Wawancara Arief Anshory: Harga BBM Harus Naik Muncul kabar yang dikeluarkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik, bahwa dalam waktu dekat ini pemerintah akan menaikkan harga BBM bersubsidi. Kebijakan kenaikan BBM ini berbeda dengan kebijakan-kebijakan sebelumnya. Kebijakan baru ini berisi tentang pemberlakuan dua harga BBM bersubsidi. Berikut adalah wawancara dengan dosen mengenai kabar kenaikkan harga BBM.
Nama : Arief Anshory Yusuf Pendidikan : 2008, PhD in economics, The Australian National University, Australia 2002, MSc in environmental and resource economics, University College London, UK 1997, Bachelor in economics, Padjadjaran University, Indonesia
Bagaimana tanggapan Bapak mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi? Sudah jelas harus naik. Alasan pertama karena tidak efisien. Banyak orang menganggap BBM itu murah. Padahal pada tahun 2004 kita sudah tidak mengekspor tetapi mengimpor minyak dengan harga Rp9.000,00 per liter sehingga beban yang ditanggung sebesar Rp5.000,00 dari setiap liter, padahal subsidi itu menggunakan APBN yang sumber nya berasal dari rakyat. Kedua, membuat polusi, dikarenakan murah sehingga pemakaian terus padahal sebenarnya merusak alam dan lingkungan. Ketiga, membuat insentif untuk renewable energy menjadi tidak ada atau tidak berkembang. Keempat, tidak adil karena yang diuntungkan adalah 5% orang terkaya yang memiliki mobil. Bayangkan jika anggaran 300 triliyun untuk pembangunan insfrastruktur. Sebagai contoh di Seoul, Korea Selatan, MRT dibangun dengan biaya 3 triliyun, jadi terbayang bagaimana jika alokasi subsisdi BBM dialihkan untuk pembangunan infrastruktur.
13