Dengan perjanjian ini, kami semakin optimis melanjutkan sinergi dalam mendampingi perkembangan peserta didik kami,” ujarnya.

Doc. Panitia

membentuk generasi muda yang berdaya saing dan tangguh secara intelektual maupun emosional.

Dalam kesempatan tersebut, Dr -Ing Wiyatiningsih, menyampaikan harapannya agar kerja sama ini dapat terus berjalan

Melalui kerja sama ini, UKDW menegaskan perannya sebagai institusi pendidikan tinggi yang terbuka, kolaboratif, dan siap mendukung peningkatan mutu pendidikan s e c a r a m e n y e l u r u h U K D W t e r u s berkomitmen untuk membuka peluang kerjasama dengan berbagai pihak, sebagai bagian dari visi membangun ekosistem pendidikan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan. [tiara]

Doc. Pribadi
Doc.

Fakultas Kedokteran (FK) Universitas

Kristen Duta Wacana (UKDW)

Yogyakarta mengadakan pemeriksaan retina mata pada hari Senin, 24 Maret 2025 di Gedung Makarios UKDW. Pemeriksaan yang diikuti oleh civitas academica UKDW ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga kondisi retina mata Pemeriksaan retina menggunakan alat bernama Airdoc Retina AI Screener, yang didesain dengan artificial intelligence (AI). Alat ini digunakan untuk

Dunia kesehatan semakin berkembang

dan kolaborasi antardisiplin ilmu

m

menghadirkan pelayanan yang komprehensif, efektif, dan berpusat pada patient safety Menyadari pentingnya hal tersebut, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD), dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bethesda Yakkum menyelenggarakan program tahunan Interprofessional Education (IPE) 2025 Program ini menjadi wadah belajar bersama bagi mahasiswa dari tiga profesi, yaitu kedokteran, keperawatan, dan farmasi dalam rangka membangun keterampilan kolaboratif yang nyata dan aplikatif di dunia kerja.

Program IPE berlangsung mulai bulan April hingga Mei 2025 dengan rangkaian program yang telah dirancang secara sistematis. Program diawali dengan stadium general yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 12 April 2025 di USD. Dalam sesi ini, m

interprofesional, latar belakang kolaborasi dalam pelayanan kesehatan, serta peran

Universitaria

Program Studi

Peduli pada Kesehatan Mata, FK UKDW Adakan Screening Retina

mendeteksi risiko adanya penyakit kronis seperti diabetes retinopati, hipertensi, dan penyakit lainnya, dengan menandai abnormalitas pada retina.

Dalam pelaksanaannya, FK UKDW bekerjasama dengan Kalbe Farma dan Rumah Sakit Bethesda yang mendukung jalannya proses pemeriksaan Setelah pemeriksaan, peserta bisa berkonsultasi dengan dr. Edy Wibowo, Sp. M(K)., MPH, Dokter Mata RS Bethesda, terkait kondisi retina.

Airdoc Retina AI Screener dinilai sangat efektif dalam membantu tenaga kesehatan, khususnya saat melakukan pemeriksaan, sehingga proses pemeriksaan lebih efisien. “Alat ini digunakan untuk memfoto retina pasien yang terhubung dengan AI kemudian menghasilkan diagnosis kondisi retina tanpa memerlukan kehadiran dokter secara langsung. Alat ini merupakan inovasi baru dalam dunia kesehatan,” ujar dr. Edy.

Kalbe Farma, salah satu perusahaan penyedia layanan kesehatan terbesar di Indonesia, saat ini sedang fokus pada

permasalahan atau penyakit pada retina mata Dimana penyakit ini merupakan penyakit terbanyak kedua setelah katarak. Kalbe Farma dan RS Bethesda berkolaborasi untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan mata dengan mengadakan pemeriksaan retina secara gratis.

Menurut Bapak Dito, perwakilan dari Kalbe Farma, alat yang digunakan sudah dirancang untuk dapat menyesuaikan kondisi retina yang diperiksa sehingga hasil yang keluar memiliki kecocokan tinggi dengan hasil diagnosis dokter, kurang lebih 95%. “Dari skrining ini akan terlihat hasilnya, apakah hasilnya baik-baik saja atau berisiko, atau memang sudah terindikasi Selanjutnya dr.Edy dapat membaca hasil diagnosis untuk mengetahui kondisi retina pasien dan memberikan solusinya,” ungkapnya. Alat ini diharapkan bisa beredar di Indonesia dalam jumlah yang banyak untuk membantu skrining atau pemeriksaan, terutama masalah kesehatan retina mata.

Peserta yang mengikuti pemeriksaan ini

memiliki latar belakang berbeda-beda yang mendasari mereka untuk melakukan pemeriksaan ini Mulai dari yang merasa sudah bermasalah dengan matanya, memiliki riwayat penggunaan obat yang berpengaruh terhadap kondisi mata, atau hanya sekedar ingin memeriksa kondisi mata. Sensasi yang dirasakan ketika pemeriksaan juga menjadi hal baru bagi peserta Pemeriksaan dan konsultasi yang diadakan secara gratis ini juga menjadi nilai tambah untuk menarik banyak peserta mengikutinya, sehingga sasaran yang direncanakan juga tercapai dengan sangat baik.

Pemeriksaan kesehatan retina mata yang menggunakan alat berbasis AI dapat menjadi gebrakan baru bagi dunia kesehatan dan teknologi, agar Indonesia dapat semakin maju dengan memanfaatkan kesempatan ini. Penggunaan alat-alat canggih dapat membantu segala keperluan kesehatan untuk menjadi lebih mudah diakses dan digunakan. [agnes]

Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan, dan Farmasi Berkolaborasi dalam Program Interprofessional Education

masing-masing profesi dalam praktik kolaboratif.

Setelah itu, program dilanjutkan dengan sesi Kuliah Bersama Mahasiswa (KBM) di UKDW pada tanggal 3 Mei 2025 dan 10 Mei 2025. Dalam sesi KBM ini, mahasiswa dari ketiga institusi dikelompokkan secara lintas profesi dan diberikan kasus pasien rawat jalan untuk dianalisis bersama secara kolaboratif. Beberapa kelompok mahasiswa juga mendapatkan kesempatan belajar bersama mahasiswa dari HAN University Netherlands yang sedang mengikuti exchange program di STIKES Bethesda Yakkum.

Gratia Enggar Setyawan, salah satu peserta dari FK UKDW menjelaskan program ini mendorong mahasiswa untuk memahami peran masing-masing profesi dan bekerja sama dalam menganalisis kasus, membuat rencana perawatan, serta menyusun intervensi yang tepat Setiap kelompok mahasiswa diharuskan menjalin komunikasi yang efektif dan menyusun strategi bersama untuk menangani kasus pasien secara holistik Proses belajar selanjutnya dipraktikkan secara langsung pada saat sesi KBM. Dimana kelompok mahasiswa bertemu

dengan pasien simulasi, yang harus diberikan tatalaksana medis yang sesuai Di akhir program, peserta diminta menyusun laporan akhir yang berisikan hasil belajar kelompok dan evaluasi kegiatan.

Program IPE ini memberikan pembelajaran penting dalam hal kolaborasi Mahasiswa kedokteran, bertanggung jawab dalam menegakkan diagnosis, menyusun rencana tatalaksana, serta mengintegrasikan seluruh intervensi dari profesi lain. Sementara itu, mahasiswa keperawatan berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, melakukan pengkajian menyeluruh terhadap kondisi pasien, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang mendukung proses penyembuhan Mahasiswa farmasi turut berperan penting dengan melakukan evaluasi terhadap terapi obat pasien, memberikan informasi terkait obat yang digunakan, serta melakukan pemantauan terhadap kemungkinan efek samping yang timbul.

Ketiga peran ini dirangkai dalam satu sesi diskusi aktif yang menekankan pentingnya koordinasi dan kejelasan batas kompetensi antarprofesi. Praktik kolaboratif memberikan ruang bagi mahasiswa untuk belajar nilai-

nilai etika dan menghargai keberadaan profesi lain. Dalam proses diskusi, peserta dilatih untuk membangun komunikasi yang setara, tidak mendominasi, serta menghargai pandangan rekan dari disiplin ilmu yang berbeda.

“Sebagai peserta, saya berharap program ini tidak berhenti pada ruang kelas saja, tetapi dapat menjadi landasan bagi praktik profesional kesehatan di masa depan. Program ini meningkatkan kesadaran bahwa tidak ada satu profesi pun yang dapat bekerja sendiri dalam menyelamatkan nyawa pasien. Setiap profesi memiliki peran penting, mari mendengarkan dan saling belajar satu sama lain,” terang Gratia. [GES]

Doc. Panitia
Doc. Panitia

From Posts to Purpose: Social Media, Self-Actualization, and Women’s Empowerment on Kartini Day

In the 21st century, social media is no longer just about entertainment or staying in touch—it has become a powerful tool for selfactualization, especially for women. Through digital platforms, women can express themselves, connect with others, and make a difference. As we celebrate Kartini Day on April 21, it's important to see how social media continues to carry the legacy of Raden Ajeng Kartini, one of Indonesia’s foremost champions of women’s emancipation.

Self-actualization, a concept popularized by psychologist Abraham Maslow, refers to the process of realizing and fulfilling one’s talents and potential In simple terms, it’s about becoming the best version of ourselves. In Kartini’s time, many women were denied this opportunity They were kept away from formal education, discouraged from sharing their ideas, and confined by social norms. But today, social media opens up new and exciting opportunities for women to be seen, heard, and valued.

For example, who is passionate about painting might create an Instagram account to showcase her artwork, slowly gaining an audience and even making money from her talent. A university student can share her experience in male-dominated fields through YouTube or TikTok, inspiring other girls to pursue similar paths. Even a young mother, juggling parenting and career, might use social media to share parenting tips, building a supportive community of fellow mothers. These are real stories that reflect how digital platforms have become a space for growth and self-expression.

Kartini’s famous words, “Habis gelap, terbitlah terang” “After darkness, comes light” still resonate today Social media, when used meaningfully, can be the light that helps women step out of the shadows of limitation and into the brightness of opportunity.

One of the most powerful aspects of today’s digital landscape is how it has amplified the movement of women supporting women. This means standing together, lifting each other up, and fighting against stereotypes or n e g a t i v i t y H a s h t a g s s u c h a s #KartiniMasaKini, #WomenSupportWomen, or #PerempuanBersuara are more than trends they are digital movements where women share their journeys, celebrate achievements, and challenge injustice. These digital conversations create support networks that often extend beyond the screen into mentorship, collaboration, and community action.

Social media is also where women in academia, business, and the arts share knowledge and opportunities. On LinkedIn,

female lecturers share tips for job interviews or professional development. On Instagram and TikTok, small women-led businesses crosspromote each other’s products. These online actions contribute to a culture where women feel safe, seen, and supported.

Empowerment doesn’t always have to start big. There are many things individuals and groups can do to make a difference. As an individual, you can begin by using your platform to share your voice—whether it’s your writing, your opinions, or your creativity Supporting fellow women creators by commenting, liking, or sharing their work is a simple yet impactful gesture. You can also use your social media to speak out against online bullying or misinformation and promote messages of kindness and equality.

As a group, your collective impact can be even more powerful. Students can take the i n i t i a t

exhibitions, or online campaigns that spotlight women ’ s voices and tackle real i

opportunities, and gender-based violence Lecturers and staff can contribute by hosting insightful webinars, panel discussions, or Instagram Live sessions on topics such as digital empowerment, inclusive leadership, or navigating career paths as women in maledominated fields. Campus communities can collaborate to produce podcasts, blogs, or digital magazines that feature inspiring stories, critical reflections, and creative expressions from women of all backgrounds. These shared efforts don’t just create content they foster a culture of digital solidarity, where women are heard, celebrated, and empowered to take their place and lift others as they rise.

R.A. Kartini fought for women to have access to education and freedom of thought. She dreamed of a world where women could be themselves—fully, freely, and fearlessly. Today, we honor her legacy by making space for every woman’s voice to be heard—not only in classrooms or offices, but also in the digital world where influence is real and farreaching.

Let us remember: Empowered women empower women. Let’s use social media not only to express who we are, but also to lift others along the way Whether you ' re a student, staff, teacher, or professional, you have the power to be a modern Kartini.

So, this Kartini Day, go beyond ceremony, flowers, and quotes. Let your presence online reflect your purpose. Be visible. Be vocal. Be part of a movement where every post, every story, and every connection brings us closer to the brighter future Kartini once imagined. [AR]

From Script to Spotlight: My Reflective Journey to Short Film Success

Winning the Scranton Short Film

Contest was more than a proud m o m e n t i t m a r k e d t h e culmination of countless hours of creativity, perseverance, and passion that transformed a vision into reality.

My short animated film, R A Kartini: Pioneering Leadership Beyond Stereotypes, was inspired by the life of one of Indonesia’s most influential national heroes, Raden Ajeng Kartini. Entirely animated, the film aimed to reintroduce her legacy to a new generation, exploring the power of women’s leadership through a historical lens.

The path to this achievement was far from easy There were late nights spent storyboarding, stretches of self-doubt, and technical hurdles that tested my patience. But underlying it all was a deep commitment to telling Kartini’s story with the respect and relevance it deserved.

The journey began in January 2025 when my academic advisor shared the contest details with our class. The theme—“Women’s Leadership: Inspiring Women and Changing Communities” resonated immediately Participants were encouraged to submit narratives, whether personal or drawn from others, that showcased the transformative power of women’s leadership.

For me, the choice was clear. Kartini has long been a personal inspiration Her advocacy for women's rights and access to education made her a natural subject I discussed the concept with my supervisor, Ms. Arida Susyetina, who offered her full support and guidance throughout the process.

Due to personal commitments, I wasn’t able to begin the project until early February.

Many things can bring you down, but the only thing that can bring you down is your own attitude. “
Raden Ajeng Kartini

Time was tight. Developing the storyboard and script proved more demanding than expected I immersed myself in research, collecting references to build a narrative that connected the past with the present. The film opens with scenes of modern Indonesian women, then shifts to Kartini’s era, highlighting her pivotal role in advancing women’s education and equality. I chose to close the film with one of her most powerful quotes to leave a lasting impression.

Ms. Arida’s insights were instrumental in refining both the structure and message of the film. Once the script and storyboard were finalized, I began animating using Adobe After Effects The entire production p has e f rom vis u al s t o au d io w as completed over six intense days, finishing just in time for the submission deadline on February 13th, 2025.

Just before the final submission, my advisor suggested that I improve the clarity of the voiceover and subtitles. With the deadline fast approaching, I re-recorded and edited the entire section. It was an intense, highpressure moment—but one I’ll never forget.

Beyond the recognition, this project marked a turning point in my creative journey. It taught me that success isn’t about having a flawless plan from the outset; it’s about the courage to start, the grit to keep going, and the heart to see it through. Even the smallest idea can evolve into something powerful when nurtured with purpose and belief.

This experience wasn’t just about making a film—it was about finding my voice and honoring a legacy that still inspires change today. [Agnes Valentina]

Pusat Pelatihan Bahasa

Stationery: Untuk Hati dan Pikiran Yang Berseri

Seberapa sering anda berbelanja

stationery (alat tulis)? Bisa jadi sangat sering atau bahkan sangat jarang Kalau pertanyaan yang sama ditujukan ke saya, saya akan menjawab “sangat, sangat sering” Saking seringnya sampai saya berpikir untuk pergi ke psikolog, karena saya khawatir apakah hobi membeli stationery ini adalah pertanda bahwa ada yang salah dengan kondisi mental saya Tetapi kalau dipikirpikir, membeli stationery ini sebenarnya membawa kesenangan sendiri untuk saya dan ternyata saya tidak sendirian. Buktinya, di Instagram, TikTok, dan X, banyak orang yang merekomendasikan stationery favorit mereka; bahkan menyuarakan kebahagiaan mereka setelah mendapatkan stationery idaman. Setelah mengamati beberapa konten di media sosial tentang stationery, saya pun berani berkesimpulan bahwa membeli stationery bukanlah sekedar aktivitas yang menghabiskan uang. Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan dengan membeli stationery. Berikut adalah dua diantaranya.

1. Stationery Untuk Memperbaiki Diri Mungkin pernyataan diatas terdengar membingungkan Tetapi stationery untuk memperbaiki diri bisa diartikan bagaimana stationery bisa memberi energi dan inspirasi baru untuk mengawali atau menyelesaikan pekerjaan kita Ketika kita membeli buku agenda baru dengan pola kertas favorit dan desain yang kita suka, kita bisa mendapatkan secercah energi untuk menulis rencanarencana penting kita di buku agenda tersebut. Ketika kita membeli stabilo baru dengan warna-warna yang cant

di bersemangat untuk menggunakannya ketika membaca buku ataupun artikel Proses memilih stationery pun juga bisa menjadi

Resensi Buku

Buku

Judul : Penulis : Budaya Musik Indonesia

Penerbit : Tahun Terbit : Jumlah Halaman : Dimensi :

Wisnu Mintargo Kanisius

Jenis Sampul :

Bajang untuk kita mengasah inspirasi. Ketika kita memilah-milih spidol misalnya, kita bisa mendapatkan ide tentang gambar apa yang cocok untuk digambar menggunakan spidol tersebut. Bahkan ketika kita melihat warnawarna spidol, kita pun juga bisa terinspirasi untuk menghias buku catatan kita, sehingga terlihat lebih menarik untuk dibaca.

Tak hanya itu, nyatanya memiliki banyak

p e n a u n t u k m e n u l i s b e r p o t e n s i meningkatkan komprehensi kita. Bagaimana caranya? Ketika seseorang memiliki koleksi pena, ia akan memiliki semangat untuk menulis menggunakan tangan sesering mungkin. Karin James dan Laura Engelhardt dalam riset mereka untuk Trends in Neuroscience and Education mengatakan, menulis menggunakan pena/pensil mampu meningkatkan komprehensi kita, khususnya ketika kita membaca. Tak hanya itu, rupanya

menulis menggunakan pensil/pena, juga

b e r k o n t r i b u s i u n t u k m e m b u a t k i t a menangkap dan mengingat informasi lebih cepat. Prof. Kuniyoshi Seikai dari University of Tokyo mengatakan jika kita menulis rencana menggunakan pensil/pena, maka kita bisa menangkap dan mengingat informasi 25% lebih cepat daripada menggunakan ponsel pintar atau laptop. Sungguh luar biasa bukan?

2. Stationery Untuk Terapi

Saya yakin beberapa pembaca sudah familiar dengan istiah Bullet Journaling B u l l e t J o u r n a l i n g a d a l a h a k t i v i t a s menggunakan satu buku catatan untuk mendokumentasikan semua jenis informasi yang kita miliki, mulai dari agenda harian, catatan kerja, bahkan hingga kesan setelah menonton film tertentu Seseorang yang melakukan bullet journaling biasanya akan

menggunakan banyak stationery, khususnya yang berwarna-warni untuk menghias buku catatan mereka. Bahkan bullet journaling ini pun menjadi dikenal banyak orang karena banyak warganet yang sering mengunggah video mereka ketika menghias bullet journal dengan stationery favorit mereka Bagi mereka yang melakukan bullet journaling secara rutin, aktivitas menghias ini dianggap seperti terapi gratis Pasalnya, dengan melihat warna-warna pena atau stickersticker lucu di buku catatan kita, kita merasa bahagia. Bahkan ketika kita menghias buku catatan tersebut, kita berarti sedang melepaskan stress Tentu saja stationery untuk terapi ini tidak berhenti pada menghias buku jurnal Aktivitas mengisi buku jurnal itu sendiri juga menjadi terapi. Banyak studi dan riset membuktikan bahwa journaling dengan buku dan pena, membuat kita merasa lebih tenang dan ringan dalam menghadapi beban Tak jarang banyak p s i k o l o g a t a u

p i s y a n g merekomendasikan menggunakan buku dan pena untuk mencurahkan pikiran kepada pasien-pasien mereka sesering mungkin, agar mereka bisa merasa tenang dan mendapatkan titik terang dari permasalahan yang mereka hadapi.

Referensi: Tentu saja ada banyak manfaat lain dari mengoleksi stationery, tetapi dua manfaat besar diatas bisa membuktikan kalau mengoleksi stationery bukanlah sekedar aktivitas menghabiskan uang, tetapi bisa menjadi aktivitas yang membuat hati dan pikiran lebih berseri Selamat mengoleksi stationery. [Stella Maris Saraswati Mere]

https://stackoverflow blog/2022/11/23/w hy-writing-by-hand-is-still-the-best-wayto-retain-information/

Budaya Musik Indonesia

Pendekatan Historis dan Budaya

Salah satu keunggulan buku ini adalah kemampuannya mengaitkan perkembangan musik dengan konteks sejarah dan budaya bangsa Penulis tidak hanya menyajikan kronologi musik secara linear, tetapi juga menyoroti bagaimana dinamika sosial, politik, dan interaksi budaya memengaruhi evolusi musik di Indonesia. Misalnya, dalam pembahasan mengenai keroncong, Mintargo mengungkapkan bagaimana perpaduan unsur barat (khususnya pengaruh Portugis) dengan tradisi lokal, menghasilkan genre yang unik dan sarat makna historis.

Kekayaan Ragam Genre

Buku ini menyentuh berbagai genre, mulai dari musik tradisional, lagu perjuangan nasional, hingga genre populer seperti pop, rock, dan dangdut Misalnya pembahasan tentang dangdut, menggambarkan proses pergeseran dari orkes Melayu ke bentuk modern yang juga menggabungkan elemen musik India dan Barat. Dengan menyoroti peran figur-figur penting seperti Rhoma Irama, penulis berhasil menunjukkan bahwa musik bukan hanya hiburan semata, melainkan juga medium untuk menyuarakan identitas dan aspirasi masyarakat.

Bahasa dan Analisis yang Menggugah

Kontribusi bagi Wacana Kebudayaan

Buku Budaya Musik Indonesia memberi-

interpretasikan perjalanan musik sebagai cermin evolusi budaya bangsa Karya ini mengingatkan kita bahwa musik adalah medium yang selalu hidup, berkembang, dan mencerminkan jati diri masyarakat. Dengan m e

mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana musik telah dan terus memainkan peran penting dalam membentuk identitas serta semangat kebangsaan. Secara keseluruhan, Wisnu Mintargo berhasil menyuguhkan sebuah karya yang t i d a k h a n y a i n f o r m a t i f , t e t a p i j u g a menginspirasi untuk lebih mencintai dan mengapresiasi keberagaman musik Indonesia. Buku ini menjadi jendela bagi siapa saja yang ingin memahami hubungan antara sejarah, budaya, dan seni dalam ranah musik di tanah air.

Kesimpulan dan Rekomendasi

buku ini juga dapat menjadi sumber inspirasi untuk menggali lebih dalam akar-akar musikal yang membentuk lanskap musik Indonesia saat ini. Dengan wawasan yang luas dan analisis yang tajam, buku Budaya Musik Indonesia layak menjadi bacaan wajib bagi siapa saja yang ingin memahami musik tidak sekadar sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bagian dari sejarah, identitas, dan kebudayaan bangsa.

14,5 x 21 cm

Soft Cover 2018

uku Budaya Musik Indonesia karya

Wisnu Mintargo menawarkan telaah mendalam mengenai perjalanan dan transformasi musik di Indonesia Dalam karya ini, Mintargo mengajak pembaca menyelami ragam genre musik dari masa ke masa, mulai dari tradisi lokal yang sudah berakar lama hingga bentuk-bentuk musik modern yang mencerminkan globalisasi.

Dengan bahasa yang lugas dan analisis yang tajam, buku ini mampu merangkum kompleksitas musik Indonesia tanpa kehilangan esensi keindahan dan keberagamannya. Pembaca tidak hanya diajak untuk memahami fakta sejarah, tetapi juga untuk mengapresiasi nilai estetika dan budaya yang terkandung dalam setiap alunan musik. Pendekatan interdisipliner membuat buku ini cocok dijadikan referensi, baik bagi akademisi, maupun masyarakat umum yang ingin mendalami kekayaan budaya Indonesia.

Buku Budaya Musik Indonesia karya Wisnu Mintargo adalah buku yang informatif dalam membahas perjalanan musik di Indonesia dari berbagai sudut pandang sejarah, sosial, dan b u d a y a D e n g a n p e n d e k a t a n y a n g komprehensif, buku ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang musik sebagai produk seni, tetapi juga sebagai cerminan dinamika masyarakat dan identitas bangsa.

Buku ini sangat direkomendasikan bagi mahasiswa humaniora, serta siapa saja yang tertarik dengan kajian budaya dan sejarah Indonesia. Bagi peneliti dan akademisi dalam bidang humaniora, buku ini dapat menjadi referensi berharga dalam memahami

b a g a i m a n a m u s i k b e r k e m b a n g d a n berinteraksi dengan berbagai aspek kehidupan sosial. Selain itu, bagi para praktisi musik,

Oleh: Dosen Tamu Prodi Studi Humanitas Nugrahanstya Cahya Widyanta

Identitas

Bersinergi Mengatasi Tantangan dengan Iman Percaya

Pernahkah Kita Lelah Menghadapi Hidup?

Ketika tugas menumpuk, target belum tercapai, konflik belum selesai, dan harapan terasa jauh. Dalam kesibukan dunia akademik dan kompleksitas kehidupan kampus, kita k a d a n g m e r a s a s e a k a n - a k a n h a r u s menghadapinya sendirian.

Namun di tengah semua itu, ada satu suara lembut yang mengingatkan kita “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Itulah pengakuan iman Rasul Paulus.

Kegelisahan terkait pergumulan akan ‘segala perkara’ juga dituangkan dalam sebuah lagu yang dinyanyikan oleh Melitha Sidabutar. Lagu ini bukan hanya indah, tapi juga kuat. Ia menyuarakan pergumulan yang nyata, namun tidak berakhir dalam keputusasaan. Ia membawa kita kepada satu kesadaran bahwa kita tidak pernah sendiri. Tuhan adalah penolong yang setia di saat kita kuat, dan terlebih di saat kita lemah.

Mari kita mulai perenungan ini dengan hati yang terbuka, mengakui bahwa kita memang tidak mampu menghadapi segala perkara sendiri, tetapi bersama Kristus, dan bersama saudara-saudari seiman. Kita dimampukan untuk bertahan, bangkit, dan melangkah bersama. Dalam iman, kita diajak bersinergi. Karena hanya dengan bersinergi dalam Tuhan, kita dapat mengatasi setiap tantangan yang menghadang.

Paskah – Kebangkitan Kristus

Paskah adalah perayaan kebangkitan Kristus, titik balik dari kehancuran menuju kemenangan, dari kematian menuju kehidupan, dari keputusasaan menuju pengharapan. Kebangkitan Kristus menjadi dasar iman kita bahwa tidak ada tantangan yang terlalu berat ketika kita menghadapinya bersama Tuhan.

Filipi 4:10–20

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, Paulus menulis dengan penuh rasa syukur,

keterbatasan. Ia bersaksi bahwa dalam segala keadaan, kekurangan, maupun kelimpahan, ia mampu bertahan karena kekuatan yang

menekankan kekuatannya sendiri, tetapi bagaimana Tuhan bekerja melalui iman dan dukungan dari komunitas jemaat.

Paskah, Momentum untuk Bersinergi

K

UKDW sebagai institusi pendidikan tinggi

iman yang saling menguatkan, sebagaimana Paulus dan jemaat Filipi. Dalam ayat 14–16, Paulus secara khusus berterima kasih atas kesediaan jemaat untuk berbagi dalam penderitaannya. Mereka tidak hanya mendoakan, tapi juga mengirimkan bantuan nyata. Ini adalah gambaran sinergi yang berakar dari kasih dan iman yakni saling menopang, saling mendorong, dan saling memberi ruang untuk tumbuh bersama, bahkan di tengah penderitaan.

ketahanan iman. Keyakinan bahwa Tuhan mencukupkan segala kebutuhan kita sesuai dengan kekayaan dan kemuliaan-Nya (Filipi 4:19).

Ketahanan ini bukan sikap pasif, melainkan kekuatan aktif yang mendorong kita untuk mencari solusi, berinovasi, dan mengatasi tantangan bersama-sama. Bukan hanya antarunit, tapi juga antarindividu, dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, hingga alumni dan mitra eksternal dengan

persekutuan yang hidup.

Sinergi yang Memuliakan Allah

berdasarkan kasih dan iman, kita sedang membentuk sebuah kesaksian bahwa UKDW bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi komunitas iman yang hidup dan bergerak bersama Tuhan Seperti Paulus yang m

“Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selamalamanya!” (Filipi 4:20). Biarlah setiap kerja sama kita, sekecil apapun, mengarah pada kemuliaan Tuhan.

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) kembali mengadakan acara

P e n g e m b a n g a n S p i r i t u a l i t a s

Karyawan Muslim sebagai bagian dari upaya memperkuat Nilai-nilai Kedutawacanaan di lingkungan kerja. Kegiatan ini dilaksanakan di Auditorium Koinonia pada hari Jumat, 21 Maret 2025, dengan menghadirkan Prof. H. Ahmad Muttaqin, S.Ag., M.Ag., M.A., Ph.D., akademisi dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, sebagai penceramah utama.

Mengusung Tema “Menjadi Unggul Melalui Puasa” Dalam tausiahnya, Prof. Ahmad Muttaqin menyampaikan bahwa puasa bukan sekadar ibadah tahunan, tetapi juga sarana untuk m e n i n g k a t k a n k u a l i t a s d i r i d a n profesionalisme di dunia kerja Dengan menahan diri dari hawa nafsu, seseorang belajar mengembangkan disiplin, kejujuran, dan empati—nilai-nilai yang sangat penting dalam membangun etos kerja yang unggul dan harmonis.

Beliau juga menekankan bahwa puasa dapat menjadi momen refleksi diri serta membentuk kebiasaan positif seperti meningkatkan produktivitas dan kesabaran dalam menghadapi tantangan pekerjaan Dalam perspektif Islam, keberhasilan dunia dan akhirat dapat dicapai melalui pengelolaan diri yang baik, salah satunya lewat ibadah puasa yang dilakukan secara optimal. Partisipasi Pegawai dan Mahasiswa meskipun universitas ini berlandaskan nilainilai Kristen. Empat mahasiswa dari Keluarga Mahasiswa Muslim (KMM) UKDW juga turut berpartisipasi sebagai penerima tamu dan pembaca qiroah (ayat-ayat suci Al-Qur’an). Keterlibatan mereka menunjukkan sinergi yang baik antara mahasiswa dan staf dalam menciptakan suasana kerja yang harmonis dan spiritual.

Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen karyawan UKDW, termasuk Pegawai Akademik (PA), Pegawai Pendukung A k

mencerminkan semangat kebersamaan dan inklusivitas di lingkungan kerja UKDW,

menghadapi berbagai dinamika baik di ranah akademik, administratif, maupun sosial, memanggil kita untuk tidak berjalan sendirisendiri Kita dipanggil untuk bersinergi Dalam terang Paskah, sinergi bukan sekadar kerja sama teknis, melainkan persekutuan Iman Percaya yang Melahirkan Ketahanan

Dalam konteks akademik dan operasional UKDW, tantangan bisa berupa keterbatasan sumber daya, tekanan administratif, perubahan kurikulum, kebutuhan mahasiswa yang kompleks, hingga persoalan identitas, dan relevansi institusional Seperti Paulus, kita diajak untuk tidak berkutat pada

Paskah mengingatkan kita bahwa kehidupan baru yang Tuhan berikan adalah panggilan untuk bangkit dan berjalan bersama Warga UKDW diajak untuk bersinergi mengatasi tantangan, dengan iman percaya sebagai fondasi dan kasih sebagai perekat. Kiranya kekuatan Kristus yang bangkit memampukan kita semua untuk membangun ketahanan bersama demi masa depan UKDW yang bermakna, relevan, dan memuliakan Tuhan.

Selamat Paskah! Kristus bangkit, Dia menyertai kita! Mari bersinergi dalam iman, dan melangkah bersama dalam harapan [Pedro]

Lebaran. Paket tersebut berisi sembako dan kebutuhan Lebaran untuk membantu karyawan menyambut Hari Raya Idulfitri Inisiatif ini menjadi bentuk nyata kepedulian UKDW terhadap kesejahteraan karyawannya, terutama yang membutuhkan Pembagian paket ini juga memperkuat semangat gotong royong dan kepedulian sosial di lingkungan kampus.

tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dan kebutuhan spiritual karyawan Muslim. Acara ini juga menjadi sarana mempererat hubungan antarpegawai lintas agama dalam suasana yang inklusif. Dengan memahami makna spiritualitas dari berbagai perspektif, UKDW berupaya membangun lingkungan kerja yang kondusif, toleran, dan penuh kebersamaan.

Implementasi Nilai-Nilai Kedutawacanaan

Nilai-nilai Kedutawacanaan yang terdiri dari Ketaatan kepada Allah, Melangkah dalam Integritas, Melakukan yang Terbaik, dan Melayani Dunia terimplementasi dengan baik dalam kegiatan ini. Ketaatan tercermin dari tausiah dan pembacaan ayat suci AlQ

n kesungguhan terlihat dalam kerja sama para pegawai dalam menyelenggarakan acara Sementara itu, pembagian paket Lebaran mencerminkan semangat Melayani Dunia tanpa memandang latar belakang agama.

Penyaluran 140 Paket Lebaran

Sebagai bagian dari kegiatan ini, UKDW melalui LPKKSK (Campus Ministry) bekerja sama dengan Yayasan PTK Duta Wacana dan Rektorat UKDW membagikan 140 paket

Menjaga Toleransi dan Kebersamaan

Penyelenggaraan PSKM secara rutin setiap tahun menunjukkan komitmen UKDW dalam menghargai keberagaman agama. Meskipun merupakan institusi berbasis Kristen, UKDW

Acara PSKM di UKDW bukan sekadar kegiatan tahunan, tetapi juga langkah nyata dalam membangun budaya kerja yang religius, etis, dan produktif. Melalui tausiah inspiratif dan kegiatan berbagi, acara ini memberi manfaat spiritual dan sosial bagi semua peserta. Dengan terus mengadakan kegiatan serupa, UKDW menunjukkan bahwa nilai-nilai keberagaman dan toleransi tidak hanya menjadi konsep, tetapi benarbenar diterapkan dalam kehidupan kampus dan dunia kerja Semoga acara ini terus menjadi inspirasi bagi institusi lain dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan harmonis. [AK]

doc.Google

Studi Banding Komunitas Misa Kampus UAJY ke

Tim Ibadah Kampus UKDW: Membangun Sinergi Pelayanan Antar Kampus

Pada Selasa, 15 April 2025, Universitas

Kristen Duta Wacana (UKDW) menerima kunjungan dari Komunitas Misa Kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) dalam rangka studi banding ke Tim Ibadah Kampus UKDW Bertempat di ruang D.3.4 Gedung Didaktos, kegiatan ini berlangsung dari pukul 13 30 hingga 17.30 dan menjadi momentum penting dalam membangun relasi yang lebih erat serta memperkaya pelayanan rohani antar komunitas kampus.

Acara studi banding ini memiliki dua tujuan utama Pertama, untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap berbagai aspek penyelenggaraan ibadah yang selama ini mereka lakukan, mengidentifikasi area-area yang memerlukan pembenahan, dan merumuskan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan kualitas serta kekhidmatan ibadah di masa mendatang Kedua, pertemuan ini juga memiliki visi jangka panjang untuk membangun landasan nilainilai positif yang akan terus membimbing perkembangan tim, sekaligus menjalin hubungan yang lebih erat dan konstruktif dengan Komunitas Misa Kampus Atma Jaya, dengan harapan dapat tercipta sinergi yang memperkaya pelayanan kedua belah pihak.

Rangkaian kegiatan dimulai dengan sesi perkenalan antara anggota Tim Ibadah Kampus UKDW dan Komunitas Misa Kampus UAJY. Tidak hanya menyebutkan nama, para peserta juga saling berbagi latar belakang dan

harapan, membangun suasana akrab dan terbuka yang menjadi dasar diskusi mendalam berikutnya. Memasuki sesi kedua, masing-masing tim mempresentasikan program kerja yang telah dan akan dijalankan Tim Ibadah Kampus UKDW mengungkapkan keterlibatan mereka dalam ibadah rutin setiap Senin, serta partisipasi aktif dalam acara besar seperti International Reformed Theological Institute (IRTI) dan Youth Pre-Assembly ACT Alliance (ACT) Mereka juga menyoroti aksi peduli lingkungan melalui penanaman pohon mangga di Dusun Gower, Pati, sebagai bagian dari Program Pengembangan Spiritualitas

Smengenalkan nilai simbolik arsitektur kapel yang mencerminkan semangat persatuan berbagai sinode gereja pendukung UKDW. Hal ini memperkaya pemahaman akan sejarah dan identitas spiritual UKDW. Kegiatan ini ditutup dengan penuh rasa s

h w a perjumpaan ini bukan hanya sebatas kunjungan, tetapi menjadi awal dari kerja sama yang lebih luas Kedua komunitas berharap dapat saling mendukung dalam program-program pelayanan di masa depan melalui kegiatan bersama, berbagi sumber daya, dan membangun jejaring pelayanan mahasiswa lintas kampus yang kuat. Melalui pertemuan ini, semangat persaudaraan dan kolaborasi semakin diteguhkan Sinergi yang terbangun diharapkan tidak hanya terbatas pada

alatiga, 4–5 April 2025 — Akhir pekan

pertama di bulan April menjadi momen yang penuh makna dan kenangan bagi para volunteer Lembaga Pelayanan

Kerohanian, Konseling dan Spiritualitas Kampus (LPKKSK) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Bertempat di Camping Ground D’Emmerick Salatiga, acara Capacity Building digelar selama dua hari. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, menguatkan semangat, serta mempererat hubungan antar relawan. Dengan tema “Sukses sebagai Mahasiswa dan Sukses sebagai Relawan”, acara ini bukan hanya soal pelatihan, tetapi juga menjadi tempat untuk berbagi pengalaman, belajar bersama, dan menikmati waktu berkualitas dengan temanteman.

Hari Pertama: Cerita, Canda, dan Api Unggun yang Menghangatkan Hati

Hari pertama dimulai dengan sebuah sesi sharing antar relawan Setiap peserta diberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman mereka selama menjadi bagian dari LPKKSK UKDW. Tidak hanya tentang hal-hal besar atau momen-momen penuh tantangan, tetapi juga cerita-cerita kecil yang sering kali terlupakan namun penuh makna. Sesi ini menjadi ajang untuk saling menguatkan, memberi dukungan, dan tentunya juga diselingi dengan tawa. Banyak dari mereka yang merasa terbantu untuk lebih memahami peran sebagai mahasiswa sekaligus relawan yang memiliki tanggung jawab besar terhadap komunitas.

Setelah sesi sharing, acara dilanjutkan dengan Malam Inagurasi, yang menjadi salah satu puncak acara yang paling dinantikan. Setiap divisi di LPKKSK UKDW diberikan k e s e m p a t a n u n t u k m e n u n j u k k a n kebolehannya melalui penampilan yang p e n u h k r e a t i v i t a s D i v i s i D e k o r a s i menampilkan Tarian Boria yang penuh semangat dan sangat enerjik, sementara Divisi Musik tampil memukau dengan Tarian Daerah yang menggambarkan kekayaan budaya Indonesia.

Divisi Humas & PKK tidak kalah seru dengan Live Drama yang menghibur seluruh

peserta, membawakan kisah-kisah lucu namun mengandung pesan moral yang dalam. Tidak hanya itu, Divisi Media Sosial juga tampil kekinian dengan Dance TikTok, yang membuat semua orang ikut bergoyang. Divisi Liturgi & BPH menutup malam dengan penampilan yang sangat unik, Oprekan, yaitu permainan musik menggunakan alat sederhana yang tak terduga, tapi sukses menyentuh hati semua peserta.

Setelah pertunjukan selesai, acara dilanjutkan dengan kegiatan yang sangat menyenangkan. Duduk bersama di sekitar api unggun sambil menikmati makan malam ala BBQ adalah momen keakraban yang sulit dilupakan. Semua peserta merasa semakin dekat satu sama lain. Suasana malam yang sejuk di tengah alam membuat semua orang m e r a s a n y a m a n d a n h a n g a t d a l a m kebersamaan itu.

Hari Kedua: Bergerak, Bermain, dan Merenung

Hari kedua dimulai dengan senam bersama y a n g m e n j a d i p e m a n a s a n y a n g menyenangkan sebelum melanjutkan ke

Sesi ketiga menjadi ruang interaktif bagi kedua tim untuk saling bertanya, berbagi tantangan dan solusi kreatif. Sesi ini membuka peluang kolaborasi di masa depan, dengan semangat saling melengkapi dalam pelayanan ibadah kampus Menjelang akhir kegiatan, Tim Ibadah Kampus UKDW mengajak tamu berkunjung ke Kapel UKDW. Di sana, mereka M a h a s i s w a ( P 2 S M ) S e m e n t a r a i t u ,

Komunitas Misa Kampus Atma Jaya menyampaikan program rutin mereka berupa misa kampus setiap Jumat akhir bulan, program penanaman pohon, serta rencana bakti sosial sebagai bentuk konkret pelayanan kepada masyarakat.

terimplementasi dalam bentuk kegiatan bersama, proyek pelayanan yang saling melengkapi, atau bahkan berbagi sumber daya untuk mencapai dampak yang lebih signifikan bagi kehidupan spiritual mahasiswa Jalinan persaudaraan antar kampus yang telah terbentuk melalui studi banding ini diharapkan terus menguat, menciptakan jaringan dukungan yang positif dan konstruktif, serta memotivasi kedua tim untuk terus bertumbuh, berinovasi, dan memperkuat semangat pelayanan demi kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama. [Mica-TIK]

Sukses Jadi Mahasiswa & Relawan: Keseruan Capacity Building Volunteer LPKKSK UKDW di Salatiga

doc.Pribadi doc.Goggle

kegiatan yang lebih seru Senam ini tidak hanya sekadar gerakan fisik, tetapi juga mengingatkan para peserta untuk selalu menjaga kesehatan tubuh, yang tentunya sangat penting bagi peserta yang sering bergerak aktif dalam kegiatan.

Setelah senam, acara dilanjutkan dengan outbound yang dirancang untuk mempererat kerja sama antar peserta Permainanpermainan yang penuh tantangan ini mengharuskan setiap peserta untuk saling bekerja sama, mengandalkan kekuatan tim, serta berpikir kreatif. Kegiatan outbound ini bukan hanya melatih fisik, tetapi juga m e m p e r k u a t r a s a k e b e r s a m a a n d a n kepercayaan antara satu dengan yang lainnya. Melalui kegiatan ini, peserta kembali diingatkan tentang pentingnya bekerja dalam tim, terutama saat menghadapi tantangan.

Setelah kegiatan outbound yang seru, acara diakhiri dengan sesi Refleksi yang dipandu oleh staff LPKKSK UKDW. Di sinilah setiap peserta diberikan kesempatan untuk merenung, menggali pengalaman pribadi, dan m e n i l a i s e j a u h m a n a m e r e k a t e l a h berkembang sebagai individu maupun sebagai

Harapan untuk Masa Depan

Setelah dua hari penuh dengan kegiatan yang bermakna, para peserta merasa kembali diperbaharui semangatnya Banyak dari mereka yang berharap acara seperti ini bisa diselenggarakan secara rutin setiap tahun. Bukan hanya sebagai ajang untuk bersenangsenang, tetapi juga sebagai kesempatan u n t u k t

r u s b e l a j a r , b e r k e m b a n g , mengembangkan kapasitas diri, dan tentunya mempererat hubungan antar volunteer.

“Acara seperti ini benar-benar membawa kami lebih dekat satu sama lain. Rasanya sangat menyenangkan bisa berbagi pengalaman, belajar bersama, dan akhirnya kembali ke kampus dengan semangat baru untuk melayani lebih baik,” ujar salah satu peserta dengan senyum lebar. bagian dari tim. Sesi refleksi ini memberikan ruang bagi peserta untuk melihat kembali perjalanan sebagai relawan, sekaligus untuk merencanakan langkah-langkah ke depan dalam meningkatkan kualitas diri dan kontribusi bagi sesama Dalam sesi ini, pemateri menyampaikan 3 (tiga) poin utama yang senantiasa harus diingat oleh tiap peserta, yaitu kesatuan hati, kesatuan visi dan kerjasama tim yang solid. Tiga sudut pandang ini diharapkan dapat menjadi penerang dan panduan bagi tiap anggota volunteer TIK, Tim DNTZ UDKW dan Tim PKK Live ketika melaksanakan tugas mereka masing-masing Di akhir Refleksi, tiap peserta diminta membuat sebuah komitmen untuk mencapai kesatuan hati, kesatuan visi, dan kerjasama tim yang solid Dengan latihan ini mereka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis sebagai volunteer.

Dengan suksesnya acara ini, para volunteer LPKKSK UKDW siap menghadapi tantangan baru dengan semangat yang lebih tinggi dan hati yang lebih terbuka. Mereka berharap bisa terus memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menjadi volunteer yang tidak hanya cerdas, tetapi juga penuh kasih dan peduli. [Pedro-TIK]

Office of International Affairs

UKDW Student Participates in International Student Exchange Program in Germany

One of the students from Universitas

Kristen Duta Wacana (UKDW), Beatrice Dwi Putri Rustandi, a student of the Informatics Study Program, is currently participating in an international student exchange program titled the International Study Programme (ISP) at Evangelische Hochschule Rheinland-Westfalen-Lippe (EvH Bochum), Germany. This program is fully funded by Come in – United Evangelical Mission (UEM) and involves participants from various countries, including Indonesia, Tanzania, South Africa, and Rwanda.

During the program, Beatrice is studying a variety of topics in the field of Social Work, delivered through three interdisciplinary modules:

● A r t i s t i c E d u c a t i o n a n d M e d i a Competence, focusing on film as an ethical experience, cross-cultural artistic work, and a dance theatre project titled “My Space Your Space.”

● Intercultural and International Social Work, which covers postcolonial feminism, interdisciplinary discussions on human rights, social services for refugees, and global health challenges in the context of diakonia.

● Health, Disability, Diversity, offering international perspectives on inclusion, diversity, and field practices in social contexts.

Beatrice’s learning experience in Germany extends beyond the classroom. She actively

participates in various social and cultural activities that are part of the program. She is involved in the Buddies program an initiative aimed at fostering cultural exchange between international students and local students at EvH Bochum Through this program, Beatrice not only gains firsthand insight into German life and culture, but also introduces Indonesian culture to local students. These interactions create a space for

intercultural dialogue, enriching the perspectives of all participants.

In addition, Beatrice takes part in Kirchentag, or the German Protestant Church

Kirchentag/DEKT), which is the largest church event in Germany and one of the biggest Protestant gatherings in the world. Held over four days in Hannover, Kirchentag brings together thousands of people from diverse

Fostering Social Engagement: UKDW and

PolyU

Universitas Kristen Duta Wacana

(UKDW) Yogyakarta is collaborating with The Hong Kong Polytechnic University (PolyU) for the 2025 International Service Learning (ISL) program. The 2025 ISL program is scheduled to take place in July 2025, involving around 80 UKDW students and 90 PolyU students.

To prepare the program,... atau "prior to the program implementation, a team from PolyU conducted a Pre-Visit on Tuesday and Wednesday, April 29-30, 2025. The PolyU representatives included Renee Leung (Staff from the Service Learning and Leadership Office), Dr Pauli Lai and Mr Ivan Lau (Faculty members from the Department of Electrical and Electronic Engineering), Mr. Savio Lee (School of Optometry), Dr. Patrick Kor, and Mr. John Wong (Faculty members from the School of Nursing).

The Pre-Visit began with a meeting between the PolyU representatives, the Institute of Research and Community Service UKDW team, and supervisors from UKDW This meeting was held on Tuesday, April 29, 2025, in the Rev. Dr. Harun Hadiwijono Meeting Room During the meeting, Renee Leung expressed her gratitude to UKDW for continuing and further developing the collaboration with PolyU through the

backgrounds to celebrate their faith through discussions, worship services, concerts, and social activities. Beatrice’s participation in this event, alongside her fellow ISP participants, is a meaningful spiritual and intercultural experience.

Beatrice also participates the Spring School themed “Justice and Sustainability for Unified Societies ” This program is a collaborative effort among several prominent European universities, including EvH Bochum, Hogeschool Utrecht, Erasmus University, Avans University of Applied Sciences, Bochum University of Applied Sciences, and Ghent University. During the program, participants explore issues related to sustainability, renewable energy, and social justice while building networks with students from the Netherlands, Finland, Belgium, and other countries.

Beatrice’s involvement in this exchange program reflects UKDW’s commitment to encouraging students to actively engage in global forums, broaden their intercultural understanding, and make meaningful contributions to international social issues. This experience is expected to inspire other students to confidently take steps into the global arena.[Beatrice]

Enhance International Service-Learning Initiatives

International Service-Learning program.

"This year, we will bring three teams from different academic backgrounds. The Health Team from the School of Nursing will provide health services for the elderly in villages. The Eyecare Team from the School of Optometry will conduct eye examinations for kids Meanwhile, the EEE Team from the Department of Electrical and Electronic Engineering will serve about 160 kids by delivering IT workshops and organizing an IT Fun Fair to spark creativity and enhance

digital literacy among local students," said Renee.

During the meeting, the service scopes for each program were agreed upon. The Health Team will focus on health and nutritional assessments, health education/exercise, and cognitive assessment. The Eyecare Team will organize and implement community vision screening and eye care education supervised by professional teachers and optometrists. The EEE Team will focus on expected outcomes and deliverables such as delivering workshops

covering basic IT topics (computer hardware, software, internet, and cybersecurity), as well as advanced subjects like coding, robotics, and artificial intelligence They will also organize an IT Fun Fair to showcase students’ IT skills and products—such as robot cars, games, apps, and websites—while inviting the community and local students to engage and learn.

As part of the Pre-Visit activities, the PolyU team also conducted site visits and preliminary assessments at Kalurahan Argosari, Kapanewon Sedayu, the ISLHealth Program location, SD Teruna Bangsa and SD Kalam Kudus for the ISL-Eyecare Program, and SMP Kalam Kudus for the ISLEEE Program In addition, they visited potential Cultural Tour sites, including Borobudur Temple, Prambanan Temple, YAKKUM Rehabilitation Center (PRY), and Yayasan Insani Down Syndrome Indonesia (YIDSI).

Through this Pre-Visit, PolyU and UKDW hope that the 2025 ISL program will run successfully and bring not only positive impacts to the community but also valuable lessons and experiences to both UKDW and PolyU students. [anna iit]

doc.Pribadi
doc.Pribadi

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.