2 minute read

Ekonomi: Harga Emas Turun, Angin Segar Bagi Perekonomian

Ekonomi

Harga Emas Turun, Angin Segar bagi Perekonomian

Advertisement

Terpantau harga emas merosot ke titik terendahnya terhitung sejak awal tahun 2013 yang pergerakkannya terus menerus mengalami penurunan harga, makin mendorong munculnya banyak pertanyaan: “Kenapa emas terasa tidak bergairah dan terus meluncur turun?”

Grafik harga LM 10 gram 6 bulan terakhir

Salah satu penyebab utama anjloknya harga emas dikarenakan Cyprus berencana untuk menjual cadangan emas mereka hingga mencapai 14 ton. Penjualan tersebut merupakan bagian dari kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) agar bisa mendapatkan bailout. Persetujuan bailout krisis Cyprus dengan pinjaman dari Uni Eropa sendirimemberikan pengaruh positif kepada negara – negara dengan perekonomian besar di dunia seperti Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan China karena sedikit meredakan kekhawatiran atas krisis Eropa.

Ekonomi

Namun, kesepakatan tersebut berimbas dengan berkurangnya daya tarik logam mulia sebagai penyimpan kekayaan karena penjualan emas Cyprus dikhawatirkan akan diikuti oleh negaranegara zona euro yang dililit utang lainnya, seperti Italia dan Portugal dan membuat emas berada pada posisi yang “ditinggalkan”. Padahal selama beberapa dekade ini, emas selalu dianggap sebagai investasi safe haven, tempat untuk mengamankan kekayaan apabila terjadi ketakutan akan gejolak di pasar, pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi yang lemah atau penurunan nilai dolar AS.

Selain itu, Sentimen Risk Apetite (minat terhadap risiko) di kalangan pelaku pasar pun terus menekan harga emas karena pelonggaran moneter yang sangat agresif dari Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) karena penurunan nilai inflasi global dibanding sebelumnya.

JP Morgan Chase telah melakukan survei di

30 negara di dunia yang dapat dianggap

mewkili 90 persen dari perekonomian du-

nia menjelaskan bahwa setiap tahun nilai

inflasi terus turun dan pada Februari 2013 ini inflasi berada pada kisaran 2,5 persen (kompas.com).

Apabila kondisi inflasi turun maka nilai tukar uang akan naik sehingga akan banyak investor yang menjual emas untuk membeli saham – saham unggulan serta akan lebih memilih berinvestasi di sektor riil. Hal tersebut terlihat dari laporan pendapatan perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Wall Street dan bursa lainnya menunjukkan kecenderungan positif dalam operasional maupun pengembangan lini perusahaan.

Gejala – gejala tersebut memberikan ruang dan alasan psikologis yang lebih besar untuk membuat investor – investor yang menganalisis gejala tersebut untuk melepas emasnya dan beralih investasi ke produk-produk yang lebih beresiko dan menghasilkan yield lebih tinggi.

Dapat dikatakan bahwa terjadi suatu anomali terhadap harga emas. Saat perekonomian naik maka harga emas akan memperlihatkan kecenderungan turun dan investasi di berbagai sektor meningkat. Begitu pula sebaliknya, apabila perekonomian dunia memburuk, harga emas justru akan melesat naik.

Dari sisi investasi, diharapkan para investor lebih memanfaatkan peluang turunnya harga emas ini untuk meningkatkan dan mengoptimalisasi investasi di bidang sektor riil karena dapat dikatakan hingga saat ini kondisi sektor keuangan Indonesia masih sangat berpotensi tinggi untuk mengganggu stabilitas ekonomi sehingga apabila krisis keuangan kembali menghantam dunia, Indonesia pun memiliki potensi yang besar untuk mengalami krisis ekonomi yang berkepanjangan seperti yang terjadi pada tahun 1998.

Meskipun begitu keputusan investasi tetap kembali pada tiap investor tergantung kepentingannya masing – masing, apakah ingin berinvestasi di sektor keuangan, sektor riil, atau bertahan pada investasi emas. (Rahma)

This article is from: